Terdengarlah sayup-sayup nyanyian Nemo membaca ayat suci Alquran dengan suara indahnya. Semua yang mendengar suara Nemo mengaji pasti membuat hatinya tenang dan damai. Orang tua Nemo tidak menyangka di balik kerendahan hati Nemo, dia juga memiliki suara emas.
Teman-teman Nemo terbangun dan terharu serta bersyukur karena memiliki seorang sahabat yang multi talenta. Dia sangat pandai, cantik, tidak sombong dan memiliki suara emas. Tapi Nemo tidak pernah memperlihatkan kefasihannya dalam melantunkan ayat suci Alquran. Karena Nemo berpikir kelebihan seseorang itu anugerah yang tidak harus ditunjukkan tetapi wajib di amalkan kepada orang yang membutuhkan. Sebaik-baiknya umat yang memberikan manfaat kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
Mereka pun sholat subuh berjamaah. Hari i i bertepatan hari Sabtu jadi mereka tidak masuk sekolah. Mereka sudah menyiapkan keperluan untuk berlibur ke Bali. Tidak ada yang menyangka bahwa mereka pergi dengan Ayah dan bunda Nemo.
"Bun, kenapa bawa koper ?" tanya Nemo kepada bundanya.
" Sayang kamu ini bagaimana, ini pakaian ayah dan bunda. Kami akan ikut berlibur juga. Dan untuk 1 minggu kalian sudah Tante izinkan ke pihak sekolah" cerita bunda.
"Apa bun, kenapa Bun?" tanya nya dengan dengan nada terkejut.
" Sudah sayang, ayo segera ke bandara nanti tertinggal pesawat" ucap ayah.
" Kita naik apa yah, menuju kebandaranya?" tanyaku.
" Itu onbil ( online mobil) semacam grab mobil yang memakai aplikasi sudah sampai sayang"
jawab ayah sambil menunjuk mobil.
" Baik ayah dan bunda" ujar mereka berempat.
Tiga puluh menit kemudian mereka sampai di bandara. Mereka segera menuju tempat pengecekan tiket. Lalu dua puluh menit kemudian mereka take off. Perjalanan menuju Bali kurang lebih satu jam. Diperjalanan mereka tertidur, padahal hanya satu jam. Mungkin mereka kecapean karena semalam tidur tengah malam.
Sesampai di bandara Ngurah Rai Bali, mereka sudah disambut onbil. Mereka tidak berpikir kapan om dan tante Wijaya memesan. Mereka langsung menaiki mobil.
Sepanjang perjalanan menuju penginapan mereka menikmati pemandangan yang indah dan masih asri. Setelah beberapa menit kemudian mereka sampai di penginapan. Terlihat penginapan mereka didekat pantai Kuta. Mereka sangat senang karena dapat melihat sunset dan sunrise yang sudah mereka dambakan sejak lama. Mereka langsung menuju kamar masing-masing. Setelah itu mereka memutuskan untuk merapikan baju di lemari.
Disebelah kamar anak-anak terdengar orang yang sedang berdiskusi. Ternyata Pak Wijaya dengan staf penginapan. Mereka mohon maaf pelayanan yang diberikan belum terbaik. Sebenarnya mereka sudah menyiapkan kejutan penyambutan untuk pemilik penginapan, tetapi karena Tuan Wijaya meminta jangan di sambut maka hanya sebagai tamu biasa. Pak Wijaya akhirnya menjelaskan kepada staf serta manager tentang tidak memintanya untuk penyambutan, mereka pun memakluminya. Bagaimanapun juga Pak Wijaya merupakan pembisnis yang memiliki jiwa rendah hati dan tidak mau di khususkan seperti pengusaha lainnya. Mereka pun kembali pada tugas masing-masing. Sebelum itu Pak Wijaya meminta manager untuk ditinggal di tempat, karena akan membicarakan tentang sekolah Nemo. Masalah sekolah Nemopun tidak ada kendala, karena memang Nemo memiliki IQ diatas rata-rata jadi disekolah yang sekarang sangat menerima Nemo dengan senang hati. Meskipun sekolah tersebut merupakan milik Wijaya Grup tapi Pak Hendri sebagai manager penginapan tidak menjelaskan identitas Nemo sebagai anak pemilik yayasan tersebut. Bagaimanapun hal itu untuk keselamatan Nemo dan keluarga Wijaya ketika di Bali. Bahkan yang mengetahui Pak Wijaya sebagai pemilik yayasan tersebut hanya orang kepercayaan pak Wijaya saja.
Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang mereka segera menunaikan kewajiban ibadah sholat dzuhur secara berjamaah di musholla penginapan. Setelah itu mereka makan siang bersama di restoran penginapan.
" Bun, kami ingin jalan-jalan di sekitar penginapan boleh?" tanyaku dengan nada memohon.
"Boleh sayang, tapi ingat sebelum maghrib harus sudah disini lagi" ucap bunda dengan raut wajah bahagia.
"Terimakasih Bun, siap laksanakan" timpalku dengan hormat.
"Sudah sana, segera berangkat, hati-hati" ucapnya.
"Assalamu'alaikum Bun" sambil mencium tangan bunda.
"Waalaikusalam warahmatullahi wabarakatu sayangku" sambil melambaikan tangan.
Mereka berkeliling disekitar penginapan. Setelah beberapa menit sampailah mereka di tepi pantai. Mereka duduk sambil menikmati semilir angin. Bertepatan hari ini bukan weekend jadi pengunjung tidak terlalu padat.
" Kalian tidak lapar?" tanya Kayla.
"Kalau aku lapar juga Kay. Dar, Ra kamu lapar tidak?" ucapku.
"Lapar juga" ujarnya serempak.
"Yuk kita cari makan disekitar sini" sambil bangkit dari duduk.
Tidak lama kemudian kami menemukan tempat yang menurut kami nyaman. Kami langsung memesan makanan dan minuman. Setelah menunggu beberapa menit, makanannya tiba. Tidak lupa kami berdoa terlebih dahulu sebelum menyantap. Setelah selesai mereka membicarakan tentang perkembangan panti asuhan. Nemo memulai berbicara keinginan nya kepada teman-teman nya.
"Ran, Ra, Dar aku mungkin akan pindah sekolah. ucapku dengan sedih.
"Apa maksudmu Mo?"tanya mereka serempak.
"Ini paling terbaik untuk aku dan anak panti" ujarku dengan mantap.
"Tapi tidak juga begitu, Mo. Kamu sudah berbicara dengan om dan tante. Bagaimana sekolah mu juga" ucap mereka.
" Untuk masalah itu, aku belum membicarakan pada ayah dan bunda. Aku bingung bilang nya bagaimana. Tapi aku yakin ayah dan bunda setuju apa yang kuinginkan. Karena mereka bilang aku memiliki 1 permintaan yang akan disetujui ketika aku berusia 18 tahun. Sekarangkan aku sudah 18 tahun. Jadi aku akan menagih janji ayah dan bunda"ucap Nemo.
"Untuk itu, bagaimana kalau bilang pada om dan tante kamu ingin ikut lomba MIPA yang diadakan di Bali, jadi kamu pindah ke Bali aja. Dan bilang pada mereka jika pemenang dari lomba MIPA bisa mendapatkan beasiswa masuk Universitas Udayana (UNUD) sampai lulus" ucap Dara.
" Benar juga, katamu. Berarti aku harus pindah sekolah minggu depan" jawabnya.
"Iya meskipun itu sulit bagi kami untuk pisah denganmu Nemo" ucap mereka serempak dengan suara hampir menangis.
Mereka berpelukan seperti teletubis. Waktu sudah menunjukkan sore. Mereka bergegas pulang ke penginapan. Sesampai di penginapan mereka segera mandi. Selain itu sahabat Nemo mengingat kan untuk segera berbicara pada orang tuanya tentang rencananya.
"Tok-tok" suara pintu diketuk.
"Masuk, tidak kunci sayang" ucap bundanya.
"Baik Bun, ayah dimana ?" tanyaku.
"Itu ayah sedang dikamar mandi sayang. Ada masalah apa sayangku. Seperti kamu sedang bingung" ucapnya.
" Oh my angel, sedang di sini" sapa ayah.
"Iya, ayah bunda. Ada yang ingin Nemo bicarakan. Ini tentang janji ayah dan bunda yang ingin memenuhi permintaan aku jika berusia 18 tahun" ucapnya dengan nada memohon.
"Baik sayang katakan apa keinginanmu, pasti kami akan memenuhi karena itu adalah janji kami" jawab ayah dan bunda.
"Begini bun, aku mau pindah sekolah di Bali, apakah boleh? Karena jika di Bali akan ada lomba MIPA yang diadakan oleh Universitas Udayana, jika menang akan mendapatkan beasiswa sampai lulus ayah bunda" ucapnya dengan nada memohon.
"Baik my angel, ayah dan bunda setuju. Karena ayah juga mendapat tawaran untuk bekerja di Bali yang gajinya lebih tinggi dan rencana Ayah juga akan memindahkan mu sekolah di sini, Ternyata kamu sendiri juga ingin pindah ke Bali" jawab ayah.
"Alhamdulilah kalau itu yah, berarti kita memiliki pemikiran yang sama. Terimakasih kasih ayah dan bunda. Aku sayang kalian. Aku berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh dan membanggakan kalian" sambil memeluk mereka.
"Iya sayangku, my angel ayah dan bunda" jawab mereka serempak.
Nemopun kenali ke kamar dengan perasaan senang dan lega karena permintaan nya disetujui orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-27
0