Bab 3 Asyer Estate

Asyer Estate...

Terlihat sebuah papan nama berukuran besar di samping gerbang utama yang menempel pada tembok berwarna putih.

Sebuah kediaman elit dengan dinding-dindingnya yang menjulang tinggi mengelilingi Asyer Estate tampak kokoh seperti benteng.

Mobil crossover metalik milik Blanco bergerak pelan ketika kendaraan itu tiba di depan gerbang Asyer Estate.

Sesaat mobil berhenti tepat di depan gerbang masuk, tidak ada pengawal yang berjaga diluar Asyer Estate, hanya ada tembok yang dirambati oleh tanaman hijau diseluruh dindingnya jika nampak dari luar.

"Apakah kita akan turun untuk menanyakan cara kita masuk ke Asyer Estate ?" tanya Pamela seraya melongok dari kaca mobil.

"Aku juga tidak tahu bagaimana tepatnya kita masuk kesana, tapi sebaiknya kita turun dan bertanya pada orang disekitar sini", sahut Blanco.

Pamela segera menoleh ke arah putrinya yang bernama Amrita lalu berkata padanya.

"Amrita, tolong kau turun dan tanyakan pada orang yang ada disekitar sini, mungkin saja kita akan mendapatkan informasi tentang Asyer Estate ini", ucapnya lembut.

Amrita hanya mengangguk pelan seraya menjawab.

"Baik, ibu, aku akan turun dan menanyakan hal ini", jawabnya kemudian membuka pintu mobil lalu turun

Amrita berjalan menjauh dari mobil metalik yang dia naiki bersama kedua orang tuanya, dia mulai mencari orang disekitar Asyer Estate.

Namun lokasi Asyer Estate sangatlah sepi, hampir jarang ditemukan bangunan rumah lainnya disekitar Asyer Estate karena setiap tempat tinggal dipisahkan oleh area tanah luas mirip lahan perkebunan.

Amrita terlihat kebingungan sebab dia tidak menemukan siapapun juga disekitar area Asyer Estate, dia memutuskan kembali ke mobil untuk memberitahukan masalah ini kepada kedua orang tuanya.

"Sebaiknya aku kembali ke mobil daripada hanya berputar-putar tak jelas diluar sini, lebih baik aku ke mobil", kata Amrita.

Amrita mengedarkan pandangannya sekali lagi ke arah sekitar area Asyer Estate yang sepi, memastikan tak ada satupun orang disana.

Gadis cantik itu memutuskan kembali ke mobil dengan berlari ke arah mobil crossover yang terparkir di dekat gerbang utama Asyer Estate.

Tiba-tiba...

"Tiiin... Tiiin... Tiiiin... !!!"

Terdengar suara bunyi klakson dari arah mobil mewah berwarna cokelat tua yang melintas ke arah Amrita Blanco saat dia berlari cepat.

Amrita tersentak kaget ketika dia melihat sebuah mobil datang ke arahnya dan dia langsung berhenti berlari sembari menyilangkan kedua tangannya ke depan wajahnya.

Ciiiiitttt...

Mobil mewah itu langsung berhenti mendadak, tepat di hadapan Amrita Blanco.

Amrita gemetaran saat dia mengetahui mobil itu berhenti bergerak dan urung menabrak dirinya.

Suasana berubah hening seketika itu juga kemudian Amrita langsung jatuh lemas.

"Amritaaaa... !!!" teriak Pamela dari arah mobil lalu turun seraya berlari cepat ke arah Amrita, putrinya.

Pamela panik saat dia melihat Amrita jatuh lemas serta terbaring di jalan beraspal setelah mobil mewah berhenti tepat di depan Amrita dan nyaris menabrak putrinya itu.

"Amritaaaaa... !!!" teriak Pamela ketakutan.

Pamela membantu Amrita agar terbangun.

"Apa kau tidak apa-apa, Amrita ?" tanya Pamela dengan tangan bergetar.

"Umm..., aku hanya terkejut saja, ibu...", sahut Amrita lalu beranjak duduk.

"Untunglah kau tidak tertabrak mobil itu", kata Pamela seraya memeriksa keadaan Amrita.

"Ya...", sahut Amrita sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing akibat kaget oleh datangnya mobil secara tiba-tiba.

"Kau tidak terluka kan, nak", kata Pamela cemas.

"Sepertinya aku tidak terluka, hanya pening, ibu", sahut Amrita.

"Mari kita segera pergi dari sini dan kembali pulang !" kata Pamela.

"Tapi ibu..., kita belum bertemu sang pengusaha estate itu di Asyer Estate, kita tidak mungkin pulang tanpa membawa hasil untuk perkebunan Luhan", sahut Amrita.

"Kita akan cari solusi lainnya untuk permasalahan tanah perkebunan Luhan, dan sekarang lebih baik kita pulang saja, nak", ucap Pamela.

Pamela membantu Amrita untuk berdiri, pada saat mereka sibuk berbicara, terdengar seseorang menyapa dengan suara parau dari arah mobil mewah.

"Apa kau baik-baik saja ?" tanyanya.

Sontak suara parau itu menyentakkan Amrita dan Pamela sehingga mereka teralihkan perhatian mereka kepada orang itu.

"Ya, aku...", ucapan Amrita terhenti saat dia menoleh ke arah orang asing.

Tampak seorang pria dewasa dengan wajah tertutup oleh kain berwarna hitam dan hanya menyisakan kedua mata diantara pelapis kain sedang berdiri tegak di hadapannya.

Penampilan pria asing itu dinilai oleh Amrita tidaklah wajar, terlihat aneh dan agak mengerikan.

"Maaf, mobilku tidak sengaja hampir menabrakmu, dan kau tidak terluka", kata orang asing itu penuh perhatian.

"Ya..., aku baik-baik saja... ?!" sahut Amrita tertegun.

"Jika kau tidak terluka maka aku akan pergi dan semoga harimu menyenangkan, permisi", pamit orang itu.

"Tu-tunggu !" panggil Pamela menahan kepergian pria asing itu.

Pria itu memutar badannya, menghadap ke arah Pamela dan Amrita.

"Ya, ada apa ?" tanyanya.

"Kami mau menanyakan tentang pengusaha estate yang tinggal di Asyer Estate, bagaimana caranya kami dapat menemuinya di kediamannya", sahut Pamela.

Pria asing terdiam sejenak lalu melirik tajam ke arah Amrita yang berdiri gemetaran.

"Aku akan membantumu menemui sang pengusaha estate itu kalau kalian bersedia ikut bersamaku", ucap pria asing.

"Apakah kau mengenalinya ?" tanya Pamela sangat antusias.

"Tidak, kami tidak saling kenal, hanya pernah bertemu di pesta", sahut pria itu.

"Kalau begitu kami berkenan ikut denganmu dan tolonglah pertemukan kami dengan pengusaha estate itu", kata Pamela berharap.

"Boleh, aku akan mengajak kalian menemuinya", sahut pria asing.

"Terimakasih...", kata Pamela.

Pamela meraih tangan pria asing namun pria itu langsung menepis tangan Pamela cepat.

"Maaf..., aku phobia disentuh...", ucap pria itu.

"Oh, maafkan saya, tolong maafkan ketidaktahuan saya ini dan saya harap kau tidak marah karenanya", kata Pamela terkejut kaget.

"Tidak masalah...", sahut pria asing sembari membuka pintu mobilnya.

"Apa kau akan bersedia mengantarkan kami, menemui pengusaha estate itu ?" tanya Pamela.

"Ya, silahkan naik ke mobilku", sahut pria asing sembari masuk ke dalam mobil mewahnya.

"Ta-ttapi aku bersama suamiku dan kami membawa mobil sendiri, bagaimana jika putriku saja yang ikut di mobilmu sedangkan aku akan mengikuti mobilmu bersama suamiku", kata Pamela mencoba menjelaskan.

Pria asing lantas melirik tajam ke arah Amrita yang sedari terdiam membeku.

"Baiklah, biarkan putrimu ikut bersamaku dalam satu mobil dan kau beserta suamimu naik mobil lain", sahut pria asing lalu menutup pintu mobilnya seraya menurunkan atap mobilnya agar Amrita dapat masuk bersamanya ke dalam mobil.

"Ayo, Amrita ! Naiklah bersama dia ! Hanya ini satu-satunya kesempatan kita untuk bertemu dengan pengusaha estate itu, nak !" kata Pamela.

Pamela mendorong tubuh Amrita agar maju ke depan sedangkan dia segera pergi kembali ke mobilnya.

Tampak Amrita ragu-ragu untuk naik bersama pria asing dalam satu mobil, dia melihat dengan sorot mata ngeri.

Amrita bergidik pelan ketika pandangannya beradu lurus dengan pandangan pria asing yang sejak tadi mengawasinya dari dalam mobil mewahnya.

"Apa kau akan diam disana sendirian ?" tanya pria itu.

"Eh, tidak, aku akan naik bersamamu", sahut Amrita panik.

''Kenapa masih diam disana ?" tanya pria asing.

"Ya, ba-baik...", sahut Amrita.

"Cepatlah... Karena waktuku tidak banyak, masih ada urusan pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini, nona !" kata pria itu lalu menghidupkan mesin mobilnya.

Brrrmmm...

Amrita segera berjalan tergesa-gesa, mendekati mobil mewah itu lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di samping pria asing yang sedang memegang setir mobil.

Mobil mewah berwarna coklat tua itu lalu bergerak pelan ke arah Asyer Estate, menuju kediaman sang pengusaha estate yang terkenal di ibukota.

Terpopuler

Comments

Tamara Black

Tamara Black

jadi keinget sama wonderland city 😍 tetap semangat thor

2025-04-24

0

kura kura ninja

kura kura ninja

kerasa di area disney land nih

2025-04-24

0

Anonymous

Anonymous

terasa di inggris jadinya 😀

2025-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkebunan Luhan
2 Bab 2 Menuju Ibukota
3 Bab 3 Asyer Estate
4 Bab 4 Berjumpa Sang Pengusaha
5 Bab 5 Tawar-Menawar
6 Bab 6 Datangnya Hansa
7 Bab 7 Syarat Menikah
8 Bab 8 Sah
9 Bab 9 Gazebo Perekat Suasana
10 Bab 10 Kecewa *
11 Bab 11 Amrita Mulai Berontak
12 Bab 12 Dipermalukan
13 Bab 13 Kerasnya Hati
14 Bab 14 Batas Kesabaran Denzzel
15 Bab 15 Kembali Ke Tanah Perkebunan
16 Bab 16 Kejadian Kecil
17 Bab 17 Momen Tak Terlupakan
18 Bab 18 Ruangan Kesehatan
19 Bab 19 Masalah Amrita Teratasi
20 Bab 20 Bungalow Di Perkebunan *
21 Bab 21 Ternyata Dia Perhatian
22 Bab 22 Kegelisahan Amrita
23 Bab 23 Terpesona
24 Bab 24 Perdebatan Kecil
25 Bab 25 Tanggapan Denzzel
26 Bab 26 Denzzel Frustasi
27 Bab 27 Kedatangan Tamu
28 Bab 28 Dua Sepupu Yang Terpana
29 Bab 29 Pemikiran Serius
30 Bab 30 Kabar Mengejutkan *
31 Bab 31 Kejadian Buruk Di Perkebunan
32 Bab 32 Bertemu Seseorang Di Kantin
33 Bab 33 Kembali Ke Bungalow
34 Bab 34 Mobil Pengangkut Buah
35 Bab 35 Perhatian Semua Orang
36 Bab 36 Menginapnya Dua Sepupu
37 Bab 37 Perbincangan Serius
38 Bab 38 Amrita Sembuh
39 Bab 39 Pergi Mencari Clover
40 Bab 40 Sampai Di Sebuah Pemukiman *
41 Bab 41 Penjelasan Mengejutkan
42 Bab 42 Sampai Di Perkebunan Luhan
43 Bab 43 Dia Datang Malam Ini
44 Bab 44 Menengok Clover
45 Bab 45 Rahasia Tersembunyi
46 Bab 46 Mendapatkan Rahasia Lainnya
47 Bab 47 Sesuatu Terjadi...
48 Bab 48 Wajah Yang Terungkap
49 Bab 49 Pertengkaran Berubah Percintaan
50 Bab 50 Kesedihan Amrita Tak Tertahankan *
51 Bab 51 Satu Persatu Terungkap
52 Bab 52 Sebuah Rahasia
53 Bab 53 Nama Pengirim Rekening Asing
54 Bab 54 Memimdahkan Clover Dari Bungalow
55 Bab 55 Kembali Ke Asyer Estate
56 Bab 56 Perang Kecil
57 Bab 57 Gairah Memabukkan
58 Bab 58 Suasana Di Pagi Hari
59 Bab 59 Mencari Kabar Berita
60 Bab 60 Taman Bunga Di Asyer Estate
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Perkebunan Luhan
2
Bab 2 Menuju Ibukota
3
Bab 3 Asyer Estate
4
Bab 4 Berjumpa Sang Pengusaha
5
Bab 5 Tawar-Menawar
6
Bab 6 Datangnya Hansa
7
Bab 7 Syarat Menikah
8
Bab 8 Sah
9
Bab 9 Gazebo Perekat Suasana
10
Bab 10 Kecewa *
11
Bab 11 Amrita Mulai Berontak
12
Bab 12 Dipermalukan
13
Bab 13 Kerasnya Hati
14
Bab 14 Batas Kesabaran Denzzel
15
Bab 15 Kembali Ke Tanah Perkebunan
16
Bab 16 Kejadian Kecil
17
Bab 17 Momen Tak Terlupakan
18
Bab 18 Ruangan Kesehatan
19
Bab 19 Masalah Amrita Teratasi
20
Bab 20 Bungalow Di Perkebunan *
21
Bab 21 Ternyata Dia Perhatian
22
Bab 22 Kegelisahan Amrita
23
Bab 23 Terpesona
24
Bab 24 Perdebatan Kecil
25
Bab 25 Tanggapan Denzzel
26
Bab 26 Denzzel Frustasi
27
Bab 27 Kedatangan Tamu
28
Bab 28 Dua Sepupu Yang Terpana
29
Bab 29 Pemikiran Serius
30
Bab 30 Kabar Mengejutkan *
31
Bab 31 Kejadian Buruk Di Perkebunan
32
Bab 32 Bertemu Seseorang Di Kantin
33
Bab 33 Kembali Ke Bungalow
34
Bab 34 Mobil Pengangkut Buah
35
Bab 35 Perhatian Semua Orang
36
Bab 36 Menginapnya Dua Sepupu
37
Bab 37 Perbincangan Serius
38
Bab 38 Amrita Sembuh
39
Bab 39 Pergi Mencari Clover
40
Bab 40 Sampai Di Sebuah Pemukiman *
41
Bab 41 Penjelasan Mengejutkan
42
Bab 42 Sampai Di Perkebunan Luhan
43
Bab 43 Dia Datang Malam Ini
44
Bab 44 Menengok Clover
45
Bab 45 Rahasia Tersembunyi
46
Bab 46 Mendapatkan Rahasia Lainnya
47
Bab 47 Sesuatu Terjadi...
48
Bab 48 Wajah Yang Terungkap
49
Bab 49 Pertengkaran Berubah Percintaan
50
Bab 50 Kesedihan Amrita Tak Tertahankan *
51
Bab 51 Satu Persatu Terungkap
52
Bab 52 Sebuah Rahasia
53
Bab 53 Nama Pengirim Rekening Asing
54
Bab 54 Memimdahkan Clover Dari Bungalow
55
Bab 55 Kembali Ke Asyer Estate
56
Bab 56 Perang Kecil
57
Bab 57 Gairah Memabukkan
58
Bab 58 Suasana Di Pagi Hari
59
Bab 59 Mencari Kabar Berita
60
Bab 60 Taman Bunga Di Asyer Estate

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!