Zira yang semulanya lagi bengong sontak terkejut karena mata semua siswa siswi di kelas mengarah ke dia.
“haaa ada apa ?” Zira
“Nahkan lemot” timpal Tika
“kata Dimas dan Farel kamu belum memperkenalkan diri” Bu Intan
“maaf bu” Zira yang langsung berdiri
“perasaan gue sudah memperkenalkan diri lah” batin Zira sambil menggaruk garuk lehernya yang tidak gatal itu.
“nama saya Nazira Ayuna Hadi biasa di panggil Zira, salam kenal semua” Zira sambil melambaikan tangannya ke semua sudut kelas.
“kalau aku mau manggil kamu yuna boleh ?” Dimas dengan suara manja yang di buat-buat
Sontak satu kelas bersorak dan tertawa melihat Dimas.
“kenapa nih orang. itu benar pertanyaan !” batin Zira mengerutkan dahinya dengan menatap dimas aneh
“Hadi itu nama ayahnya Zira yaaa ?” sambung Farel degan suara yang tidak kalah manjanya dari Dimas
Zira menganggung.
“lihat Dim gue di tanggapin” Farel
“Resek lu” Dimas yang kesal dengan Farel
“kamu boleh duduk. saya harap Zira bisa akrab ya sama teman-temanya. saya tau 3 tahun itu waktu yang sebentar. Tapi sebentarnya itu karna kalian bisa berbaur dan menikmati susah senangnya bersama” Bu Intan
“jadi udah pada kenal nih. Dan yang Mau PDKT dengan Refan dan Nazira udah bisa yaa” sambung Bu Intan yang senyum melihat muridnya.
Nazira yang tersenyum mendengar perkataan Bu Intan itupun menoleh ke arah Refan yang terus melihatnya ke arahnya. Yang langsung membuat Zira salah tingkah.
Tidak bisa di pungkiri kalau setiap wanita yang melihat Refan pasti langsung suka. karena wajahnya yang tampan, postur badan yang bagus, gaya yang keren dan pribadi yang dingin, belum lagi jika tau betapa cerdasnya Refan.
“ok. karna ini hari pertama. Kita akan pilih ketua kelas dulu. Adakah yang mengajukan diri atau mengajukan temannya” Bu Intan
“Refan bu” “Dimas bu” “Farel bu” Kianu bu”
“Refan” “Farel” “ Kianu” semua bersorak memangil teman yang ingin di ajukan menjadi ketua.
“saya tulis nama namanya yaa” Bu intan
‘” Refan, Dimas, Farel, Kianu”’
“bu, nama saya hapus saja” Refan mengangkat tangannya.
“kenapa Refan, kalau teman mu memilih kamu, berarti kamu bisa di percayai mereka” Bu Intan
“saya tidak ingin, itu mengganggu” timpal Refan
Seketika kelas pun senyap. kalau kelasnya mulai malam hari, mungkin hanya suara jangkrik yang terdengar.
“waaaah, tega banget tuh orang bicara gitu sama guru. Dasar ga ada akhlak” batin zira
“kalau itu mengganggu kamu, ya sudah kita hapus saja, kalau yang lain tidak ada masalahkan?” Bu Intan
“saya mau menambahkan. kalau kegiatan diluar akademik itu perlu. Menjadi ketua dan ikut organisasi itu menambah wawasan kita di luar akademik” Bu Intan
Setelah setengah jam berlalu, pemilihan ketua, sekertaris, dan bendahara kelas selesai di lakukan. Ketua Farel, sekertaris Nazira, bendahara Sila.
Di dalam kamar Zira membanting badannya ke tempat tidur.
“bego banget gue, kok mau sih jadi sekertaris” Zira sambil berguling guling di tempat tidurnya.
“kalau gue buat masalah gimana, kalau mata mereka ngelihat ke arah gue sambil melotot gimana, aaaaaaa enggak mauu... kan serem” Zira menutupi wajahnya dengan bantal.
Keesokan harinya setelah jam istirahat Zira keluar dari ruang guru membawa setumpuk buku teman sekelasnya yang sangat banyak dan berat.
Gelebuk....
“Aduuuuh..” zira sambil melihat dengkulnya yang sedikit lecet karna terjatuh.
“kalau jalan lihat-lihat” Refan membereng Zira yang masih duduk di lantai.
Zira hanya manyun dan melototkan matanya ke Refan yang sudah membuatnya jatuh. walau begitu Zira tidak sedikitpun membantah Refan yang berlalu pergi. Zira hanya menyusun kembali buku yang berserakan itu.
“lu ngapain ra ?” Farel
“nyusun buku yang jatuh” Zira selesai merapikan bukunya
“iya gue tau lu nyusun buku. Tapi ini buku apa dan dari mana ?” Farel sambil mengambil sebagian buku yang dibawak Zira
“buku dari Bu Intan, untuk kelas I-B” sambil berjalan.
“kok enggak ngajak gue atau teman yang lainnya sih ra” mengikuti langah Zira sejalan.
“gue tidak mau merepotin” Zira
“what ?” Farel berhenti dan menatap Zira
“kenapa?” Zira menatap Refan menyelidik
“sudahlah” Farel kembali jalan yang disusul Zira mengimbangi jalannya Farel yang cepat.
Sesampainya di kelas merekapun membagi bagikan buku pelajaran itu. Sebelumnya Zira sudah dipesankan bu Intan untuk menulis nama temannya yang sudah mengambil buku tersebut dengan cara mengabsen satu persatu.
Zira pun menjerit untuk menyuruh temannya diam. Tapi itu menurut Zira. Sebenarnya itu bukanlah jeritan. jadi tidak ada temannya yang mendengar, kecuali Farel yang berada di sampingnya.
“mau ngapain ra, manggil teman yang lain kok pelan banget” Farel melihat Zira dengan tatapan aneh.
“haaa itu pelan? Perasaan sudah kuat deh” Zira yang lanjut menjelaskan perintah Bu Intan
“ya sudah bicara lah” perintah Farel
“lu aja deh. Ya ya.. lihat mereka enggak dengerin gue” Zira memohan sambil terus menarik tangan baju farel
“lagian lu manggilnya pelan banget. Apa perlu gue panggil dimas saja” Farel menggoda Zira
“buat apa panggil Dimas? Nama dia kan bukan yang pertama” Zira sambil ngecek nama di daftar absen
“hahaha biar bantuin lu lah” Farel sambil menunjuk dan mendorong kepala Zira
“ngapain dia bantuin gue, kan lu ketuanya” ketus zira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Joanne March⚘
next
2020-09-10
0