Luka Tidak Terlihat

Zira mangambil nafas yang panjang. “ ayah boleh kah aku menyusul mu. Zira lelah harus terus berpura pura” zira

“kan udah gue bilang jangan sendirian. Lagian ada urusan apa sih ke kampus lagi” deva yang langsung duduk dan merangkul temannya itu

“lihat deh awannya cerah banget kan. Buat gue lupa waktu apa lagi di tambah dengerin ost drama hihihi” zira

“lebih baik lo nonton dramanya dari pada cuma dengerin musik dan berjemur di sini” ketus deva

“atap kampus itu tempat yang paling enak untuk di datangi tau. Dan lagi malas nonton yg romance maunya horor, thriller atau detektif gitu. Emang kayak lo sukanya romantis melulu” zira

“sempat lo minta punya gue” ancam deva

“miane..gue tarik kata kata barusan” zira.

Terus di susul tawa khas mereka berdua

Sebenarnya zira juga tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya. Tanpa sadar dia selalu menangis dan hatinya selalu merasa sakit.

Setelah pindah sekolah zira menjadi pribadi yang lebih pendiam dan tertutup dari biasnya.

Dia punya banyak teman perempuan itu pun dia tidak pernah membuka diri seperti saat di sma nya yang lama. sedangka dengan teman laki- laki dia selalu menjaga jarak. Satu satunya sahabat Zira di sma hanya deva dan mereka juga satu jurusan di kampus yang sama. Tapi deva lebih dulu lulus sedangkan zira mengajukan cuti karna ayahnya meninggal dunia saat jadi maba di kampus negeri. Ibu ana, bang fandi dan adiknya feno begitu terpukul atas kepergian pak hadi. Bukan berarti zira tidak sedih hanya saja dia menutupinya. Karena itu dia bicara dengan ibu dan bang fendi.

Trowback..

“ibu, abang. Zira mau kerja dulu selama setahun baru lanjut kuliah lagi boleh ya” zira

“buat apa. Cuti juga tetap bayar kuliah kan” bang fendi

“ga perlu zira. Aset ayah mu masih banyak kok. Uang pensiun juga ada” ibu ana

“tapi zira pingin kerja. Kalaupun bayar hanya 25% nya bang. Zira bisa sisihin uang hasil kerja” zira

“lo mau kerja apa, cari kerja itu bukan seperti membalikkan telapak tangan. Lagian gue bentar lagi lulus” ketus bang farel

“terserah abang. Tapi zira akan tetap cuti setahun atau setengah semester. Zira juga akan cari beasiswa” zira bersikeras.

“lo memang selalu mengeyel kalau di kasih tau. Dulu lo bilang ingin rubah diri setelah pindah sekolah. Nyatanya apa lo makin insecure sama diri lo” fandi emosi

“zira sudah coba berusaha. Bahkan untuk mengutamakan diri sendiri bukan orang lain. Zira sudah jadi anak yang egois bang. Apa itu kurang” zira

“hanya betambah egois bukan menghilangkan insecure lo” fandi yang berlalu pergi meninggalkan zira

Akhirnya zira mengajukan cuti dan bekerja menjadi guru pengganti di Tk sampai siang dan sore hari zira bekerja jadi buruh pabrik sampai tengah malam. Di sela-sela kerjanya zira masih terus mencari beasiswa untuk semester selanjutnya. Sahabatnya deva sudah sangat mengerti dengan keadaan zira. Karena deva pernah mendapati zira menangis sampai senggugukan di atap gedung kampus mereka.

Deva yang nanya zira kenapa hanya tetap menangis sampai zira bilang.

“di sini sakit dev” menunjuk tepat dimana hatinya berada

“ayok kita ke dokter” menarik tangan zira

“sakit banget dev. Gue rasa dokter ga bisa menyembuhkannya hiks hiks” zira pun terduduk di lantai. Deva langsung memeluk zira dan menenangkannya

Itu bukan kali pertama deva melihat kesedihan zira. Waktu zira baru pindah sekolah deva juga melihat zira menangis di lapangan saat semua murid lain sudah pada pulang.

“lo kenapa. Ada yang ganggu lo” deva

“eh enggak kok” zira tersenyum seolah olah dia baik baik saja

“jadi itu” menunjuk mata zira yang berair dan sembab

“ahh ini kelilipan. Lihat deh anginnya kencang hihihi” zira menyeka matanya

“hemm oke deh. Bilang ya kalau ada yang ganggu lo. Biar gue hajar” deva mengarahkan tinjunya ke udara

Saat zira memutuskan untuk cuti padahal baru semester satu. Deva sangat terkejut.

“lo gila ya” deva

“lo yang gila” melihat dengan aneh karena tidak.terima di bilang gila

“aneh banget tau ga zi. Kita aja cuma baru pengumuman lulus dan lo malah mau cuti. Kalau lo butuh uang biar aku bantu bilang ke papa. Nanti lo bisa lunasi setelah jadi desainer terkenal” deva

“hahaha” zira tertawa keras

“kok lo ketawa sih. Gue serius” deva marah

“terus gue harus menangis. gue tidak menyangka aja punya sahabat baik kayak gini. Terus yakin banget lo kalau gue bisa jadi desainer terkenal” zira yang terus tertawa

Deva menatap zira aneh

“kalau setelah gue sukses dan ga mau bayar utang sama lo bagai mana. Kan gue sudah terkenal malu dong di bilang punya hutang” zira

“gue cari lo sampai dapat lah. Karna gue ga mau lo masuk neraka karna ga bayar hutang ke gue” deva

“waaah gue jadi beneran mau nangis” menyeka ujung matanya yang tidak berair

“tapi gue sungguh sungguh dev keputusan gue udah bulat. Dan gue masih tetap ingin bersahabat dengan lo” zira menatap deva dengan serius

Deva pun memeluk zira “ tapi lo janji jangan pernah sedih lagi” deva menangis meluk zira

“lah gue yang cuti kok lo yang jadinya nagis. Dasar cengeng” zira menepuk nepuk belakang pundak deva

“lo yang cengeng” melepas pelukanya. Dan mereka sama sama tertawa.

Pesta kesuksesan film fita.

“udah berapa penjahat yang lo tangkap” tika

“banyak la. Ga bisa di hitung pake jari” dimas

“yakin lo. Paling cuma kelas teri” tika

“kalau lo. Udah berapa tersangka yang ga bersalah lo jeblos kan ke penjara” dimas

“hei hati-hati lo yaa. Gue selalu berdasarkan bukti” menjambak rambuk dimas

“kalian apa apaan sih. Ga malu di lihat in orang” sila

“dia delua sil” tika yang masih menarik rambut dimas

“lo lepas ga. Gue tuntut lo kalau ga mau lepas. Biar karir lo hancur sekalian” tantang dimas

“gue hitung sampai tiga.. 1..2...tiiii”dimas

Langsung di lepas tika

“syukur lo cewek” dimas memegang rambut yang di tarik tika

“heran ya di mana-mana kalian berantam terus kayak tom and jerry tontonan anak gue” sila

“biar aja sayang. Entar juga saling jatuh cinta” farel tersenyum penuh kemenangan

“Ogah.” Dimas tika serentak

“om kianu” yuka loncak kepelukan kianu yang baru datang dengan refan

“yuka cantik” kianu yang langsung menggendong yuka

“lama banget sih datang nya. Sampai acara gue udah selesai” fita manyun

“ada yang harus di selesaikan dulu tadi ta” kianu

“kenapa. Mr es batu menyulitkan lo nuk” dimas

“om dimas. Om refan bukan es batu lagi tauk” yuka

“kenapa yuka jadi bela mr es batu” dimas heran

“karna om refan udah beli kan yuka ice cream dan buat yuka ga nangis lagi. Yuka juga mau kenalkan om refan sama kakak zi yang cantik” yuka

“kan udah aku bilang ga mau” refan

“hahaha masih sukur ada yang bela dan mau jodohin lo es batu. Anak gue jarang mau bantu orang kayak lo gini” farel yang mengacungkan tos dengan yuka

“gue ga butuh bantuan anak lo yang masih ngompol” refan

“yuka ga ngompol lagi kok om” yuka

Semua orang di ruangan tertawa kecuali refan yang malas melihat kelakuan teman temannya. Yuka pun turun dari pangkuan kianu dan pergi ke ruang pet fita

“Nuk. Cari tau siapa yang pertama kali nyebut gue es batu” refan

“terus kenap bos” kianu

“penjarakan” refan

“waaah gila lo. Ngomong penjara di didepan polisi dan jaksa” farel

“ga peduli. Karna itu ada UUD nya” refan sambil mengangkat gelas dan meminumnya

“ya udah cari nuk. Apa perlu gue bantu” dimas tersenyum penuh arti

“gue juga mau bantu” tika

“sepertinya mr es batu suda rindu dengan ms kulkasnya” fita

Sontak semua tertawa

“emang siapa orangnya” refan

“lo emang ga tau fan. masalah pelajaran aja lo yang cerdas” sila

“makanya gue nanyak” refan

“Nazira ayuna hadi orangnya. Gue berterima kasih banget kalau lo bisa nemuin dia” fita

“maaf ya guys sahabat gue ini emang juara umum akademik bahkan bisa mimpin perusahaan besar di umur muda. Tapi dia tetap punya kekurangan yaitu tidak tau perasaan sendiri dan tidak bisa menaklukkan wanita”dimas

Refan pun berdiri dari tempat duduknya

“mau kemana. Gue belum selesai” panggil dimas

“ga penting” refan yang pergi dari ruangan itu

Refan menghela nafasnya kuat entah apa yang ada di fikirannya saat itu. Sampai hp nya berbunyi pertanda telpn masuk

“halo pi” refan

“kamu dimana fan” pak dipta

“di rumah teman pi. Ada apa” refan

“papi mau besok kamu jumpai anak teman bisnis papi” pak dipta

“kalau ini tentang perjodohan sebaiknya papi urungkan saja niat itu. Karna refan tidak mau” refan

“pokonya papi tidak mau tau. Besok jangan buat gadis itu menunggu lama” pak dipta langsung mengakhiri telpn nya

Episodes
1 Masuk SMA
2 Cewek Aneh
3 Mr.Es
4 Cewek Tercantik
5 Jahat
6 Hancurnya Persahabatan
7 Ciuman Pertama
8 Aku Pergi
9 Bertahun
10 Luka Tidak Terlihat
11 Pertemuan Yang Menyakitkan
12 Mencari
13 Interview Menyebalkan
14 Terpaksa
15 Sebatas Kerja
16 Egois
17 Pengingat Masa Lalu
18 Pengingat Masa Lalu II
19 Perjodohan
20 Bimbang
21 Penolakan
22 Ganti Rugi
23 Mahar
24 Pernikahan
25 Awal Pernikahan
26 Apa Yang Terjadi ?
27 Honeymoon
28 Pernyataan Cinta
29 Kembali
30 Fitnah
31 Pergi Dari Rumah
32 Pergi Dari Rumah II
33 Mencari Zira
34 Rasa Bersalah
35 Siapa Mereka ?
36 Pengganggu
37 Negosiasi
38 Mood Zira
39 Tanda Kehamilan
40 Tanda Kehamilan II
41 Zira Koma
42 Menunggu
43 Tersadar
44 Tersadar II
45 Sahabat yang pernah hilang
46 Perasaan Fita
47 Pertanyaan Zira
48 Interogasi
49 Niat Buruk
50 Perasaan Fita II
51 Arti Sahabat
52 Beberapa Ingatan
53 Adik Kesayangan
54 Zira
55 Pemutusan Kontrak
56 Penangkapan
57 Berita
58 Deva dan media
59 Ingatan
60 Ingatan II
61 Baik-Baik Saja
62 Jaksa
63 Milikku
64 Milikku II
65 Pertengkaran Deva dan Tias
66 Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67 Penuh dengan rahasia
68 Raya dan Kianu
69 Persidangan Pertama
70 Luka
71 Sila dan Farel
72 Kecerian Zira
73 Ancaman
74 Cinta
75 Persidangan kedua Fita
76 Obsesi
77 Berharap semua luka akan membaik
78 Memperbaiki keadaan
79 Berdamai - Finis
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Masuk SMA
2
Cewek Aneh
3
Mr.Es
4
Cewek Tercantik
5
Jahat
6
Hancurnya Persahabatan
7
Ciuman Pertama
8
Aku Pergi
9
Bertahun
10
Luka Tidak Terlihat
11
Pertemuan Yang Menyakitkan
12
Mencari
13
Interview Menyebalkan
14
Terpaksa
15
Sebatas Kerja
16
Egois
17
Pengingat Masa Lalu
18
Pengingat Masa Lalu II
19
Perjodohan
20
Bimbang
21
Penolakan
22
Ganti Rugi
23
Mahar
24
Pernikahan
25
Awal Pernikahan
26
Apa Yang Terjadi ?
27
Honeymoon
28
Pernyataan Cinta
29
Kembali
30
Fitnah
31
Pergi Dari Rumah
32
Pergi Dari Rumah II
33
Mencari Zira
34
Rasa Bersalah
35
Siapa Mereka ?
36
Pengganggu
37
Negosiasi
38
Mood Zira
39
Tanda Kehamilan
40
Tanda Kehamilan II
41
Zira Koma
42
Menunggu
43
Tersadar
44
Tersadar II
45
Sahabat yang pernah hilang
46
Perasaan Fita
47
Pertanyaan Zira
48
Interogasi
49
Niat Buruk
50
Perasaan Fita II
51
Arti Sahabat
52
Beberapa Ingatan
53
Adik Kesayangan
54
Zira
55
Pemutusan Kontrak
56
Penangkapan
57
Berita
58
Deva dan media
59
Ingatan
60
Ingatan II
61
Baik-Baik Saja
62
Jaksa
63
Milikku
64
Milikku II
65
Pertengkaran Deva dan Tias
66
Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67
Penuh dengan rahasia
68
Raya dan Kianu
69
Persidangan Pertama
70
Luka
71
Sila dan Farel
72
Kecerian Zira
73
Ancaman
74
Cinta
75
Persidangan kedua Fita
76
Obsesi
77
Berharap semua luka akan membaik
78
Memperbaiki keadaan
79
Berdamai - Finis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!