Ini Semua Salahku

"Hahaha..." Ameena tertawa keras sekali.

"Dasar tukang bohong! Semua orang di negara ini tahu kalau tuan muda keluarga Wijaya sudah bertahun-tahun tinggal di luar negri untuk mengurus bisnis-bisnisnya. Berani sekali seorang kurir sepertimu mengaku-ngaku sebagai tuan muda keluarga Wijaya?" cibir Ameena.

"Terserah kalau kau tidak percaya!" Satria memilih untuk pergi dari pada ia semakin pusing menghadapi sikap Ameena.

"Eh kau mau kemana?" Ameena menghadang langkah Satria.

"Oe!" Ameena kembali merasa mual saat tanpa sengaja menatap wajah tampan pria itu.

"Ck. Tidak tahan melihat wajahku tapi sok-sokan menahan agar aku tidak pergi!" cibir Satria.

"Kau yang membawa aku periksa ke dokter kandungan ini, setelah tahu hasilnya kau malah mau meninggalkan aku begitu saja?" tanya Ameena.

"Aku harus kembali bekerja. Kau pikirkanlah semuanya baik-baik sebelum mengambil keputusan. Hubungi aku jika kau ingin aku bertanggung jawab terhadapmu, aku pasti akan menikahimu secepatnya." ujar Satria.

"Bagaimana aku bisa menghubungimu? No ponselmu saja aku tidak punya." cicit Ameena.

"Bukannya malam itu aku sudah meninggalkan kartu namaku di kamar hotel. Apa kau tidak menemukannya?" tanya Satria.

"Kartu nama itu sudah aku buang ke tempat sampah." balas Ameena apa adanya.

"Dasar wanita angkuh! Terserah kau sajalah!" kesal Satria seraya berlalu pergi.

"Eh, jangan pergi dulu! Bagaimana dengan aku?"

Ameena mencoba menahan Satria, tapi pria itu tak bergeming dan tetap memilih untuk tetap pergi.

"Dasar pria tidak punya hati!" umpat Ameena dengan bibirnya yang mencebik.

***

***

Setelah pertemuannya dengan Satria berakhir. Ameena memutuskan untuk menenangkan diri di sebuah kafe, ia tidak mungkin pulang ke rumah dalam keadaan kacau seperti ini.

Alunan musik jazz yang lembut mengalun indah, membuat hari Ameena sedikit menghangat.

"Ameena, apa yang terjadi? Bukannya kau bilang sedang tidak enak badan? Kenapa kau malah berada di tempat ini sekarang?" tanya Dera beruntun.

Begitu mendapat pesan dari Ameena, bergegas Dera meninggalkan semua pekerjaannya demi bisa menemani sang sahabat.

"Hik...hik...hik..." tangis Ameena pecah.

"Dera, apa yang harus aku lakukan sekarang? Hidupku sudah benar-benar hancur." Ameena menangis tersedu-sedu dalam pelukan sang sahabat.

"Tenangkan dirimu Ameena, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Agar aku bisa membantu mengatasi masalahmu." Dera mencoba menenangkan.

"Sebenarnya, malam itu..." Ameena pun menceritakan semua yang terjadi kepadanya pada Dera, tanpa ada yang terlewat sedikitpun.

"Masalah sebesar ini kenapa kau hanya memendamnya sendiri? Apa kau sudah tidak menganggap aku sahabat lagi Ameena?" kesal Dera.

"Semua terjadi begitu cepat Dera. Aku malu untuk menceritakan semua ini karna bagiku ini adalah sebuah aib." lirih Ameena dengan netra berkaca-kaca.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk menekanmu Ameena. Aku hanya marah karna kau menyimpan rahasia sebesar ini sendirian. Pasti kau merasa sangat tertekan ya?" ujar Dera.

Ameena tak menjawab. Hanya air matanya saja yang bicara.

"Apa yang harus aku lakukan Dera? Sebentar lagi aku dan Daniel akan menikah. Tapi aku malah hamil anak pria lain." tanya Ameena.

"Katakan semua kebenaran ini pada Daniel Ameena, sebelum Daniel mendengarnya dari orang lain. Karna jika Daniel mendengarnya dari orang lain, Daniel pasti akan sangat terluka." Dera menyarankan.

"Ya kau benar." Ameena sependapat dengan Dera.

"Besok Daniel dan keluarganya akan makan malam di rumahku. Aku akan mengatakan semua kebenaran ini saat makan malam besok." lanjut wanita cantik itu.

***

Keesokan harinya...

Ameena memutuskan untuk pulang cepat hari ini, ia tidak mau membuat Daniel dan keluarganya menunggu terlalu lama.

Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, akhirnya Ameena tiba di kediaman keluarga Bagaskara tepat pukul 19.10.

"Maaf aku datang terlambat, tadi jalannya sangat macet." Ameena memberi alasan akan keterlambatannya.

Semua orang menatap tajam ke arah Ameena.

"Hey, kenapa kalian menatapku seperti itu? Aku hanya terlambat sepuluh menit saja kan?" Ameena merasa heran dengan reaksi keluarganya yang tidak seperti biasa. Padahal ini bukan kali pertama Ameena datang terlambat di acara keluarga seperti ini.

"Daniel, kenapa kau datang sendirian? Dimana mommy dan daddymu?" tanya Ameena.

Ameena merasa ada yang berbeda dengan sikap sang tunangan. Mata Daniel yang biasanya selalu menatap Ameena penuh dengan rasa cinta, kini sudah tidak ada lagi, yang ada hanya mata yang memancarkan aura kemarahan dan kekecewaan.

"Mah, ada apa? Kenapa mama menangis?" tanya Ameena saat melihat mata sang mama sudah sembab oleh air mata.

Plak!

Bukannya jawaban yang Ameena dapatkan. Sebuah tamparan dari sang papa mendarat sempurna di pipi mulus Ameena.

"Pah, kenapa papa menamparku?" tanya Ameena seraya mengusap pipinya yang terasa panas akibat tamparan sang papa.

"Lalu apa yang harus papa lakukan padamu Ameena? Apa memberi penghargaan padamu karna telah hamil di luar nikah?" tanya papa Arjuna dengan rahangnya yang mengeras.

"Pah? Darimana papa tahu?" Ameena balik bertanya.

Seingat Ameena, tidak ada yang tahu tentang kehamilannya selain Satria dan Dera saja.

"Tidak mungkin Dera yang mengatakannya. Pasti Satria!" batin Ameena.

"Tapi dari mana Satria tahu tentang keluargaku? Apa selama ini dia membuntutiku?" Ameena kembali bermonolog.

"Ameena, katakan siapa pria kurang ajar yang telah berani merenggut kesucianmu?" tanya Daniel dengan suara dinginnya.

"Ini bukan salah pria itu Daniel. Malam itu ada seseorang yang menaruh obat dalam minumanku, kebetulan pria itu datang dan semua terjadi begitu saja. Maafkan aku." sesal Ameena.

"Ck. Ternyata kau ingin melindungi pria itu ya?" cibir Daniel dengan rahangnya yang mengeras.

"Tidak! Bukan seperti itu! Aku tidak bermaksud melindungi siapapun kok. Ini semua memang salahku. Jadi jangan libatkan orang lain." Ameena sangat mengenal sifat Daniel. Ia tidak ingin Daniel sampai berbuat nekat pada Satria.

"Jika kau kecewa padaku dan ingin mengakhiri hubungan kita. Aku akan menerimanya." lanjut wanita cantik itu lagi.

"Ameena!" pekik mama Rinjani yang tidak sependapat dengan ucapan sang putri.

"Aku tidak akan membatalkan pernikahan kita Ameena. Asalkan kau mau menggugurkan kandunganmu." ujar Daniel.

Pernikahan ini bukan hanya tentang Ameena dan Daniel saja. Tapi tentang bergabungnya dua perusaan besar. Tidak mungkin Daniel membatalkan pernikahannya dengan Ameena begitu saja.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Diana Dwiari

Diana Dwiari

jgn2 dera musuh dalam selimut

2025-04-06

1

Cantika

Cantika

semangat Ameena

2025-04-24

0

Putri Laely

Putri Laely

lanjut Thor

2025-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Kelam
2 Tidak Mau Berurusan lagi
3 Terasa Mual
4 Tidak Ada Apa-Apanya
5 Ini Semua Salahku
6 Aku Harus Pergi
7 Kau Tidak Sendirian
8 Jangan Salahkan Aku
9 Apa Kau Serius?
10 Restu
11 Pernikahan Kilat
12 Jangan Cium Aku
13 Apa Kau Cemburu?
14 Kenapa Cepat Sekali?
15 Hidup Baru
16 Semakin Bangga
17 Aku Milikmu
18 Jangan Merindukan Aku
19 Bersiap Untuk Kembali
20 Memberi Kesempatan
21 Ini Bukan Tempatmu
22 Itu Aku
23 Di Luar Kendali
24 Apa Masih Keluarga?
25 Jaga Dia Baik-Baik
26 Selamatkan Dia Lebih Dulu
27 Panggil Aku Mama
28 Mirip Denganku
29 Sahabat
30 Apa Kau Menghindariku?
31 Tawaran Yang Menarik
32 Aku Setuju
33 Terasa Damai
34 Kebohongan
35 Rasa bersalah
36 Aku Ikuti Permainanmu
37 Tidak Pantas DiSebut Laki-Laki
38 Hanya Kau Yang Layak
39 Ayah kandung
40 Tidak Ada Cara Lain
41 Kau Akan Jadi Milikku
42 Tidak Mungkin
43 Tidak Layak Dibandingkan
44 Adik Laknat
45 KDRT
46 Pergi Dari Rumah
47 Tidak Mungkin Terulang
48 Layu Sebelum Berkembang
49 Dosa Besar
50 Fakta Tak Semudah kata
51 Jangan Sentuh Istriku
52 Dia Milikku
53 Mama Baik-Baik Saja
54 Menyesal
55 Apa yang kalian lakukan?
56 Bisa Rugi
57 Mengundurkan diri
58 Skandal
59 Penyesalan
60 Jaga jarak
61 Pertengkaran ibu dan anak
62 Mengingat masa lalu
63 Akan punya adik
64 Keluarga Bahagia
65 Terlalu baik
66 Waspada
67 Menahan diri
68 Seperti Bayangan
69 Tidak ada pilihan lain
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Malam Kelam
2
Tidak Mau Berurusan lagi
3
Terasa Mual
4
Tidak Ada Apa-Apanya
5
Ini Semua Salahku
6
Aku Harus Pergi
7
Kau Tidak Sendirian
8
Jangan Salahkan Aku
9
Apa Kau Serius?
10
Restu
11
Pernikahan Kilat
12
Jangan Cium Aku
13
Apa Kau Cemburu?
14
Kenapa Cepat Sekali?
15
Hidup Baru
16
Semakin Bangga
17
Aku Milikmu
18
Jangan Merindukan Aku
19
Bersiap Untuk Kembali
20
Memberi Kesempatan
21
Ini Bukan Tempatmu
22
Itu Aku
23
Di Luar Kendali
24
Apa Masih Keluarga?
25
Jaga Dia Baik-Baik
26
Selamatkan Dia Lebih Dulu
27
Panggil Aku Mama
28
Mirip Denganku
29
Sahabat
30
Apa Kau Menghindariku?
31
Tawaran Yang Menarik
32
Aku Setuju
33
Terasa Damai
34
Kebohongan
35
Rasa bersalah
36
Aku Ikuti Permainanmu
37
Tidak Pantas DiSebut Laki-Laki
38
Hanya Kau Yang Layak
39
Ayah kandung
40
Tidak Ada Cara Lain
41
Kau Akan Jadi Milikku
42
Tidak Mungkin
43
Tidak Layak Dibandingkan
44
Adik Laknat
45
KDRT
46
Pergi Dari Rumah
47
Tidak Mungkin Terulang
48
Layu Sebelum Berkembang
49
Dosa Besar
50
Fakta Tak Semudah kata
51
Jangan Sentuh Istriku
52
Dia Milikku
53
Mama Baik-Baik Saja
54
Menyesal
55
Apa yang kalian lakukan?
56
Bisa Rugi
57
Mengundurkan diri
58
Skandal
59
Penyesalan
60
Jaga jarak
61
Pertengkaran ibu dan anak
62
Mengingat masa lalu
63
Akan punya adik
64
Keluarga Bahagia
65
Terlalu baik
66
Waspada
67
Menahan diri
68
Seperti Bayangan
69
Tidak ada pilihan lain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!