Si gadis baju putih tersadar dari ketermenungannya setelah mendengar suara bentakkan dari arah tempat sebelumnya terjadi pertempuran yang sepertinya ditujukan kepada seseorang
Dia menoleh ke arah itu kemudian bangkit berdiri.Dia mencoba melihat lebih tajam ke arah suara berasal karena pandangannya terhalang dengan kabut tebal yang masih menyelimuti kawasan kawah puncak gunung Ciremai itu
Samar samar terlihat dua sosok yang sedang berhadapan.Dia segera mendekati tempat itu dengan mengendap endap
Setelah agak dekat dia segera berhenti dan bertiarap karena memang tempat itu seperti tanah lapang tidak ada satu pohonpun yang berdiri,beberapa buah batu besar yang tadinya ada disitupun telah hancur menjadi debu terkena hantaman energi pertempuran yang sebelumnya terjadi ditempat itu.Kemudian dia memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan kedua orang itu
" Owh jadi ternyata orang itu adalah Singa Praja berjuluk pendekar Surya Dewa guru dari Wira yang telah menolongnya " Ucap si gadis didalam hatinya
*****
Kala Demit telah mulai menyalurkan tenaga dalam kedalam kedua tangannya untuk mulai menyerang Singa Praja
" Terlambat terlambat terlambat semua sudah terlambat semua sudah kasip "
Tiba tiba terdengar suara yang sangat jelas seperti diucapkan disamping telinga sedangkan orang yang berbicara itu belum kelihatan sosoknya
Suara tersebut bukan hanya terdengar oleh Singa Praja dan Kala Demit tapi terdengar jelas juga ditelinga si gadis baju putih yang sedang bersembunyi dengan cara bertiarap
Dengan sangat mengejutkan tiba tiba saja ada sosok yang sedang duduk bersila sambil berkipas kipas menggunakan sebuah caping bambu dengan kaki kanan ditekuk tidak jauh dari mereka
Ternyata orang itu lelaki yang sudah sangat lanjut usia dengan wajah ketolol tololan,dilihat dari banyak sekali kerutan diwajahnya ditaksir usianya sudah lebih dari seratus tahun dengan seluruh rambut alis kumis dan janggut yang sudah memutih semunya seperti kapas yang melebihi warna putih rambut alis kumis dan janggut Singa Praja
Dia mengenakan pakaian serta jubah sederhana yang sudah lusuh berwarna putih tetapi bersih
Yang membuat Singa Praja dan Kala Demit terkejut kehadiran orang itu tidak terdeteksi sama sekali sebelumnya oleh ketajaman dan kepekaan panca indera mereka yang dudah sangat tajam,sedangkan kehadiran si gadis baju putih saja yang diam diam dan sekarang sedang bersembunyi sebenarnya telah mereka ketahui
" Panas sekali udara ditempat ini padahal biasanya udara dipuncak gunung sangat dingin dan kenapa juga ditempat yang sangat jarang didatangi manusia ini banyak tercium anyir darah dan mayat yang sudah jadi debu "
Terdengar orang itu berbicara seperti berbicara kepada dirinya sendiri yang meskipun suaranya pelan tapi cukup jelas terdengar oleh mereka
Kata kata yang diucapkan orang itu membuat Singa Praja tercekat tidak terkecuali juga dengan Kala Demit
" Pantas saja aku tidak melihat sesosok mayatpun tergeletak ditempat ini ternyata mereka semua tewas dengan tubuh hancur menjadi debu yang tentunya hal yang sama juga terjadi kepada Wira " Pikir Singa Praja didalam benaknya
Lain halnya dengan Kala Demit mendengar perkataan orang tua itu dia berpikir kalau orang itu telah berada ditempat itu cukup lama dan telah menyaksikan pertempurannya dengan para pendekar yang dia yakin semuanya sudah binasa
" Orang tua linglung siapa kau sebenarnya ? "
Tanya Kala Demit kepada si kakek dengan nada membentak
" Bagaimana pengemis jembel sepertimu bisa mengenaliku heh !? "
" Bukankah itu namamu seperti yang disebutkan oleh saudaraku yang bergelar dewa dihadapanmu !!!! "
Kakek tua itu malah balik bertanya kepada Kala Demit dengan wajah dan ekspresi ketolol tololan
" Jangan kau berani mempermainkanku kakek rongsokan " Kata Kala Demit kesal pada si kakek dengan nada geram disertai amarah yang meluap luap karena merasa dipermainkan
Kulit wajahnya berubah warna menjadi kelam membesi karena amarah yang mendidih
" Sepertinya orang ini berotak miring atau kurang waras " Pikir Singa Praja dan Kala Demit didalam benaknya
" Banyak orang sinting dan kurang waras tetapi menganggap diri mereka tidak sinting dan lebih waras.Sebaliknya banyak orang yang mengaku tidak sinting dan waras tetapi kelakuan tindakan dan perbuatannya lebih sinting dan lebih tidak waras dari orang yang dianggap sinting dan tidak waras "
Terdengar kakek tua itu berbicara lagi seperti orang yang sedang memberi petuah dan wejangan
Singa Praja dan Kala Demit terkejut karena kakek tua itu mengetahui isi hati mereka
*****
" Maaf kek apakah kau orangnya pendekar yang dikenal dengan julukkan Dewa Linglung ? "
Terdengar Singa Praja bertanya tentang siapa sebenarnya si kakek itu
Dia mengajukan pertanyaan itu bukan tanpa alasan.Dia teringat tentang seorang pendekar yang sudah sangat sepuh yang katanya sudah mengundurkan diri sangat lama dari dunia persilatan yang berjuluk Dewa Linglung yang ciri cirinya sama dengan si kakek kalau dia tidak salah mengingat.Dan kenyataannya Dewa Linglung memang sudah sangat tua dengan usia telah mencapai lebih dari tiga ratus tahun
" Ya itu memang namaku nama yang membuat aku selalu jadi linglung meski sebenarnya wajahku sangat tampan "
Si kakek menjawab pertanyaan Singa Praja dengan mulut cengar cengir yang memang kalo dilihat seperti orang kurang waras
" Maafkan saya yang tidak mengenali tokoh yang lebih sepuh dari saya dan terimalah salam hormatku kek " Kata Singa Praja Sambil merangkapkan dua telapak tangannya didepan dada seperti orang menyembah dengan tubuh sedikit membungkuk
" Untuk apa kau menyembahku Singa Praja !!!
Bukankah itu benar namamu ? " Tanya si kakek yang ternyata seorang tokoh sepuh berjuluk Dewa Linglung
" Benar kek " Ucap Singa Praja sambil mengangguk menjawab pertanyaan Dewa Linglung
" sembahlah sang maha pencipta yang telah menciptakan seluruh alam jagat raya ini beserta isinya termasuk kita manusia "
Terdengar kembali Dewa Linglung berkata sambil tangan kanannya mengipas ngipas tubuhnya dengan caping bambu
Kala Demit mendengar Singa Praja menanyakan siapa adanya si kakek tua dan ternyata orang itu pendekar sepuh yang berjuluk Dewa Linglung menjadi terkejut juga
Dia pernah mendengar cerita dari mendiang gurunya bahwa orang yang berjuluk Dewa Linglung adalah seorang pendekar yang kemampuannya tidak lumrah manusia,kemampuannya sudah seperti dewa
Awalnya ada rasa takut dihati Kala Demit terhadap Dewa Linglung tapi setelah dia teringat kalau saat ini dia telah memiliki pedang Samber Nyawa rasa takut itu hilang sama sekali berganti dengan rasa percaya diri kalau dia juga bisa mengalahkan dan membunuh Dewa Linglung
" Tua bangka rongsokkan tidak perduli kau dewa atau raja iblis kalau menentangku akan aku musnahkan " Ucap Kala Demit dingin dengan kilatan maut membersit dikedua matanya
" Aduh semut atau kutu yang menggigit pahaku ini " Ucap Dewa Linglung sambil menggaruk garuk dan menepuk pahanya dengan bibir menyeringai dan wajah ketolol tololan
Singa Praja yang melihat kelakuan dan mendengar perkatan perkataan Dewa Linglung kepada Kala Demit hanya tersenyum senyum saja
Habis sudah kesabaran Kala Demit karena merasa terus terusan dipermainkan Dewa Linglung
" Bertingkahlah semaumu Dewa Linglung karena saat ini juga aku akan mengirimmu dan Singa Praja menghadap raja neraka " Ucap Kala Demit dengan suara bergetar karena dia sudah tidak dapat menahan lagi amarahnya
Selesai berucap Kala Demit langsung membagi serangan kepada Dewa Linglung dan Singa Praja
Heeeaaa...
Didahului teriakan menggelegar yang disertai tenaga dalam Kala Demit menebaskan pedang Samber Nyawa dengan gerakan cepat seperti kilat kepada Dewa linglung dan pukulan menotok dari jarak jauh menggunakan tangan kiri kepada Singa Praja
Aura kematian yang pekat langsung terpancar dari pedang Samber Nyawa berbarengan Cahaya sinar merah energi pedang Samber Nyawa yang disertai sambaran angin dingin melebihi dinginnya es melesat kearah Dewa Linglung
Totokan jarak jauh kearah Singa Praja menimbulkan sambaran energi angin padat berwarna hitam yang melesat sangat cepat ke arah kepala yang jika sampai mengenai sasaran akan menghancurkan kepala itu atau setidaknya membuat kepala itu berlubang
Dewa Linglung yang terancam maut terlihat tenang tenang saja bahkan mulutnya sempat menguap segala.Sungguh hebat kesaktian Dewa Linglung karena aura kematian serta hawa dingin yang melebihi dinginnya es tidak berpengaruh sama sekali kepadanya
Sekejap lagi sinar merah darah energi serangan pedang Samber Nyawa akan menghantam tubuhnya tiba tiba tubuh Dewa Linglung menghilang yang menyebabkan serangan itu melabrak tanah bekas tempat duduknya
Buuuum....
Terdengar suara dentuman kencang dan getaran seperti gempa yang kembali membuat longsoran dibibir dan dinding kawah
Dewa Linglung ternyata berkelebat sangat cepat seperti menghilang yang tiba tiba dudah berada disamping si gadis baju putih dan langsung menyambar tubuhnya membawa si gadis baju putih ketempat aman yang cukup jauh dari lokasi pertempuran
Si gadis yang sangat terkejut merasa nyawanya seperti terbang ketika Dewa linglung menyambar dan membawanya
Belum habis kagetnya setelah dia didudukan ditempat yang cukup jauh dari lokasi pertempuran,Dewa Linglung langsung berkata kalau dia berada ditempat tadi yang sangat dekat dengan lokasi pertempuran akan sangat berbahaya dan akan lebih aman berada ditempat sekarang
" Rawatlah dan jaga orang tua yang ada disampingmu mudah mudahan dia bisa tertolong " Ucap Dewa Linglung sambil tatapan matanya melirik kearah samping kanan si gadis
Si gadis menengok kesamping kanannya ternyata disitu ada seorang yang menggeletak pingsan.Dia mengenali orang itu yang adalah pertapa dari gunung Selamet Sarwo Juwono
Rupanya ketika membawa gadis baju putih dia melihat satu sosok menggeletak yang karena penglihatannya yang sangat tajam dia mengetahui orang itu masih bernyawa meskipun dalam keadaan pingsan.Dia langsung menyambar dan membawanya sekaligus dengan si gadis ketempat itu
Setelah berbicara Dewa Linglung dengan gerakannya yang sangat cepat langsung menghilang kembali ke tempat pertempuran
Singa Praja yang diserang oleh Kala Demit dengan ilmu totokan jarak jauh yang menghasilkan energi serangan dahsyat dan mematikan langsung merunduk mengelakkan serangan itu
Angin serangan totokan Kala Demit yang ber energi padat berwarna hitam itu terus melesat kebelakang dan melabrak tanah menimbulkan suara ledakan dan guncangan membuat tanah yang terkena ilmu totokan itu bermuncratan ke udara dan meninggalkan cegukan lubang yang lumayan dalam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ferry Manullang
bermuncratan .. kyak crot aja thor ..
2021-01-01
1