Pengingat Masa Lalu II

Hari ini Refan datang lebih awal. Di lihatnya meja Zira masih kosong dia pun langsung masuk ke ruangannya.

“Zira belum datang nuk” Refan

“belum bos. Mungkin si tukang telat ketiduran seperti waktu di sekolah dulu. ”Kianu

Refan melanjutkan melihat berkas-berkas di mejanya.

Tret..treet “panjang umur Zira bos” menunjukkan nama si penelepon di Hp-nya.

“loudspeaker kan” Refan

“Halo” Kianu

“Kianu aku izin tidak masuk ya. Semua jadwal Pak Refan dan dokumen yang aku periksa sudah aku email ke kamu. Kalau ada yang perlu aku kerjakan email kan saja.” Zira

“lu sakit ra” Kianu

“Cuma sedikit pusing” Zira

“aku akan sampaikan ke Refan” Kianu

“jangan di tambah atau dikurangi kata-kata aku barusan ya nuk” Zira

“pasti. Ya sudah lu istirahat saja. Kerja an di kantor biar Refan yang selesaikan sendiri” Kianu

“hahaha baiklah ”Zira menutup teleponnya.

“begitu bos” setekah Kianu menutup teleponnya

“Zira selalu tertawa dengan lu” Refan

“sepertinya baru kali ini karena aku bahas bos” Kianu

“apa sesenang itu dia melihat gue mengerjakan semuanya sendiri” Refan

“kalian tidak sedang bertengkar kan” Kianu

“bukan urusan lu. Keluar” Refan.

“ok deh” berjalan ke pintu ruangan Refan

“Oya. Gantikan semua kerja Zira. Biar kan dia istirahat beberapa hari” Refan

“Siap bos” Kianu

Di kamar. Tok..tok..tok “ kak aku boleh masuk” Fero

“enggak ”Zira

“kata ibu kakak dari semalam belum makan ”Fero

“tenang saja tidak makan tidak akan membuat mati. Karena Kakak belum mau mati”Zira

“mati itu bukan kakak yang tentukan. Ayo keluar kalau tidak aku dobrak nih” Fero

“coba aja kalau bisa”Zira

Bruk.. bruk.. bruuk Suara dobrakan pintu “sudah nanti lenganmu sakit” Jerit Zira

“aduh lengan ku aaa “ Suara Fero dari balik pintu

karena khawatir Zira langsung membuka pintu kamarnya dan melihat Fero yang duduk di lantai “kamu tidak apa. Ayo masuk” Zira menuntun adiknya masuk ke kamarnya.

“Mata kakak kenapa sembab. Siap yang buat kakak nangis?. ini seperti beberapa tahun yang lalu saat masih ada ayah.” Fero mengerutkan dahinya

“enggak kok. Ini karena begadang semalaman ”Zira

“mungkin kakak memang begadang semalaman tapi mata sembab di sebabkan karena banyak menangis bukan begadang “ Jelas Fero

Tok memukul kepala Fero” jangan sok tau. Mana yang sakit” Zira memeriksa lengan Fero

“bukan di situ. yang ini bekas pukulan kakak” Fero menyentuh kepalanya yang di pukul Zira.

“berani sekali lu tipu gue” memukul bahu Fero terus menerus

“aduuuh.. sakit kak” Fero

“awas lu ulangi lagi” Ancam Zira

“makanya turun dan makan” Fero

“lu bawakan saja kesini. Nanti kalau ibu dan bang Fandi lihat mereka akan khawatir ”Zira

“Fero akan ambilkan. Tapi apa itu orang yang sama seperti saat kakak masuk rumah sakit dan memutuskan pindah sekolah” Fero

Lama Zira berpikir ”udah sana. Nanti aku enggak mau makan nih” Ancam Zira

“aku akan cari tau sendiri” Fero

Keesokan harinya Zira sudah masuk kerja.

Walaupun Kianu sudah kasih tau ke Zira kalau dia boleh tidak masuk beberapa hari.

Refan yang baru datang melihat zira sudah ada di mejanya mencoba untuk menenangkan dirinya.

“Pagi pak” Zira berdiri memberi salam.

“pagi” langsung masuk ruangan tanpa melihat ke arah Zira.

Refan masih berkutat dengan pikirannya.

Sampai Zira mengetuk pintu.

“masuk” Refan. Dia terkejut melihat siapa yang masuk ke ruangannya. Dan Zira pun sudah berdiri di hadapannya.

“ini draf rapat untuk hari ini pak dan untuk jadwal hari ini ada pertemuan dengan Dirut PT.Sj. selanjutnya... ”pembicaraan Zira terpotong

“kamu sudah sembuh” Refan

“sudah pak. Selanjutnya ibu Lia barusan telepon saya untuk mengosongkan jadwal bapak nanti siang. Tapi jadwal bapak nanti siang sudah lama di tunda. Bagaimana pak” Zira

“tetap seperti jadwal. nanti aku yang telepon mami.” Refan berdiri mendekat ke Zira dan meletakkan tangannya di kening Zira. Zira menjauh namun pinggang Zira sudah di peluk Refan untuk tetap dekat dengannya.

“kamu..” kata-kata zira terpotong karena Refan sudah memeluknya.

“aku sudah suruh kamu istirahat. Kenapa tetap masuk juga” Refan

“semalam hanya sedikit pusing. Sekarang sudah tidak apa. Jadi tolong jangan seperti ini. Nanti kalau ada yang lihat bisa salah paham” Zira mencoba melepaskan pelukan Refan

“pertama ini ruangan ku jadi tidak akan ada yang masuk tanpa seizin aku. Kedua aku tidak keberatan kalau ada yang salah paham. ”Refan mengeratkan pelukannya

“aku yang keberatan. Udah lepas. Apa dulu tidak cukup untuk kamu buat aku menderita sendirian” Zira

Refan melepaskan pelukannya dan langsung mencium bibir Zira.

Zira refleks langsung mendorong tubuh Refan dengan sekuat tenaganya. Dan menampar refan.

“lu gila ya. Mungkin lu sedang kesepian karena kekasih lu itu masih di Korea. Tapi aku tidak se murahan itu untuk menjadi pelampiasan lu berengsek” jerit Zira yang sudah menangis.

“asal kamu tau aku seperti ini hanya dengan kamu” tegas Refan

“waaah.. sepertinya di matamu aku memang seorang ******* pemuas nafsu mu.” Zira

“Zira..ma” Refan namun ucapannya terpotong.

“apa nanti malam kamu mau tidur dengan ku” Zira yang masih menangis

Refan menarik nafas berat dan menghembuskan nya. “kamu serius mau tidur dengan ku! karena aku sangat menerima ajakan mu” menatap zira dengan penuh kemarahan yang tertahan

Zira membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

“keluarlah setelah kamu tenang. “Refan keluar dari ruangannya.

“Ayah zira ingin ikut ayah” Zira terduduk di lantai ruang Refan

Di ruang rapat Refan sudah duduk sendiri karena dia mau memghubungi bu Lia maka dari itu semua bawahannya harus menunggu di luar ruangan. “halo mi. Refan sudah ada janji nanti siang. Kalau ada yang penting katakan saja sekarang. ”Refan

“mami ingin lunch bareng kamu dan Zira sekalian merayu Zira untuk mau jadi istri kamu” Bu Lia

“tidak perlu mi. Langsung lamar saja” Refan

“enggak bisa gitu dong sayang. Bagaimana kalau Zira sudah punya calonnya sendiri ” bu Lia

“singkirkan saja calonnya itu. Sudah dulu ya mi refan mau rapat dulu” Refan mematikan teleponnya

“zira mana bos. Enggak ikut rapat” Kianu yang baru masuk

“Mulai saja rapatnya” Refan

“sepertinya mereka benar-benar bertengkar” batin Kianu melihat Refan aneh. Dan membuka pintu ruangan.

Selesai rapat. “Nanti lu yang temani gue ke pertemuan.” Refan

“lalu bagaimana dengan Zira.” Kianu

“suruh dia ke ruangan ku untuk selesai kan proyek yang sedang ku kerjakan.” Refan

“kenapa enggak bos saja yang suruh. Lagian itu proyek besar, yakin kasih Zira pegang laptop bos. Bagai mana Kalau jadi tidak beraturan saat di compile ” Kianu

“Tinggal di benari. Pokonya jangan kasih Zira keluar dari ruangan ku sampai nanti pulang dan kirim makan siang Zira ke ruangan ku” Refan

“kalian lagi bertengkar?” Kianu

Refan tidak menanggapi pertanyaan Kianu.

“bro kalau cinta katakan cinta jangan malah buat masalah. Kalau Zira pergi lagi baru tau rasa” Kianu

“menurut lu gue cinta dengan Zira?” Refan

“ya iyalah. Seisi gedung ini pun tau. Cuma lu dan zira saja yang tidak sadar” Kianu

“laksanakan saja perintah ku nuk” Refan

Jam menunjukkan pukul 1 siang. Kianu sudah melaksanakan semua perintah Refan. Sekarang Zira sedang di ruangan Refan melaksanakan semua yang di sampaikan Kianu dan saat kianu menyampaikan kerja untuk Zira. Refan sudah menunggu di mobil agar tidak berjumpa Zira.

“apa yang harus aku lakukan dengan kode-kode ini. Sebenarnya dia ingin buat apa sih. Apa yang di tambahkan lagi” Zira mengomel sendiri sambil menggambar flowchart.

“ok. Aku sudah mengerti. Dari pada aku mengganggu codingan mr.Es lebih baik aku ubah aja codingan di bagian desainnya “ Zira tersenyum dengan semangat

Terpopuler

Comments

Ruskini Yus

Ruskini Yus

dari awal baca sedih bener... kasihan zira

2020-11-03

2

Selni Korengkeng

Selni Korengkeng

jahat bener ga gaku kalau cinta

2020-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 Masuk SMA
2 Cewek Aneh
3 Mr.Es
4 Cewek Tercantik
5 Jahat
6 Hancurnya Persahabatan
7 Ciuman Pertama
8 Aku Pergi
9 Bertahun
10 Luka Tidak Terlihat
11 Pertemuan Yang Menyakitkan
12 Mencari
13 Interview Menyebalkan
14 Terpaksa
15 Sebatas Kerja
16 Egois
17 Pengingat Masa Lalu
18 Pengingat Masa Lalu II
19 Perjodohan
20 Bimbang
21 Penolakan
22 Ganti Rugi
23 Mahar
24 Pernikahan
25 Awal Pernikahan
26 Apa Yang Terjadi ?
27 Honeymoon
28 Pernyataan Cinta
29 Kembali
30 Fitnah
31 Pergi Dari Rumah
32 Pergi Dari Rumah II
33 Mencari Zira
34 Rasa Bersalah
35 Siapa Mereka ?
36 Pengganggu
37 Negosiasi
38 Mood Zira
39 Tanda Kehamilan
40 Tanda Kehamilan II
41 Zira Koma
42 Menunggu
43 Tersadar
44 Tersadar II
45 Sahabat yang pernah hilang
46 Perasaan Fita
47 Pertanyaan Zira
48 Interogasi
49 Niat Buruk
50 Perasaan Fita II
51 Arti Sahabat
52 Beberapa Ingatan
53 Adik Kesayangan
54 Zira
55 Pemutusan Kontrak
56 Penangkapan
57 Berita
58 Deva dan media
59 Ingatan
60 Ingatan II
61 Baik-Baik Saja
62 Jaksa
63 Milikku
64 Milikku II
65 Pertengkaran Deva dan Tias
66 Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67 Penuh dengan rahasia
68 Raya dan Kianu
69 Persidangan Pertama
70 Luka
71 Sila dan Farel
72 Kecerian Zira
73 Ancaman
74 Cinta
75 Persidangan kedua Fita
76 Obsesi
77 Berharap semua luka akan membaik
78 Memperbaiki keadaan
79 Berdamai - Finis
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Masuk SMA
2
Cewek Aneh
3
Mr.Es
4
Cewek Tercantik
5
Jahat
6
Hancurnya Persahabatan
7
Ciuman Pertama
8
Aku Pergi
9
Bertahun
10
Luka Tidak Terlihat
11
Pertemuan Yang Menyakitkan
12
Mencari
13
Interview Menyebalkan
14
Terpaksa
15
Sebatas Kerja
16
Egois
17
Pengingat Masa Lalu
18
Pengingat Masa Lalu II
19
Perjodohan
20
Bimbang
21
Penolakan
22
Ganti Rugi
23
Mahar
24
Pernikahan
25
Awal Pernikahan
26
Apa Yang Terjadi ?
27
Honeymoon
28
Pernyataan Cinta
29
Kembali
30
Fitnah
31
Pergi Dari Rumah
32
Pergi Dari Rumah II
33
Mencari Zira
34
Rasa Bersalah
35
Siapa Mereka ?
36
Pengganggu
37
Negosiasi
38
Mood Zira
39
Tanda Kehamilan
40
Tanda Kehamilan II
41
Zira Koma
42
Menunggu
43
Tersadar
44
Tersadar II
45
Sahabat yang pernah hilang
46
Perasaan Fita
47
Pertanyaan Zira
48
Interogasi
49
Niat Buruk
50
Perasaan Fita II
51
Arti Sahabat
52
Beberapa Ingatan
53
Adik Kesayangan
54
Zira
55
Pemutusan Kontrak
56
Penangkapan
57
Berita
58
Deva dan media
59
Ingatan
60
Ingatan II
61
Baik-Baik Saja
62
Jaksa
63
Milikku
64
Milikku II
65
Pertengkaran Deva dan Tias
66
Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67
Penuh dengan rahasia
68
Raya dan Kianu
69
Persidangan Pertama
70
Luka
71
Sila dan Farel
72
Kecerian Zira
73
Ancaman
74
Cinta
75
Persidangan kedua Fita
76
Obsesi
77
Berharap semua luka akan membaik
78
Memperbaiki keadaan
79
Berdamai - Finis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!