disa luruh ke lantai heni kaget melihat disa yang seperti ketakutan disa mengigit kuku jarinya " hei disa... disa... lo kenapa sih disaaa" Heni menggerakkan bahu disa yang seperti tak bertenaga, disa menatap Heni "Heni udah berapa lama lena pergi sama pak jhon " kata disa pelan air matanya terus mengalir dengan suara isakan di sela sela tangisnya.
Heni bingung dengan disa tapi ia tetap menjawab " sekitar 30 menit yang lalu deh " tebak Heni, disa langsung berdiri di bantu oleh Heni.
" dimana... dimana bocah itu dan bocah satunya lagi yang menusuk miss maya " cecar disa, Heni mengerutkan kening " mungkin di taman " tunjuk Heni ia hanya menebak tanpa berpikir panjang disa berlari menuju taman.
" eehhh disaa.. disaaa" panggil Heni, Heni bingung mau ikut atau tidak tapi ia juga khawatir pada disa dan lena " sekali kali aku harus berkorban " gumamnya ia mengikuti disaa.
diaa terus berlari kesana kemari karena taman yang begitu luas sampai ke sisi taman yang jarang di kunjungi oleh pelayan " bocah bocah... bocaahh!!! " disa terus menggerakkan tangannya memanggil Azuma dan Aruna dengan berlari.
Heni berada di belakangnya merasa di panggil Azuma dan Aruna yang asik ngobrol dengan Romeo menoleh " dia kenapa" kata Azuma heran.
Romeo dan Aruna juga heran " aku juga ngak tahu" kata romeo " hah hah hah " disa dan Heni memegang lutut mereka dengan ngos ngosan sampai terjatuh di rumput dan meluruskan kakinya " apa berjalan ke taman ini begitu melelahkan " kata romeo menoleh ke arah Azuma.
" tuan muda pikir berjalan kaki tidak melelahkan, makannya jangan gunakan sepeda listrik ini, sekali kali anda perlu berjalan " kata Azuma formal sesuai dengan syarat Romeo.
Romeo mengangguk " saya akan coba besok " disa dan Heni heran mendengar cara bicara mereka yang terkesan sangat akrab tapi disa tidak peduli ia langsung berdiri dan memegang tangan Aruna.
" hei jangan sentuh tangan adikku" kata Azuma menepis tangan disa, disa menoleh " maaf tapi saya perlu bantuan kalian lenaa... diaaa" mereka semua penasaran bukan main tapi setelah mendengar ucapan disa mata mereka melotot tak percaya " tidak mungkin" bantah Romeo
" kalau kalian tidak percaya ikut saya ke lantai atas " ajak disa, tanpa pikir panjang mereka bergegas menuju lantai paling atas.
**********
" lenaa, saya tidak suka main main... kamu tahukan saya bisa berbuat apa saja asal tuan harlen tidak kecewa " kata jhon tapi yang di ajak bicara sibuk menutup mulutnya dan menyembunyikan isakan tangisnya.
BRAAAKKKKK pintu toilet kedua kosong
" jangan membuat aku kehilangan kesabaran lena" ancam jhon tak ada keraguan dalam ucapannya.
Jhon melangkah pelan pelan tapi mampu membuat air mata lena terus mengalir, detak jantung berpacu dengan cepat, keringatnya bercucuran padahal toilet ini begitu sejuk karena ada ACC.
BRAAAKKKK pintu toilet ketiga kosong seringai di bibir jhon terukir mirip seperti iblis. " saya... tahu kamu dimana lena kamu tidak bisa pergi jauh dari jangkauan saya " kata jhon senang dengan tawa yang mengerikan.
Lena hanya bisa berdoa semoga ia tak di temukan, langkah jhon semakin mendekat terus mendekat .
SREEEEKKKKK tirai ruang ganti di buka oleh jhon senyum iblisnya di perlihatkan. mata lena membulat " AAAARRRRRGGGGGHHHHH AMPUN AMPUN AKU MOHON JANGAN HIKSSS " teriak lena saat rambutnya di tarik paksa bahkan lengannya sangat sakit karena di pegang begitu erat oleh jhon.
" HIKKKSSSSSS AKU MOHON, AKU MOHON JANGAN AAARRRRRGGHH AAAAAAA!!!! " teriakan lena ia melawan dengan sekuat tenaga tapi tak bisa karena tenaga nya kalah jauh lebih kuat dari jhon.
Lena terus memberontak " ayuuu, Ningsih tolong aku " kata lena pelan hanya dia yang dapat mendengarnya karena tenaganya terkuras karena melawan.
BRAAAAKKKKKKK KREENNNNNNGGG
TIIIINNNGGG GRREEEENN
Suara benda jatuh seperti kaca, guci, dan benda benda yang terbuat dari tanah liat. berjatuhan jhon kaget, padahal tak ada angin sama sekali ia mengedarkan pandangannya tapi tetap membawa lena menuju tempat yang ia tuju.
*****
di lift disa sedang sangat cemas " lena tunggu aku, aku ngak akan membiarkan kamu pergi" kata disa mampu di dengar oleh semuanya yang di lift mereka menatap disa, Romeo, Aruna, dan Azuma mendongak melihat raut muka disa yang panik begitupun Heni yang memandang teman kerjanya ini dengan wajah khawatir juga.
mereka sampai setelah beberapa menit " tempat ini begitu luas dan saya belum pernah kemari " kata Romeo merasa asing dengan lantai paling atas ini.
" saya tahu jalannya ikuti saya " kata disa wajahnya datar tak menunjukkan ekspresi khawatir takut saat mereka baru masuk lift sampai ke atas sini.
Disaa berjalan dengan santai membimbing di depan mereka cukup heran dengan sikap disa tapi mereka tak ambil pusing dan terus mengikuti disa, mereka terkejut melihat beberapa peralatan yang rusak " kenapa pelayan tidak membersihkan semua ini, dan.... kenapa di lantai ini tidak ada lampu sama sekali dan hanya di terangi cahaya matahari saja disela sela tirai " kata romeo heran padahal mommy nya begitu sangat menyukai semua hal yang tertata rapi dan bersih.
" semua pelayan di larang masuk ke lantai ini tuan muda" kata Heni membuat semuanya bingung termasuk Heni juga karena ia hanya mendengar peraturan itu tertera di kontrak kerjanya tanpa penjelasan yang jelas.
" kita sudah sampai " kata disa dan tak lama ia pingsan " disaa disaa " Heni menangkap tubuh disa yang akan jatuh ke lantai, disa bangun dengan cepat dari dugaan mereka " aku.. dimana" kata disa " lena... dimana lena " lanjutnya dengan panik.
AAARRRRRGGHH AMPUN AMPUN KASIHANI SAYA TUAN SAYA MOHON IKKHHSSS ARRRGGGHHH
Suara teriakan lena mengalihkan fokus mereka, semuanya bergerak menuju asal suara dengan langkah yang terburu buru tepat di depan kamar dengan pintu hitam legam asal suara teriakan lena.
Ada rasa takut yang di rasakan disa dan Heni untuk masuk tapi ketiga bocil yang berbeda usia itu tak kenal takut sama sekali dengan gerakan cepat romeo membuka pintu.
Menampilkan pemandangan yang mengerikan, rambut lena yang disanggul menjadi acak acakan dengan wajahnya yang babak belur darah di wajahnya membasahi rambutnya lengan bajunya sobek menampilkan luka cambukan, lena menangis segugukan.
" disaa hikkkksaa disa hikkkssshh tolong aku disaaa aku mohon " kata lena membuat disa dejavu.
disa tolong aku disaa aku mohon jaga anakku jangan biarkan anakku tinggal disini disaa bawa anakku pergi disaa aku mohon disaa tolong saaa....tolong disa aku mohon .
air mata disa mengalir dengan deras membuat nya maju tanpa berpikir panjang langsung memeluk lena.
Jhon yang di samping sosok pria bertopeng hitam dengan mata biru nya maju ke depan " beraninya kalian menganggu kesenangan tuanku" geram jhon maju hendak menarik disa dari pelukan lena.
Tanpa berpikir lagi Heni membantu disaa ia mengambil besi panjang itu untuk memukul jhon " AAARRRRRGGHH HENTIKAN AAAAAA!!! AKU AKAN MEMBUNUHMU" ancam jhon.
" tante kelamaan " Aruna
CUKKKKKK CUUUKKKK
Garpu emas yang di pakai menusuk paha miss maya di gunakan Aruna menusuk di bawah ginjal bagian perut jhon membuatnya mengeluarkan darah yang sangat banyak.
CUUUUKKK
CUUUUKKK
CUUUUKKK
CUUUUKKK
CUUUKKKK
" hahahaha ini menyenangkan kak, lihat ini menyenangkan " entah sejak kapan Aruna menyukai darah bau darah yang segar membuatnya menjadi sangat senang.
Sedangkan yang lainnya diam cukup terkejut melihat Aruna yang bersimbah darah jhon yang menceritakan ke arahnya bahkan bocah itu mencongkel mata jhon dengan garpu emas itu.
sedangan pria bertopeng itu diam terpaku tak melakukan apapun.
bersambung.
thanks udah mau kembali membaca novel ku jangan lupa untuk....
Heheheheh kalian tahu lah apa maksudku
kasih bintang lima yah 🥳😉hehehe😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments