Bab 14. Mommy

“Onti Ica,” celoteh Issabell langsung mengulurkan tangannya pada Rissa yang sedang berjalan menuju teras.

Rissa hanya mencium sekilas pipi Issabell. “Onty capek, Sayang. Nanti baru gendong Issabell, ya,” ucap Rissa, melangkah masuk ke dalan rumah.

Ia belum menyiapkan hati melihat pemandangan yang akan mencabik-cabik perasaannya sebentar lagi. Jadi ia memilih masuk ke dalam, menangis di dalam kamar sepuasnya.

Bella yang baru turun dari mobil memilih diam di tempat, berdiri sambil menatap pada gadis kecil yang sedang berada dalam gendongan pengasuhnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Rissa, kakaknya sudah melenggang masuk ke dalam rumah tanpa mengajaknya. Bahkan tanpa bicara sepatah kata pun. Sejak mengetahui Bara akan datang dan menjemput mereka, Rissa mendadak diam dan tidak mau bicara padanya.

“Ayo, Bell,” ajak Bara, setelah melihat Bella yang ragu dan canggung berdiri mematung.

Mendengar ajakan Bara, Bella pun berjalan mengekor di belakang.

“Hai, Issabell, kangen Daddy?” tanya Bara pada putri kesayangannya saat jarak mereka semakin dekat. Kedua tangan Bara, sudah terulur mengambil alih Issabell dari tangan sang pengasuh.

“Angen," sahut Issabell sambil tertawa. Tangan mungilnya sedang menarik dan mengacak rambut hitam Bara.

“Daddy kangen. Muach!” Bara mencium pipi gembul putrinya, yang sekarang tertawa geli.

“Issabell, lihat Daddy bawa siapa?” tanya Bara, membawa putrinya mendekat pada Bella.

Mata Issabell menyipit, menatap Bella tanpa berkedip. Kedua tangan mungil itu sedang memeluk erat leher Bara.

“Ini Mommy. Issabell mau bertemu Mommy, kan?” tanya Bara, mengenalkan Bella pada putrinya.

“Ma ... mi .... “ Issabell mengulang kata yang diucapkan Bara, sambil malu-malu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Bara. Terlihat ia mengintip Bella diam-diam, sambil tertunduk.

Bella terkejut, saat mengetahui Bara mengenalkan dirinya sebagai Mommy pada anak kakaknya. Ia tidak pernah tau bagaimana cerita ini berawal, tetapi ia tidak pernah berpikir kalau selama ini Bara akan mengenalkan dirinya sebagai Mommy dari Issabell.

“Lalu, anak ini memanggil Kak Rissa apa,” batin Bella.

“Kenapa malu? Bukannya mau bertemu Mommy,” bujuk Bara supaya Issabell mau menatap Bella.

“Ma ... mi.” Issabell kembali memanggil, sesuai dengan apa yang baru saja diucapkan Bara.

Issabell tetap memeluk erat leher Bara, tetapi pandangannya malu-malu. Bersembunyi dan menatap Bella.

“Mau digendong Mommy?” tawar Bara pada Issabell yang masih saja menyembunyikan wajahnya malu-malu sambil mengintip ke arah Bella.

“Ya, sudah. Ayo kita ajak Mommy masuk, ya,” ucap Bara, sambil melihat ke arah Bella yang masih saja mematung.

“Ayo, Bell,” ajak Bara. Langsung meraih tangan Bella tanpa permisi, menggengam dan mengajak istrinya masuk ke dalam rumah.

Deg—

Bersentuhan pertama kali dengan suaminya, setelah dua tahun terpisah. Jantung Bella berdetak kencang. Kalau Bara bisa merasakan, telapak tangannya mendingin saat ini. Namun, laki-laki itu terlihat biasa saja. Tidak ada kegugupan atau rasa aneh bersentuhan tangan dengannya. Bara tetap menggenggam tangannya, sambil menggendong Issabell dengan tangan yang lain.

Bara baru melepaskan genggaman tangannya saat mereka sudah berada di ruang keluarga, tempat di mana mainan Issabell berkumpul dan berserakan di mana-mana.

Deg—

Lagi-lagi Bella dibuat terkejut, saat melihat foto pernikahan mereka terpajang di dinding rumah Bara.

Bella menatap Bara yang sedang menurunkan Issabell. Laki-laki itu terlihat normal, tidak ada yang aneh. Issabell yang sedang berdiri langsung memeluk kaki pengasuhnya, sambil mengintip ke arah Bella.

Bara tersenyum melihat kelakuan Issabell.

“Issabell mau digendong Mommy?” tanya Bara, berjongkok supaya bisa menyejajarkan tingginya dengan Issabell. Melihat sikap pemalu Issabell, akhirnya Bara menuntun putrinya mendekat pada Bella.

“Mommy, Issabell mau digendong,” ucap Bara, saat tubuh mungil Issabell sudah berada di dekat kaki Bella.

Bella terkejut, tetapi kemudian langsung tersenyum. Membungkuk, meraih tubuh mungil Issabell dan menggendongnya. Issabell yang masih malu-malu langsung menyembunyikan wajahnya di leher Bella. Kedua tangannya bergelayut manja pada Bella.

“Issabell suka?” tanya Bara, menatap putrinya yang sedang berada di gendongan Bella.

“Shuka," jawab Issabell tersenyum malu-malu.

“Mommy Issabell mana?” tanya Bara kembali, menunggu jawaban Issabell.

“Ini ....” Issabell menjawab sambil menepuk bahu Bella. Lagi-lagi gadis kecil itu malu-malu, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Bella.

“Bukan di sana?” tanya Bara menunjuk foto pernikahannya dengan Bella.

Isabell menggeleng. “Ini Mami,” ucapnya menyandarkan kepalanya di pundak Bella.

Sejak merasakan gendongan Bella, Isabell sudah tidak mau turun lagi. Issabell bahkan hampir tertidur, kalau Bara tidak meraih kembali tubuh Issabell dan menyerahkan pada pengasuhnya.

“Sus, tolong bawa Issabell tidur, sepertinya dia sudah mengantuk lagi.

Bara membawa Bella menuju kamar, lebih tepatnya kamar mereka.

“Bell, kita perlu bicara serius,” ucap Bara membuka pembicaraan, saat mereka sudah berada di kamar tidur Bara.

Deg—

“Bahkan di kamar tidurnya, ada foto pernikahan kami.”

Bella menatap foto itu, tidak bisa berkata-kata.

“Bell, dengan atau tanpamu di sini, kamu tetap Nyonya rumah ini,” ucap Bara.

Bella tertunduk.

“Issabell membutuhkanmu. Dia hanya tahu, kalau kamu Mommy-nya dan aku Daddy-nya.”

“Bagaimana dengan Kak Rissa?” tanya Bella. Ia merasa kasihan dengan kakaknya. Issabell adalah putri kakaknya, tetapi Rissa tidak bisa mengakui putrinya sendiri.

“Ini demi kebaikan Issabell. Aku berjanji ... suatu saat Issabell akan mengetahui siapa ibu kandungnya. Kalau memang sudah waktunya, kita akan mengatakan yang sebenarnya pada Issabell,” jelas Bara.

“Kasihan ... Kak Rissa,” ucap Bella pelan. Membayangkan bagaimana perasaan kakaknya yang tidak bisa mengakui anak yang dilahirkannya dengan bertarung nyawa. Anak yang selama sembilan bulan berbagi kehidupan, berbagi napas, berbagi senyuman, berbagi tangisan dengannya.

“Maaf, aku hanya bisa membantu putrinya, tetapi tidak dengan ibunya.” Bara berkata.

Bella hanya menggangguk. Tidak bisa berkomentar apa pun.

“Issabell. Aku memberinya nama itu. Nama itu adalah gabungan dari kedua nama ibunya. Nama Rissa dan namamu, Bella. Suatu saat, dia akan menerima kalian sebagai ibunya, tetapi tidak sekarang. Untuk saat ini, biarkan dia tumbuh seperti anak lainnya.”

“Bell,” panggil Bara.

Setelah kamu bertemu Issabell, apakah kamu tetap mau menceraikanku?” tanya Bara tiba-tiba.

Bella menatap Bara. “Aku ... aku ....” Bella terbata belum menyiapkan jawaban. Semuanya begitu mengejutkan.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. “Ma ... mi!!” teriak Issabell, berlari masuk ke dalam kamar. Terlihat di belakang Issabell, sang pengasuh sedang mengejarnya.

“Mami, gendong!” pinta Issabell, mengulurkan kedua tangan ke atas. Kepalanya menengadah, menatap Bella penuh harap.

Bella tersenyum, meraih tubuh gadis kecil untuk naik ke dalam gendongannya.

“Mau bobok ... mami ... bobok cini ... mami,” celoteh Issabell, memeluk erat Bella.

***

To be continued

Terima kasih. Love You All.

Sambil menunggu up, bisa mampir di lapak yang satunya. Ada Om Pram dan Kailla.

Tidak kalah serunya..

Terpopuler

Comments

reza indrayana

reza indrayana

pasanagan yg ideal....😘😘😘🤍💘🤍😘😘😘

2024-01-21

0

siti homsatun

siti homsatun

Isabell manggil aunty pada Rissa

2023-08-23

0

Elfin Mberanga

Elfin Mberanga

iya aku jg sd mau berhenti membacanya tadi aku kira bara benar2 berhianat sama iparnya sendiri.

2023-08-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2 Bab 2. Menolak Menikah
3 Bab 3. Membahagiakan Ibu
4 Bab 4. Menikah
5 Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6 Bab 6. Ibu Sakit
7 Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8 Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9 Bab 9. Issabell Wirayudha
10 Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11 Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12 Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13 Bab 13. Menjemput Bella
14 Bab 14. Mommy
15 Bab 15 : Pengumuman
16 Bab 16. Makan Siang
17 Bab 17. Mami Iccabell
18 Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19 Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20 Bab 20. Menukar Issabell
21 Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22 Bab 22. Mengenalkan Issabell
23 Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24 Bab 24. Mantan Rissa
25 Bab 25. Mas Bara
26 Bab 26. Menemui Ricko
27 Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28 Bab 28. Telepon Dari Ricko
29 Bab 29. Mulai Posesif
30 Bab 30 : Visual
31 Bab 31. Menantumu Kelewatan
32 Bab 32. Ke Kantor Bara
33 Bab 33. Saling Mengancam
34 Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35 Bab 35 : Pengumuman
36 Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37 Bab 37. Keluar Kota
38 Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39 Bab 39. Ke Bogor
40 Bab 40. Harus Kerja Keras
41 Bab 41. Nyonya Wirayudha
42 Bab 42. Keajaiban Dunia
43 Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44 Bab 44. Mulai Terbuka
45 Bab 45. Cerita Bara 1
46 Bab 46. Cerita Bara 2
47 Bab 47. Kemarahan Bella
48 Bab 48. Telepon Dari Ricko
49 Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50 Bab 50. Pulang
51 Bab 51. Rissa Bella
52 Bab 52. Tetap Disisiku
53 Bab 53. Itu Bukan Milikku
54 Bab 54. Daddy
55 Bab 55. Rania
56 Bab 56. Masa Lalu Bara
57 Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58 Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59 Bab 59. Pertengkaran
60 Bab 60. Rumah Sakit
61 Bab 61. Permintaan Stella
62 Bab 62. Berbohong
63 Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64 Bab 64. Bercerita
65 Bab 65. Posesifnya Bara
66 Bab 66. Penolakan Bara
67 Bab 67. Kisah Brenda
68 Bab 68. Mulai cemburu
69 Bab 69. Merasa Diabaikan
70 Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71 Bab 71. Ciuman Bella
72 Bab 72. Love?
73 Bab 73. Siapakah Love?
74 Bab 74. Membawakan Makan Siang
75 Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76 Bab 76. Ancaman Bella
77 Bab 77. Rujak Cingur
78 Bab 78. Tamu Bara
79 Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80 Bab 80. Bersabar Saja
81 Bab 81. Mirip Bella Kecil
82 Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83 Bab 83. Mengabaikan Bara
84 Bab 84. Bella Pingsan
85 Bab 85. Penyelesaian Sementara
86 Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87 Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88 Bab 88. Ricko Bertamu
89 Bab 89. Belajar Membuka Hati
90 Bab 90. Menitipkan Rania.
91 Bab 91. Keputusan Bella
92 Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93 Bab 93. Ada apa dengan Rania
94 Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95 Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96 Bab 96. Ciuman di lift
97 Bab 97. Kamu manis sekali
98 Bab 98. Ulah Kailla
99 Bab 99. Bara & Pram
100 Bab 100. Sindiran Kailla
101 Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102 Bab 102. Dia Lelaki baik
103 Bab 103. Rencana Bella
104 Bab 104. Mau Berpisah
105 Bab 105. Daddy jangan pergi
106 Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107 Bab 107. Namaku Bella Cantika
108 Bab 108. Mau Bekerja
109 Bab 109. Siasat Bara
110 Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111 Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112 Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113 Bab 113. Babymoon
114 Bab 114. Kamu siapa?
115 Bab 115. Rahmat
116 Bab 116. Keinginan sang anak
117 Bab 117. Babymoon Usai sudah
118 Bab 118. I love You
119 Bab 119. Laki-laki misterius
120 Bab 120. Issabell menghilang
121 Bab 121. Kemarahan Bara
122 Bab 122. Bertemu Icca
123 Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124 Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125 Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126 Bab 126. Ayah Biologis Icca
127 Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128 Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129 Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130 Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131 Bab 131. Kasihan jagoanku
132 Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133 Bab 133. Kunjungan Kailla
134 Bab 134. Sisa penjajahan
135 Bab 135. Mana suamimu?
136 Bab 136. Mommy dari anakku
137 Bab 137. Apa ini?
138 Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139 Bab 139. Hanya Klien
140 Bab 140. Mas, sakit?
141 Bab 141 : Keluar Kota lagi
142 Bab 142 : Ibu pingsan
143 Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144 Bab 144 : Tega kamu, Mas
145 Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146 Bab 146 : Teman Bara
147 Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148 Bab 148 : Permintaan Stella
149 Bab 149 : Selamanya putri kita
150 Bab 150 : Bell, maafkan aku
151 Bab 151 : Aku mohon, Bell
152 Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153 Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154 Bab 154 : 120902
155 Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156 Bab 156 : Pernyataan damai
157 Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158 Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159 Bab 159 : Bara vs Roland
160 Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161 Bab 161 : Harus istirahat total
162 Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163 Bab 163 : Kembali pulang
164 Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165 Bab 165 : Daddy jaga gawang
166 Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167 Bab 167 : Mahakarya pertama
168 Bab 168 : Dua minggu lagi
169 Bab 169 : Seember air
170 Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171 Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172 Bab 172 : The Real Wirayudha
173 Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174 Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175 Bab 175 : Daddy Real
176 Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177 Bab 177- Extra chapter 1
178 Bab 178 : Extra Chapter 2
179 Bab 179 : Extra chapter 3
180 Bab 180 : Extra Chapter 4
181 Bab 181 : Extra chapter 5
182 Bab 182. THE END
183 Menikahi Majikan Ibu Season 2
184 Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185 Pengumuman
186 My Beloved Bodyguard
187 Seuntai Impian Seruni
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2
Bab 2. Menolak Menikah
3
Bab 3. Membahagiakan Ibu
4
Bab 4. Menikah
5
Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6
Bab 6. Ibu Sakit
7
Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8
Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9
Bab 9. Issabell Wirayudha
10
Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11
Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12
Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13
Bab 13. Menjemput Bella
14
Bab 14. Mommy
15
Bab 15 : Pengumuman
16
Bab 16. Makan Siang
17
Bab 17. Mami Iccabell
18
Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19
Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20
Bab 20. Menukar Issabell
21
Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22
Bab 22. Mengenalkan Issabell
23
Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24
Bab 24. Mantan Rissa
25
Bab 25. Mas Bara
26
Bab 26. Menemui Ricko
27
Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28
Bab 28. Telepon Dari Ricko
29
Bab 29. Mulai Posesif
30
Bab 30 : Visual
31
Bab 31. Menantumu Kelewatan
32
Bab 32. Ke Kantor Bara
33
Bab 33. Saling Mengancam
34
Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35
Bab 35 : Pengumuman
36
Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37
Bab 37. Keluar Kota
38
Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39
Bab 39. Ke Bogor
40
Bab 40. Harus Kerja Keras
41
Bab 41. Nyonya Wirayudha
42
Bab 42. Keajaiban Dunia
43
Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44
Bab 44. Mulai Terbuka
45
Bab 45. Cerita Bara 1
46
Bab 46. Cerita Bara 2
47
Bab 47. Kemarahan Bella
48
Bab 48. Telepon Dari Ricko
49
Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50
Bab 50. Pulang
51
Bab 51. Rissa Bella
52
Bab 52. Tetap Disisiku
53
Bab 53. Itu Bukan Milikku
54
Bab 54. Daddy
55
Bab 55. Rania
56
Bab 56. Masa Lalu Bara
57
Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58
Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59
Bab 59. Pertengkaran
60
Bab 60. Rumah Sakit
61
Bab 61. Permintaan Stella
62
Bab 62. Berbohong
63
Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64
Bab 64. Bercerita
65
Bab 65. Posesifnya Bara
66
Bab 66. Penolakan Bara
67
Bab 67. Kisah Brenda
68
Bab 68. Mulai cemburu
69
Bab 69. Merasa Diabaikan
70
Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71
Bab 71. Ciuman Bella
72
Bab 72. Love?
73
Bab 73. Siapakah Love?
74
Bab 74. Membawakan Makan Siang
75
Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76
Bab 76. Ancaman Bella
77
Bab 77. Rujak Cingur
78
Bab 78. Tamu Bara
79
Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80
Bab 80. Bersabar Saja
81
Bab 81. Mirip Bella Kecil
82
Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83
Bab 83. Mengabaikan Bara
84
Bab 84. Bella Pingsan
85
Bab 85. Penyelesaian Sementara
86
Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87
Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88
Bab 88. Ricko Bertamu
89
Bab 89. Belajar Membuka Hati
90
Bab 90. Menitipkan Rania.
91
Bab 91. Keputusan Bella
92
Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93
Bab 93. Ada apa dengan Rania
94
Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95
Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96
Bab 96. Ciuman di lift
97
Bab 97. Kamu manis sekali
98
Bab 98. Ulah Kailla
99
Bab 99. Bara & Pram
100
Bab 100. Sindiran Kailla
101
Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102
Bab 102. Dia Lelaki baik
103
Bab 103. Rencana Bella
104
Bab 104. Mau Berpisah
105
Bab 105. Daddy jangan pergi
106
Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107
Bab 107. Namaku Bella Cantika
108
Bab 108. Mau Bekerja
109
Bab 109. Siasat Bara
110
Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111
Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112
Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113
Bab 113. Babymoon
114
Bab 114. Kamu siapa?
115
Bab 115. Rahmat
116
Bab 116. Keinginan sang anak
117
Bab 117. Babymoon Usai sudah
118
Bab 118. I love You
119
Bab 119. Laki-laki misterius
120
Bab 120. Issabell menghilang
121
Bab 121. Kemarahan Bara
122
Bab 122. Bertemu Icca
123
Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124
Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125
Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126
Bab 126. Ayah Biologis Icca
127
Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128
Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129
Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130
Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131
Bab 131. Kasihan jagoanku
132
Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133
Bab 133. Kunjungan Kailla
134
Bab 134. Sisa penjajahan
135
Bab 135. Mana suamimu?
136
Bab 136. Mommy dari anakku
137
Bab 137. Apa ini?
138
Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139
Bab 139. Hanya Klien
140
Bab 140. Mas, sakit?
141
Bab 141 : Keluar Kota lagi
142
Bab 142 : Ibu pingsan
143
Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144
Bab 144 : Tega kamu, Mas
145
Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146
Bab 146 : Teman Bara
147
Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148
Bab 148 : Permintaan Stella
149
Bab 149 : Selamanya putri kita
150
Bab 150 : Bell, maafkan aku
151
Bab 151 : Aku mohon, Bell
152
Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153
Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154
Bab 154 : 120902
155
Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156
Bab 156 : Pernyataan damai
157
Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158
Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159
Bab 159 : Bara vs Roland
160
Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161
Bab 161 : Harus istirahat total
162
Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163
Bab 163 : Kembali pulang
164
Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165
Bab 165 : Daddy jaga gawang
166
Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167
Bab 167 : Mahakarya pertama
168
Bab 168 : Dua minggu lagi
169
Bab 169 : Seember air
170
Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171
Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172
Bab 172 : The Real Wirayudha
173
Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174
Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175
Bab 175 : Daddy Real
176
Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177
Bab 177- Extra chapter 1
178
Bab 178 : Extra Chapter 2
179
Bab 179 : Extra chapter 3
180
Bab 180 : Extra Chapter 4
181
Bab 181 : Extra chapter 5
182
Bab 182. THE END
183
Menikahi Majikan Ibu Season 2
184
Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185
Pengumuman
186
My Beloved Bodyguard
187
Seuntai Impian Seruni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!