Rania terus membaca dan memahami tentang seluk beluk perusahaan clientnya. Karena ia tidak mau nanti hasilnya tidak memuaskan dan sang Presdir akan complain. Tak lama Robert dan George harus kembali ke kantor karena ada yang harus mereka kerjakan. Terpaksa tinggal Rania sendiri yang berada di ruangan tersebut. Karena Adhlino sedang di panggil oleh atasannya.
"Kami pergi dulu ya Nona Rania. Tidak masalah kan kalau Nona kami tinggal sendiri di sini" ucap Robert saat berpamitan dengan Rania.
"Iya, tidak masalah. Kalian pergilah ke kantor, biar aku yang lanjutkan di sini" Rania kembali fokus dengan berkas-berkasnya. Sedangkan kedua rekannya sudah pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Sementara di ruangannya Aldrich sedang berbicara dengan asistennya.
"Bagaimana? Apa kamu yakin mereka bisa menangani proyek ini? "
"Iya Tuan, tadi saya sudah sempat diskusi dengan mereka. Sejauh yang saya lihat, mereka bisa melakukannya. Terutama Nona Rania yang menjadi ketua tim konsultan. Dia sedang mempelajari seluk beluk perusahaan kita, agar tidak salah dalam mengambil keputusan" jelas Adhlino pada atasannya.
"Tunggu dulu, jadi salah satu konsultannya itu perempuan? " ekspresi Aldrich seperti tidak menyukainya.
"Iya Tuan, dia seorang perempuan. Sekarang dia sedang berada di ruang pertemuan. Dia tadi juga berpesan, sebaiknya dipertemuan berikutnya Tuan bisa hadir"
"Berani sekali dia, ya sudah kamu boleh pergi!" Aldrich mengusir Adhlino dari ruangannya.
"Baiklah Tuan, saya permisi" Adhlino segera meninggalkan ruangan Aldrich dan kembali ke ruangan pertemuan.
Setelah asistennya pergi, Aldrich menautkan kedua tangannya dan meletakkan di atas meja. "Okay Nona Rania, kamu berani juga denganku" ia memamerkan smirknya. Kemudian ia segera mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Lalu segera pergi meninggalkan ruangannya.
********
Adhlino sudah kembali ke ruangan pertemuan dimana Rania berada. Namun ia heran, karena hanya ada Rania seorang diri di dalam ruangan itu.
"Loh kemana rekan Nona yang lainnya? " suara Adhlino mengagetkan Rania, sehingga ia langsung menoleh ke sumber suara.
"Mereka ada perlu ke kantor" jawabnya singkat.
"Oh baiklah, saya akan menemani Nona di sini" Adhlino segera mendaratkan tubuhnya di kursi berhadapan dengan Rania.
Setelah selesai membaca semua berkas yang ada di hadapannya, Rania melirik jam di pergelangan tangannya dan sudah menunjukkan pukul 8 malam. Kemudian segera memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
"Baiklah Tuan Adhlino, saya permisi pulang karena sudah hampir jam 8 malam. Besok saya akan kembali ke sini" Rania segera berdiri setelah berpamitan kepada asisten Presdir.
"Nona tunggu, sebaiknya Nona saya antarkan pulang" tawar Adhlino kepada Rania. Rania segera berbalik dan melihat Adhlino dengan tatapan datar.
"Tidak perlu Tuan, saya pulang sendiri saja" ia segera berbalik dan berjalan keluar ruangan.
"Wow, dingin juga ternyata. Bagaimana nanti kalau dia bertemu dengan Tuan Aldrich. Mungkin suasana dalam ruangan berasa sedang di dalam lemari pendingin" Adhlino meraih tasnya dan meninggalkan ruangan tersebut.
*********
Sebelum pulang ke apartmentnya, Rania pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan, dan peralatan lainnya. Saat di jalan pulang dari supermarket, ia melihat segerombolan preman sedang mengambil barang-barang seorang laki-laki yang sedang tergeletak tidak sadarkan diri di jalan.
"Heii, stopped!! Apa yang sedang kalian lakukan? " Rania dengan berani menghentikan aksi para preman tersebut. Karena ia tidak bisa membiarkan seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan.
"Kamu jangan ikut campur Nona, kamu sebaikanya segera pergi sebelum kami berubah pikiran" ucap salah satu preman yang terlihat garang.
Rania tersenyum mengejek dan menatap tajam mereka semua "Kalian tidak tau siapa laki-laki ini?"
"Kami tidak peduli Nona" salah satu preman mulai mendekati Rania.
"Yakin kalian tidak tau? Sebaiknya kalian siap-siap saja diburu oleh anak buah orang ini. Karena dia adalah bos mafia paling kejam di dunia" Rania semakin menajamkan tatapannya, bahkan terkesan dingin dan menyeramkan. Ia terpaksa mengarang semua itu, supaya bisa menyelamatkan laki-laki itu.
Para preman sudah mulai terpengaruh "Kamu jangan bercanda Nona" suaranya sudah terdengar bergetar.
"Siapa yang bercanda? Baiklah kalau kalian tidak percaya aku akan menghubungi salah satu anak buahnya" Rania pura-pura mengeluarkan ponselnya. Sehingga membuat para preman itu ketakutan dan akan berlari.
"Heii, letakkan barang-barang yang sudah kalian ambil! Kalian pikir kalian akan aman kalau kalian mengambil barang miliknya" teriaknya dengan lantang.
Mereka segera kembali dan meletakkan semua barang-barang itu kembali. Setelah semua preman itu pergi, Rania langsung terduduk lemas.
(Astaga, apa yang baru saja aku lakukan?) Ia masih berusaha menenangkan dirinya dan segera menghampiri laki-laki itu. Ia ambil barang-barang yang di letakkan oleh preman tadi dan memasukkannya ke dalam tas. Kemudian Rania menepuk-nepuk pipi laki-laki itu, namun dia tidak merespon. Bau alkohol sangat pekat tercium dari mulut laki-laki itu.
Karena kebetulan letak apartmentnya tidak terlalu jauh dari sana. Ia segera memapah tubuh laki-laki itu dengan susah payah, menuju apartment nya. Ia terpaksa membawa laki-laki itu ke apartmentnya, karena tidak mungkin ia tinggal begitu saja. Suasana jalan saat itu sudah sepi, hanya dilalui beberapa kendaraan saja.
"Ya ampun, tubuhnya berat sekali. Aku seperti sedang memapah seekor gajah" gerutunya pada laki-laki itu. Akhirnya ia sampai di apartment nya dan merebahkan tubuh laki-laki itu di ranjangnya.
"Aduhh pinggangku sakit sekali" ia segera meregangkan tubuhnya yang terasa remuk. "Bajunya kotor dan bau alkohol, bagaimana aku akan menggantinya?" Rania berpikir sejenak. Akhirnya dia mengambil selimut dan menutupi tubuh laki-laki itu dan membuka pakaian laki-laki itu dan hanya meninggalkan celana dalamnya saja.
Setelah melepas semua pakaian laki-laki itu, ia segera mencuci dan mengeringkan pakaiannya dengan mesin cuci. Lalu ia menjemur pakaian itu, dengan menggantungnya di dekat jendela. Rania kembali ke kamarnya untuk mengecek keadaan laki-laki itu dan segera keluar dari kamarnya untuk istirahat di sofa.
Paginya ia terbangun karena mendengar teriakan seseorang.
"Astaga, siapa yang berisik pagi-pagi begini? " gerutunya sambil membuka matanya. "Tapi tunggu dulu, teriakannya berasal dari kamarku" Rania segera bangkit dan berlari ke kamarnya. Saat membuka pintu ia kaget laki-laki itu sudah bangun dan berdiri hanya dengan memakai celana dalam.
"Arghhh" Rania berteriak dan langsung membalikkan tubuhnya.
Aldrich prove
Setelah keluar dari kantornya, Aldrich melajukan mobilnya ke sebuah club. Hari itu dia ingin minum dan menghilangkan stress nya. Sampai di club, ia segera masuk dan menuju meja bartender dan memesan minuman yang ia inginkan. Setelah puas minum dan kondisinya sudah setengah mabuk, ia segera meninggalkan club tersebut. Saat sedang menuju mobilnya, ia dihadang oleh beberapa preman dan segera menyeretnya ke jalanan sepi. Tiba-tiba seorang perempuan datang dan membentak preman tersebut. Setelah itu dia sudah tidak sadarkan diri.
Paginya ia bangun dengan kepala yang masih pusing akibat pengaruh minuman alkohol yang ia minum semalam. Saat melihat sekeliling kamar, ia bingung karena ruangan itu tidak seperti kamarnya. Aldrich segera menyingkap selimutnya, namun ia begitu kaget karena dirinya hanya mengenakan pakaian dalam.
"Arghhhh, kemana semua pakaianku? " teriaknya sehingga membuat seseorang berlari ke kamar yang ia tempati.
Ceklek
Aldrich segera menoleh ke arah pintu karena mendengar pintu dibuka oleh seseorang. Ia melihat seorang perempuan sedang berdiri di ambang pintu kamar. Perempuan itu langsung berteriak dan membalikkan tubuhnya.
**********
"Hei Nona, kamu siapa? Kemana semua pakaianku? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanya laki-laki itu datar.
"Saya Rania, pakaian kamu ada di belakang. Semalam saya mencucinya karena sangat kotor dan bau alkohol. Tunggu sebentar!" Rania segera ke belakang dan mengambil pakaian laki-laki itu.
"Ini" ia memberikan pakaian itu dengan kepala menunduk ke bawah. Laki-laki itu langsung mengabil pakaiannya dan mengusir Rania dari dalam kamar.
.
.
.
.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Shakira Keyyila Zahra
next
2021-03-15
3
A.0122
waduuh pertemuannya
2021-02-18
1
ARSY ALFAZZA
next
2020-11-19
1