Ternyata Refan memperhatikan Zira dan Farel sedari tadi .
“cewek bodoh sok cantik. Dasar murahan. kenapa membagikan buku saja mesti kecentilan seperti itu” batin Refan
Selanjutnya Farel yang menjelaskan ke temannya seperti apa yang telah di sampaikan Zira pada Farel.
Karna Farel yang sudah menjelaskan selanjutnya Zira yang memanggil nama teman temanya satu persatu untuk mengambil buku.
“Adzril Refan Pradipta” panggil Zira
Refan tidak menghiraukan namaya di panggil Zira pun kembali memanggil nama Refan
“Adzril Refan Pradipta. Adzril. Adzril” sampai terakhir dia membentak Refan sangat kuat dengan menyebutkan nama adzril bukan Refan.
“waah bisa juga Zira ngebentak “ Dimas salut dengan Zira yang dari awal jumpa terkesan malas bicara itu.
Refan pun mendekat ke Zira
“siapa lu bilang?” Refan mendekatkan wajahnya ke wajah Zira. Zira pun mundur untuk mengambil jarak dengan Refan yang terlalu dekat. Zira masih terus diam dan menunduk.
“lu ga dengar yang gue bilang?” Refan
“Sila mana bukunya” zira mengambil buku di tangan Sila yang membantunya menggantikan Farel, karena uang buku nantinya juga Sila yang mengutip. Jadi ini sebenanya tugas Sila.
Zira memberi buku itu ke refan tanpa sepatah katapun.
“lu ga tau nama panggilan gue” Refan yang terus melihat Zira yang tertunduk.
“ihhh gapain sih ni anak dari tadi bikin kesal aja” batin Zira
“adzril” ketus Zira
“ooo itu nama panggilan gue. Ga sia-sia guru suruh gue perkenalkan diri” ketus refan sambil berbalik ke tempat duduk
“enggam menyangka ya ra, kirain lj care sama kami. Setidaknya lu enggam mungkin tidak tau nama panggilan yang sering kita panggil ke teman-teman kita kan” Tika
“apa nama teman yang lain lu enggak tau juga ya. Kalau enggak lihat absen itu hahaha” Fita
“udah lah guys. Mau panggil, nama depan tengah atau pun nama belakang kan tidak masalah. Itu juga namanya sendiri kan. memang Dasar dianya aja yang mau mengganggu Zira” dimas
“bukan gitu Dim dia kan sekertaris kita. Kalau dia hanya peduli sama diri sendiri gimana ceritanya” Fita
“lu bela dia karna suka kan sama Zira. Yang sebenarnya belum tau juga nama lu siapa ya kan Fir hahaha” Tika
“udah lah. Kalau ngeributin ini, sampai besok pun enggak akan selesai kami bagiin bukunya” sila sambil mukul meja
“lanjut ra” tambah Sila
“vero” zira dengan suara pelan dan bergetar
“lu enggk apa? Mereka ga denger kalau suara lu pelan gitu” sila memegang pundak zira dan melihat ekspresi takut zira
“bisa gantiin gue sil?” Zira
“ya udah sini” sila
Sebenarnya Zira tau nama panggilan Refan hanya saja dia merasa aneh dengan sikap Refan dengannya. Terlebih lagi Zira terbawa emosi dan ingin mempermainkan Refan. Alhasil Zira yang kenak perangkap Refan.
Di kamar Zira
“kenapa sih lu enggak pukul aja tuh orang Nazira, kesal banget lihatnya” Zira memukul mukul udara dan menghentakkan kakinya fi tempat tidur.
“enggak penting juga gue harus tau nama lu mr es batu” zira menggaruk garuk rambutnya yang tidak gatal itu dengan kasar
“kayaknya tuh orang sengaja mainin gue lah. Tapi salah gue apa coba. Bicara bedua juga enggak pernah. yang iya dia cari masalah sama gue” Zira berbicara sendiri
“tampan juga enggak” sejenak zira terdiam dengan kata katanya yang tidak benar itu
“yaaah percuma tampan kalau hatinya busuk gitu. Bahkan kaki gue masih sakit sekarang harus di tambah dengan hati gue yang sakit” zira yang berdiri mengambil tempat obat di kamarnya
Ruang makan
“azira makan dulu nak” ibu ana
“tidak selera bu. Nanti saja di sekolah. Lagian zira mau nebeng ayah sekalian” Zira sambil benerin bajunya
“ya sudah makan dulu ayah enggak buru-buru kok. Kan masih nunggu adik mu siap makan” ayah Hadi.
“tapi Zira beneran tidak selera makan ayah” Zira
“kamu mau sakit zira. jangan banyak bantah deh kalau kamu sakit ibu juga yang repot” ibu ana sedikit membentak
“sini biar ibu suapin. Buka mulutnya” ibu ana mengarahkan sendok yang berisi nasi ke mulut Zira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Joanne March⚘
jejak like ke 3
2020-09-10
2