Suamiku Ternyata Mafia Penolong Dari Orang-Orang Toxic
"Emmm .... emmm .... emmm ...."
Seseorang meminta tolong agar lakban yang ada di dalam mulutnya segera di lepas. Wanita cantik itu langsung menatap pria yang berambut gondrong serta, kini sedang memegang pisau kecil dengan penuh amarah.
"Lho bisa diam enggak, sih!" sentak pria tersebut.
"Emm ... emm ... emm ....!"
Wanita cantik itu tidak bisa bicara, dia hanya bisa berteriak-teriak dengan mulut di lakban. Karena merasa risih serta, berisik pria itu pun langsung membuka lakbannya dengan keras, sehingga wanita itu meringis karena kesakitan.
"Aduh, sakit sekali bibirku!" Wanita itu sambil mengusap bibirnya yang mungil.
Pria itu hanya memutarkan matanya dengan malas. Dia menatap gadis itu dengan tatapan tajam. Apalagi, Chaha merasa ketakutan saat melihat pria itu sambil mengusap-ngusap pisaunya. Dia hanya menelan salivanya dengan susah.
"Hey, pria gila! Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku? Berani sekali kamu membawaku kesini, hah!" sentak Chaha.
Dengan berani gadis kecil itu membuka suaranya. Padahal, dirinya sangat takut dengan pria itu. Tomi pun langsung melayangkan pisaunya di depan gadis itu, sontak membuat gadis cantik itu membulatkan matanya.
"Hey, gadis cantik, kenapa kalau aku menculikmu? Bukankah sekarang kau jadi milikku?" Tommy tertawa mengejek dengan masih melayangkan pisaunya.
"Hey, sejak kapan aku jadi milikmu? Lagian, aku enggak sudi jika harus jadi istrimu!" sentak Chaca.
Pria itu tertawa terbahak-bahak lalu, pisaunya mendekatkan hampir menyentuh leher gadis kecil itu. Chaca mencoba untuk tidak berteriak, dia hanya mencoba untuk menelan saliva nya dengan susah.
"Apakah kamu enggak tau? Kalau Ibumu telah menjualmu kepadaku?" ucap Tomy.
Chaca merasa kaget saat Tomy berkata seperti itu. Dia juga merasa kecewa kepada sang Ibu yang telah menjual dirinya kepada pria yang sangat menakutkan serta, terlihat brengsek. Akan tetapi, dia tidak bisa percaya begitu saja kepada pria yang baru di kenalinya.
"Jangan bohong kamu! Aku tau kamu hanya ingin memanfaatkan ku 'kan! Kamu pikir aku bodoh? Tidak!" sentak Chacha sambil menatap tajam Tomy.
Pria itu merasa kesal mendengar perkataan Chaha. Dia langsung menjambak rambut wanita cantik itu, sehingga Chaca meringis kesakitan. Tomy pun tidak memperdulikan wanita yang kini sedang duduk di kursi merasa kesakitan.
"Enggak percaya? Wanita tolol sepertimu mana mungkin percaya!" Tomy langsung melepaskan rambut yang dia tadi Jambak dengan kasar.
"Awww ...." Wanita cantik itu meringis kesakitan. Baru pertama kali dia bertemu dengan pria yang begitu sangat kasar. Chaca juga merasa kecewa kepada Ibunya yang telah menjualnya kepada pria yang sangat kejam.
Tomy bertepuk tangan tiga kali lalu , muncul tiga orang pria dengan tubuh kekar serta, wajahnya sangat seram khas seperti preman. Tiga pria itu menundukkan kepalanya lalu, menatap bosnya itu.
"Maaf, ada apa, Bos memanggil kita?" tanya Cecep.
"Kalian antar gadis itu ke rumah orang tuanya. Biar dia bisa menyakinkan sendiri mendengar ucapan Ibunya. Setelah selesai, bawa dia kembali!"
Pria itu langsung membuka tali yang mengikat tangannya lalu, mendorong Chaca sampai terjatuh ke lantai. Chaca merasa sangat geram melihat perlakuan pria itu, dia tidak sudi bila harus menikah dengan dia.
Chaca langsung bangun saat tiga pengawal itu langsung menyuruhnya untuk berdiri. Dia langsung di suruh berjalan untuk naik ke dalam mobil. Chaca pun tidak mau bikin keributan disana, dia langsung melakukan perintah pengawal itu.
Saat sudah berada di dalam mobil, Chaca langsung masuk ke dalam mobil. Dia menatap pria yang kini sedang duduk di kursi sambil menyilangkan satu kakinya.
"Aku ga sudi, ga rela jika keperawananku nanti di berikan kepada pria kejam itu! Batin Chaca."
Pria itu bukan pria idamannya, Chaca tidak mau menikah dengan pria yang bukan dia cintai. Dia berharap Ibu tidak menjual dirinya. Chaca yakin, apa yang di ucapkan pria gila itu hanyalah rekayasa.
Disepanjang jalanan, dia menatap pria yang sangat dia kenal. Chaca menggelengkan kepala karena tidak percaya kalau pria yang kini sangat dia cintai telah berkhianat. Akan tetapi, Chaca mengucek matanya, berharap itu hanya hayalan. Setelah, dia melihat kembali pria itu, benar saja dia telah berselingkuh dengan wanita lain.
"Kamu tega banget, mengkhianati aku, Riko! Kamu penghianat, pria brengsek batin Chaca."
Wanita cantik itu mengepalkan kedua tangannya. Dia merasa sangat hati serta, kecewa dengan apa yang di lakukan oleh Riko. Padahal, Riko sudah berjanji sebulan lagi akan melamar dirinya. Akan tetapi, kini hanya angan-angan saja kepercayaan itu.
"Baiklah, jika itu mau kamu, aku akan mundur Riko! Aarhggg .... Pria sialan! Batin Chaca."
Wanita cantik itu menggerutu di dalam hati. Tiba-tiba, air matanya menetes membasahi wajah cantiknya saat mengingat pengkhianatan yang di lakukan oleh Riko. Rasa sakit yang membuat dadanya begitu sesak, hatinya begitu sangat remuk.
# Mobil yang di kendarai oleh Jamal kini sudah sampai di sebuah rumah yang dia tuju. Pria itu pun segera menghentikan mobilnya lalu, segera keluar dari mobil tersebut.
"Segeralah keluar dari mobil!" sentak Jamal.
Chaca pun segera keluar dari mobil tersebut, dia menatap rumah yang dua hari lalu dirinya masih tinggal disana. Chaca pun dengan berat hati, berjalan memasuki ke dalam rumah tersebut.
"Oya, aku kasih kamu waktu satu jam!" ucap Jamal dengan tegas.
Chaca menatap Jamal, dia hanya menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia berharap saat bertemu dengan Ibunya, tidaklah benar.
"Tok ... tok ... tok ...."
Chaca mengetuk pintunya lalu, membuah handle pintu tersebut. Lalu, berjalan ke dalam rumah tersebut. Dia menatap Ibunya serta sang Ayah sedang menikmati secangkir kopi.
"Ayah, Ibu ...." panggil Chaca.
Ayah Tio serta, Ibu Maya membulatkan matanya saat putrinya datang menghampiri. Karena tidak mau merasa ada sesuatu yang di curigai, Ibu Maya pun langsung berjalan menghampiri Chaca.
"Hello, apa kabar, Sayang?" tanya Ibu Maya tersenyum.
"Ibu apakah benar telah menjualku kepada pria kejam itu?" tanya balik Chaca.
"Emm ... anu ...." Ibu Maya merasa bingung harus berkata apa.
"Kenapa ga jawab pertanyaanku? Apakah benar, Ibu telah menjualku kepada pria gila itu?" tanya Chaca sekali lagi.
"Kalo iya, kenapa? Masalah buat kamu?" Ibu Maya tersenyum sinis.
Chaca merasa sangat emosi, dia langsung menampar Ibu Maya karena merasa tidak terima dirinya telah di jual kepada pria yang bukan di cintai.
"Benar-benar gila, ya, kenapa menjualku, hah!" sentak Chaca.
Ibu Maya pun menampar balik Chaca, dia terima dengan tamparan yang dilakukan oleh putrinya, "anak durhaka! Berani sekali menampar Ibumu!" sentak Ibu Maya.
"Aku begini karena Ibu kejam! Kenapa tega menjual kepada pria gila itu!" Chaca menaikan nadanya dengan tinggi.
"Aku punya alasan kenapa menjualmu!"
"Karena kamu ...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments