Pengingat Masa Lalu

Treet..tret..tret “Halo” Refan

“kamu di mana aku udah di depan rumah. Tapi Ini rumah siapa?” Zira

“tunggu aku keluar” Refan

Refan membuka gerbang rumah Sila “ayo masuk”

“ngapai kita di sini. Jangan macam lu ya ”Zira

“nanti apa pun yang kamu lihat di dalam jangan pernah kabur” Refan

“enggak mau. Kamu mau takut takuti aku kan” berhenti berjalan

“dasar penakut. Kamu boleh genggam tangan ku kok” Refan menggenggam tangan Zira.

Zira pun membalas genggaman tangan Refan. Karena dia benaran takut refan mengerjainya.

Mereka sudah masuk ke rumah sila tepatnya di ruang tv tempat teman yang lain berkumpul.

“fan kita keluar saja ya. Enggak baik pria dan wanita di rumah cuma berdua” menarik tangan Refan yang bahkan tidak bergerak mengikuti tarikan tangan Zira.

“mereka mau jumpa dengan kamu” Refan menunjuk arah sofa tempat temannya duduk.

Zira mengarahkan pandangannya ke tempat yang di tunjuk Refan. Sesaat Zira terdiam.

“Zira. Miss you” Fita

Sila mendekati Zira dan memeluknya ”aku kangen kamu” Sila

Zira hanya diam tanpa sedikit pun merespons perkataan Fita dan pelukan Sila. Zira terus menggenggam tangan Refan dengan kencang.

“kamu ke mana saja selama ini” Fita mendekati Zira. Sila sudah melepaskan pelukannya.

Zira memalingkan wajahnya menghadap Refan. Memberi isyarat dengan mulutnya.” Be_reng_sek” Zira

“Duduk dulu ra” Dimas

“kalian lagi reuni ya. Sepertinya aku salah tempat deh” Zira tersenyum

“kamu enggak Salah tempat. Sudah lama kami menunggu momen ini” Farel

“kak Zii....” Yuka berlari ke pelukan Zira

“Yuka” membalas pelukan Yuka dan menggendongnya.

“kenapa kak Zila enggak ke sekolah lagi. Yuka kan lindu kakak” Yuka

“hmm.. kak Zira mau cari pengalaman baru” Zira

“Pengalaman balu?” Yuka

“iya.. dan melatih kesabaran dengan bekerja dengan om ini” menunjuk Refan

“om Refan” Yuka

“heem.. “Zira tersenyum dengan sangat manis. Semua laki-laki yang melihat senyum zira mungkin akan jatuh cinta. Tidak terkecuali dengan Farel, Dimas dan Kianu yang saat ini melihat Zira menjadi terbengong.

“jangan senyum” Refan menggapit kedua pipi zira dengan jari tangannya.

Zira menepis tangan Refan ” Sakit” melototkan kedua matanya

“mulai sekarang lu enggak boleh tersenyum dengan siapa pun. Kecuali dengan gue” Refan.

“emang lu siapa ngatur-ngatur. lagian aku senyum juga sama Yuka. aku enggak seperti kamu yang suka menakuti anak-anak” Zira mengerutkan dahinya.

“karena kalian sudah jumpa dengan Zira. Sekarang kami pamit pulang. ”Refan menarik tangan Zira

“tunggu anak gue” Sila mengambil Yuka

“lu enggak bisa seenaknya bawak Zira pulang fan” Dimas

“itu hak aku. Karena aku yang suruh dia datang” Refan

“sekarang keputusan ada di Zira. Kamu mau kan tetap di sini Ra. Ngumpul dengan kita” Dimas

“maaf Dimas. Sepertinya aku harus pulang” Zira

“ayo” menarik tangan Zira

“Permisi semua” Zira

“mereka pacaran” Farel

“enggak. Zira itu sudah banyak berubah guys. Sekarang dia lebih mencintai dirinya sendiri. walaupun masih tidak tega dengan orang-orang. Mungkin karena itu dia tidak mau jumpa kalian” Kianu

“menurut gue dia tidak berubah. Dan bahkan sekarang lebih butuh perlindungan” Dimas

•••

“rumah kamu di mana? Ketik di sini” Refan menunjuk navigator di mobilnya

“turunkan aku di sini saja. Aku bisa naik taksi.”Zira

“mau pulang ke rumah orang tua kamu atau ke apartemen ku” Refan

“mau kamu apa sih fan. Bisanya cuma mengancam terus. Dan tadi juga sebenci itu kamu dengan aku sampai harus menjebak aku untuk bertemu dengan teman – teman kamu ” Zira

“emang mereka bukan teman kamu” Refan

“jangan balik tanya! Ini alamat ku“ Zira mengetikan alamatnya.

Refan mengabaikan semua pertanyaan Zira. Bukan karena semuanya benar. Tapi karena Refan bingung harus menjawab apa.

“kita mau ke mana? Rumah aku arah sana” menunjuk arah yang berlawanan.

“makan. Kamu belum makan kan” Refan

“aku tidak lapar. Ayo putar arah” Zira

Namun refan tidak memedulikan ocehan Zira.

“ayo turun” Refan sudah membukakan pintu mobil untuk Zira

“aku kan sudah masukkan alamat rumah ku. Kenapa tetap kamu bawak aku ke apartemen kamu? “ Jerit Zira

“Aku lapar. Karena kamu bilang tidak lapar jadi aku ingin makan masakan aku sendiri. ”Refan

“Sehabis ngantar aku pulang kan bisa. Kenapa harus bawa aku segala” Zira

“karena sudah sangat lapar. Tadi di rumah Farel aku tidak sempat makan.”Refan

“minggir. Aku naik taksi saja” Zira mendorong Refan.

“kamu mau aku gendong” Refan menarik lengan Zira

Zira sudah menangis” Berengsek lu” menepis tangan Refan dan berjalan menuju lift.

Di dalam lift mereka saling berdiam diri.

Bahkan Zira malas melihat Refan.

“kamu tunggu di sini. Aku buatkan sesuatu” Refan

Refan pun memasak 2 porsi spageti dan membuat minum untuk Zira yang saat ini duduk di Meja bar dapur Refan. Tentu saja Zira melihat Refan yang sedang masak.

Refan meletakkan 2 piring spageti di atas meja bar depan Zira.

l

“aku tidak lapar tuan Refan” Zira

“kalau gitu kamu bisa minum sambil nunggu aku siap makan ”Refan yang sudah duduk di samping Zira

Zira meminum minumannya kruk..kruk Suara perut Zira berbunyi.

“kamu mau aku suapi” Refan

“aku akan makan. Tapi jawab pertanyaan ku” Zira

“apa? “Refan

“apa aku punya salah sama kamu? “ Zira

“tidak ada pertanyaan yang lebih berbobot lagi” Refan sudah memutar kursinya menghadap Zira

“sepertinya dari dulu kamu sangat membenci ku” Zira

Refan masih terus menatap Zira.

“jawab! kenapa kamu diam saja ” jerit Zira dengan tarikan nafas yang sudah tidak menentu karena menahan tangisnya

Refan mendekat kan wajahnya ke Zira ke dua tangan Refan sudah di pipi Zira dan langsung ******* habis bibir Zira. Zira memberontak ingin melepas ciuman Refan darinya Namun Refan tetap bertahan dengan perbuatannya itu sampai Refan merasa puas dan melepaskan ciumannya.

Tapi sebelum Refan puas dia sudah melepas ciumannya. karena Zira sudah terlalu lama menahan nafas.

“aku pulang ”dengan nafas yang masih terengah Zira turun dari duduknya lalu pergi menuju pintu keluar apartemen Refan.

Refan menarik tangan Zira dan langsung memeluknya “aku benci saat kamu tersenyum dan dekat dengan laki-laki lain. Aku benci saat kamu menahan marah saat semua orang berbuat sesuka hati dengan kamu. Aku benci saat kamu pura-pura baik” Refan

“apa hak kamu dan bukannya kamu yang suka buat aku marah ”Zira melepaskan pelukan Refan berlalu pergi

“aku antar kamu” Refan menggenggam tangan Zira

“lepas”

Namun Refan tetap tidak melepaskan genggamannya sampai Zira masuk ke mobil. Di mobil mereka saling berdiam diri sampai tiba di rumah Zira.

“rumah kamu yang mana ”Refan

Zira langsung membuka pintu mobil tanpa menjawab Refan. Refan membuang nafas kesal lalu ikut keluar dari mobil mengejar Zira.

“rumah aku di sana. Terima kasih sudah mengantar.” Menunjuk rumahnya

Namun Refan tetap mengikutinya.

“silakan pulang tuan muda ”Zira

Refan menghenti kan langkahnya. Saat ini Refan tau kalau Zira sangat marah.

Episodes
1 Masuk SMA
2 Cewek Aneh
3 Mr.Es
4 Cewek Tercantik
5 Jahat
6 Hancurnya Persahabatan
7 Ciuman Pertama
8 Aku Pergi
9 Bertahun
10 Luka Tidak Terlihat
11 Pertemuan Yang Menyakitkan
12 Mencari
13 Interview Menyebalkan
14 Terpaksa
15 Sebatas Kerja
16 Egois
17 Pengingat Masa Lalu
18 Pengingat Masa Lalu II
19 Perjodohan
20 Bimbang
21 Penolakan
22 Ganti Rugi
23 Mahar
24 Pernikahan
25 Awal Pernikahan
26 Apa Yang Terjadi ?
27 Honeymoon
28 Pernyataan Cinta
29 Kembali
30 Fitnah
31 Pergi Dari Rumah
32 Pergi Dari Rumah II
33 Mencari Zira
34 Rasa Bersalah
35 Siapa Mereka ?
36 Pengganggu
37 Negosiasi
38 Mood Zira
39 Tanda Kehamilan
40 Tanda Kehamilan II
41 Zira Koma
42 Menunggu
43 Tersadar
44 Tersadar II
45 Sahabat yang pernah hilang
46 Perasaan Fita
47 Pertanyaan Zira
48 Interogasi
49 Niat Buruk
50 Perasaan Fita II
51 Arti Sahabat
52 Beberapa Ingatan
53 Adik Kesayangan
54 Zira
55 Pemutusan Kontrak
56 Penangkapan
57 Berita
58 Deva dan media
59 Ingatan
60 Ingatan II
61 Baik-Baik Saja
62 Jaksa
63 Milikku
64 Milikku II
65 Pertengkaran Deva dan Tias
66 Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67 Penuh dengan rahasia
68 Raya dan Kianu
69 Persidangan Pertama
70 Luka
71 Sila dan Farel
72 Kecerian Zira
73 Ancaman
74 Cinta
75 Persidangan kedua Fita
76 Obsesi
77 Berharap semua luka akan membaik
78 Memperbaiki keadaan
79 Berdamai - Finis
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Masuk SMA
2
Cewek Aneh
3
Mr.Es
4
Cewek Tercantik
5
Jahat
6
Hancurnya Persahabatan
7
Ciuman Pertama
8
Aku Pergi
9
Bertahun
10
Luka Tidak Terlihat
11
Pertemuan Yang Menyakitkan
12
Mencari
13
Interview Menyebalkan
14
Terpaksa
15
Sebatas Kerja
16
Egois
17
Pengingat Masa Lalu
18
Pengingat Masa Lalu II
19
Perjodohan
20
Bimbang
21
Penolakan
22
Ganti Rugi
23
Mahar
24
Pernikahan
25
Awal Pernikahan
26
Apa Yang Terjadi ?
27
Honeymoon
28
Pernyataan Cinta
29
Kembali
30
Fitnah
31
Pergi Dari Rumah
32
Pergi Dari Rumah II
33
Mencari Zira
34
Rasa Bersalah
35
Siapa Mereka ?
36
Pengganggu
37
Negosiasi
38
Mood Zira
39
Tanda Kehamilan
40
Tanda Kehamilan II
41
Zira Koma
42
Menunggu
43
Tersadar
44
Tersadar II
45
Sahabat yang pernah hilang
46
Perasaan Fita
47
Pertanyaan Zira
48
Interogasi
49
Niat Buruk
50
Perasaan Fita II
51
Arti Sahabat
52
Beberapa Ingatan
53
Adik Kesayangan
54
Zira
55
Pemutusan Kontrak
56
Penangkapan
57
Berita
58
Deva dan media
59
Ingatan
60
Ingatan II
61
Baik-Baik Saja
62
Jaksa
63
Milikku
64
Milikku II
65
Pertengkaran Deva dan Tias
66
Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67
Penuh dengan rahasia
68
Raya dan Kianu
69
Persidangan Pertama
70
Luka
71
Sila dan Farel
72
Kecerian Zira
73
Ancaman
74
Cinta
75
Persidangan kedua Fita
76
Obsesi
77
Berharap semua luka akan membaik
78
Memperbaiki keadaan
79
Berdamai - Finis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!