Tak terasa waktu pun mulai berlalu,obrolan mereka pun sudah mulai tak canggung lagi bahkan bisa di bilang kini mereka telah bernostalgia kembali kemasa lalu yang membedakannya hanya karena nayla kini mulai bicara dengan luas. Nampaknya kejadian tadi siang yang membuat Desi hampir celaka pun mulai terlupakan seiring asiknya mereka berbicara.
"Jii.. Desi.. kami harus pulang,ini sudah sore,malah kesorean banget!"ucap Herri sembari tertawa kecil. Nayla pun hanya mengangguk dan tersenyum.
"Lebih baik kalian makan malam di sini saja,aku masih rindu dengan kalian"ucap Kejji dan Desi.
"Maaf Tante,kami harus pulang lagi pun kami tidak enak mengganggu makan malam kalian"ucap Nayla bangkit dari duduknya di sertai ayahnya.
"iya betul ucap Nayla,kami harus pulang dulu.Lain kali kami akan datang lagi"ucap Herri lalu bersalaman dengan mereka.
"Baiklah,kalian harus datang lagi nanti!kalau tidak kami saja yang akan datang kerumahmu"ucap Desi seraya menatap suaminya meminta restu.
"tentu mengapa tidak?"ucap Kejji dengan semangat seraya mengantar heri dan nayla ke arah luar rumah.
"Bailah kami pulang dulu"ucap Herri di ikuti Nayla setelah berpamitan dengan mereka.
Singkat cerita mereka kembali kerumah dengan selamat. Setelahnay mandi mereka melanjutkan makan malam seperti biasa. Karena mereka kecapean akhirnya mereka memutuskan untuk segera beristirahat dikamar masing-masing.
Sementara di kediaman Kejji nampalnya mereka sedang membicarakan niat Kejji untuk menjadikan Nayla sebagai menantunya. Begitu pun Desi dia sangat menyetujuinya dan berharap secepatnya itu terjadi. Saat sedang asik berbicara, datanglah seorang lelaki tampan yang membawa tas kantornya dari arah luar.
"Dion...kamu sudah pulang nak?"ucap Desi yang menyadari kedatangannya itu.
"iya mah aku sudah pulang,apa yang kalian bicarakan? sepertinya serius sekali?"tanya Dion yang langsung menghampiri mereka.
"Iya mamah dan ayah sedang membicarakan kamu.kamu ingat tinggal beberapa hari lagi kamu harus sudah mempunyai calon istri! dan jika masih belum kami akan menjodohkanmu"ucap Kejji dengan serius menatap Dion.
Dion sebenarnya ingat dengan janjinya itu. Namun Dion sama sekali tidak menghiraukan nya bahkan Dion berpikir bodo amat pada masalah itu.Dion pikir mau dia di jodohkan atau tidak itu akan tetap sama seperti biasanya.
"iya terserah kalian saja, lagi pula aku tidak memperdulikan itu. Aku benar-benar malas mencari seorang istri"ucap Dion dengan santainya sambil beranjak naik ke atas menuju kamarnya.
"Baiklah kalau begitu,nanti ayah kenalkan kamu dengan wanita itu. Dan kamu tidak boleh membantah nya!"ucap keji menatap anaknya yang terlihat pasrah itu.
*Rupanya benar,mereka benar-benar mencarikanku pasangan!* batin dion yang kini hanya tersenyum kecil tak percaya.
Sontak persetujuan dari dion itu membuat hati desi sangat bahagia,terlebih dia memang sudah menantikan seorang cucu terlahir di keluarga kecilnya itu. Namun lagi-lagi dia harus bersabar untuk menantikan jawaban dati nayla nanti hingga tak terasa malam terus berlanjut.
keesokan harinya sebelum Nayla pergi sekolah tepatnya,heri pun mulai mencerirakan maksud di balik pertemuannya dengan kejji malam itu. Bahkan rupanya Semalam mereka menghubungi Herri untuk memberi tahu kalau Dion sudah setuju dengan perjodohan itu.
"Nayy, sebetulnya saat kemarin kita kerumah kejji.. mereka mempunyai niat baik padamu. Mereka ingin menjadikanmu menantunya saat ini"ucap Herri memberanikan diri berbicara.
"papah ini ada-ada saja,baru juga kemarin kita kesana.Lagi pula aku tidak ingin menikah sekarang,sekolah saja baru kelas 12 Masa aku harus menikah!"ucap Nayla heran dan merasa geli mendengar itu.
"Nayy jujur saja,Kejji dari dulu sudah merencanakan ini semua.dan baru mengatakannya pada papah waktu papah meminta bantuannya."ucap Herri yang membuat Nayla mendengarkan kembalu maksud perkataannya itu.
"Pahh papah tau kan aku masih sekolah,masa aku harus nikah saat ini. Lagi pula aku tidak tau siapa anaknya paman Kejji bagaimana aku bisa menyukai dan menjadi kannya suami ku."ucap Nayla heran sekaligus kesal.
" apa jangan-jangan aku dijadikan taruhan agar papah bisa mendapatkan bantuan dari mereka?"tambahnya yang mejadikannya lebih kesal lagi.
"papah tau Nayy,dugaanmu sama dengan ayah waktu itu. Namun itu ternyata salah,karena jika memang begitu mana mungkin dia langsung memberi uang itu jika dia ingin mendapat jaminan"ucap Herri.
"Dan soal anaknya itu,kamu bisa kan mencitai dia saat kalian sudah menikah. Bahkan itu lebih bagus daripada kalian berpacaran dulu"lanjutnya yang membuat nayla semakin tak habis pikir.
"Tapi pahh...hhmm aku mau pergi sekolah dulu pah,soal ini nanti kita lanjutkan"ucap Nayla sambil mencium punggung tangan Herri lalu mulai beranjak dari duduknya.
Nayla berangkat dengan hati yang kacau,dia merasa sangat kesal pada ayahnya namun dia sesekali berpikir mungkin baiknya dia mengikuti apa kata papahnya itu. Hingga akhirnya tiba saat di sekolah dia pun mulai kembali mengingat apa yang ayahnya bicarakan tadi.
"Nayy Lo kenapa,bengong aja?"tanya Tasya
" Nggak apa-apa kok Syaa"jawab nayla yang setengah kebingungan.
"Lo yakin gak mau cerita sama gue Nayy,perasaan gue dari dulu kalau punya masalah slalu bilang sama Lo!"ucap Tasya lesu dan berjalan menyusuri lorong sekolah.
"Bukan gitu Syaa,cuma...nanti gue pasti bilang sama Lo. Tapi nggak sekarang"ucap Nayla sambil meraih tangannya.
"Beneran ya gue tunggu. .. Ehhh Tunggu deh tumben banget Lo gak pake Hoodie?"ucap Tasya heran karena biasanya mereka selalu mengenakan Hoodie.
"Ohh iya gue lupa mungkin ketinggalan di meja makan"ucap Nayla yang kini baru menyadarinya.
"iya gue mau cerita tapi sama Lo aja,nggak perlu sam dua cowok itu"ucap Nayla sambil melirik ke arah Arief dan Reyhan yang rupanya sudah menantikan mereka di depan kelas.
"siap boss"ucap Tasya sambil memberi hormat candaan pada nayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Dewi Kijang
lanjut terus thoor tetap semangat ya
2022-03-19
0