Emilya's Life(3)

Aku menarik napas dan memijit pergelangan tanganku yang pegal. Aku memasak hampir empat jam. Aku meringis saat memakai bajuku. Otokku terasa panas dan menyakitkan setiap kugerakkan. Aku berhasil memakai kembali

bajuku dan memasukkan baju kerjaku ke loker. Aku merogoh ponselku dan menyalakan layarnya

"Em.. Sampai jumpa besok.." ucap Melanie yang berjalan ke arah pintu.

"Yeah.. Sampai jumpa besok..." aku memakai topi hoodieku dan melihat lima panggilan tidak terjawab dari Hailey, kakakku. Aku tidak bisa mengangkatnya karena aku tidak memegang ponselku sejak tadi karena bekerja. Apa terjadi sesuatu? Aku menelpon Hailey seraya berjalan meninggalkan bar yang masih ramai dengan pemabuk.

"Hailey.. Apa terjadi sesuatu?" tanyaku setelah tersambung

"Apa kau sudah membayar uang listrik? Air dan listrik kita mati..."

Oh sial! Uang $250-ku yang habis untuk denda Julia.

"Maafkan aku, Hailey... Julia membuat masalah dan aku harus mengurusnya dengan uang yang harusnya kubayarkan untuk uang listrik..." ucapku dengan nada bersalah.

"Kenapa kau masih membantunya, Em? Dia tidak layak mendapat bantuan darimu atau dariku..." dia kesal dan marah. Hailey orang yang sangat jarang marah, tapi jika sudah menyangkut Julia, dia sangat pemarah.

Aku berjalan menuju kereta bawah tanah, "Maafkan aku, okay? Besok aku akan menerima gajiku dan akan kubayarkan semuanya besok.."

"Baiklah, baik. Kunci rumah di bawah pot bunga. Good nite."

"Good nite, Hail..." lalu sambungan ponsel pun mati. Aku memasukkan ponselku dan menggeseok kartu transportasiku. Aku menguap dengan keras seraya menunggu keretaku datang. Aku benar-benar ingin tidur saat

ini. Hari hari ini benar-benar berat. Sejujurnya hari-hariku selalu berat. Aku memukul bahuku pelan, menguatkan diriku sendiri. Suara kereta semakin dekat dan bergerak melewaati diriku hingga akhirnya berhenti.

“Perhentian selanjutnya Brooklyn.  Jauhi pintu dan patuhi aturan. Have a nice day.” Aku tersenyum mendengar suara Clara, sang komputer yang selalu mengucapkan 'Have a nice day' untukku. Itu membuat diriku jauh lebih baik.

Lalu aku masuk ke dalam kereta dan berdesak-desakkan dengan orang lain. Rutinitasku setiap harinya, berjuang melawan arus manusia. Aku masuk ke dalam kereta, berdiri di sudut, dan menahan diriku untuk tidak

tertidur.

****

Aku sampai ke dalam rumah yang gelap gulita di saat lampu tetanggaku menyala. Itu bukan pemandangan biasa di tempat kami dan hal ini selalu terjadi pada kami setidaknya sekali dalam tiga bulan. Aku akan membayarnya besok dengan gajiku. Yang kubuthkan saat ini adalah istirahat. Aku bahkan tidak tidak mengangganti baju dan langsung jatuh tertidur.

Hari esok pun datang dan aku bangun dengan keadaan buruk. Ototku yang pegal semakin buruk, tapi aku tetap memaksakan diri untuk bangun dan aku pergi ke tempat bekerjaku dari pagi hingga siang. SunnySun, tempat penitipan anak. Aku suka anak-anak, maka aku menyenangi pekerjaanku dan gajinya lumayan. Aku berharap bisa bekerja lebih lama di sini, tapi siang itu saat shift kerjaku selesai dan saatnya untukku menerima gaji terjadi hal yang tidak pernah kubayangkan

"Ini gajimu dan uang tunjangan untukmu..." ucap Grace, bos ku di tempat ini. Dia masih muda, usianya 35 tahun, dan dia penyayang anak.

"Uang tunjangan?" uang seperti ini diberikan jika kita berhenti bekerja.

Dia menatapku sendu, "Maafkan aku Emilia. Aku suka kau bekerja di SunnySun karena anak-anak menyukaimu dan aku sangat ceria. Tapi aku tidak bisa lagi memperkerjakanmu.."

 

"Kau bisa beri tahu alasannya?"

"Bisnisku tidak berjalan baik akhir-akhir ini. Aku akan menutup tempat ini. Anak-anak yang datang ke sini semakin sedikit dan pengeluaranku semakin tinggi untuk penitipan ini. Kuharap kau mengerti, Emilya..." aku mengangguk mendengar penjelasannya. Dia wantia baik dan aku mengerti akan situasinya. Aku mengambil amplop uangku

dan berjabat tangan dengannya.

"Aku mengerti.. Aku senang bekerja denganmu, Grace. Kuharap kau menemukan jalan untuk maslahmu.."

"Yah.. Terimakasih untuk waktumu, Em.."

Aku melepaskan jabatan tangan dan mengangguk, "Kalau begitu, aku permisi...."

"Yah..."

Aku keluar dari ruangannya dan langsung melihat ruangan tempatku bekerja. Biasanya anak-anak sangat ramai di sini, tapi sekarang kosong. Mainan-mainan menganggur, tidak dipakai oleh anak-anak. Aku menarik napas, semua orang memiliki masalah dan yang bisa kulakukan adalah mengerti keadaan mereka

Setelah dari situ, aku membayar segala tagihan kami dan menyimpan sisanya untuk biaya hidup yang tersisa sedikit lagi. Aku melanjutkan kegiatanku bekerja di toko musik seraya mencari lowongan kerja. Waktu berjalan dan aku menuju Finderkick untuk bekerja dan sialnya dia memecatku.

"Aku tidak bisa lagi mentolerasi keterlambatanmu, Mrs.Teatons.." itu pertama kalinya dia memanggilku dengan Mrs.Teatons, "Aku memberimu gaji penuh dan uang tunjangan juga. Aku sudah berbaik hati

memberimu gaji lebih walau kau selalu terlambat..."

Aku menahan diri untuk tidak menangis dan segera mengambil amplop itu, "Okay.." aku menangguk, "Trims,

Mr.Finderkick..."

Aku pergi meninggalkan bar itu dan berjalan sedih. Aku mengeratkan mantelku. Sial, aku kehilangan dua pekerjaan dalam satu hari. Sejak tadi aku mencari lowongan kerja dan aku tidak menemukan yang pas. Hah.. Tangihan menumpuk di sana-sini. Masalah uang memang tiada habisnya. Aku berjalan lesu dan duduk sendirian di halte bus.

"Kenapa hidupku sesial ini..."

Ponselku tiba-tiba berdering dan aku segera menghela napas dengan kesal. Aku segera mengangkatnya tanpa melihat layar, "Halo?"

"Halo. Ini Rumah Sakit Jiwa Brigirdahm, apakah ini dengan Emilia Teatons, wali Kris Teatons?" aku ingin menggerutu padanya karena dia menyebut namaku dengan pelafalan yang salah, tapi jantungku berdetak kencang saat nama ibuku disebut dan tubuhku segera menegang.

"Yah, saya walinya..."

"Saya harap anda dapat datang kemari karena adanya situasi serius dengan pasien..."

Sial, kenapa kesialan menimpaku seharian ini?

"Bisa anda katakan situasi serius apa?"

"Ada tumor yang tumbuh di otaknya dan butuh penangan segera. Untuk informasi lebih lanjut, anda bisa mendengar langsung dari dokter yang menangani ini. Kami harap anda datang ke rumah sakit sesegera mungkin dan membicarakan hak ini. Terimakasih..." lalu dia menutup telepon itu tanpa menunggu diriku bertanya lebih lanjut.

Aku menatap jalan yang ramai oleh mobil yang berlalu-lalang, lalu menjatuhkan kepalaku pada tanganku. Bingung. Aku bahkan tidak bisa menangisi keadaanku sekarang. Aku tidak memiliki tenaga untuk menangisinya. Kenapa masalah selalu datang bersamaan? Kenapa masalah hidupku seolah tidak ada habisnya?

Padahal aku hanya ingin seperti wanita lain seusiaku, bekerja di perkantoran, menikmati kopi di pagi hari seraya sibuk dengan komputerku, berkencan dengan Max, makan di bar murahan, pergi berbelanja barang diskon, pergi ke salon dengan teman wanita, dan berpetualang. Dan bukannya menghabiskan waktu bekerja di tiga tempat sekaligus setiap hari untuk mencari pundi-pundi uang. Aku stress berat, aku benci hidupku. Aku tidak tahan lagi. Kenapa harus sesial ini. Kenapa?!

Aku menatap ke langit yang gelap, "Kenapa?"

***

MrsFox

Maaf banget kalo ini eps nya membosankan karna full Emilya doang dan gk ada Harry. Karena ini masa perkenalan. Semoga kalian tidak bosan yehhh... Wkwkw. Jgn lupa vote, like,voment dan dukung. Oh, kalian bingung tidak kenapa cover novel ini kayak gitu? Aku juga gak tau gais, soalnya bukan itu covernya dan mungkin ada kesalahan teknis di pihak mangatoon yah. Jadi wait ajah karna gak gitu kok covernya. So wait ajah yah. Lop yuhh

Terpopuler

Comments

Dwi Sasi

Dwi Sasi

Nelangsaaa

2023-10-25

0

ayang

ayang

masih lanjut

2023-07-10

0

Nina Melati

Nina Melati

nggak bosan kok malahan bagus ada penjelasannya dulu. Lanjut

2022-11-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!