Bab 5 Tawar-Menawar

Suasana berubah hening di ruangan tamu Asyer Estate.

Empat orang saling terdiam di ruangan itu tanpa ada yang bersuara.

Pamela masih tak percaya bahwa pengusaha estate itu adalah pria asing dengan penutup kain di wajahnya yang dia temui di luar Asyer Estate.

Tangan Pamela gemetaran, terdiam kaku hingga dia tak mampu bersuara sedikitpun.

Keringat terus mengalir membasahi kening Pamela tanpa hentinya sedangkan pandangannya tertunduk dalam.

Rikuh, perasaan yang dirasakan oleh ketiga orang itu saat bertatap muka dengan pria asing yang ternyata dia adalah pemilik tempat indah ini yang dikenal dengan Asyer Estate.

"Sekarang kalian sudah tahu bahwa aku adalah pengusaha estate yang kalian cari-cari lantas apa keinginan kalian setelah bertemu denganku", kata pria asing membuka pembicaraan.

Pengusaha estate masih mengenakan penutup kain di wajahnya tanpa berniat melepaskannya meski semua orang telah tahu bahwa dia adalah pengusaha terkenal di ibukota ini.

Pamela melirik Blanco sembari menyikut lengan tangan suaminya supaya berbicara.

Tampak Blanco menarik nafas dalam-dalam, mencoba menata hatinya tetap tenang sebelum dia memulai pembicaraan dengan pengusaha estate yang ada dihadapannya saat ini.

"Se-sebenarnya kedatangan kami memiliki maksud tertentu tapi kami tidak tahu harus memulainya darimana untuk menyampaikan maksud kami ini", ucap Blanco.

"Ya, katakan saja, apa maksud kedatangan kalian kemari", sahut pengusaha estate.

Blanco menoleh ke arah Pamela sejenak sebelum dia melanjutkan pembicaraan ini lebih serius.

Tampak Pamela mengangguk pelan dengan sorot mata serius.

Blanco mengenali isyarat dari Pamela kemudian melanjutkan ucapannya kepada pengusaha estate.

"Kedatangan kami hendak menyampaikan sesuatu tapi kami berharap anda tidak keberatan atas niat kami kemari", kata Blanco.

Blanco mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya lalu menyodorkan sebuah map ke atas meja tamu.

Pengusaha estate melirik tajam ke arah meja tanpa berkata apa-apa.

"Tujuan kami sangat mendesak karena itulah kami mencari anda ke ibukota meskipun kami tidak mengenali anda tapi kami bersikeras bertemu anda disini", kata Blanco.

"Lalu apakah itu ?" tanya pengusaha estate sembari menunjuk ke arah sebuah map di atas meja.

"Map ini berisi sertifikat tanah perkebunan Luhan dan kami berniat menjual tanah tersebut kepada anda karena itulah kami mencari anda hingga ke ibukota", sahut Blanco tanpa ragu sedikitpun.

"Aku benar-benar tidak mengerti maksud ucapanmu ini, aku juga tidak mengenalimu lantas jaminan apa yang bisa membuatku yakin bahwa kalian dapat kupercayai", kata pengusaha estate.

"Kami bisa menjadi jaminannya...", sahut Blanco.

"Kalian... ?" tanya pengusaha estate terkejut.

"Benar, kami akan menjadi jaminannya, anda bisa menaruh kepercayaan kepada kami jika anda ragu akan keaslian serifikat tanah perkebunan Luhan", sahut Blanco.

Terdengar suara parau dari arah sang pengusaha saat dia berbicara lagi.

"Demi tanah perkebunan ini, kalian begitu rela menjadikan diri kalian sebagai jaminannya, sebegitu pentingkah tanah itu bagi kalian", ucapnya lalu menatap tajam ke arah Blanco serta Pamela secara bergantian.

Pengusaha estate menoleh ke arah Amrita seraya menatapnya agak lama.

"Aku bersedia membeli tanah perkebunan Luhan milik kalian asal dengan satu syarat tertentu", ucapnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Blanco dan istrinya.

Suami istri itu saling berpandangan satu sama lainnya.

Blanco kembali menoleh ke arah pengusaha estate dan bertanya padanya dengan hati-hati.

"Boleh saya tahu syarat apakah yang anda inginkan dari kami supaya anda bersedia membeli tanah perkebunan Luhan milik kami", kata Blanco.

"Sederhana sekali...", sahut pengusaha estate datar.

"Demi bisa menyelamatkan tanah perkebunan Luhan dari keterpurukan, apapun akan kami penuhi asal anda bersedia membeli tanah itu", kata Blanco.

"Kalian ingin menjual tanah perkebunan Luhan milik kalian demi menyelamatkannya, apakah hal itu tidak keliru, jika kalian ingin menyelamatkannya, pastinya ada penawaran lainnya daripada harus menjual tanah itu", sahut sang pengusaha.

"Kami tidak mampu mengelolanya lagi sedangkan buah harus dipetik pada masa panen jika tidak maka buah-buah akan rusak padahal pelanggan kami telah menunggu pesanan buah dari lahan perkebunan Luhan", sahut Blanco.

"Karena alasan itulah kalian hendak menjual tanah perkebunan Luhan kepadaku supaya pengelolaan hasil panen terus berlanjut", kata pengusaha estate.

"Ya, benar sekali", sahut Blanco lalu mengangguk cepat.

"Hmmm...", gumam sang pengusaha mulai tertarik.

"Bagaimana keputusan anda, bersediakah anda membeli tanah perkebunan Luhan dari kami karena pelanggan telah memaksa kami untuk segera mengirimkan hasil panen kepada mereka semua", kata Blanco.

Pamela meraih tangan Blanco berusaha memberikan dukungannya, Blanco tersenyum sekilas ke arah istrinya lalu menatap kembali ke arah pengusaha estate.

"Apakah anda berminat membeli tanah perkebunan Luhan ?" tawarnya lagi.

"Seperti yang aku bilang tadi bahwa aku bersedia membeli tanah perkebunan Luhan milik kalian asal dengan satu syarat tertentu yang harus kalian sanggupi", kata pengusaha estate serius.

"Silahkan anda katakan saja syarat tersebut supaya kami bisa segera menjual tanah perkebunan Luhan kepada anda", sahut Blanco.

Pengusaha estate tertawa, suara tawanya pelan karena mulutnya tertutup oleh kain di wajahnya.

"Apa yang anda tertawakan ?" tanya Blanco.

"Kurasa kalian akan terkejut jika mendengar syarat itu dan aku mengira bahwa kalian tidak akan mampu memenuhinya", sahut pengusaha estate.

"Kami akan berusaha menyanggupi syarat tersebut jika memang dapat membuat anda bersedia membeli tanah perkebunan Luhan", kata Blanco.

"Apakah kalian serius dengan keinginan kalian ini atau sekedar tawar-menawar saja ?" tanya pengusaha estate mencoba meyakinkan Blanco.

"Kami benar-benar serius hendak menjual tanah perkebunan Luhan kepada anda karena itulah kami datang jauh-jauh ke ibukota demi bertemu anda", sahut Blanco.

"Kalian akan kehilangan tanah perkebunan Luhan untuk selamanya jika kalian bersikukuh ingin menjualnya'', kata pengusaha estate.

"Demi Tuhanku ! Kami datang ke Asyer Estate bertujuan kuat untuk berjumpa anda karena satu-satunya orang yang mampu membeli tanah perkebunan Luhan hanyalah anda", ucap Blanco.

"Bagaimana kalian bisa begitu yakinnya kalau aku mampu dan ingin membeli tanah perkebunan Luhan milik kalian ?!" sahut pengusaha estate.

"Hanya andalah yang kami tahu selain itu kami tidak mengenal siapa-siapa lagi sebagai tempat tujuan kami untuk menjual tanah perkebunan Luhan", ucap Blanco.

"Yah, baiklah...", kata pengusaha estate kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dari saku pakaiannya.

Pria dengan penutup kain di sebagian wajahnya lalu menelpon seseorang.

"Hallo, Hansa !" sapanya.

Terdengar suara seseorang menjawab dari arah ponsel miliknya.

"Ya, hallo, ada apa menelponku ?" sahut suara itu.

"Kau dimana sekarang ?" tanya pengusaha estate.

"Masih di kawasan Ayser Estate, tak jauh dari rumah, memangnya kenapa kau menelponku ?" sahut suara dari balik telepon.

"Tolong datang ke ruangan tamu karena ada orang dari luar kota menawarkan tanah perkebunannya kepadaku untuk kubeli", ucap pengusaha estate.

"Menjual tanah perkebunan ?" sahut suara itu.

"Yah, benar", kata pengusaha estate.

"Dan kau berminat membelinya atau tidak ?" tanya suara tersebut.

"Datanglah ke sini secepatnya ! Dan jangan banyak bertanya, kau mengerti itu, Hansa !" sahut pengusaha estate tegas lalu menutup panggilan teleponnya.

Blanco sedari mengawasi gerak gerik dari pengusaha estate sejak pria misterius itu menelpon seseorang, sepertinya pengusaha itu memiliki pengaruh besar yang tak seorangpun berani menentang dirinya.

Namun Blanco telah terlanjur datang ke Asyer Estate dan bertemu pengusaha estate itu disini bahkan Blanco telah menawarkan tanah perkebunan Luhan pada pria misterius dan aneh itu, mana mungkin dia akan mundur sekarang karena tujuan dia adalah menjual tanah miliknya kepada pengusaha terkenal itu.

Terpopuler

Comments

kura kura ninja

kura kura ninja

kenapa gak pamela sendiri yang nikah ma tuh cowok aneh

2025-04-24

0

Anonymous

Anonymous

married with stranger man like him, amazing

2025-04-24

0

Skyweer Skyweer

Skyweer Skyweer

ibu seperti apa sih pamela tuh ya

2025-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkebunan Luhan
2 Bab 2 Menuju Ibukota
3 Bab 3 Asyer Estate
4 Bab 4 Berjumpa Sang Pengusaha
5 Bab 5 Tawar-Menawar
6 Bab 6 Datangnya Hansa
7 Bab 7 Syarat Menikah
8 Bab 8 Sah
9 Bab 9 Gazebo Perekat Suasana
10 Bab 10 Kecewa *
11 Bab 11 Amrita Mulai Berontak
12 Bab 12 Dipermalukan
13 Bab 13 Kerasnya Hati
14 Bab 14 Batas Kesabaran Denzzel
15 Bab 15 Kembali Ke Tanah Perkebunan
16 Bab 16 Kejadian Kecil
17 Bab 17 Momen Tak Terlupakan
18 Bab 18 Ruangan Kesehatan
19 Bab 19 Masalah Amrita Teratasi
20 Bab 20 Bungalow Di Perkebunan *
21 Bab 21 Ternyata Dia Perhatian
22 Bab 22 Kegelisahan Amrita
23 Bab 23 Terpesona
24 Bab 24 Perdebatan Kecil
25 Bab 25 Tanggapan Denzzel
26 Bab 26 Denzzel Frustasi
27 Bab 27 Kedatangan Tamu
28 Bab 28 Dua Sepupu Yang Terpana
29 Bab 29 Pemikiran Serius
30 Bab 30 Kabar Mengejutkan *
31 Bab 31 Kejadian Buruk Di Perkebunan
32 Bab 32 Bertemu Seseorang Di Kantin
33 Bab 33 Kembali Ke Bungalow
34 Bab 34 Mobil Pengangkut Buah
35 Bab 35 Perhatian Semua Orang
36 Bab 36 Menginapnya Dua Sepupu
37 Bab 37 Perbincangan Serius
38 Bab 38 Amrita Sembuh
39 Bab 39 Pergi Mencari Clover
40 Bab 40 Sampai Di Sebuah Pemukiman *
41 Bab 41 Penjelasan Mengejutkan
42 Bab 42 Sampai Di Perkebunan Luhan
43 Bab 43 Dia Datang Malam Ini
44 Bab 44 Menengok Clover
45 Bab 45 Rahasia Tersembunyi
46 Bab 46 Mendapatkan Rahasia Lainnya
47 Bab 47 Sesuatu Terjadi...
48 Bab 48 Wajah Yang Terungkap
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1 Perkebunan Luhan
2
Bab 2 Menuju Ibukota
3
Bab 3 Asyer Estate
4
Bab 4 Berjumpa Sang Pengusaha
5
Bab 5 Tawar-Menawar
6
Bab 6 Datangnya Hansa
7
Bab 7 Syarat Menikah
8
Bab 8 Sah
9
Bab 9 Gazebo Perekat Suasana
10
Bab 10 Kecewa *
11
Bab 11 Amrita Mulai Berontak
12
Bab 12 Dipermalukan
13
Bab 13 Kerasnya Hati
14
Bab 14 Batas Kesabaran Denzzel
15
Bab 15 Kembali Ke Tanah Perkebunan
16
Bab 16 Kejadian Kecil
17
Bab 17 Momen Tak Terlupakan
18
Bab 18 Ruangan Kesehatan
19
Bab 19 Masalah Amrita Teratasi
20
Bab 20 Bungalow Di Perkebunan *
21
Bab 21 Ternyata Dia Perhatian
22
Bab 22 Kegelisahan Amrita
23
Bab 23 Terpesona
24
Bab 24 Perdebatan Kecil
25
Bab 25 Tanggapan Denzzel
26
Bab 26 Denzzel Frustasi
27
Bab 27 Kedatangan Tamu
28
Bab 28 Dua Sepupu Yang Terpana
29
Bab 29 Pemikiran Serius
30
Bab 30 Kabar Mengejutkan *
31
Bab 31 Kejadian Buruk Di Perkebunan
32
Bab 32 Bertemu Seseorang Di Kantin
33
Bab 33 Kembali Ke Bungalow
34
Bab 34 Mobil Pengangkut Buah
35
Bab 35 Perhatian Semua Orang
36
Bab 36 Menginapnya Dua Sepupu
37
Bab 37 Perbincangan Serius
38
Bab 38 Amrita Sembuh
39
Bab 39 Pergi Mencari Clover
40
Bab 40 Sampai Di Sebuah Pemukiman *
41
Bab 41 Penjelasan Mengejutkan
42
Bab 42 Sampai Di Perkebunan Luhan
43
Bab 43 Dia Datang Malam Ini
44
Bab 44 Menengok Clover
45
Bab 45 Rahasia Tersembunyi
46
Bab 46 Mendapatkan Rahasia Lainnya
47
Bab 47 Sesuatu Terjadi...
48
Bab 48 Wajah Yang Terungkap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!