Daniel meraih tangan Liana, lalu menekan tubuh wanita cantik itu ke dinding. “Liana, apa yang kamu harapkan dari Tuan Gabriel, dia sudah memiliki istri dan tidak akan melirik perempuan lain lagi" Bisik Daniel dengan suara serak.
Liana tersenyum tipis menatap mata indah milik Daniel dengan lekat. “Mereka menikah tanpa cinta, aku masih memiliki kesempatan untuk bersamanya, lagi pula kita sudah tumbuh besar bersama, kamu sudah tau bagaimana sikap lembut Tuan Gabriel padaku Daniel" Jawabnya lalu melingkarkan tangannya ke leher Daniel, dan membuat Daniel sedikit gugup lantaran Liana tidak pernah seperti ini padanya.
“Cinta bisa tumbuh dengan seiringnya waktu Liana, lihatlah setiap hari Tuan tidak bisa jauh dari Nyonya Vale, bahkan untuk urusan bisnis saja aku selalu mewakilinya, bagaimana kalau kamu bersamaku saja, kita bisa melakukan olah raga malam untuk mengeluarkan keringat" Ucap Daniel sembari menaikkan sebelah alisnya dan lidahnya menyapu bibir tebalnya.
Liana tampak berpikir sejenak. “Kamu ingin bersamaku? Baiklah, tetapi sebelum itu aku ingin menyerahkan tubuhku yang belum terjamah oleh siapapun kepada Tuan Gabriel, dan sisanya untukmu, bagaimana?"
Danie ingin sekali rasanya memaki dan membanting Liana, tetapi dia tetap tersenyum. “Ayolah Liana, Tuan tidak akan melihatmu sama sekali, Nyonya Vale sudah cukup untuk memuaskan Tuan, dan Tuan bilang Nyonya memiliki gaya anjrot-anjrotan yang perempuan lain tidak akan bisa melakukannya." Ujar Daniel entah gaya apa yang baru saja dia katakan.
Daniel mengucapkan kata-kata yang membuat Liana kesal dan penasaran dengan gaya anjrot-anjrotan, Liana baru mendengar nama gaya itu, dia kembali berpikir juga penasaran.
Perlahan Liana mendekatkan bibirnya ke arah bibir Daniel, kecupan pertama Daniel telah di curi oleh perempuan yang siap untuk di eksekusi. Mata Daniel melebar sempurna, kala kecupan itu berganti dengan lumatan rakus.
‘Anj*g ini benaran aku yang di perkos*' batin Daniel kalap, gadis yang mengatakan dirinya belum terjamah oleh laki-laki manapun tetapi begitu lihai melakukan ciuman.
Sibuk dengan pikirannya Daniel sampai tidak sadar jika kemejanya sudah terlepas dari tubuhnya, sial jika di biarkan kesuciannya akan terenggut oleh Liana. Daniel mencoba menghentikan pergerakan tangan Liana.
“Kenapa, bukannya kamu ingin memilikiku?" Tanya Liana dengan suara serak tatapan matanya sayu dengan wajah penuh hasrat.
Daniel tersenyum sembari merangkul pinggang ramping Liana. “Jangan malam ini, aku ada tugas untuk membereskan kekacauan, Tuan bisa marah.. "
“Kamu jangan khawatir, Carles tidak akan menyerang malam ini, karena aku belum mengabarinya malam ini " Sela Liana tanpa sadar dia sudah membongkar rahasianya sendiri.
Kenikmatan memang membuat orang lupa akan hal-hal penting yang seharusnya tidak terucap sembarangan, Daniel menyeringai kecil, Carles, ketua klan dari organisasi lain ternyata yang sudah berani membuat kekacauan di markas Gabriel.
Liana kembali brutal menjelajahi tubuh Daniel, laki-laki itu sudah bersiap dengan sesuatu yang akan membuat Liana melayang sampai ke langit dan tidak akan kembali lagi.
Sampai tangan nakal Liana hendak membuka kancing celana Daniel dan tiba-tiba saja.
DOR
DOR
Mata Liana terbelalak mengerang kesakitan, lantarakan tepat di dadanya dua peluru melesat tembus sampai ke punggung. Suara tembakkan tidak terdengar karena Daniel menggunakan peredam suara. Tubuh Liana tergeletak setelah itu muncul seorang laki-laki dengan tatapan dinginnya dari balik tembok.
“Pergilah ke kamar mandi, sabun di hotel ini masih perawan" Celetuk laki-laki tampan itu sembari melepas kacamatanya.
Daniel mendengus kesal. “Aku tidak berminat, lihatlah bahkan adik kecilku sejak tadi tidak berdiri" Jawabnya.
Gabriel melirik sekilas dia menautkan kedua alisnya, menatap penuh curiga kepada Asisten sekaligus sahabatnya itu.
“Kamu tidak normal? atau jangan-jangan.. "
“Sudahi pemikiran seperti itu, aku memang tidak berminat dengan Liana, aku akan seperti mu hanya akan berdiri kepada istri Sah ku" Sela Daniel lalu memeberi kode pada anak buahnya untuk segera membereskan sisa pekerjaannya.
Gabriel tersenyum, dia sengaja meminta Daniel untuk melakukan hal itu kepada Liana agar perempuan itu mengatakan sesuatu yang bisa menjadi petunjuk, tetapi tidak di sangka Liana malah menyebut langsung ketua dari klan lain.
Carles, musuh bebuyutan Gabriel, orang tua Carles dulu telah di habisi oleh Gerald dan sekarang seakan menuntut balas dendam dengan membuat kekacauan di setiap cabang markas Gabriel.
**
“Aku tidak akan lama, mungkin dua sampai tiga minggu saja" ucap Gabriel merangkul istrinya, entah sejak kapan Gabriel merasa nyaman memeluk tubuh yang agak gemukan itu.
“Apakah Liana juga akan ikut bersama kalian berdua?" tanya Vale dengan nada sedikit tidak suka.
Gabriel tersenyum tipis. “Kenapa apa kamu cemburu dengan Liana?"
Vale mengembungkan pipinya gemas. “Aku hanya tidak suka kalau dia dekat-dekat denganmu, tetapi itu jangan kamu anggap sebagai cemburu, hanya tidak suka." jawab Vale menggemaskan. Gabriel tertawa dan mengiyakan ucapan istrinya.
Lalu Gabriel mengalihkan pandangannya pada Kimmy. “Jaga Nyonya mu dengan baik, kamu bisa menghubungi Noah dan meminta bantuan padanya jika terjadi sesuatu" ucapnya, Gabriel menurunkan egonya, untuk kali ini mungkin akan membuat repot Noah, dia juga sudah menghubungi saudara kembarnya itu.
Yang akan Gabriel hadapi adalah Carles, organisasi nya juga cukup besar meskipun masih di bawanya, tetapi dia tidak akan meremehkan kekuatan orang yang memiliki dendam.
“Baik, Tuan" jawab Kimmy.
Sebelum pergi, Gabriel harus memastikan semua aman, CCTV juga langsung terhubung dengan ponselnya, dia juga menambahkan anggota untuk memperketat pengamanan di rumahnya.
Gabriel juga meminta bantuan dari Zian dan Andre untuk menambahkan pasukan. walaupun di awal dia mendapatkan ledekan dari kedua pamannya itu, Gabriel tidak perduli yang penting keamanan untuk Vale.
“Gabriel, hati-hati, aku menunggu mu" ucap Vale lalu memeluk suaminya dengan erat, berat baginya untuk melepaskan Gabriel.
“Hmm, aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik" jawab Gabriel lalu mengecup lembut kening istrinya.
Gabriel berjalan dengan langkah lebarnya di ikuti oleh Daniel di belakangnya, sementara di luar sudah lebih dari dua puluh mobil menunggunya.
Gabriel akan melakukan penyerangan balik, sebagian anak buahnya sudah berangkat terlebih dulu, biasanya dia pulang akan membawa kemenangan dan mendapatkan wilayah baru.
Misi kali ini menghancurkan klan Carles dan merebut wilayahnya, Gabriel perlu memperluas wilayahnya.
“Silahkan Tuan" ucap Daniel membuka pintu mobil untuk Tuannya.
setelah itu deretan mobil mewah itu satu persatu meninggalkan pekarangan mansion mewah Gabriel, mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah ramainya jalanan New York yang tampak sepi karena jam masih menunjukkan jam kerja.
Daniel sibuk dengan laptopnya, sementara Gabriel mencoba memejamkan matanya, malah bayangan Vale yang semalam melakukan dengan gaya baru membuat nya berkeringat dari dingin.
“Tuan, kita mau menyerang musuh, jangan memikirkan hal mesum dulu" celetuk Daniel tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments