Star Coffee.
"Bagaimana? Apakah tertarik untuk menerima tawaran yang ku sebutkan sebelumnya?"
Jalu duduk berhadapan dengan seorang pria yang umurnya sudah jelas di atas nya dan pria itu tidak lain adalah Victor, seorang pelatih yang menjadi penyebab sistem agen sepak bola terpicu.
"Apakah yang kamu katakan itu benar? Aku benar benar bisa melatih klub di Liga 2 Indonesia?"
Victor bertanya dengan ragu tapi Jalu bisa melihat tatapan bersemangat dari Victor sendiri. Jalu sudah mengetahui latar belakang dan cerita Victor menjadi seorang pelatih melalui obrolan sebelumnya.
Sebelum menjadi pengangguran seperti sekarang, Victor merupakan seorang pelatih kepala di Elite Pro Academy U 18 dan itu berlangsung selama 3 tahun.
Keberhasilan dan batas waktu melatih di Elite Pro Academy selama 3 tahun ini juga yang menjadi modal awal bagi Victor bisa meningkatkan lisensi kepelatihannya menjadi B AFC.
Untuk meningkatkan lisensi kepelatihan menjadi B AFC di perlukan syarat melatih minimal 2 tahun dan tentunya harus memiliki lisensi C AFC.
Selain mengetahui masa lalunya ini, Jalu juga tahu mengenai ambisi Victor dan kenapa dirinya saat ini menjadi pengangguran.
"Itu benar, jika kamu menandatangani kontrak agen - pelatih denganku, maka aku bisa segera membawamu untuk menandatangani kontrak pelatih bersama klub milik temanku itu."
"Kalo begitu sepakat!"
Victor langsung mengangguk dengan tegas dan tanpa memikirkan nya lama lama lagi apalagi setelah mengetahui dengan jelas permintaan dan pengaturan Jalu sebagai agennya.
Mengenai komisi pendapatan yang akan Jalu ambil, Victor sama sekali tidak keberatan dan sangat menyetujuinya. Victor tahu bahwa Jalu mengambil komisi dengan jumlah yang sangat kecil dan itu merupakan batas yang sudah di tetapkan oleh FIFA sendiri.
"Baiklah, silahkan tanda tangani berkas ini!" Jalu segera mengeluarkan sebuah dokumen yang berisikan kontrak agen - pelatih.
Ini merupakan kontrak yang baru di buat oleh Jalu yang sudah disesuaikan berdasarkan penuturan sistem.
Sebelum ini, kontrak yang Jalu miliki memiliki banyak celah sehingga sistem memberikan banyak saran atas kontrak agen yang di miliki Jalu.
Victor membaca sebentar kontrak yang terlampir di berkas tersebut dan setelah memastikan semuanya sama persis dengan apa yang di katakan Jalu, Victor segera menandatangani nya di kolom pihak kedua.
"Selamat bekerja sama! Tunggulah dalam 3 hari dan aku akan segera memberikan mu kabar mengenai tanda tangan kontrak dengan klub baru."
"Oke! Akan ku tunggu kabar baik itu."
Sambil bersalaman dengan Victor, suara sistem terdengar di pikiran Jalu bahkan layar sistem pun di tampilkan di depannya secara tiba tiba.
[Dapatkan hadiah dari tanda tangan kontrak agen - pelatih (Victor), hadiah di berikan :
ⓐ. 50 poin potensial
ⓑ. 500 koin
ⓒ. +5 pada nilai kualitas pelatih]
Setelah mengobrol beberapa saat dengan Victor, Victor pun akhirnya pergi lebih dulu dan Jalu sendiri segera mengoperasikan sistemnya.
Jalu mengoperasikan 50 poin potensial untuk meningkatkan nilai potensi Victor dalam melatih sebanyak 5, dimana nilai potensi nya pun segera meningkat dengan yang asalnya 72 - 77 menjadi 77 - 82.
Selain menambahkan nilai potensi Victor, Jalu segera mengalokasikan +5 pada nilai kualitas kepelatihan. Dengan peningkatan +5 ini, kualitas kepelatihan Victor meningkat menjadi 59 dari yang asalnya hanya 54.
'500 koin sudah masuk ke dalam kantong lagi.'
'Sebelum membawa Victor menandatangani kontrak dengan klub, aku harus segera menyelesaikan penandatanganan dengan kedua pemain itu agar semuanya terselesaikan dalam sekali jalan.'
.....
Dalam perjalanan menuju rumah Noah, Jalu masih di penuhi dengan rasa bersemangat. Jalu sama sekali tidak ingin membuang waktu dengan harus pulang ke rumah dulu dan memilih untuk langsung melanjutkan aksinya.
Memasuki gang gang kecil, Jalu melihat banyak anak anak yang sedang menongkrong dan dengan sopan melewati mereka sambil permisi.
Belum jauh dari tongkrongan yang baru saja di lewati, sebuah teriakan keras yang memanggil namanya membuat Jalu menghentikan motornya.
"Jalu!"
"Apakah itu benar benar kamu?"
Jalu berbalik dan segera melihat seorang pria dengan pakaian santai dan celana pendek berlari kecil ke arahnya dengan wajah yang di hiasi dengan senyuman gembira.
Menatap pria ini, Jalu mencoba untuk mengingat kembali mengenai identitas pria di depannya ini.
"Ramon! Aku Ramon, apakah kamu lupa dengan sahabatmu ini?"
Pria bernama Ramon itu sudah sampai di depan Jalu dan berdiri sambil tersenyum. Melihat wajah dan mendengar nama yang di sebutkan, ingatan Jalu segera terfokus pada masa SMA.
Jalu segera mengingat bahwa ada teman dekat bernama Ramon di ingatannya dan itu adalah seorang siswa nakal. Jalu bisa berteman dan menjadi sahabat dengan Ramon karena saat itu ada sebuah tragedi di sekolah yang membuat keduanya menjadi teman.
"Aku ingat! Sudah lama sekali, bagaimana kabarmu?"
"Parkirkan dulu motormu ke samping dan mari ngobrol dulu sebentar di sana!"
Uhh!
"Mon, bisakah kita mengobrol setelah aku menyelesaikan urusanku?"
"Urusan apa memangnya? Apakah kamu ada urusan penting di wilayah ku?"
"Ah, aku harus mendatangi rumah seorang remaja bernama Noah di daerah ini."
"Noah? Anak itu?" Ramon tertegun sesaat dan segera menunjuk seorang remaja yang sedang menongkrong di tempat yang baru saja Jalu lewati.
Mendengar ini, Jalu juga kaget dan segera mengikuti telunjuk Ramon. Di sana Jalu menemukan seorang remaja berwajah bersih dengan potongan rambut yang rapih.
"Ada apa dengan anak itu? Apakah dia membuat masalah padamu?"
Ramon bertanya dengan nada yang sudah sedikit berubah. Mendengar ini, Jalu tentu harus segera memperbaiki kesalahpahaman yang ada.
"Bukan begitu, aku sekarang adalah seorang agen sepak bola dan menurut beberapa kenalan dan pengintaian, aku berniat menjadikan Noah pemain di bawah agensiku karena Noah di nilai memiliki bakat sangat tinggi dalam sepak bola."
"Oh!"
"Kalo begitu, ayo aku akan membantumu tapi setelah itu kamu harus mengobrol denganku dan bercerita banyak!"
Ramon segera mengusulkan diri untuk membantu Jalu menyelesaikan urusannya dan tentu Jalu tidak mungkin menolaknya.
Turun dari motornya dan mengunci motor, Jalu segera mengikuti Ramon ke arah tongkrongan dari para remaja itu.
"Mau kemana Kak Ramon?"
"Aku mau duduk bersama kalian dan tentu lebih tepatnya ada urusan dengan Noah!" Ramon memasang wajah marah dan kesal yang membuat remaja remaja itu bingung.
Jalu yang mengikuti di belakang Ramon juga menggelengkan kepalanya melihat aksi Ramon karena merasa familiar dengan kelakuannya ini.
"Apakah ada yang salah denganku Kak?" Noah bertanya dengan penuh keberanian dan matanya tidak mengelak sama sekali saat di tatap oleh Ramon.
"Benar, ada yang salah denganmu! Jadi ikuti aku!"
"Tunggu Kak! Lebih baik kita mengobrol disini. Kita juga perlu tahu."
"Iya Kak, jangan bawa Noah kemana mana! Obrolkan saja baik baik disini!"
Para remaja yang menongkrong dan tak lain adalah teman Noah sendiri segera berdiri dan menghalangi langkah Ramon yang akan merangkul Noah. Jalu melihat ini hanya mengangguk puas karena ternyata remaja ini di penuhi dengan rasa solidaritas yang sangat tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ace
update!!
2025-04-05
2
Daan
gregett/Scream//Scream/
2025-04-05
3