Menikah Kontrak

"What?" kata Maora kaget dan terkekeh ketika melihat atasannya selalu menyudutkannya.

"Saya hanya bercanda, bukankah kamu sendiri tahu kalo saya adalah orang yang bertanggung jawab," kata Devian.

Maora hanya terdiam. Mulutnya seakan terkunci tak mampu mengeluarkan kata-kata.

"Nasi sudah menjadi bubur. Kita jalani saja sesuai kemauan ayah kamu," ucap Devian seraya memegang bahu Maora."Baiklah saya akan ke kantor sebentar, saya akan kembali lagi," pamit Devian yang mulai masuk ke dalam mobil.

"Ya Tuhan, apa mungkin aku harus menikah dengan pak Dev?" tanya batin Maora menatap mobil Devian yang mulai menghilang dari hadapannya.

Di kamar, Maora termenung dan tak bisa berpikir lagi. "Kenapa harus Pak Devian?" keluh Maora meraih guling yang ada disampingnya."Padahal kalau aku sudah melunasi hutang ayah, aku ingin keluar dari kehidupan Pak Devian. Kenapa dia malah masuk dalam kehidupanku?" gerutu Maora terkejut saat ayahnya datang menghampiri.

"Ayah," kata Maora terbangun.

"Maora bilang sama bos kamu itu, suruh dia mengurusurus semua tentang pernikahan kalian," pinta ayah bernada tinggi.

"Ayah bisakah kita menikah dengan cara sederhana saja," kata Maora.

"Apa?" tanya Ayah memicing.

"Maksud Maora ijab kabul saja Ayah, sederhana saja!"timbrung Maora.

"Bukankah dia bos besar? Apa dia bangkrut? tanya ayah.

"Bukan begitu Ayah, apa kata orang-orang nanti kalau aku mendadak menikah? Pasti semua orang akan berpikiran macam-macam tentang Maora. Apalagi menikah dengan atasan Maora," kata Maora melas.

Ayah mengerling. Sebenarnya ia sangat kasihan dengan kata-katanya yang mungkin menyakiti hati putrinya.

"Ya sudah. Kamu atur semuanya. Pokoknya kalian harus tetap menikah," kata Ayah meninggalkan Maora.

***

Di kantor

Devian mengernyit sambil mengetukan jari jemari tangannya di atas meja.

"Apa yang kamu pikirkan? Bukankah itu yang kamu inginkan dari Maora?" tanya Mike yang duduk didepannya.

"Tapi aku tak yakin, apa Maora menyukai pernikahan ini atau tidak," kata Devian berjalan mondar mandir kesana kemari."Dari dulu aku memendam rasa ini padanya," ujar Devian menghela nafas panjang.

"Apa kamu pernah mengutarakan isi hatimu kepadanya?" tanya Mike yang melihat Devian mengelengkan kepala.

"Tapi aku sangat yakin dia juga memiliki perasaan yang sama kepadaku," kata Devian Pede.

"Apa aku harus mengumumkan kepada semua Dewan Direksi?" tanya Mike.

"Jangan dulu!!! Biarkan ini menjadi kejutan untuk semua orang," kata Devian sambil tersenyum.

***

Hari telah berlalu, baru kali ini Devian Emilio Alatas mengurus dirinya sendiri tanpa ada maora di sisinya. Mulai memilih baju kemeja, dasi, dan sepatu, semuanya ia lakukan seorang diri.

Sesaat, Devian tersenyum seraya memandang dirinya yang memantul di cermin.

"Memang aku sangat tampan, maora tak akan menyesal menjadikan aku sebagai suaminya," kata Devian seraya membenarkan jasnya.

Ting tong

Suara bel pintu mengejutkan Devian. Dengan langkahnya yang perfect, ia melangkahkan kaki menuju ke arah pintu.

Senyum manisnya tertoreh saat melihat beberapa puluh parcel telah tiba di rumahnya.

"Bagaimana? Apa sesuai dengan apa yang kamu inginkan?" tanya Mike menghampiri sahabatnya yang terlihat begitu perfect.

"Iya. God job!" kata Dev menyeringai.

"By the way, siapa saja yang kesana?" tanya Mike duduk sembari menyilangkan kedua kakinya.

"Untuk saat ini kita berdua saja. Nanti, kalo menikah baru kamu undang semua Dewan Direksi dan semua karyawan," kata Devian senang.

****

Di rumah, Ayah terbelalak kaget saat melihat beberapa puluh parcel memasuki rumahnya.

"Selamat sore Ayah, semoga Ayah senang dengan senja ini," kata Devian dengan sopan.

"Apa ini tidak berlebihan?" tanya Ayah bingung melihat parcel berjejer di rumahnya.

"Ini belum seberapa Ayah di waktu pernikahan nanti, saya akan adakan di hotel Bintang Lima," kata Devian dengan senyum manisnya.

Sejenak, tatapan Devian beralih ke arah Maora yang keluar. Ia terpana akan kecantikan Maora meskipun tanpa menggunakan make up.

"Pak?" tanya Maora mengagetkan Devian.

"Ya, ada apa?" Pak Devian

"Bisa kita bicara sebentar," kata Maora yang melihat Devian tersenyum.

Devian mengikuti langkah Maora yang berjalan di halaman samping rumahnya. Tanaman yang indah dan suara kicauan burung membuat pemandangan menjadi asri.

"Sebelumnya saya minta maaf, karena kejadian kemarin, Bapak harus ...," kata Maora terhenti.

"Sudahlah! Saya tidak mau ada orang kecewa gara-gara saya. Kau tahu itu 'kan? kata Devian menyeringai.

"Ya, Anda benar. Tapi kalau kita benar-benar menikah bagaimana nasib bapak dan keluarga bapak? Apa kata orang-orang di kantor nanti, Pak?" tanya Maora bingung." Status keluarga kita juga berbeda dan saya tidak mau ada yang sakit hati gara-gara pernikahan ini," ucap Maora.

Devian menghela nafas panjang. Sudut matanya mengerut melihat calon istrinya seakan tak mau pernikahan ini terjadi.

"Kamu tahu siapa aku dan Siapa yang akan sakit hati gara-gara pernikahan ini?" tanya Devian penasaran. "Apa malah sebaliknya? Kamu takut orang terdekatmu sakit hati?" tebak Devian yang ingin tau.

"Bukan begitu Pak, saya belum siap saja untuk menikah," ujar Maora.

"Kalau begitu bilang saja kepada Ayah untuk menunda semua ini," kata Devian dengan tenang.

"Tak semudah itu Pak! Ayah saya mempunyai penyakit jantung, saya takut kalau saya membantahnya jantungnya akan kumat," kata Maora menjelaskan.

Devian duduk terdiam sambil menopangkan dagunya di tangan. Ia berpikir untuk mencari jalan keluar dari masalah yang membebankan bagi Maora.

"Ehm, bagaimana kalau kita menikah di atas kertas," usul Maora yang membuat bosnya terbelalak kaget mendengarnya.

"Apa maksud kamu?"Devian terlihat bingung.

"Kita menikah kontrak," kata Maora.

Hancur rasanya hati Devian mendengar kata-kata Maora yang seperti itu. Apa yang diharapkan tidak sesuai yang ia inginkan.

"Apa kamu tak mempunyai rasa terhadapku?" tanya Devian penuh penekanan.

" Apa?" tanya Maora terkejut dengan apa yang terlontar dari mulut atasannya itu.

Terpopuler

Comments

Wish Me luck

Wish Me luck

hi kak, kalo sempet revisi mohon banget ya untuk diperbaiki dari tanda baca nya, penggunaan suku kata. alur ceritamu bagus kok kak, cuma di awal kayak kurang soft aja pas kejadian penggerebekan. tp agak ngga nyaman dgn tanda baca, kadang suka bingung, ini percakapan apa bukan. kalo percakapan selalu diberi tanda (""), bukan tanda (.) kak. untuk ejaan jg tlg diperhatikan kak..maaf ya kak kalo kesannya terlalu nuntut 🙂

2021-11-24

3

Rafli Sitio

Rafli Sitio

good girl, tidak gila harta dan penampilan

2021-09-27

0

Lis Manda Cel

Lis Manda Cel

seinget q klo d drakor gk kgrebek n d duruh nikah kan...ktemuan sm bpk s cewek d rmh skt kan🤔🤔🤔
jd beda kykx sm drakor cm awal nya aja yg agak sm

2021-09-25

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!