Bab 3. Membeli Mall bagian 2.

Wush!

Tinju Dion langsung mengarah langsung ke wajah Rangga. Namun, yang membuat rangka heran adalah gerakan Dion menjadi begitu sangat lambat.

Dia berpikir,

Hah? Apa yang terjadi? Kenapa gerakan Tian menjadi begitu lambat?

Seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh Tuannya, sistem yang ada di dalam pikirannya berkata,

"Anda tidak perlu terkejut, tuan, semua perubahan ini terjadi saat sistem melakukan perbaikan saat kondisi tuan rumah berada di ambang kematian. Saat ini, kekuatan tuan rumah, baik itu konstitusi maupun vitalitas, telah lebih manusia biasa."

"Oh, begitukah? Baiklah, aku mengerti,"ucap Rangga.

Akhirnya, dengan santai, Rangga mengangkat tangan kiri-nya untuk menangkap pukulan Dion.

Dion yang menyadari pukulannya ditangkap dengan begitu mudah oleh Rangga sangat terkejut. Begitu juga dengan dua anak buahnya.

Jika itu di masa lalu, hal ini tidak akan terjadi. Yang ada rangka pasti akan langsung jatuh tersungkur dan menjadi bulan-bulanan mereka.

Melihat tatapan Dion yang begitu terkejut, Rangga tersenyum mengejek.

"Kenapa? Apakah kau terkejut? ucapnya.

Dia berhenti sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan..

"Aku sudah muak dengan semua perbuatanmu, Jadi, sekarang giliranku."ucapnya yang langsung melayangkan sebuah tamparan yang begitu keras ke wajah Dion.

"PLAK!"

Tamparan itu begitu keras, hingga membuat orang yang mendengarnya merasa merinding.

Tak perlu dipertanyakan lagi, hanya mendengar suaranya saja mereka bisa tahu jika itu sangat menyakitkan.

Mendapati dirinya ditampar, Dion sangat marah. Matanya menyala merah seperti darah. Dan dia langsung meraung seperti anjing gila.

Bajingan! Beraninya kau menam...

"PLAK!"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Rangga menamparnya lagi. Kali ini, dia menamparnya bukan dengan telapak tangannya, melainkan dengan punggung tangannya. Seketika wajah kiri Dion langsung membengkak.

Amarah Dion yang memuncak saat tamparan itu mengenai pipi kirinya.

Bajingan! Aku akan membu..

"PLAK! PLAK!"

Belum selesai Dion bicara. Rangga sudah menamparnya lagi dengan tamparan yang jauh lebih keras.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk orang-orang yang selama ini kau tindas.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk gadis-gadis yang selama ini kau lecehkan dan tidak bermoral, mengancam mereka dengan nama besar keluargamu.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk setiap keluarga yang kau hancurkan.

"PLAK! PLAK!"

Ini tamparan untuk sifat sombongmu yang selalu sok berkuasa.

Dion yang ditampar berkali-kali. Kini wajahnya bengkak seperti kepala babi. Bukan hanya itu, akan tetapi kepalanya seolah sedang berputar dan pandangannya menjadi kabur. Tamparan itu begitu sangat keras, bukan hanya menyakitkan, akan tetapi membuat seluruh organ dalam tubuhnya berguncang hebat.

Itu adalah tamparan yang bukan hanya memberikan rasa sakit. Akan tetapi, sebuah perasaan menyakitkan yang menyebabkan trauma parah yang mempengaruhi kondisi mentalnya.

Ketakutan.

Ya, saat ini Dion benar-benar ketakutan saat menatap Rangga.

Tidak hanya Dion, akan tetapi juga semua orang yang ada di dalam mal itu merasakan rasa menggigil ketakutan, karena saat sedang melampiaskan amarahnya tadi, Rangga melepaskan aura membunuh dari rasa amarah yang selama ini menumpuk di dalam hatinya.

Itu menyebar ke area sekitar, membuat tekanan yang mempengaruhi udara, membuat napas semua orang menjadi sesak.

Namun, itu tidak berlangsung lama, karena aura membunuh itu langsung terserap kembali ke tubuh Rangga saat segala kekesalannya telah terlampiaskan. Sementara Rangga sendiri sama sekali tidak menyadari hal itu.

Saat Rangga melepaskan tangannya, tubuh dia terhuyung dengan lemas, akan tetapi dua anak buahnya dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Tadi kau bilang, Aku tidak mampu membayar semua barang yang aku beli, bukan? Sekarang, buka mata anjingmu lebar-lebar, dan perhatikan baik-baik." Ucapnya dingin, matanya sangat tajam saat menatap sekeliling, terutama pada para pegawai wanita yang sedari tadi terus merendahkannya.

Namun, saat tetapan matanya beralih kepada Alita, itu berubah menjadi tetapan lembut dan tenang.

Dia berkata,

"Tolong hitung semua biaya barang barang yang aku beli," kata Rangga.

"Baik Tuan,"ucap Alita sedikit gugup. Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang pemuda yang menghajar seseorang dengan begitu keras dan brutal. Akan tetapi karena tatapan mata Rangga yang melembut, dia berusaha untuk menenangkan diri.

Alita mulai menghitung.

"Sepuluh setel kaos Armani, total harga Rp96.000.000. Kemeja Armani, sepuluh setel, total harga Rp136.500.000. Sepuluh jaket Armani, total

Rp506.250.000. Jadi, total keseluruhan adalah Rp738.750.000."

"Bagaimana Anda ingin membayarnya, Tuan? Apakah cash atau menggunakan kartu?

"738 juta kah? baiklah kalau begitu, pakai kartu ini," ucap Rangga dengan tenang.

Akan tetapi, di dalam hatinya Rangga sudah merasa sangat senang. Dengan membelanjakan ratusan juta, artinya dia akan mendapatkan banyak sekali poin sistem.

Alita tanpa ragu-ragu langsung menggesek kartu itu di mesin pembayaran. Tak lama kemudian terdengar bunyi beep, dan tidak lama kemudian terdengar suara,

"Transaksi berhasil."

Suara itu sangat mengejutkan semua orang. 738 juta rupiah dalam sekali belanja? Dan itu dilakukan dengan sangat santai. Bukankah pemuda yang ada di depannya ini masih sangat muda? Jika dilihat-lihat umurnya baru sekitar 20 tahunan, tapi dia sudah sangat kaya.

Lalu, kenapa dia memakai baju yang begitu lusuh? Apakah ini menjadi tren saat ini? Berbagai macam pemikiran langsung muncul di dalam benak semua orang.

Bahkan Dion yang seperti babi mati juga melebarkan matanya, transaksi ratusan berhasil dilakukan. Dalam hati dia berpikir,

"Sejak kapan di miskin ini menjadi begitu kaya? tiba tiba sebuah firasat buruk menggelayuti pikirannya.

Lalu, sebagian dari para pengunjung Mall berkata,

"Gila! Apakah dia keturunan dari salah satu keluarga kaya yang berpura-pura menjadi miskin untuk mencari cinta sejati seperti yang ada di dalam novel-novel? Ucapnya, dengan mata terbelalak.

Seketika, apa yang dikatakan oleh pengunjung itu disetujui oleh semua orang.

"Ya, ya. Pasti benar seperti itu. Pasti dia berpura-pura miskin untuk mendapatkan cinta sejati.

Seolah mendapatkan konfirmasi, wajah Dion langsung pucat pasi dan di selimuti oleh ketakutan yang luar biasa.

Jika dia menyinggung salah satu keturunan dari salah satu keluarga tersembunyi yang kaya raya, maka dia benar-benar membawa bencana bagi keluarganya.

Sementara itu, di sisi Ranga sendiri yang mendengar apa yang dikatakan oleh semua orang, hanya bisa tercengang. Dia tidak tahu harus tertawa atau menangis untuk menanggapi berbagai macam pemikiran dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

Seketika, wajah para pegawai wanita yang ada di Sunrise Mall, mendadak menjadi pucat pasi. Bukan hanya sangat mengerikan saat marah, akan tetapi ternyata pemuda yang sebelumnya mereka hina dan mereka remehkan juga sangat kaya.

Alita sendiri tangannya juga gemetar saat mendapati transaksi 738 juta telah berhasil dilakukan dengan lancar.

Rangga sendiri masih tenggelam pikirannya. Melihat ekspresi keterkejutan di mata semua orang, dia tersenyum puas. Inilah kekuatan uang.

Tiba-tiba terdengar suara mekanis di dalam pikiran rangga.

Ding...

[Satu misi telah selesai di lakukan.

Selamat kepada tuan rumah yang telah berhasil mendapatkan ilmu pengobatan tingkat dewa, untuk menyelesaikan misi pertama, tuan rumah harus membeli mall ini terlebih dahulu.]

"Ah, benar juga. Aku masih harus membeli mall ini untuk menyelesaikan misi pertama. Dan menyumbat mulut sombong orang-orang yang telah meremehkanku sebelumnya," ucap Rangga

Akhirnya, dia bertanya kepada Alita.

"Nona, bisakah kamu bawa aku menemui Manajer yang bertanggung jawab pada Mall ini?

Karena Rangga tidak tahu namanya, dia memanggilnya Nona.

Mendengar itu, Alita langsung berkata, Nama saya Alita, tuan." ucapnya.

Mendengar itu Rangga mengangguk.

"Oh, baiklah, Alita. Bisakah kamu bawa ku menemui Manajer Mall ini? Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengannya?

"Tentu saja bisa, Tuan. Silahkan, mari ikuti saya," kata Alita dengan gestur mengundang.

Rangga mengangguk dan mulai mengikuti Alita di belakangnya.

Terpopuler

Comments

Ryan Hidayat

Ryan Hidayat

pura² miskin author

2025-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!