kepala pelayan masuk kedapur dengan pelayan lain di belakangnya mengikutinya bak seorang penguasa, kepala pelayan yang mengecek makanan yang akan di hidangkan pada siang majikan " miss maya, semua sudah siap" kata pelayan bernama lena seraya menunduk, maya menatapnya datar dan matanya beralih ke nasi briyani yang sudah di sendok " siapa yang mengambil makanan itu " katanya dengan nada dingin lena yang berjaga mengikuti arah pandang maya.
lena terkejut melihat tumpukan nasi briyani yang sudah di sendok sebagian dengan takut lena menunduk " saya tidak tahu miss" katanya pelan
Maya memejamkan mata lalu kembali membukanya matanya dengan pelan " jangan sajikan nasi briyani itu pada tuan harlen dan nyonya , berikan pada pelayan" kata miss maya membalikan tubuhnya dan pergi.
Mendengar perintah maya semua pelayan bersorak senang dalam hati bibir yang datar berkedut ingin tersenyum selepas kepergian maya mereka bersorak senang " aaaaaaa lena kita makan enak hihihi" kata Heni berjingkrak kesenangan " iya, kira kira siapa ya!! yang berani sekali mengambil makanan ini" kata disa, lena sendiri hanya diam.
" siapapun itu aku senang sekali ini bukan pertama kalinya tapi sungguh aku selalu berdoa agar dia selalu mengambil makanan siap saji ini, kita sudah memasak ini dengan sangat lelah tapi bayarannya kita hanya di berikan sepotong roti" kata Heni cemberut
Lena pergi dari sana " lena!! kamu mau kemana " teriak disa " dia kenapa!! " lanjutnya Heni hanya menghendikkan bahu.
disisi lain Azuma dan aruna sedang makan dengan lahap " makan pelan pelan saja, kalau kamu mau nambah nanti kakak ambilkan " kata Azuma, aruna mengangguk dengan mulut penuh.
mereka makan dalam keheningan tiba tiba suara pintu rahasia terbuka " bocah!! bocah dimana kamu" teriak lena, Azuma menghampiri lena, lena menatap nyalang pada Azuma lalu beralih ke aruna " jangan menatap adikku seperti itu, dia ketakutan " kata Azuma membuat lena menatapnya dengan tangan terkepal " apa!! kamu tahu apa yang kamu lakukan!! " kata lena marah.
" apa yang aku lakukan memangnya " kata Azuma semakin membuat api yang berkobar semakin besar " apa kamu tidak kapok setelah mencuri makanan kamu akan di hukum sama miss maya !! apa luka di tubuh kamu sudah kering " kata lena dengan suara bergetar matanya sampai memerah.
mendengar penuturan lena, aruna menghentikan makannya dan menatap Azuma yang membalakanginya berbalik dan tersenyum " aku baik baik saja, dia berbohong " kata Azuma menunjuk lena, lena yang di tunjuk semakin kesal " hentikan semua ini!!! bila kamu ingin makan aku akan ambilkan untuk mu" kata lena menahan diri agar tak menyakiti Azuma.
Azuma mendelik " aku tidak mau makanan sisa atau sepotong roti yang hambar, dan jangan sok peduli kamu juga ikut menyakiti aku!!! " kata Azuma berbisik dengan gemertak giginya yang berbunyi menahan rasa amarah tak kalah besar dari lena,agar aruna tak mendengarnya, lena menatap Azuma dengan sendu.
" keluarlah, jangan menganggu makan malam adikku, dan pastikan tak ada yang melihatmu keluar " kata Azuma tegas dan kembali makan bersama aruna tanpa menghiraukan lena.
lena pergi dari sana ia menghembuskan nafas kasar " sampai kapan aku harus mengurusnya ini semua karena kamu " kata lena menatap ke atas langit yang gelap.
Di meja makan sudah banyak makanan yang tersaji harlen dan istrinya malina sedang makan dengan ketiga anak laki laki mereka " dimana nasi briyani yang ku minta mom" kata carsen menatap setiap hidangan " dimana pesanan putraku " kata malina menatap kepala pelayan maya " makanan tuan muda di makan oleh bocah itu nyonya" kata maya menunduk.
Carsen yang mendengarnya mengepalkan tangannya Romeo dan Delano menatap kakaknya yang marah " sudah aku bilang daddy, usir saja dia jangan pekerjakan dia kenapa!! daddy membiarkannya masuk kerumah kita " kesal carsen putra harlen yang berusia 9 tahun itu.
" daddy punya alasan mempekerjakan bocah itu, dan kamu masih kecil tidak akan mengerti apa apa" kata harlen tegas, carsen kesal ia membanting piring di depannya, tapi tidak membuat kedua orang tua nya kaget lain halnya dengan pelayan mereka selalu kaget mendengar suara nyaring benda benda yang di jatuhkan oleh carsen.
Carsen pergi tanpa makan malam " maya, berikan hukuman pada gadis kecil itu" kata malina dengan santai lalu ia menatap suaminya " kenapa kamu selalu membuat putraku kesal harlen, apa istimewanya gadis kecil itu " kata malina, Romeo dan Delano makan tanpa memperdulikan orang tua mereka " sudah aku katakan kamu tidak akan mengerti" kata harlen meninggalkan meja makan .
malina tersenyum getir melihat sikap suaminya " memang apa yang tidak aku mengerti " batin malina selsai makan malam. seperti menjadi kebiasaan malina ia selalu mengingat berkunjung ke kamar yang selalu di larang oleh harlen untuk tidak ada yang boleh masuk kesana " aku penasaran memang ada apa disini, hanya ada lukisan yang tertutup tirai di kamar ini" kata malina menatap kamar yang kosong hanya ada lukisan di dinding yang tertutup kain hitam.
Malina merasakan bulu kuduknya berdiri ia mendekat akan membuka penghalang anntara dirinya dan lukisan itu, meski sering mengunjungi kamar itu entah kenapa malina selalu saja takut untuk membuka lukisan itu.
Malina semakin dekat dengan lukisan itu, perlahan malina mengangkat tangannya dengan gemetar membuka kain itu tiba tiba.
BRAAAKKK HUSSSSSSSHHH AWUUUUUUUUUU
Jendela terbuka dengan angin kencang suara serigala terdengar nyaring dimalam bulan purnama ini, malina akan menutup jendela karena angin kencang, angin yang kencang memperlihatkan lukisan yang sedikit terbuka karena kain terhembus angin .
" kenapa malam ini begitu sangat menakutkan " kata malina menatap keluar jendela, samar samar ia melihat seorang gadis desa dengan kebaya merah dengan rambut di sanggul dari arah hutan melambai padanya, baju yang di pakai gadis itu sama persis di lukisan, malina terus memperhatikan gadis yang melambai padanya .
"MALINA!!! SEDANG APA KAMU DISINI!!! " suara bariton harlen mengingatkan malina " sedang apa lagi, aku sedang mencari tahu keistimewaan kamar ini" kata malina tak takut sama sekali dengan harlen yang menatapnya nyalang, harlen langsung menarik malina dengan kasar keluar dari kamar ia mengunci kamar itu .
" SUDAH AKU BILANG KALAU KAMU.... " ucapan harlen terpotong saat lena melewati mereka, malina melirik lena yang menunduk dan menatap harlen yang melirik lena dengan matanya yang memerah " apa kamu juga tergoda oleh nya" kata malina santai.
" bukan urusanmu, lebih baik kamu urus saja anakmu yang tidak tahu etika itu" kata harlen meninggalkan malina dengan rasa penasaran yang amat besar.
10 tahun menikah dengan harlen tak pernah sekalipun pria itu bersikap lemah lembut padanya bahkan ia sering mendapatkan kata kata kasar yang menyakiti hatinya Tapi seiring waktu hati malina seperti baja sulit untuk di robohkan.
" siapapun kamu? kamu benar benar hebat dapat membuatnya tergila gila padamu" gumam malina dengan tangan mengepal hebat.
bersambung.
Terima kasih telah membaca bab ini, semoga teman teman suka dan saya harap teman teman bisa memberikan like koment gift dan rating 5 untuk karya saya 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments