Elemental beast - forest boar 1

Alih-alih memilih jalur tercepat menuju kerajaan, ia memutuskan untuk mengambil jalan memutar, menjelajahi lebih jauh bagian hutan yang belum ia kenal. Selain untuk mencari persediaan makanan, Cassius juga berharap bertemu dengan makhluk buas atau monster lain yang bisa menjadi bahan eksperimen berikutnya. Dengan langkah mantap, Cassius mulai bergerak, memasuki kedalaman Hutan Pilgrum yang masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap.

Hutan yang sedang dijelajahi Cassius ini terletak jauh di sebelah selatan kerajaan, sebuah hutan yang sangat luas sekitar satu kali luas kerajaan Lemeria. Dulu terdapat sebuah jembatan yang menjadi akses cepat menuju pemukiman di tepi hutan yang jadi tempat tinggal Cassius dan para pengungsi setelah terjadinya insiden, jembatan itu jugalah yang dipakai para penduduk untuk melarikan diri dari kerajaan saat insiden serangan naga dua dekade lalu.

Namun saat kejadian itu, jembatannya ikut hancur dan satu-satunya akses dari pemukiman di area hutan menuju kerajaan sekarang adalah dengan menembus hutan Pilgrum. Hal itu jugalah yang membuat para pengungsi terisolasi selama dua dekade, mereka lebih memilih hidup terisolasi daripada mengambil resiko kehilangan nyawa hanya untuk kembali ke tempat tinggal mereka sebelumnya yang sudah menjadi abu.

Cassius melanjutkan berjalan pelan di antara pepohonan raksasa yang menjulang tinggi, batangnya yang kasar hampir menutupi langit di atas. Udara di sini terasa tebal, dibumbui dengan aroma tanah lembab dan daun yang membusuk. Namun ada sesuatu yang lebih tajam di udara—sebuah kesan aneh, tampaknya radiasi sihir yang berlebih berdesir perlahan di sekitar tempat ini. Ia tak bisa melihatnya, tapi perasaan itu semakin kuat seiring langkahnya.

Cassius berhenti sejenak di dekat sebuah semak belukar yang tumbuh liar di salah satu sisi jalan setapak sempit yang sudah tertutup rumput. Tangan kirinya meraih ujung bajunya, membuka sebuah kantung kecil yang tersimpan di dalam dimensi pribadi melalui Inventory. Di dalamnya, ia membawa beberapa peralatan sederhana untuk bertahan hidup—pisau khusus berukuran kecil, seutas tali, dan beberapa botol kecil yang berisi ramuan. Ia mengecek ramuan yang dibawanya untuk sekedar memastikan saja jika terjadi keadaan darurat.

Lalu dengan hati-hati, ia memeriksa semak-semak di sekitarnya. Tanaman dengan umbi berakar yang tampaknya biasa saja, namun setelah beberapa pengamatan, ia bisa merasakan ada yang berbeda. Cassius tidak terburu-buru mengutak-atik tanaman itu. Seperti biasa, ia lebih suka melakukan eksperimen dengan berhati-hati. Ia mengambil sebatang ranting panjang dan menusuknya ke dalam tanah, menggali sedikit untuk melihat lebih jauh ke dalam akar yang tersembunyi.

Tiba-tiba saja ia merasakan hawa kehadiran sesuatu yang sedang mengintainya dari kejauhan saat sedang meneliti tanaman tersebut. Dengan cepat dia mengaktifkan loomb-nya dan lebih siap daripada sebelumnya. Ini merupakan satu-satunya alasan mengapa ia merasa cukup percaya diri untuk menjelajah jauh ke dalam hutan ini, meskipun ia tahu bahaya bisa muncul kapan saja.

Setelah memastikan tanaman itu tidak berbahaya, ia mengeluarkan beberapa akar dari tanah dan memeriksanya. Tanaman ini, meskipun tampak biasa saja, namun sepertinya mengandung potensi yang tidak bisa diabaikan. Cassius mencium baunya—ada campuran manis dan pedas yang cukup tajam. Sepertinya, jika dimasak dengan benar, ini bisa menjadi tambahan yang baik untuk makanannya nanti.

Setelah selesai dengan umbi yang Ia dapat, Cassius melanjutkan perjalanan dan tak lama kemudian menemukan beberapa buah besar yang menggantung rendah di salah satu pohon yang lebih pendek.

Cassius menyipitkan matanya "Buah itu kalau tidak salah.. ya, aku ingat!"

Buahnya berwarna hijau gelap dengan bercak-bercak kemerahan di kulitnya. Cassius mengenalinya—buah ini pernah ia lihat di salah satu buku rujukan yang disarankan oleh para ilmuwan kerajaan. Buah itu bisa dimakan, tetapi hanya jika dipetik pada saat yang tepat. Terlalu matang atau terlalu mentah, dan ia bisa keracunan. Saat siap dimakan buah ini berwarna keunguan dan berwarna hitam ketika terlalu matang.

Dengan hati-hati, ia memetik buah itu, merasakannya sebentar di tangannya. "sempurna," gumamnya pelan, memeriksa beratnya. Buah ini akan menjadi makanan yang cukup untuk perjalanan hari ini, bahkan bisa memberinya energi untuk terus menjelajah lebih jauh ke dalam hutan. Tak lupa ia juga memetik yang masih mentah dan memungut pula yang berjatuhan karna terlalu matang, kali ini dia akan bereksperimen dengan buah.

Di dekat situ dia juga melihat pohon buah berry yang berbuah lebat dan memutuskan untuk mengambilnya. Saat sedang memetik berry dan sedang menimbang-nimbang hasilnya. Sensasi aneh yang tiba-tiba merayap di kulitnya membuatnya berhenti sejenak. Udara di sekitar terasa semakin berat, seolah energi di hutan semakin terkonsentrasi, menggumpal di sekitar satu titik. Sesuatu dengan gumpalan energi itu sedang bergerak cepat kearahnya, dan perasaan itu sangat jelas.

"Kkrrssakkk!!"

Tiba-tiba, babi hutan raksasa muncul dari balik semak-semak, dengan gerakan yang cepat dan bertenaga.

“Forrest boar raksasa..?! tidak, bukan... sudah jadi elemental beast. Ini mungkin hal yang paling gila yang pernah kulakukan tapi, kurasa ini saatnya menguji loomb-ku lagi!!”

Cassius bersiap untuk melawanya meskipun kali ini ia tau kalau akan terasa sangat sulit baginya untuk melawan. Sekujur tubuh forest boar itu ditutupi akar yang tersusun layaknya bulu, kulitnya setebal kulit pohon, ukuran, tenaga dan kecepatan yang luar biasa merupakan kombinasi yang mematikan. Cassius benar-benar harus bertarung dengan cerdik kali ini, terutama untuk mencari celah kelemahannya.

Cassius sempat mundur selangkah, mencoba membaca situasi, tapi Forest Boar tidak memberinya waktu untuk berpikir. Makhluk itu melesat maju, kecepatan yang tidak masuk akal untuk ukuran tubuhnya. Taringnya berkelebat, menebas udara dengan suara tajam yang membuat bulu kuduk Cassius meremang.

Untungnya dia berhasil melompat ke samping, menghindari serangan pertama. Begitu taringnya yang besar menabrak pohon, sesuatu yang lebih aneh terjadi. Pohonnya tumbang, tapi disaat yang sama batang dari pohon itu juga tumbuh tak terkendali. Akar dan rantingnya tumbuh memancar ke segala arah.

“Apa yang baru saja terjadi pada pohonya!?”

Forest boar itu tidak berhenti. Ia mengangkat kepalanya, matanya yang menyala menatap langsung ke arah Cassius, lalu dengan kekuatan penuh, menerjang dengan dahi bertulang dan taring besarnya. Cassius hanya punya satu pilihan—menghindar lagi.

Ia berguling ke samping , merasakan hembusan angin kencang saat forest boar itu melesat melewatinya. Tumbukan keras terjadi ketika kepalanya menabrak batu besar di belakangnya, tapi sama sekali tak membuatnya bergeming.

"Kalau terus menghindar, ini tidak akan ada habisnya."

“bagaimana caranya supaya aku bisa menembus akar di tubuhnya itu...? mahluk ini seperti tidak memiliki celah”

Cassius mengalihkan perhatiannya menuju mata forest boar yang menyala hijau saat akan menerjang.

“Matanya... tentu saja..”

Forest Boar berbalik lagi, mendengus keras, lalu menundukkan kepala sebelum menyerang sekali lagi.

Cassius bersiap sambil memegang pedangnya. Kali ini, dia tidak hanya akan menghindar—dia akan mengincar mata forest boar itu. Forest Boar itu melesat seperti badai, tubuh raksasanya mengguncang tanah setiap kali kakinya yang kokoh menghantam permukaan hutan. Taringnya yang besar dan melengkung seperti tanduk iblis, berkilau dengan cahaya hijau samar menandakan energinya sudah terpusat. Setiap kali kakinya menghantam tanah, akar-akar besar memecah dari bawahnya, menjalar liar dengan kecepatan mengerikan ke segala arah.

Terpopuler

Comments

Mưa buồn

Mưa buồn

Semangat thor, jangan males update ya.

2025-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!