Seminggu telah berlalu tapi Manda tak kunjung mendapat pekerjaan baru. Beberapa lowongan kerja telah dia dapati dan dari sekian banyak karyawan yang dicari usianya kurang dari dua puluh lima tahun.
Padahal pikir Manda dia cukup kompeten, beberapa pengalaman kerja juga telah dia kantongi, tapi dia harus berbesar hati untuk tak cepat putus asa. Sebab kalau memang sulit cari kerja di Jakarta, dia berfikir hendak merantau pergi lebih jauh saja. Seperti jadi tenaga kerja di luar negri contohnya.
"Tante! Ngalamun mulu. Ini pesanannya, seblak hot jeletet level m*mpus," ujar Naya sambil menyodorkan kantong plastik hitam berisi pesanan Manda.
"Udah pulang?" sahut Manda meluruskan kakinya yang bersila lalu menegapkan duduknya. "Sekalian kamu masih berdiri, ambilin piring sama sendok," ucap Manda memerintah.
Sontak saja Naya menghentakkan kaki kesal, meletakkan pesanan Manda sembarang di atas meja lalu menuju dapur mengambil barang yang diminta oleh Manda.
"Gak sekalian suruh Nay nuangin atau nyuapin, nih!" ujar Naya menyodorkan piring dengan wajah cemberut.
Manda pun terbahak. "Yang ada kamu malah bikin Tante keselek. Udah sana, buruan mandi. Nanti ikut gabung makan bareng."
"Gak, Tante aja. Tadi Nay udah makan disana. Itu sengaja aku belinya cuma sebungkus."
"Beneran gak mau?" ucap Manda menawari usai menuang makanan ke dalam piring.
Menggeleng, Naya menolak. "Lihat seberapa merah tampilan seblaknya, gak kebayang itu berapa cabe yang dimasukin. Gak Tante, terimakasih. Lihat Tante nguyah aja udah mules duluan."
"Sialan kamu ya Nay, orang lagi nguyah juga," tegur Manda tapi tetap menikmati makanannya.
Naya pun terbahak, lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar. "Sorry deh Tante," ucapnya yang justru kini menghentikan langkahnya sejenak. "Eh, ngomong-ngomong Tante udah dapet kerjaan belum?"
"Belum, emang kenapa tanya-tanya?" sahut Manda menoleh ke arah berdirinya Naya.
"Ada sih, tapi gak tahu Tante mau apa gak-nya. Lagi pula ini juga dadakan, butuhnya urgent."
"Ohya, emang kerjaan apa?"
"Kerjanya full time, nginep sih. Sebulan sekali baru dapat cuti. Tapi untuk komisi, Tante tenang aja. Aku tadi udah nanya katanya UMR. Dan bisa jadi Tante juga dapat bonus, soalnya Bos-nya Naya kenal sendiri, baik orangnya," jelas Naya tapi belum membuat Manda tertarik, sebab Manda tampak sedang pikir-pikir. "Gak nyesel deh Tante disana," imbuh Naya berusaha meyakinkan.
Kening Manda pun makin mengernyit. "Memang apa kerjaannya?"
Naya seperti sulit berucap, berfikir kata yang tepat untuk disampaikan kepada Manda. Hingga akhirnya dia berujar, " Itu, jaga anak."
"Jaga anak? Baby sitter, maksudmu? Yang bener aja, Tante gak punya ketrampilan ngurus bocah. Apalagi Tante gak ada sertifikat kelulusan dibidang rawat anak. Ada-ada aja kamu, Nay. Jelas yang ada Tante nanti ditolak."
"Tapi yang mau dijaga bukan bocah balita, Tante. Umurnya sekitar kurang dari tiga tahun. Jadi perlu diawasi aja. Lagian Bapaknya bocah itu bilang sebentar lagi mau masukin anaknya ke play group. Jadi aku rasa, gak ada salahnya Tante coba. Bonusnya juga bakal banyak, karena asal Tante tahu. Bos aku itu jadi wakil manager di hotel tempat Naya kerja," jelas Naya berusaha membujuk.
"Udah deh Tante, gak usah pikir lama-lama lagi. Gak bakal banyak aturan disana, soalnya Mamanya itu bocah gak ada."
"Maksudmu meninggal gitu?" sela Manda.
"Bukan," tepis Naya. "Tapi ini sudah rahasia umum sih, karena banyak yang bilang kalau anak bos aku itu adalah anak dari istri simpanan-nya."
"Istri selingkuhan?"
"Bukan!" bantah Naya. "Setahu aku Bos belum menikah, tapi bisa jadi itu anak dari istri rahasianya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
uswach assyamsudin
hahahahahah pusing aku SM omongan km naya
2021-05-29
0
ummi_Շɧ𝐞𝐞ՐՏ🍻muneey☪️
waahhh..jdi nanti akram dapet baby sitternya gitu hehe..
2021-01-27
0
Elly Kurnia
eh kirain vina udah mati ternyata masih hidup
2020-12-14
1