𖤓HAPPY READING𖤓
------------------_____________------------------
Back to story...
Saat ini Delvin baru saja sampai di depan perusahaan SINOPEC GRUP, ketika baru sampai di depan pintu perusahaan keluarganya itu, dirinya langsung di hadang oleh satpam yang sedang bertugas.
"Maaf Pak, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam tersebut dengan sopan.
"Ah, saya lupa bahwa kalian tidak mengenal saya!!" balas Delvin dan langsung mengeluarkan handphone nya dan langsung menghubungi nomor dady nya, yang sudah berada di dalam perusahaan.
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Delvin di izinkan masuk, setelah satpam tersebut sudah di beritahu oleh atasannya tentang siapa orang yang ada di hadapannya saat ini. Yang membuat satpam tadi langsung berkeringat dingin karena takut jika dirinya akan di pecat saat ini juga.
"Sekali lagi saya minta maaf tuan Delvin, saya benar-benar tidak mengetahui bahwa anda putra dari pemilik perusahaan ini." ucap satpam tersebut sambil menunduk, dirinya merasa tidak sopan karena sempat menahan langkah Delvin sebelumnya.
"Hmm... tidak apa-apa kamu sudah bagus menjalani tugasmu, tetaplah seperti ini dan jika ada orang yang terlihat mencurigakan kamu langsung laporkan saja ke atasanmu!!" ujar Delvin sambil tersenyum kepada satpam tadi, sehingga membuat satpam tersebut merasa lega dengan apa yang sebelumnya ia takutkan tadi.
kampus Higt City, 13.10 WIB
Saat ini Ema sedang duduk santai di rooftop, kenapa dirinya berada di situ? jawabannya karena dia sedang tidak ingin bergelut dengan cewe yang sok kecakepan. Ia lebih suka duduk di rooftop sambil membaca buku, ditemani secangkir coklat panas.
"Ema!" seru seorang lelaki di lorong sambil melambaikan tangan.
Meina hanya menoleh, dan melanjutkan baca bukunya tanpa menyahut sapaan Givan sahabatnya.
"Kamu itu iya, aku panggil loh." ucap Givan ketika sudah berada di hadapan Meina.
"Hmm...kenapa?" tanya Meina dengan nada datar, tapi matanya tetap menatap buku yang ia baca.
"Kau sama seperti biasanya, terlalu 'normal' sampai bikin aku takut." ujar Givan sambil duduk bersebelahan.
"Terus kau mau aku bertingkah seperti apa?" tanya Meina, sekarang matanya menatap ke arah Givan.
"Dia ingin kamu mengejeknya banci." Sheyna menimpali dari arah belakang.
"Cih kalau ngomong itu kok bener." ucap Givan sambil membenarkan rambutnya.
"Dasar kalian ini, aku mau bersikap layaknya perempuan pada umumnya malah diganggu." gerutu Meina ketika waktu bacanya di ganggu oleh kedua sahabatnya.
"Eleh, gue lebih suka loh yang dulu aja somplak." ketus Sheyna yang membuat Meina mendelik kesal.
"Ke kantin yuk, bentar lagi dosen killer masuk nih." ujar Givan sambil beranjak dari duduknya.
Awalnya Meina sedang tidak ingin ke mana-mana, tapi karena sahabatnya ini memaksa, akhirnya ia pun ikut.
"Wih... loh tahu gak Ema kal-" belum juga melanjutkan kata-katanya, Meina sudah menjawab. "gak tahu."
"Gak asik ah, gue belum beres ngomong juga..." sambung Sheyna.
"Terus, apa urusannya sama gue?" tanya Meina.
"Gak ada sih, cuma takut loh kudet aja." timpal Sheyna sambil duduk di kursi kantin.
"Eh Givan sekalian pesenin iya, mie rebus kasih potongan cabe biar endes surendes." ucap Meina ketika melihat Givan tengah mengantri.
"Loh mah makannya instan-instan terus, lama-lama cinta loh instan juga." tukas Givan dengan nada mengejek.
"\#\#\# Idih apa hubungannya sama percintaan gue, udah pesenin aja." balas Meina.
\-
\-
\-
semoga kalian suka iya.. sama novel terbaruku🙏🙏🙏 🤗🤗🤗🤗
aku kasih sedikit visual Meina Alfarez🥰😍

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments