mulai akrab

Setelah Ardi pamit ke bapak pemulung tadi, ia pun melanjutkan perjalanannya ke tempat kerja.

Tepat setelah sampai, Ardi langsung disuruh mengantar minuman ke meja pelanggan restoran.

Sesampainya di meja pemesan, ia menyapa dengan ramah.

"Maaf Mbak, ini pesanannya." kata Ardi dengan span.

"Oh iya Mas, taruh di meja aja." sahut pelanggan itu tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Nayla yang sibuk bermain HP awalnya tidak menyadari siapa yang mengantar minumannya. Namun saat mendongak, ia langsung terkejut.

"Loh kamu?" ucap Nayla kaget setelah melihat siapa yang mengantar minumannya.

Ardi pun ikut kaget setelah menyadari bahwa pelanggan itu adalah Nayla.

"Eh Mbak, ketemu lagi kita." kata Ardi tersenyum.

Nayla yang mendengar dirinya dipanggil Mbak langsung sewot.

"Mbak, Mbak? Emang gue kakak lo?!" katanya kesal.

Dina yang melihat interaksi Nayla dan Ardi hanya diam, menikmati percakapan mereka.

"Ya maaf, Mbak." sahut Ardi dengan senyum.

"Gue tuh punya nama, ya! Gak usah panggil mbak'." kata Nayla kesal.

Ardi yang tetap santai malah balik bertanya.

"Emang nama Mbak siapa? Kemarin diajak kenalan gak dijawab, sekarang gak mau dipanggil 'Mbak'. Jadi saya harus manggil apa dong?" katanya sambil tersenyum.

Nayla semakin kesal. "Lo tuh maunya apa sih?!"

"Loh saya gak mau apa-apa, Mbak. Saya kan cuma antar pesanan aja." jawab Ardi santai.

Dina yang melihat Nayla mulai geram buru-buru melerai.

"Udah dong Nay, malu tuh diliatin pelanggan lain!" bisiknya.

Nayla semakin kesal karena Dina malah membela Ardi.

"Loe kok malah belain nih cowok sih Din?! Kan dia yang salah, manggil gue 'Mbak' terus!"

Dina hanya tertawa kecil. "Ya kalau gak mau dipanggil 'Mbak', sebutin dong nama lo ke Mas ini."

Nayla yang mendengar ucapan Dina hanya bisa diam kesal.

Ardi yang melihat kedua pelanggan itu berdebat cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Ya udah Mbak, saya minta maaf. Emang Mbak mau dipanggil apa kalau gak mau dipanggil 'Mbak'?"

Nayla langsung menjawab. "Saya Nayla, panggil Nay aja. Dan satu lagi, lo gak usah sebutin nama lo, gue udah denger kemarin." katanya dengan ketus.

"Ya udah, Mbak Nayla, kalau begitu saya ke belakang dulu, masih banyak pesanan yang harus diantar." ujar Ardi sopan.

Nayla semakin geram. "Gak ada 'Mbak' nya ya, !"

Ardi hanya bisa tersenyum. "Iya, Nay. Ya udah, saya ke belakang dulu."

Dina yang melihat Nayla ingin membalas ucapan Ardi buru-buru memotongnya.

"Udah deh Nay, gitu aja kok sewot."

Dina lalu menoleh ke Ardi. "Udah Mas, gak usah didengerin teman saya. Oh iya, saya Dina Mas." katanya memperkenalkan diri.

"Oh iya Mbak Dina, saya Ardi, biasa dipanggil Ar. Ya udah, Mbak, saya tinggal ya. Silakan dinikmati pesanannya." ujar Ardi ramah.

"Eh iya Mas, silakan." sahut Dina.

Nayla hanya diam melihat interaksi temannya dengan Ardi.

Setelah Ardi pergi, Nayla menatap Dina yang masih memperhatikan arah kepergian Ardi.

"Udah kek, ngeliatnya! Sampe mau lepas tuh mata." ucap Nayla sarkastik.

Dina hanya diam tanpa menanggapi.

"Kenapa lo diam? Ngambek gara-gara gue ganggu saat lo asik ngeliatin cowok cakep?" ledek Nayla.

Dina langsung geram. "Loe tuh ya, Nay! Malu-maluin aja. Masalah panggilan aja lo sewotin. Lagian lo bukannya makin gak merasa aneh? Kok Mas ganteng itu malah lo suruh manggil nama lo?" katanya curiga.

Nayla langsung mengelak. "Apaan sih lo Din?! Gak jelas!"

"Ya udah, ayo makan daripada bahas cowok gak jelas itu." ujar Nayla mengalihkan topik.

Dina hanya menghela napas. "Terserah lo deh, Nay."

Saat mereka makan, Nayla sempat melamun.

"Apa iya yang dibilang Dina bener? Kesananya gue yang malah terpesona sama tuh cowok?" batinnya.

Tapi lalu dia menggeleng cepat. "Ih, apa-apaan sih gue?! Kenapa malah mikirin tuh cowok? Masa cuma gara-gara lihat dia baik sama bapak pemulung gue jadi terpesona?! Ngaco aja!" gerutu Nayla di dalam hati.

Dina yang melihat Nayla melamun langsung memanggilnya.

"Nay? Nayla? Lo gak apa-apa, kan?"

"Eh, iya Din. Kenapa?" sahut Nayla tersadar.

"Lo kenapa sih, kok malah melamun? Jangan-jangan lo mikirin tuh cowok ya?" goda Dina.

"Siapa yang mikirin dia?! Ngaco aja lo!" elak Nayla cepat.

Dina tertawa. "Habisnya lo habis marah-marah sama dia, eh malah melamun. Kan curiga gue!"

"Curiga apaan sih lo Din?! Gak jelas." sahut Nayla ketus.

"Udah, cepet habisin makanan terus pulang." ujar Nayla cepat-cepat, takut ketahuan kalau ia benar-benar memikirkan Ardi tadi.

Dina menyipitkan mata. "Halah, pake ngalihin pembicaraan lagi. Jangan-jangan lo beneran naksir tuh cowok karena dia nolongin bapak pemulung tadi?"

Nayla langsung sewot. "Loe bisa diem gak sih, Din? Gue sumpel juga mulut lo pake garpu nih!"

Dina tertawa. "Idih, galak amat, Mbak!"

Sementara itu, di dapur, Ardi sedang sibuk menyiapkan pesanan pelanggan lain.

ridho, teman kerjanya, melihat kejadian tadi dan bertanya. "Eh, bro, lo kenal sama cewek tadi? Yang marah-marah sama lo itu?"

Ardi hanya menjawab santai sambil menata minuman. "Iya, kenal. Baru kenalan tadi."

ridho mengumpat. "Sialan lo, gue nanya serius!"

Ardi tertawa. "Iya, mereka teman kampus gue, adik angkatan."

"Tapi kok kayaknya mereka gak akrab sama lo?" tanya ridho.

"Susah jelasinnya." ujar Ardi.

"Ya makanya jelasin!"

Ardi menghela napas. "Ya kurang akrab karena pertemuan kami juga gak disengaja, gara-gara kecelakaan."

ridho melongo. "Kecelakaan gimana? Jangan-jangan lo pernah lecehin dia?"

Sebelum Ardi bisa menjawab, manajer restoran datang dan menegur mereka.

"Hei kalian! Cepet antar pesanan pelanggan! Mau dipecat kalian?!"

Ardi dan ridho langsung menjawab serempak. "Eh, iya, Pak!"

Ardi menatap Ridho dengan kesal. "Loe sih, bro, kena semprot kan kita?"

"Kok gue sih?! Kan lo juga yang salah!" sahut ridho.

Manajer mendengus. "Udah-udah, cepet antarin pesanan, gak usah saling nyalahin!"

"Siap, Pak!" jawab Ardi

Episodes
1 cowok sial
2 masa lalu nayla
3 rencana dua sahabat
4 tersentuh nya hati gadis sultan dengan kebaikan cowok pas-pasan
5 mulai akrab
6 di pecat gara-gara nayla
7 merasa bersalah
8 semakin dekat
9 di curigai memanfaatkan masalah nayla
10 berkunjung ke rumah nayla
11 perseteruan Ardi dan papa nya nayla
12 kedekatan nona kaya dan si pas-pasan
13 resmi menjadi supir si cantik kaya
14 hari pertama jadi supir nayla
15 mulai jatuh cinta
16 Ardi pamer skill
17 Nayla patah hati
18 Nayla cemburu
19 bertemu Iqbal kembali
20 terbongkarnya kebejatan Iqbal..yang ternyata udah menghamili orang lain
21 bergandeng tangan
22 bab 22 Nayla kecewa
23 Ardi di jebak dina
24 bab 24
25 saling mengetahui perasaan masing-masing
26 Ardi di pecat
27 Dina curiga ke papa nya nayla
28 kecemasan nayla
29 mencari keberadaan ardi
30 pertengkaran Nayla dan papa nya
31 Nayla pergi ke jogja
32 Ardi menarik perhatian cewek yang di kenal nya
33 menolong presdir
34 di curigai lagi
35 menolak tawaran kerjaan
36 kedatangan Nayla di rumah sakit
37 keakraban Nayla dan nazzila
38 Nayla di kerjain nazzila
39 bertemu kembali
40 mengungkapkan perasaan
41 menolak jadi pacar
42 kecupan pertama
43 salah faham
44 jadi sasaran
45 Ardi naik jabatan
46 Ardi kembali bertemu pak andi
47 tatangan dari pak andi
48 Nayla di bawa kembali ke jakarta
Episodes

Updated 48 Episodes

1
cowok sial
2
masa lalu nayla
3
rencana dua sahabat
4
tersentuh nya hati gadis sultan dengan kebaikan cowok pas-pasan
5
mulai akrab
6
di pecat gara-gara nayla
7
merasa bersalah
8
semakin dekat
9
di curigai memanfaatkan masalah nayla
10
berkunjung ke rumah nayla
11
perseteruan Ardi dan papa nya nayla
12
kedekatan nona kaya dan si pas-pasan
13
resmi menjadi supir si cantik kaya
14
hari pertama jadi supir nayla
15
mulai jatuh cinta
16
Ardi pamer skill
17
Nayla patah hati
18
Nayla cemburu
19
bertemu Iqbal kembali
20
terbongkarnya kebejatan Iqbal..yang ternyata udah menghamili orang lain
21
bergandeng tangan
22
bab 22 Nayla kecewa
23
Ardi di jebak dina
24
bab 24
25
saling mengetahui perasaan masing-masing
26
Ardi di pecat
27
Dina curiga ke papa nya nayla
28
kecemasan nayla
29
mencari keberadaan ardi
30
pertengkaran Nayla dan papa nya
31
Nayla pergi ke jogja
32
Ardi menarik perhatian cewek yang di kenal nya
33
menolong presdir
34
di curigai lagi
35
menolak tawaran kerjaan
36
kedatangan Nayla di rumah sakit
37
keakraban Nayla dan nazzila
38
Nayla di kerjain nazzila
39
bertemu kembali
40
mengungkapkan perasaan
41
menolak jadi pacar
42
kecupan pertama
43
salah faham
44
jadi sasaran
45
Ardi naik jabatan
46
Ardi kembali bertemu pak andi
47
tatangan dari pak andi
48
Nayla di bawa kembali ke jakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!