Ciuman Pertama

“sepertinya mereka benar pacaran “ fita

“kita ga bisa percaya gitu aja ta” sila

“jadi apa namanya kalau ga pacaran. Mereka udah pulang berduaan gitu ditambah zira ga ada bicara apa pun setelah tadi pagi” fita

ya iya lah... kan kalian yang terus menghindar.

“mungkin aja ada yang perlu di bahas ta” tika

“sebenarnya gue ga masalah mereka pacaran. Tapi harusnya zira terbuka sama gue. Dia bisa bilang kan ke kita kalau emang dia suka sama refan. Gue bisa relakan walaupun kalian juga tau dari awal aku suka nya sama refan “ fita yang terus menangis

Selama di perjalanan pulang zira dan refan saling berdiam diri.

“katanya mau bicara. Apa sih mau mr es batu ini” batin zira

“dimana rumah lo” refan

“turuni di pinggir situ aja” zira menunjuk sebuah rumah

“ini rumah lo” refan

“enggak” zira

“terus kenapa minta turun di sini” refan

“lo bilang mau bicara sesuatu, apa?” zira mengalihkan pembicaraan

“hemm. Apa yaa gue lupa” refan melihat zira dengan serius

“ga jelas lo” zira sambil melepas sabuk pengaman darinya dan ingin membuka pintu mobil

“mau kemana” refan

“pulang lah.” Zira

“gue belum selesai” refan

“apa lagi” zira

“jangan genit sama cowok lain” refan

“what. Emang gue genit! Dan kalau pun gue genit itu bukan urusan lo. Itu urusan gue yang bahkan orang tua gue aja juga tidak bisa ngurusin ke genitan gue kan! Karna itu urusan gue dan masalah gue.” Zira mulai kesal

“risih gue lihatnya” refan

“lo bukan siapa-siapa gue. Teman juga enggak apalagi pacar” zira

“Gimana kalau gini” refan langsung menarik zira kepelukannya dan mencium bibi zira

Zira yang terkejut reflek mendorong tubuh refan tapi gagal.

Refan masih terus menciumi bibir zira sampai akhirnya zira memalingkan wajahnya ke kiri.

“berengsek. Waah gue merasa bersalah ke fita” zira gemetaran mengelap bibirnya sambil menangis mengingat temannya

“apa hubunganya sama dia” bentak refan

“karna dari awal fita suka sama lo, bahkan tadi pagi dia bahagia banget cerita ke kami kalau kalian jumpa di bali” zira melototkan matanya yang sudah basah karna tangisan

“terus lo ga nanyak gue sukanya sama siapa. Lo juga ga nanyak gue bahagianya sama siapa” refan kesal

Zira hanya diam dan memalingkan wajahnya dari refan dia masih terus menangis sampai senggugukan

“jangan harap gue akan minta maaf dengan yang udah gue lakuin ke lo tadi. Karna itu bukan kesalahan” refan

Entah apa yang ada di fikiran zira sekarang tapi zira masih terus menangis.

“nazira. Please jangan nangis terus” refan

“aku turun sekarang” zira yang membuka pintu mobil berlalu pergi tanpa menunggu jawaban atau pun melihat refan lagi

Refan yang melihat zira pergi pun menyandarkan diri dan menghembuskan nafas dengan kasar. Entah apa yang di fikirkannya saat itu.

Keesokan harinya di sekolah.

Fita tika dan sila mengabaikan zira yang mendekati mereka. Seolah tidak ada celah untuk menjelaskannya.

Zira yang duduk termenung di atap sekolah sendirian.

“mata kamu kok sembab. Kamu abis nangis ra. Sebenarnya apa yang terjadi” dimas duduk di samping zira

“hanya salah paham dim” zira

“salah paham gimana? Jadi kamu beneran ga pacaran dengan refan” dimas

“dapat kabar dari mana” zira

“kianu yang cerita. Aku ga masalah kalau kamu benar pacaran sama refan. Asalkan kamu bahagia ra” dimas

“gue ga pacaran. Dan ga mau pacaran” zira melihat ke arah dimas yang ada di sampingnya

“sepertinya kamu juga memberi tembok untuk aku” dimas

“dim menurut lo sahabat sesungguhnya itu seperti apa sih” zira

“yang saling percaya. Kayak aku, refan, farel dan kianu” dimas

“kalian sahabatan” zira

“yaaa mungkin ga seperti cewek yang peka dengan semua hal dan selalu mengungkapkan dengan kata2” dimas

“maksudnya” zira

“kami sebagai cowok ga akan peka jika tidak ada baku hantam” dimas

“haaa” zira

“gue lihat kamu nangis di buat refan sehabis pembagian rapot. Dan pas kamu udah pulang gue hajar dia. Terus dia bilang ga bisa kalau ga gangguin kamu. Yaa gue hajar lagi. Tapi refan sedikit pun ga balas mukul gue. Di situ gue mikir kalu dia ngerasa bersalah” dimas

“apa kami harus pukul pukulan juga” zira

“hahaha ga gitu juga ra” dimas

“itu belum selesai. Pas refan di bali dia telpn gue. Katanya dia masih ga bisa berhenti gangguin kamu” dimas

“sebenci itu dia sama gue. sampai harus ngelapor sama lo hanya untuk ganggu gue” zira menggeliat ngeri

“itu bukan benci ra. Tapi rasa suka” dimas

“jangan ngaco dim. Udah ahh gue mau masuk” zira pun berdiri dari duduknya

“ehh tunggu dulu. Harusnya lo hajar aja tuh es batu” ketus zira

“ga perlu. Yang penting dia udah jujur sama gue. Dia bisa cerita gitu kan karna menghargai gue sebagai sahabatnya” dimas

“maksih ya dim, udah mau aku tanyak tanyak. Yuk kita masuk” ajak zira

Episodes
1 Masuk SMA
2 Cewek Aneh
3 Mr.Es
4 Cewek Tercantik
5 Jahat
6 Hancurnya Persahabatan
7 Ciuman Pertama
8 Aku Pergi
9 Bertahun
10 Luka Tidak Terlihat
11 Pertemuan Yang Menyakitkan
12 Mencari
13 Interview Menyebalkan
14 Terpaksa
15 Sebatas Kerja
16 Egois
17 Pengingat Masa Lalu
18 Pengingat Masa Lalu II
19 Perjodohan
20 Bimbang
21 Penolakan
22 Ganti Rugi
23 Mahar
24 Pernikahan
25 Awal Pernikahan
26 Apa Yang Terjadi ?
27 Honeymoon
28 Pernyataan Cinta
29 Kembali
30 Fitnah
31 Pergi Dari Rumah
32 Pergi Dari Rumah II
33 Mencari Zira
34 Rasa Bersalah
35 Siapa Mereka ?
36 Pengganggu
37 Negosiasi
38 Mood Zira
39 Tanda Kehamilan
40 Tanda Kehamilan II
41 Zira Koma
42 Menunggu
43 Tersadar
44 Tersadar II
45 Sahabat yang pernah hilang
46 Perasaan Fita
47 Pertanyaan Zira
48 Interogasi
49 Niat Buruk
50 Perasaan Fita II
51 Arti Sahabat
52 Beberapa Ingatan
53 Adik Kesayangan
54 Zira
55 Pemutusan Kontrak
56 Penangkapan
57 Berita
58 Deva dan media
59 Ingatan
60 Ingatan II
61 Baik-Baik Saja
62 Jaksa
63 Milikku
64 Milikku II
65 Pertengkaran Deva dan Tias
66 Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67 Penuh dengan rahasia
68 Raya dan Kianu
69 Persidangan Pertama
70 Luka
71 Sila dan Farel
72 Kecerian Zira
73 Ancaman
74 Cinta
75 Persidangan kedua Fita
76 Obsesi
77 Berharap semua luka akan membaik
78 Memperbaiki keadaan
79 Berdamai - Finis
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Masuk SMA
2
Cewek Aneh
3
Mr.Es
4
Cewek Tercantik
5
Jahat
6
Hancurnya Persahabatan
7
Ciuman Pertama
8
Aku Pergi
9
Bertahun
10
Luka Tidak Terlihat
11
Pertemuan Yang Menyakitkan
12
Mencari
13
Interview Menyebalkan
14
Terpaksa
15
Sebatas Kerja
16
Egois
17
Pengingat Masa Lalu
18
Pengingat Masa Lalu II
19
Perjodohan
20
Bimbang
21
Penolakan
22
Ganti Rugi
23
Mahar
24
Pernikahan
25
Awal Pernikahan
26
Apa Yang Terjadi ?
27
Honeymoon
28
Pernyataan Cinta
29
Kembali
30
Fitnah
31
Pergi Dari Rumah
32
Pergi Dari Rumah II
33
Mencari Zira
34
Rasa Bersalah
35
Siapa Mereka ?
36
Pengganggu
37
Negosiasi
38
Mood Zira
39
Tanda Kehamilan
40
Tanda Kehamilan II
41
Zira Koma
42
Menunggu
43
Tersadar
44
Tersadar II
45
Sahabat yang pernah hilang
46
Perasaan Fita
47
Pertanyaan Zira
48
Interogasi
49
Niat Buruk
50
Perasaan Fita II
51
Arti Sahabat
52
Beberapa Ingatan
53
Adik Kesayangan
54
Zira
55
Pemutusan Kontrak
56
Penangkapan
57
Berita
58
Deva dan media
59
Ingatan
60
Ingatan II
61
Baik-Baik Saja
62
Jaksa
63
Milikku
64
Milikku II
65
Pertengkaran Deva dan Tias
66
Jangan mengharap cinta dan jangan membenci
67
Penuh dengan rahasia
68
Raya dan Kianu
69
Persidangan Pertama
70
Luka
71
Sila dan Farel
72
Kecerian Zira
73
Ancaman
74
Cinta
75
Persidangan kedua Fita
76
Obsesi
77
Berharap semua luka akan membaik
78
Memperbaiki keadaan
79
Berdamai - Finis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!