Hari ini Refan datang lebih awal. Di lihatnya meja Zira masih kosong dia pun langsung masuk ke ruangannya.
“Zira belum datang nuk” Refan
“belum bos. Mungkin si tukang telat ketiduran seperti waktu di sekolah dulu. ”Kianu
Refan melanjutkan melihat berkas-berkas di mejanya.
Tret..treet “panjang umur Zira bos” menunjukkan nama si penelepon di Hp-nya.
“loudspeaker kan” Refan
“Halo” Kianu
“Kianu aku izin tidak masuk ya. Semua jadwal Pak Refan dan dokumen yang aku periksa sudah aku email ke kamu. Kalau ada yang perlu aku kerjakan email kan saja.” Zira
“lu sakit ra” Kianu
“Cuma sedikit pusing” Zira
“aku akan sampaikan ke Refan” Kianu
“jangan di tambah atau dikurangi kata-kata aku barusan ya nuk” Zira
“pasti. Ya sudah lu istirahat saja. Kerja an di kantor biar Refan yang selesaikan sendiri” Kianu
“hahaha baiklah ”Zira menutup teleponnya.
“begitu bos” setekah Kianu menutup teleponnya
“Zira selalu tertawa dengan lu” Refan
“sepertinya baru kali ini karena aku bahas bos” Kianu
“apa sesenang itu dia melihat gue mengerjakan semuanya sendiri” Refan
“kalian tidak sedang bertengkar kan” Kianu
“bukan urusan lu. Keluar” Refan.
“ok deh” berjalan ke pintu ruangan Refan
“Oya. Gantikan semua kerja Zira. Biar kan dia istirahat beberapa hari” Refan
“Siap bos” Kianu
Di kamar. Tok..tok..tok “ kak aku boleh masuk” Fero
“enggak ”Zira
“kata ibu kakak dari semalam belum makan ”Fero
“tenang saja tidak makan tidak akan membuat mati. Karena Kakak belum mau mati”Zira
“mati itu bukan kakak yang tentukan. Ayo keluar kalau tidak aku dobrak nih” Fero
“coba aja kalau bisa”Zira
Bruk.. bruk.. bruuk Suara dobrakan pintu “sudah nanti lenganmu sakit” Jerit Zira
“aduh lengan ku aaa “ Suara Fero dari balik pintu
karena khawatir Zira langsung membuka pintu kamarnya dan melihat Fero yang duduk di lantai “kamu tidak apa. Ayo masuk” Zira menuntun adiknya masuk ke kamarnya.
“Mata kakak kenapa sembab. Siap yang buat kakak nangis?. ini seperti beberapa tahun yang lalu saat masih ada ayah.” Fero mengerutkan dahinya
“enggak kok. Ini karena begadang semalaman ”Zira
“mungkin kakak memang begadang semalaman tapi mata sembab di sebabkan karena banyak menangis bukan begadang “ Jelas Fero
Tok memukul kepala Fero” jangan sok tau. Mana yang sakit” Zira memeriksa lengan Fero
“bukan di situ. yang ini bekas pukulan kakak” Fero menyentuh kepalanya yang di pukul Zira.
“berani sekali lu tipu gue” memukul bahu Fero terus menerus
“aduuuh.. sakit kak” Fero
“awas lu ulangi lagi” Ancam Zira
“makanya turun dan makan” Fero
“lu bawakan saja kesini. Nanti kalau ibu dan bang Fandi lihat mereka akan khawatir ”Zira
“Fero akan ambilkan. Tapi apa itu orang yang sama seperti saat kakak masuk rumah sakit dan memutuskan pindah sekolah” Fero
Lama Zira berpikir ”udah sana. Nanti aku enggak mau makan nih” Ancam Zira
“aku akan cari tau sendiri” Fero
Keesokan harinya Zira sudah masuk kerja.
Walaupun Kianu sudah kasih tau ke Zira kalau dia boleh tidak masuk beberapa hari.
Refan yang baru datang melihat zira sudah ada di mejanya mencoba untuk menenangkan dirinya.
“Pagi pak” Zira berdiri memberi salam.
“pagi” langsung masuk ruangan tanpa melihat ke arah Zira.
Refan masih berkutat dengan pikirannya.
Sampai Zira mengetuk pintu.
“masuk” Refan. Dia terkejut melihat siapa yang masuk ke ruangannya. Dan Zira pun sudah berdiri di hadapannya.
“ini draf rapat untuk hari ini pak dan untuk jadwal hari ini ada pertemuan dengan Dirut PT.Sj. selanjutnya... ”pembicaraan Zira terpotong
“kamu sudah sembuh” Refan
“sudah pak. Selanjutnya ibu Lia barusan telepon saya untuk mengosongkan jadwal bapak nanti siang. Tapi jadwal bapak nanti siang sudah lama di tunda. Bagaimana pak” Zira
“tetap seperti jadwal. nanti aku yang telepon mami.” Refan berdiri mendekat ke Zira dan meletakkan tangannya di kening Zira. Zira menjauh namun pinggang Zira sudah di peluk Refan untuk tetap dekat dengannya.
“kamu..” kata-kata zira terpotong karena Refan sudah memeluknya.
“aku sudah suruh kamu istirahat. Kenapa tetap masuk juga” Refan
“semalam hanya sedikit pusing. Sekarang sudah tidak apa. Jadi tolong jangan seperti ini. Nanti kalau ada yang lihat bisa salah paham” Zira mencoba melepaskan pelukan Refan
“pertama ini ruangan ku jadi tidak akan ada yang masuk tanpa seizin aku. Kedua aku tidak keberatan kalau ada yang salah paham. ”Refan mengeratkan pelukannya
“aku yang keberatan. Udah lepas. Apa dulu tidak cukup untuk kamu buat aku menderita sendirian” Zira
Refan melepaskan pelukannya dan langsung mencium bibir Zira.
Zira refleks langsung mendorong tubuh Refan dengan sekuat tenaganya. Dan menampar refan.
“lu gila ya. Mungkin lu sedang kesepian karena kekasih lu itu masih di Korea. Tapi aku tidak se murahan itu untuk menjadi pelampiasan lu berengsek” jerit Zira yang sudah menangis.
“asal kamu tau aku seperti ini hanya dengan kamu” tegas Refan
“waaah.. sepertinya di matamu aku memang seorang ******* pemuas nafsu mu.” Zira
“Zira..ma” Refan namun ucapannya terpotong.
“apa nanti malam kamu mau tidur dengan ku” Zira yang masih menangis
Refan menarik nafas berat dan menghembuskan nya. “kamu serius mau tidur dengan ku! karena aku sangat menerima ajakan mu” menatap zira dengan penuh kemarahan yang tertahan
Zira membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
“keluarlah setelah kamu tenang. “Refan keluar dari ruangannya.
“Ayah zira ingin ikut ayah” Zira terduduk di lantai ruang Refan
Di ruang rapat Refan sudah duduk sendiri karena dia mau memghubungi bu Lia maka dari itu semua bawahannya harus menunggu di luar ruangan. “halo mi. Refan sudah ada janji nanti siang. Kalau ada yang penting katakan saja sekarang. ”Refan
“mami ingin lunch bareng kamu dan Zira sekalian merayu Zira untuk mau jadi istri kamu” Bu Lia
“tidak perlu mi. Langsung lamar saja” Refan
“enggak bisa gitu dong sayang. Bagaimana kalau Zira sudah punya calonnya sendiri ” bu Lia
“singkirkan saja calonnya itu. Sudah dulu ya mi refan mau rapat dulu” Refan mematikan teleponnya
“zira mana bos. Enggak ikut rapat” Kianu yang baru masuk
“Mulai saja rapatnya” Refan
“sepertinya mereka benar-benar bertengkar” batin Kianu melihat Refan aneh. Dan membuka pintu ruangan.
Selesai rapat. “Nanti lu yang temani gue ke pertemuan.” Refan
“lalu bagaimana dengan Zira.” Kianu
“suruh dia ke ruangan ku untuk selesai kan proyek yang sedang ku kerjakan.” Refan
“kenapa enggak bos saja yang suruh. Lagian itu proyek besar, yakin kasih Zira pegang laptop bos. Bagai mana Kalau jadi tidak beraturan saat di compile ” Kianu
“Tinggal di benari. Pokonya jangan kasih Zira keluar dari ruangan ku sampai nanti pulang dan kirim makan siang Zira ke ruangan ku” Refan
“kalian lagi bertengkar?” Kianu
Refan tidak menanggapi pertanyaan Kianu.
“bro kalau cinta katakan cinta jangan malah buat masalah. Kalau Zira pergi lagi baru tau rasa” Kianu
“menurut lu gue cinta dengan Zira?” Refan
“ya iyalah. Seisi gedung ini pun tau. Cuma lu dan zira saja yang tidak sadar” Kianu
“laksanakan saja perintah ku nuk” Refan
Jam menunjukkan pukul 1 siang. Kianu sudah melaksanakan semua perintah Refan. Sekarang Zira sedang di ruangan Refan melaksanakan semua yang di sampaikan Kianu dan saat kianu menyampaikan kerja untuk Zira. Refan sudah menunggu di mobil agar tidak berjumpa Zira.
“apa yang harus aku lakukan dengan kode-kode ini. Sebenarnya dia ingin buat apa sih. Apa yang di tambahkan lagi” Zira mengomel sendiri sambil menggambar flowchart.
“ok. Aku sudah mengerti. Dari pada aku mengganggu codingan mr.Es lebih baik aku ubah aja codingan di bagian desainnya “ Zira tersenyum dengan semangat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ruskini Yus
dari awal baca sedih bener... kasihan zira
2020-11-03
2
Selni Korengkeng
jahat bener ga gaku kalau cinta
2020-10-30
1