Bab 2. Membeli Mall.

Keesokan paginya, setelah selesai sarapan, Rangga memutuskan untuk pergi ke mall terbesar yang ada di kota Black Rock.

Dia ingin berbelanja pakaian sehari-hari seperti kaos, jaket, kemeja, sepatu, dan lain-lain.

Setidaknya untuk meningkatkan penampilannya, pakaian adalah hal yang terpenting saat ini.

Setelah perpakaian rapi, dia segera keluar dari rumah. Sambil berjalan, dia memesan taksi online. Setelah menunggu beberapa menit, tidak lama taksi online itu datang. Tanpa ragu, dia segera masuk. Taksi itu melaju membelah keramaian ibu kota. Dua puluh menit kemudian Taksi yang rangka tumpangi berhenti di sebuah mall yang sangat besar di kota Black Rock.

Setelah selesai membayar tagihan, dia turun dan segera melangkah masuk menuju Mall itu.

Namun, saat dia masuk, beberapa pegawai mal awalnya menatapnya dengan antusias. Akan tetapi, saat melihat Rangga datang dengan penampilan yang sederhana, di tambah dengan baju yang terlihat murah, meskipun wajahnya lumayan tampan, akan tetapi itu sama sekali tidak menarik minat mereka sama sekali.

Orang-orang yang datang ke mal ini biasanya memiliki baju dengan merek terkenal. Tetapi yang dibakai oleh pemuda di depan mereka ini, bajunya sangat murah, lusuh, dan warnanya bahkan nyaris memudar. Daripada seperti seorang pembeli, penampilannya benar-benar terlihat seperti seorang pengemis yang akan meminta sumbangan.

Melihat semua orang mengabaikan nya, Rangga hanya mengabaikannya dengan pandangan acuh tak acuh. Mentalnya sudah terasah dan dia mengabaikan semua tatapan sinis dari orang-orang yang di tujukan padanya.

Dia sudah dibully selama bertahun-tahun di kampus, dan dia sudah terbiasa melihat tatapan seperti itu. Jadi, untuk saat ini, dia hanya berdiri dengan tenang sambil menunggu pegawai yang datang untuk menyambutnya. Jika dalam 10 menit tidak ada yang menyambutnya, maka dia akan berbalik dan pergi untuk mencari mall lain.

Bukan apa-apa. Dia hanya tidak ingin membuang-buang waktunya untuk hal-hal yang tidak penting seperti ini. Jika mall ini tidak menyambutnya, dia akan pergi. Toh, masih ada mall lain di kota Black Rock.

Tetapi, tiba-tiba Suara sistem dengam mode Asisten menggema di dalam pikirannya.

Ding..

[ Sistem mendeteksi tuan rumah sedang diremehkan. Misi terpicu..

Tunjukkan pada mereka betapa kayanya anda dan sumbat mulut sombong mereka dengan membeli mall ini.]

Hadiah: Satu set keterampilan seni beladiri kuno tingkat Dewa.

Mendengar itu, Rangga yang tadinya ingin mengabaikan orang-orang yang tidak penting ini akhirnya berubah pikiran.

Benar apa yang dikatakan oleh sistem, dia harus menyumbat mulut orang-orang sombong ini dengan tamparan keras. Yaitu dengan cara membeli mall ini dan menjadikannya miliknya, dengan begitu mari kita lihat siapa lagi yang berani meremehkannya.

Saat Rangga sedang berpikir bagaimana caranya untuk menemui pemilik mall, tiba-tiba suara dari seorang gadis muda membuyarkan lamunannya.

"Selamat pagi tuan, selamat datang di Sunrise Mall," ucapnya dengan ramah.

Gadis itu bernama Alita, dia adalah pegawai baru yang bergabung di Sunrise Mall sekitar satu bulan.

Melihat teman-temannya mengambilkan munjung yang datang karena berpakaian sederhana dan tidak terlihat menarik, Alita merasa kasihan padanya.

Jadi dia segera menghampirinya dan melayaninya dengan baik. Baginya, setiap pengunjung yang datang ke mall ini adalah raja, jadi dia harus menyambutnya dengan sebaik-baiknya.

Alita sendiri adalah gadis yang jujur, ramah, dan pekerja keras. Dia memiliki pikiran yang simpel dan sederhana, yaitu melayani setiap pengunjung yang datang tanpa membeda-bedakan status dan penampilan.

Mendengar ada seorang gadis yang menyambutnya, rangga lumayan terkejut. Dan tetapi itu hanya sesaat sebelum akhirnya,

seulas senyum tipis terukir di bibirnya.

Dia berpikir gadis didepannya ini tidak buruk. Dia menyambut dengan baik seorang pengunjung yang memakai pakaian sederhana dan lusuh seperti dirinya Tanpa ada tetapan didi ataupun penghinaan sedikitpun, yang ada hanyalah ketulusan untuk melayani pengunjung dan dia benar-benar terlihat sangat menghargai pekerjaannya.

Akhirnya, Rangga berkata,

"Ya, bisakah kamu membantuku berkeliling? Aku ingin membeli baju, kemeja, jaket, dan beberapa sepatu," ucapnya.

Alita tersenyum ramah dan menjawab,

"Ya...mari ikuti saya," ucapnya dengan gestur mengundang untuk mengajaknya berkeliling.

Saat mereka sedang berjalan dan melewati beberapa pegawai yang lain, ada salah satu pegawai yang dianggap senior dan paling lama bekerja di mall itu berkata dengan nada sinis.

"Alita, kau sebaiknya berhati-hati, pengunjung yang penampilan lusuh seperti dia mungkin hanya akan melihat-lihat dan saat mengetahui harganya, dia akan mencari-cari alasan lalu segera pergi meninggalkan mall ini karena ketakutan." ucapnya dengan tatapan menghina ke arah Rangga.

Mendengar itu Alita tersenyum dan tidak mengatakan apapun. Akan tetapi, dia menatap Rangga dan berdata.

"Mari tuan, silahkan ikuti saya,"

Mendengar itu, rangka mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Kemudian, Alita mulai memperkenalkan satu persatu ruangan yang disana tergantung berbagai jenis pakaian mulai dari kaos, mereka jaket, dan beberapa baju lainnya.

yang menjelaskannya dengan sangat telaten dan sabar, bahkan dia juga menunjukkan sebuah ruangan di sudut, yang mana ruangan itu adalah ruangan khusus untuk pengunjung yang ingin mencoba baju yang ingin dibeli.

Rangga mulai memilah milah baju dan mulai memilih yang cocok sesuai dengan seleranya.

Akhirnya, karena banyak yang bagus, dia mengambil sekitar 10 setel kaos, 10 setel jaket, 10 setel kemeja, secara acak, yang keseluruhan totalnya mencapai 30 setel.

Rangga bahkan tidak memperhatikan harganya, karena seperti yang dikatakan oleh sistem, tidak diperbolehkan menawar. Jika menawar, maka sistem akan lenyap, karena itu merupakan penghinaan mutlak.

Dia hanya melihat merk bajunya saja, saat dia melihat jika itu adalah merk Armani, dia tanpa berpikir segera mengambilnya. Merk ini adalah merk yang sangkat terkenal dan sudah terjamin kualitasnya.

Alita yang melihat pengunjung yang dilayaninya mengambil begitu banyak barang tercengang di tempat.

Juga, jika dilihat-lihat itu lebih dari 20 setel pakaian dan setiap pakaian yang ada di Sunrise Mall sangatlah mahal. Satu pasang kaos saja bisa dibanderol dengan harga hingga puluhan juta rupiah. Itu karena semuanya adalah merk Armani.

Alita mulai berpikir dengan ragu-ragu,

"Ya ampun, berapa banyak baju yang dia ambil. Itu bahkan lebih dari 20 setel. Apakah dia mampu membayarnya? Ini adalah baju merek Armani. Satu baju saja harganya bisa mencapai puluhan juta."

Namun, Alita tidak berhak mengatakan apapun. Dia tetap melayaninya dengan baik dan mari kita lihat apakah dia mampu membayarnya atau tidak. Jika dia mampu membayarnya, maka itu akan baik-baik saja. Tetapi, jika dia tidak mampu membayarnya, dia akan menasehatinya hatinya agar lain kali mencari tempat belanja yang lebih kecil agar tidak mempermalukan dirinya sendiri.

Di sisi lain, Rangga yang merasa sudah cukup memilih baju Segera menghampiri Alita dan berkata,

"Sepertinya 30 setel sudah cukup. Berapa yang harus aku bayar?" Tanya Rangga dengan tenang.

Mendengar itu, Alita mendadak linglung. Akan tetapi, dia segera menguasai dirinya dan menjawab pertanyaan rangga.

"Oh, apakah tuan sudah selesai memilih? Baiklah, kalau begitu mari kita turun dan menuju meja kasir untuk menyelesaikan tagihannya," ucapnya.

"Ya," jawab Rangga pendek.

Tidak lama kemudian Alita dan Rangga turun dari lantai 2. Saat menuju Meja Kasir, Rangga meletakkan 30 setel pakaian yang dipilihnya yang membuat beberapa pegawai tercengang sampai tidak bisa berkata-kata.

Itu adalah baju yang sangat banyak yang jika dihitung-hitung harganya mencapai ratusan juta. Apakah pemuda dengan pakaian seperti pengemis ini benar-benar bisa membayarnya?

Semua pegawai itu benar-benar tercengang sampai tidak bisa berkata-kata. Pemuda yang berpakaian lusuh seperti pengemis ini benar-benar pandai ber-akting. Kalau memang begitu, mari kita lihat lelucon macam apa yang akan dia buat. Begitulah sekiranya pemikiran yang berada di otak kecil mereka.

Lihat saja, jika dia tidak mampu membayar, dia akan mengambil satpam untuk menyeretnya keluar. Bahkan jika perlu, dia akan menelepon polisi untuk memenjarakannya karena melakukan keributan dan penipuan. Atau dengan tuduhan perampokan, di siang bolong.

Saat Rangga hendak mengeluarkan kartu hitam emas dari dompetnya, tiba-tiba terdengar suara yang sarkas dan angkuh.

"Wow..teman teman, lihat sapa yang aku temukan di Mall ini, bukankah ini si miskin?!,"

ucap suara yang sangat dikenal oleh Rangga.

Itu adalah suara Dion yang selama ini selalu membulinya dan menghajarnya.

"Hai Gembel! Apa yang kau lakukan disini? Membeli baju? Hahaha, apakah kau bercanda? Jangan-jangan kau hendak berniat merampok kemudian kabur ya? Ucapnya yang disambut gelak tawa oleh anak buahnya.

Bahkan beberapa pegawai dan juga pengunjung yang ada di mall itu juga ikut menertawakannya. Hanya Alita yang menatap mereka dengan mengerutkan kening dan menunjukkan ketidaksukaannya.

Dipanggil Gembel, Rangga sudah tidak merasakan apapun, dia sudah mati rasa oleh berbagai hinaan dari Dion. Akan tetapi, jika sebelumnya dia hanya bisa diam dan pasrah, kali ini dia membalas ucapan Dion dengan nada yang tidak kalah sombongnya.

Sebelumnya, dia hanya ingin mendiamkannya, akan tetapi, lagi-lagi, misi sistem terpicu.

Ding...

[Misi terpicu..sumbat mulut sombong orang yang ada di depan tuan rumah dengan hinaan yang lebih menyakitkan. Tunjukkan kekayaan tuan rumah agar dia menyadari posisinya.]

Hadiah: Satu set tehnik Pengobatan Tingkat Dewa.

Melihat semua hadiah, itu mata Rangga berbinar dan dia segera berkata,

"Aku tidak tahu dari mana datangnya para anjing liar yang menggonggong ini. Apakah para satpam sengaja membiarkan tiga ekor binatang masuk? Huh...sungguh sangat meresahkan, bagaimana jika tiga anjing ini mengigit orang?"ucapnya dengan keluhan yang dibuat semenderita mungkin.

Mendengar apa yang di katakan oleh Rangga, Wajah Dion yang semula penuh ejekan berubah menjadi merah padam dan mengeringkan. Dia benar-benar terlihat seperti iblis gila yang siap meledak kapan saja.

Dia segera meraung.

"Bajingan! Jika berani..coba katakan sekali lagi, ucapnya.

Mendengar itu Rangga berkata dengan terkejut,

"Ya ampun! Kenapa kamu marah? Apakah kamu..kamu..

Rangga menjeda kalimatnya, lalu dengan ekspresi terkejut yang di buat buat dia kembali berkata,

"Apakah kamu benar-benar mengakui jika jika kamu anjing? Maaf sekali Tuan Anjing, aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu." Kata Rangga sedikit membungkuk kepalanya seolah merasa bersalah.

Melihat adegan itu, seketika semua orang yang ada di Mall langsung tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha!"

Mendengar tawa yang begitu keras dari orang-orang di sekitarnya, amarah Dion segera meledak, dan dalam sekejap mata tinjunya sudah meluncur ke arah wajah Rangga.

"Wush!"

Terpopuler

Comments

DigiDaw

DigiDaw

Perbanyak "Dialog antar tokoh", jangan kebanyakan POV ini itu Thor.

2025-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!