Anak?

"Aku tidak mau menikah!" ucap Agatha dengan percaya diri.

"Tapi kau mau kan tinggal bersama Bibi?" tanya Bibinya lagi.

"Aku setuju saja kalau Mama mengizinkan ku untuk tinggal bersama Bibi" ucap Agatha

"Tenang saja, Bibi yang akan bicara pada mama mu jadi sekarang lebih baik kau siapkan barang-barang mu. Besok ikut Bibi pulang ke rumah," kata Bibinya dengan penuh semangat.

"Kenapa secepat itu? Ini kan masih liburan," Agatha tak percaya kenapa Bibinya itu begitu terburu-buru ingin mengajaknya tinggal bersama.

"Lebih cepat, lebih baik Agatha!" ucapnya sambil tersenyum.

"Bibi ini aneh deh" Agatha mengernyitkan wajah dan sedikit memiringkan kepalanya menatap Bibi dengan curiga.

"Bibi mau temui mama mu dulu" ucap Bibinya kemudian pergi meninggalkan Agatha.

"Yakin sekali akan diizinkan" gumam Agatha.

...****************...

Akhirnya Agatha pindah juga ke rumah Bi Nora, ia tak menyangka mamanya bisa secepat itu memberikan keputusan dan tanpa syarat pada Bibi hingga mau mengizinkannya tinggal bersama Bibi nya.

"Selamat datang di rumah Bibi!" ucap Bi Nora dengan senang.

"Kalau ada Agatha pasti tidak akan bosan lagi," ucap Bibinya.

"Aku mau ke kamar dulu mau membereskan semua barang-barangku" ucap Agatha yang hendak menarik kopernya.

"Tunggu sebentar! Ada yang mau Bibi kenalkan padamu" Bibi dengan cepat mengambil alat pengeras suara.

"Apa?" Agatha mengerutkan dahinya tidak mengerti maksud Bibi dengan mengenalkan, bukankah selama ini Bibinya tinggal sendirian kecuali pembantu rumah, lalu siapa yang akan dikenalkannya? Apa pacar baru Bibi?

"Anak-anak, semuanya turun ke bawah sekarang juga!" teriak Bibi dengan keras melalui alat pengeras suaranya itu.

"Ha? Anak-anak? Sejak kapan Bibi punya anak?" Agatha tampak terkejut karena Bibi semakin membuatnya bingung.

Dari lantai dua, keluarlah tiga pria tampan dari kamarnya masing-masing yang kelihatan masih seumuran dengan Agatha.

"Ada apa sih? Pagi-pagi sudah teriak-teriak gak jelas," keluh pria yang menurut Agatha memiliki wajah yang sangat manis dan cantik dengan rambutnya yang agak gondrong. Tapi kelihatannya rambut pria itu lebih bagus dan halus dari rambutnya sendiri yang tak pernah ia rawat seperti kebanyakan perempuan lainnya yang suka melakukan perawatan di salon. Ia sudah lama tak pernah ke salon dan ia sendiri juga sudah lupa kapan terakhir kalinya ia pergi ke salon.

“Kenapa sih, harus panggil kami semua turun?” ucap si cowok yang berambut pirang.

“Semuanya ayo cepat turun sekarang juga!” teriak Bi Nora lagi.

“Iya, iya… apa tidak bisa di pelan kan sedikit suaranya, kupingku bisa sakit nih” sedangkan cowok yang satu lagi hanya bisa mendesah.

Menurut Agatha, mereka semua rata-rata memiliki postur tubuh yang tingginya kira-kira 180 cm.

“Mereka anak Bibi?” tanya Agatha sambil mengerutkan dahinya.

“Tentu saja bukan, mereka bertiga kos di rumah Bibi" ucapnya sambil tertawa.

"Bukankah Bibi bilang padaku kalau Bibi tinggal sendirian di rumah ini? Tapi kenapa sekarang ada tiga pria yang tinggal di rumah ini?” sebelah alis Agatha terangkat ke atas dengan sikap tak percaya.

“Ayolah Agatha, jangan marah pada Bibi” Bi Nora tahu kalau keponakannya sudah sangat marah kepadanya karena telah membohonginya.

"Aku mau pulang saja!” Agatha segera menarik kopernya, tapi dengan cepat Bibi menahan tangannya.

“Masa kau mau pulang begitu saja?” tanya Bibinya mulai panik.

Agatha mengeluarkan suara serak dengan nada kecewa, “Bibi telah membohongiku!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!