Bab 19. Demi Ibu dan Issabell

Bella menggeleng. “Aku punya kehidupan sendiri di sana, Tuan,” ucap Bella.

“Aku mohon padamu, tolong pertimbangkan. Demi Issabell, putri kita,” bujuk Bara.

“Selama dua tahun ini ... apakah Tuan pernah mempertimbangkanku. Tiba-tiba datang dan menyodorkan seorang putri padaku. Bahkan Tuan tidak pernah membahas apapun. Aku berpikir mungkin Tuan sudah lupa kalau pernah menikah denganku,” ucap Bella menumpahkan keluhannya selama ini.

“Aku menunggu setelah menyelesaikan SMA-ku, tetapi apa yang Tuan lakukan. Membiarkanku menunggu tanpa kepastian. Apakah Tuan pernah memikirkan bagaimana perasaanku?” tanya Bella, sedikit emosi.

“Jadi, maksudmu ... kamu akan tetap kembali ke Surabaya?” tanya Bara menatap Bella tidak percaya.

“Kamu akan tetap memilih bercerai denganku, Bell?” tanya Bara lagi. Setelah menunggu, tetap tidak mendapat jawaban sama sekali.

“Aku belum tahu, tetapi aku harus segera kembali ke Surabaya, Tuan,” sahut Bella, memilih bersiap untuk tidur. Akan tetapi, baru saja tangannya meraih selimut, Bara sudah meraih lengannya kasar.

“Layani aku malam ini!” pinta Bara serius. Tatapannya tajam, tidak ada kelembutan di dalam permintaannya. Siapapun akan heran, melihat seorang suami meminta dengan cara seperti ini. Dalam tutur bahasa dan nada bicara yang tidak ada kelembutan sama sekali.

“Aku tidak mau, Tuan. Status hubungan kita belum jelas sampai sekarang. Maaf, aku tidak bisa,” tolak Bella, menghempaskan tangan Bara yang sedang menggenggam lengannya dengan erat.

Bara menghela napas kasar. Ia masih ada waktu beberapa hari. Seandainya Bella masih tidak bisa dibujuk, ia akan menggunakan jalan singkat untuk membuat istrinya membatalkan rencana perceraiannya. Kalau ia sudah tidak memiliki kesempatan lagi, terpaksa ia harus menggunakan cara terbejat sekali pun.

“Bara tidak akan gagal untuk kedua kalinya. Perceraianku sepuluh tahun yang lalu, itu yang pertama dan terakhir!”

Bara memilih melepaskan Bella malam ini. Membiarkan istrinya bisa tidur lelap, sambil berpikir ulang bagaimana membujuk dan mengubah pikiran Bella.

“Tidurlah, Bell. Aku tidak akan mengganggumu malam ini,” ucap Bara, berusaha menenangkan istrinya.

“Bagaimana bisa tidur dengan tenang. Baru saja dia mengucapkan kata-kata yang membuatku tidak bisa tidur,” gerutu Bella dalam hati.

****

Beberapa hari, berlalu dengan biasa saja. Bara tidak pernah membahas apa pun lagi mengenai hubungan rumah tangganya. Hari-hari terlewati dengan tenang.

Pagi hari diawali sarapan bersama, setelah itu rutinitas ibu dan anak yang mengantar sang ayah berangkat ke kantor. Malam pun, hanya akan ada acara makan malam bersama yang diakhiri dengan menidurkan Issabell, membacakan dongeng sambil menepuk lembut punggung gadis kecil itu.

Malam ini, malam terakhir Bella di Jakarta. Besok, ia harus segera kembali ke Surabaya. Ia sudah merindukan Ibu dan kampusnya. Setelah menidurkan Issabell, seperti biasa Bella akan kembali ke kamarnya. Kamar Bara lebih tepatnya.

Ceklek!

Saat pintu kamar terbuka, pemandangan yang di tangkap matanya adalah Bara yang sedang duduk bersandar di atas ranjang, dengan laptop yang diletakkan di atas pangkuannya. Tidak biasanya Bara masih terjaga. Biasanya pria itu sudah meluruskan tubuhnya, berbaring di balik selimut.

Tanpa banyak bicara, Bella langsung menuju sisi kosong ranjang empuk Bara, tempat biasa ia tidur selama hampir seminggu ini.

“Bell, kamu sudah yakin dengan keputusanmu?” tanya Bara tiba-tiba, memecahkan keheningan di antara keduanya. Tampak Bara menutup laptop di pangkuannya, meletakan di atas meja kecil, di samping tempat tidur.

Tangannya sudah ikut menarik selimut yang sama, menyimpan tubuhnya di dalam selimut berusaha mencari kehangatan.

Hening— Tidak terdengar jawaban sama sekali.

“Bell, kamu sudah tidur?” tanya Bara lagi, setelah melihat punggung istrinya tidak bergerak sama sekali.

Lama menunggu, Bara mencoba memberanikan diri memegang pundak Bella, sambil memanggilnya pelan.

“Bell, Bell,” panggil Bara, melirik sekilas jam di dinding. Saat ini baru pukul 21.30 malam.

“Apa aku peluk saja, ya?” ucap Bara pelan, sambil tersenyum licik. Ia sangat yakin, Bella masih terjaga dan hanya pura-pura tidur demi menghindari pembicaraan dengannya.

Bella yang mendengar ucapan Bara, langsung memejamkan matanya. Berdoa dalam hati, semoga bisa terlelap dengan cepat. Jantungnya berdetak kencang begitu otaknya mencerna kalimat yang dilontarkan Bara. Ia masih mengingat jelas ucapan Bara beberapa hari yang lalu, di mana Bara minta dilayani. Ia bukan anak kecil yang tidak paham maksud suaminya saat itu.

Lima menit menunggu, Bella tetap diam. Dengan membulatkan tekad, akhirnya Bara bergeser mendekati istrinya.

“Maafkan aku, Bell. Aku terpaksa,” bisiknya pelan, sebelum memeluk tubuh istrinya dari belakang.

Dan benar saja, saat tangannya sudah mengunci tubuh Bella, terdengar teriakan kecil dari bibir istrinya.

“Aahh!” teriak Bella, langsung berbalik. Sedikit mendorong tubuh Bara yang sudah menempel padanya.

“Apa-apaan, Tuan!” ucap Bella dengan nada yang sedikit meninggi. Kedua tangannya sudah tersilang di depan dada.

“Bell, aku serius. Aku tidak mau bercerai. Aku mohon,” ucap Bara, mengambil kesempatan ini untuk mengeluarkan isi hatinya.

“Ayo kita benar-benar berumah tangga sekarang. Aku tidak mencintaimu dan aku yakin kamu juga tidak mencintaiku. Mari kita sama-sama belajar untuk itu,” lanjut Bara lagi.

Bella menatap heran pada laki-laki di depannya.

“Aku ... aku ....” Bella tidak tahu harus mengatakan apa. Lidahnya keluh, pikiran kosong seketika saat dipaksa harus bertatapan dengan majikan yang sekarang menjadi suaminya.. Apalagi dalam jarak sedekat ini, berbagi tempat tidur bersama.

“Kita lakukan demi Ibu dan Issabell. Aku berjanji akan setia,” ucap Bara meyakinkan.

“Aku berjanji akan menjadi suami dan Daddy terbaik untuk anak-anak kita,” lanjut Bara.

“Aku ... tidak bisa menjawabnya sekarang, Tuan,” ucap Bella pelan.

Baru saja ia akan berbalik, membelakangi Bara yang masih serius membahas hubungan mereka berdua. Namun, kedua tangan Bara sudah sigap menahan tubuhnya agar tetap saling berhadapan.

“Dari awal aku menawarkan pernikahan, aku tidak pernah berniat sedikit pun untuk mempermainkannya, apalagi mempermainkanmu. Aku serius, bahkan tidak terpikirkan untuk bercerai. Walaupun, aku tahu pernikahan itu tidak didasari cinta.” Bara berkata, menatap lekat ke manik mata Bella.

“Aku tidak pernah sedikit pun berniat membuat kontrak pernikahan denganmu. Bagiku pernikahan itu bukan main-main. Itu hubungan jangka panjang, menyangkut kehidupan kita seumur hidup,” lanjut Bara.

“Aku lelaki dewasa. Aku bertanggung jawab untuk semua keputusan yang aku ambil selama ini.”

“Tapi, aku harus berpikir ulang mengenai hubungan kita, Tuan. Dua tahun yang lalu, aku mungkin sepemikiran denganmu. Tapi sejak aku mulai merajut mimpiku sendiri, perlahan aku sudah mulai melupakan semuanya,” sahut Bella.

“Dan sekarang, di saat aku sudah mulai melangkah di jalanku sendiri, jalan menuju mimpiku. Tiba-tiba Tuan datang dan meminta aku melupakan semuanya. Memintaku kembali,” lanjut Bella.

“Maafkan aku, Bell. Aku tahu ... aku salah, tetapi aku mohon, untuk kita bisa memulainya lagi. Di saat semua hal yang aku tutupi sudah terang benderang.”

“Lanjutkan kuliahmu di Jakarta, aku tidak akan melarangmu kuliah. Kalau kamu belum mau hamil, aku juga tidak akan memaksa. Kita bisa membahasnya nanti,” lanjut Bara.

“Beri aku waktu, mencari jalan keluar untuk menjelaskan status Issabella pada Ibu, tanpa menyakitinya. Setelah itu, kita akan membawa Ibu tinggal bersama. Aku tidak tenang meninggalkan Ibu sendirian di Surabaya, di saat kamu sudah bersamaku di Jakarta. Bagaimana?” tanya Bara.

***

TBC

Love you all.

Mampir ya di judul ku yang satunya. Hampir tamat untuk sesion 1.

Bersama Om Pram dan Kailla dalam Istri Kecil Sang Presdir

Terpopuler

Comments

Nisaaayu

Nisaaayu

mantap bar! kami mendukung kebejatan mu hihi

2023-07-10

0

Sukarmikusuma

Sukarmikusuma

dikirain enak digantung statusnya selama 2tahun, klo Bella g setia sdh dipinang cowok lain dan punya anak. untung Bella msh setia menunggu walaupun sakit hati. karena tinggal di rumah bara jg. klo nggak?

2022-10-26

0

Sukarmikusuma

Sukarmikusuma

bara mau menang sendiri.

2022-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2 Bab 2. Menolak Menikah
3 Bab 3. Membahagiakan Ibu
4 Bab 4. Menikah
5 Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6 Bab 6. Ibu Sakit
7 Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8 Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9 Bab 9. Issabell Wirayudha
10 Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11 Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12 Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13 Bab 13. Menjemput Bella
14 Bab 14. Mommy
15 Bab 15 : Pengumuman
16 Bab 16. Makan Siang
17 Bab 17. Mami Iccabell
18 Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19 Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20 Bab 20. Menukar Issabell
21 Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22 Bab 22. Mengenalkan Issabell
23 Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24 Bab 24. Mantan Rissa
25 Bab 25. Mas Bara
26 Bab 26. Menemui Ricko
27 Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28 Bab 28. Telepon Dari Ricko
29 Bab 29. Mulai Posesif
30 Bab 30 : Visual
31 Bab 31. Menantumu Kelewatan
32 Bab 32. Ke Kantor Bara
33 Bab 33. Saling Mengancam
34 Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35 Bab 35 : Pengumuman
36 Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37 Bab 37. Keluar Kota
38 Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39 Bab 39. Ke Bogor
40 Bab 40. Harus Kerja Keras
41 Bab 41. Nyonya Wirayudha
42 Bab 42. Keajaiban Dunia
43 Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44 Bab 44. Mulai Terbuka
45 Bab 45. Cerita Bara 1
46 Bab 46. Cerita Bara 2
47 Bab 47. Kemarahan Bella
48 Bab 48. Telepon Dari Ricko
49 Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50 Bab 50. Pulang
51 Bab 51. Rissa Bella
52 Bab 52. Tetap Disisiku
53 Bab 53. Itu Bukan Milikku
54 Bab 54. Daddy
55 Bab 55. Rania
56 Bab 56. Masa Lalu Bara
57 Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58 Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59 Bab 59. Pertengkaran
60 Bab 60. Rumah Sakit
61 Bab 61. Permintaan Stella
62 Bab 62. Berbohong
63 Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64 Bab 64. Bercerita
65 Bab 65. Posesifnya Bara
66 Bab 66. Penolakan Bara
67 Bab 67. Kisah Brenda
68 Bab 68. Mulai cemburu
69 Bab 69. Merasa Diabaikan
70 Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71 Bab 71. Ciuman Bella
72 Bab 72. Love?
73 Bab 73. Siapakah Love?
74 Bab 74. Membawakan Makan Siang
75 Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76 Bab 76. Ancaman Bella
77 Bab 77. Rujak Cingur
78 Bab 78. Tamu Bara
79 Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80 Bab 80. Bersabar Saja
81 Bab 81. Mirip Bella Kecil
82 Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83 Bab 83. Mengabaikan Bara
84 Bab 84. Bella Pingsan
85 Bab 85. Penyelesaian Sementara
86 Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87 Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88 Bab 88. Ricko Bertamu
89 Bab 89. Belajar Membuka Hati
90 Bab 90. Menitipkan Rania.
91 Bab 91. Keputusan Bella
92 Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93 Bab 93. Ada apa dengan Rania
94 Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95 Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96 Bab 96. Ciuman di lift
97 Bab 97. Kamu manis sekali
98 Bab 98. Ulah Kailla
99 Bab 99. Bara & Pram
100 Bab 100. Sindiran Kailla
101 Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102 Bab 102. Dia Lelaki baik
103 Bab 103. Rencana Bella
104 Bab 104. Mau Berpisah
105 Bab 105. Daddy jangan pergi
106 Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107 Bab 107. Namaku Bella Cantika
108 Bab 108. Mau Bekerja
109 Bab 109. Siasat Bara
110 Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111 Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112 Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113 Bab 113. Babymoon
114 Bab 114. Kamu siapa?
115 Bab 115. Rahmat
116 Bab 116. Keinginan sang anak
117 Bab 117. Babymoon Usai sudah
118 Bab 118. I love You
119 Bab 119. Laki-laki misterius
120 Bab 120. Issabell menghilang
121 Bab 121. Kemarahan Bara
122 Bab 122. Bertemu Icca
123 Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124 Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125 Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126 Bab 126. Ayah Biologis Icca
127 Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128 Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129 Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130 Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131 Bab 131. Kasihan jagoanku
132 Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133 Bab 133. Kunjungan Kailla
134 Bab 134. Sisa penjajahan
135 Bab 135. Mana suamimu?
136 Bab 136. Mommy dari anakku
137 Bab 137. Apa ini?
138 Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139 Bab 139. Hanya Klien
140 Bab 140. Mas, sakit?
141 Bab 141 : Keluar Kota lagi
142 Bab 142 : Ibu pingsan
143 Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144 Bab 144 : Tega kamu, Mas
145 Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146 Bab 146 : Teman Bara
147 Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148 Bab 148 : Permintaan Stella
149 Bab 149 : Selamanya putri kita
150 Bab 150 : Bell, maafkan aku
151 Bab 151 : Aku mohon, Bell
152 Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153 Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154 Bab 154 : 120902
155 Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156 Bab 156 : Pernyataan damai
157 Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158 Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159 Bab 159 : Bara vs Roland
160 Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161 Bab 161 : Harus istirahat total
162 Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163 Bab 163 : Kembali pulang
164 Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165 Bab 165 : Daddy jaga gawang
166 Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167 Bab 167 : Mahakarya pertama
168 Bab 168 : Dua minggu lagi
169 Bab 169 : Seember air
170 Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171 Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172 Bab 172 : The Real Wirayudha
173 Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174 Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175 Bab 175 : Daddy Real
176 Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177 Bab 177- Extra chapter 1
178 Bab 178 : Extra Chapter 2
179 Bab 179 : Extra chapter 3
180 Bab 180 : Extra Chapter 4
181 Bab 181 : Extra chapter 5
182 Bab 182. THE END
183 Menikahi Majikan Ibu Season 2
184 Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185 Pengumuman
186 My Beloved Bodyguard
187 Seuntai Impian Seruni
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2
Bab 2. Menolak Menikah
3
Bab 3. Membahagiakan Ibu
4
Bab 4. Menikah
5
Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6
Bab 6. Ibu Sakit
7
Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8
Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9
Bab 9. Issabell Wirayudha
10
Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11
Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12
Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13
Bab 13. Menjemput Bella
14
Bab 14. Mommy
15
Bab 15 : Pengumuman
16
Bab 16. Makan Siang
17
Bab 17. Mami Iccabell
18
Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19
Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20
Bab 20. Menukar Issabell
21
Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22
Bab 22. Mengenalkan Issabell
23
Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24
Bab 24. Mantan Rissa
25
Bab 25. Mas Bara
26
Bab 26. Menemui Ricko
27
Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28
Bab 28. Telepon Dari Ricko
29
Bab 29. Mulai Posesif
30
Bab 30 : Visual
31
Bab 31. Menantumu Kelewatan
32
Bab 32. Ke Kantor Bara
33
Bab 33. Saling Mengancam
34
Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35
Bab 35 : Pengumuman
36
Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37
Bab 37. Keluar Kota
38
Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39
Bab 39. Ke Bogor
40
Bab 40. Harus Kerja Keras
41
Bab 41. Nyonya Wirayudha
42
Bab 42. Keajaiban Dunia
43
Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44
Bab 44. Mulai Terbuka
45
Bab 45. Cerita Bara 1
46
Bab 46. Cerita Bara 2
47
Bab 47. Kemarahan Bella
48
Bab 48. Telepon Dari Ricko
49
Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50
Bab 50. Pulang
51
Bab 51. Rissa Bella
52
Bab 52. Tetap Disisiku
53
Bab 53. Itu Bukan Milikku
54
Bab 54. Daddy
55
Bab 55. Rania
56
Bab 56. Masa Lalu Bara
57
Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58
Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59
Bab 59. Pertengkaran
60
Bab 60. Rumah Sakit
61
Bab 61. Permintaan Stella
62
Bab 62. Berbohong
63
Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64
Bab 64. Bercerita
65
Bab 65. Posesifnya Bara
66
Bab 66. Penolakan Bara
67
Bab 67. Kisah Brenda
68
Bab 68. Mulai cemburu
69
Bab 69. Merasa Diabaikan
70
Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71
Bab 71. Ciuman Bella
72
Bab 72. Love?
73
Bab 73. Siapakah Love?
74
Bab 74. Membawakan Makan Siang
75
Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76
Bab 76. Ancaman Bella
77
Bab 77. Rujak Cingur
78
Bab 78. Tamu Bara
79
Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80
Bab 80. Bersabar Saja
81
Bab 81. Mirip Bella Kecil
82
Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83
Bab 83. Mengabaikan Bara
84
Bab 84. Bella Pingsan
85
Bab 85. Penyelesaian Sementara
86
Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87
Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88
Bab 88. Ricko Bertamu
89
Bab 89. Belajar Membuka Hati
90
Bab 90. Menitipkan Rania.
91
Bab 91. Keputusan Bella
92
Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93
Bab 93. Ada apa dengan Rania
94
Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95
Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96
Bab 96. Ciuman di lift
97
Bab 97. Kamu manis sekali
98
Bab 98. Ulah Kailla
99
Bab 99. Bara & Pram
100
Bab 100. Sindiran Kailla
101
Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102
Bab 102. Dia Lelaki baik
103
Bab 103. Rencana Bella
104
Bab 104. Mau Berpisah
105
Bab 105. Daddy jangan pergi
106
Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107
Bab 107. Namaku Bella Cantika
108
Bab 108. Mau Bekerja
109
Bab 109. Siasat Bara
110
Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111
Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112
Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113
Bab 113. Babymoon
114
Bab 114. Kamu siapa?
115
Bab 115. Rahmat
116
Bab 116. Keinginan sang anak
117
Bab 117. Babymoon Usai sudah
118
Bab 118. I love You
119
Bab 119. Laki-laki misterius
120
Bab 120. Issabell menghilang
121
Bab 121. Kemarahan Bara
122
Bab 122. Bertemu Icca
123
Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124
Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125
Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126
Bab 126. Ayah Biologis Icca
127
Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128
Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129
Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130
Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131
Bab 131. Kasihan jagoanku
132
Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133
Bab 133. Kunjungan Kailla
134
Bab 134. Sisa penjajahan
135
Bab 135. Mana suamimu?
136
Bab 136. Mommy dari anakku
137
Bab 137. Apa ini?
138
Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139
Bab 139. Hanya Klien
140
Bab 140. Mas, sakit?
141
Bab 141 : Keluar Kota lagi
142
Bab 142 : Ibu pingsan
143
Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144
Bab 144 : Tega kamu, Mas
145
Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146
Bab 146 : Teman Bara
147
Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148
Bab 148 : Permintaan Stella
149
Bab 149 : Selamanya putri kita
150
Bab 150 : Bell, maafkan aku
151
Bab 151 : Aku mohon, Bell
152
Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153
Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154
Bab 154 : 120902
155
Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156
Bab 156 : Pernyataan damai
157
Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158
Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159
Bab 159 : Bara vs Roland
160
Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161
Bab 161 : Harus istirahat total
162
Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163
Bab 163 : Kembali pulang
164
Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165
Bab 165 : Daddy jaga gawang
166
Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167
Bab 167 : Mahakarya pertama
168
Bab 168 : Dua minggu lagi
169
Bab 169 : Seember air
170
Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171
Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172
Bab 172 : The Real Wirayudha
173
Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174
Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175
Bab 175 : Daddy Real
176
Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177
Bab 177- Extra chapter 1
178
Bab 178 : Extra Chapter 2
179
Bab 179 : Extra chapter 3
180
Bab 180 : Extra Chapter 4
181
Bab 181 : Extra chapter 5
182
Bab 182. THE END
183
Menikahi Majikan Ibu Season 2
184
Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185
Pengumuman
186
My Beloved Bodyguard
187
Seuntai Impian Seruni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!