Pertemuan Yang Menyakitkan

Keesokan harinya refan menemui anak dari teman bisnis papi nya itu. Wanita itu banyak bercerita tentang kepribadian dan hobi traveling nya ke refan.

Sementara refan asik dengan hp dan mengetikan sesuatu disana.

“kalian sibuk gak” kirim ke sila dan farel

“sibuk.” sila membalas dengan singkat

“sibuk bro. Jangan minta gue temani ya. Lo kan tau sendiri tiap malam yuka ga berani tidur sendiri sedangkan yuka sudah pingin punya adik. Jadi cuma siang waktu untuk buat adiknya yuka. Ajak yang jomblo aja yaa bro” pesan farel

“ga ada akhlak” batin refan membaca pesan sahabatnya itu

“ya udah gue yang jemput yuka hari ini” pesan refan

“kok tumben bro” farel

“semangat untuk membuat adik yuka” refan

“sial. Bisa membeku kedinginan yuka kalu sering sering dekat tuh orang” batin farel

“ga usah fan. Kalau untuk jemput yuka gue sempat” pesan sila

“ga apa sil. Lagian farel bilang siang ini kalian mau buat adik nya yuka. Gue juga udah nyemangati farel tadi” pesan fefan

Wajah sila merah baca pesan refan “ fareeeel” jerit sila mengejutkan guru guru di ruangan sekolah “maaf” melambaikan tangan

Masih di cafe

“saya harus pergi sekarang” refan melihat jam seakan sudah terlambat

“tapi om bilang kamu hari ini punya waktu luang” wanita itu

“emang semua kerjaan sudah di urus asisten saya. Tapi saya harus jemput anak di sekolahnya” refan

“anak.. anak kamu” wanita itu dengan ekspresi terkejut

“iya, dan aku ga mau dia nunggu lama. Atau kamu mau ikut” refan

“enggak deh makasih. Aku pulang aja” wanita itu berlalu pergi

Refan pun membayar pesanannya dan pergi menjemput yuka. Refan memarkir mobilnya di depan pintu masuk gerbang TK dan refan sampai sekolah sudah sunyi.

“mana yuka” batin refan yang masih menunggu di dalam mobil

Karena sudah lama menunggu tapi yuka belum juga terlihat di depan gerbang tempatnya menunggu biasa refan pun turun dari mobil dan mencari ke dalam. Refan bertanya pada satpam

“permisi pak, apa yuka sudah pulang” refan.

“ooo nak yuka belum pulang. Tadi yuka menunggu lama di sini sampai menangis, jadi gurunya membawa dia ke taman belakang. Bapak bisa lewat dari samping sini terus lurus aja” pak satpam menjelaskan

“iya makasih pak” refan yang berjalan ke arah belakang sekolah yuka

Di belang yuka tertawa bahagia.

“yeeee kakak kalah kakak kalah, yuka menang ye ye.. ye ye..” yuka berlari mengelilingi taman karna telalu senang

“yuka jogo banget sih. Kakak kalah kalah terus deh jadinya” tersenyum melihat yuka

Refan yang melihat yuka langsung mendekat dan memanggil namanya.

“yuka” refan

“om refaaan” berlari memeluk refan

“papa kamu ada kerjaan tadi jadi aku yang jemput” refan

“tentu saja kerjaannya mengerjai mama mu” batin refan

“ooo ok, sini deh om” sambil menarik tangan refan

Refan pun mengikuti arah jalan yuka

“kak zira” panggil yuka

Kak zira yang di panggil yuka pun menoleh dan berdiri dari duduknya. Betapa terkejutnya dia melihat laki laki tegap yang berdiri di samping yuka.

“nazira” refan ga kalah terkejutnya dengan apa yang dilihatnya saat ini

“kak zi ini om nya yuka. Hari ini papa mama lagi sibuk. karna om refan ga punya kerja makanya om refan yang jemput” yuka dengan riangnya

“siapa yang bilang aku gak punya kerja” refan

“kalena om selalu bisa jemput yuka sekolah kalau mama papa lagi kelja” yuka

“waaah bapak anak sama aja” refan menahan emosinya

Zira tersenyum melihat tingkah dua orang di depannya

“Karna om kamu udah jemput. Jadi jangan sedih lagi yaa” zira menyentuh pipi merah yuka

“siap, kakak juga yaa” yuka mengangkat tangannya hormat

“om refan” yuka yang menarik narik baju refan

“ini kak zi yang pingin yuka kenalin ke om. Cantik kan” yuka

“tidak” refan tidak melepaskan pandangannya dari wajah zira

Zira yang di tatap jadi salah tingkah

"gak perlu di jawab juga" batin zira kesal

“yuka kakak masuk dulu ya. Kamu Hati hati di jalan” tanpa menatap refan zira berbalik

Tapi tangannya di tahan refan

“tunggu” refan

“ada apa pak” menyingkirkan tangang refan

“yuka main di sana dulu yaaa” refan

“ok om” berlalu pergi

“minta hp kamu” sambil merampas hp yang sedari tadi di pegang zira

“kamu kasar sekali merampas hp orang yang tidak kamu kenal” zira mencoba mengambil hp nya kembali namun gagal

"kalau gitu ayuk kita berkenalan” Refan

“buat apa hp aku” zira tidak memperdulikan ucapan refan

“aku takut kamu menghilang lagi. Jadi aku butuh no wa dan sosmed kamu ” defan

“aku gak kenal anda. Jadi tolong sopan santunnya” zira

“kamu mau kenal aku atau gak aku tidak perduli. Asalkan kamu tau saat ini aku ingin membawa mu masuk ke dalam mobil ku dan tidak melepaskan kamu lagi” refan menyerahkan hp zira

Zira hanya diam memandangi lelaki didepannya dan menarik nafas dengan kasar

“kalau sudah selesai saya pamit” zira berlalu pergi

Di kamar zira

“apa yang harus aku lakukan. Pasti refan udah kasih tau yang lainnya. Zira apa lo harus kabur lagi. Tapi aku ga mau jumpa mereka lagi. Karna itu masa yang harus di hapus dari hidup ku” zira menatap cermin

Tok tok tok

“masuk” zira

“zira besok temenin ibu yuk” ibu ana

“kemana bu” zira

“ke acara teman ayah kamu” bu ana

“ok” zira

“dandan yang cantik yaa” bu ana

“asalkan ga cari ayah baru aja” batin zira

Gedung PDgrup

“besar banget gedungnya zi” ibu ana

“ibu ga salah lokasi kan?” zira

“kamukan juga lihat alamat di undangannya”ibu ana

“ya udah masuk aja bu. Yang penting kitakan punya undangan”zira

Zira hanya celingak celinguk memandangi ruangan dan orang orang yang datang ke pesta itu.

“gak nyangka. ternyata ayah punya pergaulan kayak gini” batin zira kagum

Sampai seseorang menghampiri ibunya zira

“mbak ana” seorang wanita memanggil ibu ana.

“aa iyaa” ibu ana

“mbak istri alm bang hadi kan. Saya lia mbak istri mas dipta” ibu lia

“ooo iya. Udah lama gak pernah jumpa kamu beda sekali” ibu ana

“mas mas.. ini mbak ana” ibu lia sedikit menjerit memanggil suaminya yang berdiri cukup jauh darinya

Pak dipta pun datang menghampiri mereka

“apa kabar ana” pak dipta

“alhamdulillah baik bang, abang dan mbak lia gimana kabarnya” ibu ana

“alhamdulillah sehat” pak dipta bu lia serentak

“ini anak aku yang perempuan bang”bu ana sambil menari zira yang ada di belakangnya

“halo om, tante saya Nazira” salim dan senyum semanis mungkin

“halo zira. Dulu pas kita jumpa kamu masih bayi baru lahir tau” bu lia

Zira hanya tersenyum semanis manisnya

“o iya fandi ada kasih saya lamaran kerja mu dan saya juga udah lihat hasil desain tangan kamu yang ada di dalam map nya” pak dipta

“hmm abang ga ada cerita kalau mau ajukan lamarannya zira ke perusahaannya om” zira terlihat tidak percaya karna dia punya orang dalam

"sepertinya dia ingin buat kejutan" pak dipta

zira senyum terpaksa "kalau emang benar lolos pasti bisa lebih terkejut. mungkin tidak akan bangun lagi" batin zira kesal karena merasa malu

“tenang saja. Om ga bisa luluskan kamu dengan mudah karna itu bukan bagiannya om walaupun saya ingin langsung terima kamu. Selanjutnya bukan om yang akan seleksi kamu” jelas pak dipta

“iya makasih om”zira

“kok makasih. Suami saya ga ada bantu kamu loh” bu lia

“terima kasih udah membuat zira tidak insecure karena orang dalam” zira

“kenapa orang dalam buat kamu insecure, bukannya makin PD ya sayang” bu lia menyentuh bahu zira dengan lumbut

“itu seperti the power of orang dalam. Tapi gak mampu bersaing“ jelas zira

“hahaha mirip sekali dengan hadi” pak dipta tertawa keras yang membuat tamu di acaranya melihat ke arah mereka

Refan tidak datang ke acara ulang tahun perusahaannya tersebut dia hanya rebahan di kamar apartemen nya sambil terus menghubungi seseorang yang tidak menjawab dari semalam. Tepatnya setelah pulang mengantar yuka

“awas aja kalau jumpa” membanting hpnya ke sofa

Keesokan harinya 07.30 pagi

“gue yang jemput yuka. Kalian bisa mencetak adik yuka hari ini” send to farel dan sila

Sila yang baca “ ini gara gara kamu ngomong macam macam. Aku malu banget kalau jumpa es batu ini tau” sila

“maaf sayang. Tapi kita kan emang mau buat adiknya yuka” memeluk sila

“awas aja dengan dimas dan kianu kamu gomong kayak gini juga. Gak aku kasih lagi kamu pergi hangout bareng mereka” sila

“gak apa sayang asalkan jatah aku tidak kamu kurangi” farel cium bibir sila

Episodes
1 Masuk SMA
2 Cewek Aneh
3 Mr.Es
4 Cewek Tercantik
5 Jahat
6 Hancurnya Persahabatan
7 Ciuman Pertama
8 Aku Pergi
9 Bertahun
10 Luka Tidak Terlihat
11 Pertemuan Yang Menyakitkan
12 Mencari
13 Interview Menyebalkan
14 Terpaksa
15 Sebatas Kerja
16 Egois
17 Pengingat Masa Lalu
18 Pengingat Masa Lalu II
19 Perjodohan
20 Bimbang
21 Penolakan
22 Ganti Rugi
23 Mahar
24 Pernikahan
25 Awal Pernikahan
26 Apa Yang Terjadi ?
27 Honeymoon
28 Pernyataan Cinta
29 Kembali
30 Fitnah
31 Pergi Dari Rumah
32 Pergi Dari Rumah II
33 Mencari Zira
34 Rasa Bersalah
35 Siapa Mereka ?
36 Pengganggu
37 Negosiasi
38 Mood Zira
39 Tanda Kehamilan
40 Tanda Kehamilan II
41 Zira Koma
42 Menunggu
43 Tersadar
44 Tersadar II
45 Sahabat yang pernah hilang
46 Perasaan Fita
47 Pertanyaan Zira
48 Interogasi
49 Niat Buruk
50 Perasaan Fita II
51 Arti Sahabat
52 Beberapa Ingatan
53 Adik Kesayangan
54 Zira
55 Pemutusan Kontrak
56 Penangkapan
57 Berita
58 Deva dan media
59 Ingatan
60 Ingatan II
61 Baik-Baik Saja
62 Jaksa
63 Milikku
64 Milikku II
65 Pertengkaran Deva dan Tias
66 Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67 Penuh dengan rahasia
68 Raya dan Kianu
69 Persidangan Pertama
70 Luka
71 Sila dan Farel
72 Kecerian Zira
73 Ancaman
74 Cinta
75 Persidangan kedua Fita
76 Obsesi
77 Berharap semua luka akan membaik
78 Memperbaiki keadaan
79 Berdamai - Finis
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Masuk SMA
2
Cewek Aneh
3
Mr.Es
4
Cewek Tercantik
5
Jahat
6
Hancurnya Persahabatan
7
Ciuman Pertama
8
Aku Pergi
9
Bertahun
10
Luka Tidak Terlihat
11
Pertemuan Yang Menyakitkan
12
Mencari
13
Interview Menyebalkan
14
Terpaksa
15
Sebatas Kerja
16
Egois
17
Pengingat Masa Lalu
18
Pengingat Masa Lalu II
19
Perjodohan
20
Bimbang
21
Penolakan
22
Ganti Rugi
23
Mahar
24
Pernikahan
25
Awal Pernikahan
26
Apa Yang Terjadi ?
27
Honeymoon
28
Pernyataan Cinta
29
Kembali
30
Fitnah
31
Pergi Dari Rumah
32
Pergi Dari Rumah II
33
Mencari Zira
34
Rasa Bersalah
35
Siapa Mereka ?
36
Pengganggu
37
Negosiasi
38
Mood Zira
39
Tanda Kehamilan
40
Tanda Kehamilan II
41
Zira Koma
42
Menunggu
43
Tersadar
44
Tersadar II
45
Sahabat yang pernah hilang
46
Perasaan Fita
47
Pertanyaan Zira
48
Interogasi
49
Niat Buruk
50
Perasaan Fita II
51
Arti Sahabat
52
Beberapa Ingatan
53
Adik Kesayangan
54
Zira
55
Pemutusan Kontrak
56
Penangkapan
57
Berita
58
Deva dan media
59
Ingatan
60
Ingatan II
61
Baik-Baik Saja
62
Jaksa
63
Milikku
64
Milikku II
65
Pertengkaran Deva dan Tias
66
Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67
Penuh dengan rahasia
68
Raya dan Kianu
69
Persidangan Pertama
70
Luka
71
Sila dan Farel
72
Kecerian Zira
73
Ancaman
74
Cinta
75
Persidangan kedua Fita
76
Obsesi
77
Berharap semua luka akan membaik
78
Memperbaiki keadaan
79
Berdamai - Finis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!