Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya

“Bell, kamu benar-benar tidak mau mendengar penjelasanku?” tanya Bara setelah melihat Bella tetap tidak terpengaruh dengan permintaannya.

“Baiklah, aku ingin bertanya pada Tuan. Apa benar itu putri Kak Rissa?” tanya Bella.

Bara mengangguk. “Itu putri Rissa, tetapi bukan putri kandungku,” jelas Bara dengan mantap.

Bara memijat pelipisnya, menatap Bella dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia ragu untuk menceritakan apa yang sebenarnya bukan kapasitasnya untuk menjelaskan semua ini. Rissa yang seharusnya membuka semua kebenaran ini pada keluarganya. Namun, Rissa sendiri memilih bungkam dan memutus semua tali kekeluargaan itu sejak kejadian memalukan ini menimpanya. Bara tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya sebatas membantu dan menjaga banyak hati supaya tidak tersakiti, walau kenyataannya pasti ada yang dikorbankan selama ini. Istri dan pernikahannya.

“Duduk di sini!” pinta Bara, menepuk sisi ranjang yang kosong.

“Ceritanya sedikit panjang, jadi sebaiknya kamu duduk, Bell,” lanjut Bara, berharap Bella sedikit melunak dan mau mendengarnya.

Akhirnya Bella mengalah, memilih duduk di tempat yang ditunjuk Bara. Dengan memeluk guling di pangkuannya, ia bersiap mendengar cerita Bara.

“Sewaktu kita menikah, Rissa tidak bisa datang. Itu karena dia baru saja melahirkan.” Bara memulai, membuka dari mana kisah ini bermula.

“Dan tidak ada laki-laki yang bisa bertanggung jawab untuk Rissa ataupun bayinya,” lanjut Bara, menatap Bella.

Bella langsung terkejut. “Jadi Tuan mengambil tanggung jawab itu?” tanya Bella, sedikit merasa bersalah. Selama ini ia sudah berpikir buruk tentang suami dan kakaknya.

“Tidak sepenuhnya.” Bara menjawab singkat.

“Sebelum mengambil langkah ini, aku dan Kevin, asistenku mencari tahu di mana laki-laki itu dan ingin menyeretnya bertanggung jawab. Tapi masalahnya ... Rissa bahkan tidak tahu siapa ayah dari anaknya. Kakakmu luar biasa,” cerita Bara lagi.

“Maksud ... Tuan?” Bella terbata, mendesak Bara bercerita lebih banyak karena penasaran dengan kata luar biasa yang diucapkan Bara.

“Nanti kamu bisa bertanya langsung pada kakakmu. Bukan kapasitasku menjelaskan kehidupan pribadinya,” sahut Bara.

“Lalu?” tanya Bella semakin penasaran dengan cerita selanjutnya.

“Aku membawanya tinggal bersamaku. Tadinya dia hanya tinggal di sebuah kontrakan sempit yang tidak layak ditinggali,” jelas Bara lagi.

“Issabella masih terlalu kecil saat itu. Bukan salahnya kalau diminta menanggung kesalahan ibunya.”

“Tuan menikahi Kak Rissa?” tanya Bella ingin tahu.

Bara menggeleng. “Tidak ada pernikahan antara aku dan Rissa.”

“Aku hanya bertanggung jawab untuk anaknya saja, bukan ibunya,” lanjut Bara.

“Ya Tuhan, Kak Rissa ... kalau Ibu sampai mengetahuinya, aku tidak bisa membayangkan,” ucap Bella pelan, memejamkan matanya.

“Biarkan saja seperti ini. Selama ini aku menutupinya, karena memikirkan kondisi Ibu,” ujar Bara.

“Jadi selama dua tahun Kak Rissa tinggal bersama Tuan?” tanya Bella.

“Ya, aku tidak bisa melempar kakakmu ke jalanan. Mengingat betapa baiknya Ibu padaku. Lagi pula Issabell masih membutuhkan Rissa. Walau pada kenyataannya, sampai detik ini ... bahkan anak itu tidak pernah mau bersama kakakmu,” cerita Bara.

“Mendengar cerita ini, aku semakin yakin untuk berpisah denganmu, Tuan. Kak Rissa dan keponakanku lebih membutuhkanmu,” ucap Bella pelan. Mengambil guling dan meletakkan di tengah ranjang sebagai pembatas antara dirinya dan Bara. Kemudian ia memilih berbaring dan memejamkan matanya.

“Bell," panggil Bara, setelah melihat istrinya memilih tidur membelakanginya. Ia hanya disodori punggung.

“Aku mau tidur, Tuan. Besok aku harus kuliah,” sahut Bella, tanpa melihat ke arah Bara sama sekali.

***

Tiga hari berada di Surabaya, akhirnya Bara memilih kembali ke Jakarta, meninggalkan Rissa yang memang ingin lebih lama bersama sang Ibu.

Selama tiga hari ini, tidak sehari pun dilewatkan Bara tanpa membujuk Bella. Ia benar-benar tidak ingin bercerai. Rasanya berat sekali harus menginjakkan kaki ke pengadilan lagi. Ia memang tidak mencintai Bella, tetapi ia punya alasan untuk tetap bertahan dengan pernikahan ini.

Sebelum meninggalkan Surabaya, ia menyempatkan mampir ke kampus Bella. Selain ingin melihat langsung bagaimana kehidupan istrinya di luar sana, ia juga perlu bicara berdua saja, tanpa diganggu siapapun.

Dengan diantar sopir, Bara menunggu di depan kampus Bella. Setelah berhasil menghubungi Bella dan meminta menemuinya, Bara memilih menunggu di mobil. Ini adalah usaha terakhir membujuk Bella. Kalau tetap tidak bisa, ia terpaksa harus melepas gadis itu.

Ia juga tidak mau egois, selama ini ia sudah banyak bersalah pada Bella. Ia mengabaikan, tidak pernah memikirkan perasaan Bella sama sekali.

“Bell, aku harus kembali ke Jakarta,” pamit Bara, begitu mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Bara terpaksa mengusir sementara sopirnya, supaya bisa bicara empat mata dengan istrinya.

“Ya, Tuan,” sahut Bella.

“Kamu sudah yakin dengan keputusanmu?” tanya Bara lagi.

“Ya, Tuan, aku juga ingin menata kembali impian dan masa depanku.” sahut Bella yakin.

“Aku masih tidak mau bercerai denganmu,” ucap Bara menatap Bella.

“Ini yang terbaik untuk semua orang. Terutama Kak Rissa, putrinya dan Tuan sendiri. Walaupun Tuan bukan ayah kandungnya, Issabell mengganggap Tuan itu ayahnya,” jelas Bella.

“Dan aku yakin, Tuan juga sangat menyayangi Issabell seperti putri Tuan sendiri. Aku sudah melihatnya langsung, bagaimana sikap Tuan terhadap keponakanku,” lanjut Bella lagi.

“Bell, apakah benar-benar sudah tidak ada kesempatan lagi untuk kita?” tanya Bara.

Bella menggeleng.

“Setelah perceraian kita, Tuan bisa memberi keluarga utuh untuk Issabell dan Kak Rissa. Kalau memang Tuan ingin bertanggung jawab pada Issabell," jelas Bella.

“Baiklah!” Bara menghela napas kasar. Istrinya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Keputusan Bella sudah titik, tidak menyisahkan koma untuknya.

“Sebelum mengajukan perceraian. Apakah kamu bisa bertemu sekali saja dengan putriku?” tanya Bara dengan wajah memohon.

“Setelah itu, kalau kamu tetap masih mau menggugat cerai ... aku tidak akan memohon atau mempersulitmu. Aku ikhlas ... kita bercerai,” lanjut Bara.

Bella terdiam, sesekali menatap ke arah suaminya.

“Aku akan mempertimbangkannya, Tuan,” sahut Bella.

“Katakan saja. Kalau kamu sudah siap bertemu Issabell, aku akan menjemputmu disini. Issabell pasti senang bisa bertemu denganmu, Bell,” ucap Bara.

“Baik, Tuan ... nanti aku akan mengabari Tuan,” jawab Bella.

“Aku berangkat sekarang. Aku menunggu kabar baik darimu, Bell,” pamit Bara. Terlihat ia keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada Bella yang berlari masuk ke dalam kampusnya.

“Maafkan aku Bell. Sebenarnya aku belum mau mengenalkan Issabell padamu sekarang. Itu pasti akan membuat langkah dan impianmu terhenti seketika. Bahkan mungkin kamu harus meninggalkan kuliahmu dan ikut bersamaku ke Jakarta, tetapi sungguh ... aku tidak ingin perceraian ini terjadi. Aku tidak punya jalan lain. Selain mengenalkanmu pada Issabell. Semoga setelah bertemu dengannya, kamu akan berpikir ulang untuk menceraikan daddynya.”

Bara kembali masuk ke dalam mobil, bersiap menuju ke bandara. Ia berharap segera akan kembali ke Surabaya untuk menjemput Bella, dan menjadikan Bella istri seutuhnya.

***

To be continued

Terima kasih

Love You All

Bara & Bella

Terpopuler

Comments

reza indrayana

reza indrayana

bikin penasaran aja ..🤔🤔🤔🤔

2024-01-21

1

siti homsatun

siti homsatun

aku telah salah sangka,kukira Barra juga menikahi Risa. ,eh ternyata nggak cinta barra cuma buat Bella

2023-08-23

0

Raden Ajeng Safitri

Raden Ajeng Safitri

plin plan

2023-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2 Bab 2. Menolak Menikah
3 Bab 3. Membahagiakan Ibu
4 Bab 4. Menikah
5 Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6 Bab 6. Ibu Sakit
7 Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8 Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9 Bab 9. Issabell Wirayudha
10 Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11 Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12 Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13 Bab 13. Menjemput Bella
14 Bab 14. Mommy
15 Bab 15 : Pengumuman
16 Bab 16. Makan Siang
17 Bab 17. Mami Iccabell
18 Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19 Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20 Bab 20. Menukar Issabell
21 Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22 Bab 22. Mengenalkan Issabell
23 Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24 Bab 24. Mantan Rissa
25 Bab 25. Mas Bara
26 Bab 26. Menemui Ricko
27 Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28 Bab 28. Telepon Dari Ricko
29 Bab 29. Mulai Posesif
30 Bab 30 : Visual
31 Bab 31. Menantumu Kelewatan
32 Bab 32. Ke Kantor Bara
33 Bab 33. Saling Mengancam
34 Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35 Bab 35 : Pengumuman
36 Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37 Bab 37. Keluar Kota
38 Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39 Bab 39. Ke Bogor
40 Bab 40. Harus Kerja Keras
41 Bab 41. Nyonya Wirayudha
42 Bab 42. Keajaiban Dunia
43 Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44 Bab 44. Mulai Terbuka
45 Bab 45. Cerita Bara 1
46 Bab 46. Cerita Bara 2
47 Bab 47. Kemarahan Bella
48 Bab 48. Telepon Dari Ricko
49 Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50 Bab 50. Pulang
51 Bab 51. Rissa Bella
52 Bab 52. Tetap Disisiku
53 Bab 53. Itu Bukan Milikku
54 Bab 54. Daddy
55 Bab 55. Rania
56 Bab 56. Masa Lalu Bara
57 Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58 Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59 Bab 59. Pertengkaran
60 Bab 60. Rumah Sakit
61 Bab 61. Permintaan Stella
62 Bab 62. Berbohong
63 Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64 Bab 64. Bercerita
65 Bab 65. Posesifnya Bara
66 Bab 66. Penolakan Bara
67 Bab 67. Kisah Brenda
68 Bab 68. Mulai cemburu
69 Bab 69. Merasa Diabaikan
70 Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71 Bab 71. Ciuman Bella
72 Bab 72. Love?
73 Bab 73. Siapakah Love?
74 Bab 74. Membawakan Makan Siang
75 Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76 Bab 76. Ancaman Bella
77 Bab 77. Rujak Cingur
78 Bab 78. Tamu Bara
79 Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80 Bab 80. Bersabar Saja
81 Bab 81. Mirip Bella Kecil
82 Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83 Bab 83. Mengabaikan Bara
84 Bab 84. Bella Pingsan
85 Bab 85. Penyelesaian Sementara
86 Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87 Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88 Bab 88. Ricko Bertamu
89 Bab 89. Belajar Membuka Hati
90 Bab 90. Menitipkan Rania.
91 Bab 91. Keputusan Bella
92 Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93 Bab 93. Ada apa dengan Rania
94 Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95 Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96 Bab 96. Ciuman di lift
97 Bab 97. Kamu manis sekali
98 Bab 98. Ulah Kailla
99 Bab 99. Bara & Pram
100 Bab 100. Sindiran Kailla
101 Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102 Bab 102. Dia Lelaki baik
103 Bab 103. Rencana Bella
104 Bab 104. Mau Berpisah
105 Bab 105. Daddy jangan pergi
106 Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107 Bab 107. Namaku Bella Cantika
108 Bab 108. Mau Bekerja
109 Bab 109. Siasat Bara
110 Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111 Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112 Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113 Bab 113. Babymoon
114 Bab 114. Kamu siapa?
115 Bab 115. Rahmat
116 Bab 116. Keinginan sang anak
117 Bab 117. Babymoon Usai sudah
118 Bab 118. I love You
119 Bab 119. Laki-laki misterius
120 Bab 120. Issabell menghilang
121 Bab 121. Kemarahan Bara
122 Bab 122. Bertemu Icca
123 Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124 Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125 Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126 Bab 126. Ayah Biologis Icca
127 Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128 Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129 Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130 Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131 Bab 131. Kasihan jagoanku
132 Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133 Bab 133. Kunjungan Kailla
134 Bab 134. Sisa penjajahan
135 Bab 135. Mana suamimu?
136 Bab 136. Mommy dari anakku
137 Bab 137. Apa ini?
138 Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139 Bab 139. Hanya Klien
140 Bab 140. Mas, sakit?
141 Bab 141 : Keluar Kota lagi
142 Bab 142 : Ibu pingsan
143 Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144 Bab 144 : Tega kamu, Mas
145 Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146 Bab 146 : Teman Bara
147 Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148 Bab 148 : Permintaan Stella
149 Bab 149 : Selamanya putri kita
150 Bab 150 : Bell, maafkan aku
151 Bab 151 : Aku mohon, Bell
152 Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153 Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154 Bab 154 : 120902
155 Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156 Bab 156 : Pernyataan damai
157 Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158 Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159 Bab 159 : Bara vs Roland
160 Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161 Bab 161 : Harus istirahat total
162 Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163 Bab 163 : Kembali pulang
164 Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165 Bab 165 : Daddy jaga gawang
166 Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167 Bab 167 : Mahakarya pertama
168 Bab 168 : Dua minggu lagi
169 Bab 169 : Seember air
170 Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171 Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172 Bab 172 : The Real Wirayudha
173 Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174 Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175 Bab 175 : Daddy Real
176 Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177 Bab 177- Extra chapter 1
178 Bab 178 : Extra Chapter 2
179 Bab 179 : Extra chapter 3
180 Bab 180 : Extra Chapter 4
181 Bab 181 : Extra chapter 5
182 Bab 182. THE END
183 Menikahi Majikan Ibu Season 2
184 Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185 Pengumuman
186 My Beloved Bodyguard
187 Seuntai Impian Seruni
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2
Bab 2. Menolak Menikah
3
Bab 3. Membahagiakan Ibu
4
Bab 4. Menikah
5
Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6
Bab 6. Ibu Sakit
7
Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8
Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9
Bab 9. Issabell Wirayudha
10
Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11
Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12
Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13
Bab 13. Menjemput Bella
14
Bab 14. Mommy
15
Bab 15 : Pengumuman
16
Bab 16. Makan Siang
17
Bab 17. Mami Iccabell
18
Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19
Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20
Bab 20. Menukar Issabell
21
Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22
Bab 22. Mengenalkan Issabell
23
Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24
Bab 24. Mantan Rissa
25
Bab 25. Mas Bara
26
Bab 26. Menemui Ricko
27
Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28
Bab 28. Telepon Dari Ricko
29
Bab 29. Mulai Posesif
30
Bab 30 : Visual
31
Bab 31. Menantumu Kelewatan
32
Bab 32. Ke Kantor Bara
33
Bab 33. Saling Mengancam
34
Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35
Bab 35 : Pengumuman
36
Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37
Bab 37. Keluar Kota
38
Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39
Bab 39. Ke Bogor
40
Bab 40. Harus Kerja Keras
41
Bab 41. Nyonya Wirayudha
42
Bab 42. Keajaiban Dunia
43
Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44
Bab 44. Mulai Terbuka
45
Bab 45. Cerita Bara 1
46
Bab 46. Cerita Bara 2
47
Bab 47. Kemarahan Bella
48
Bab 48. Telepon Dari Ricko
49
Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50
Bab 50. Pulang
51
Bab 51. Rissa Bella
52
Bab 52. Tetap Disisiku
53
Bab 53. Itu Bukan Milikku
54
Bab 54. Daddy
55
Bab 55. Rania
56
Bab 56. Masa Lalu Bara
57
Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58
Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59
Bab 59. Pertengkaran
60
Bab 60. Rumah Sakit
61
Bab 61. Permintaan Stella
62
Bab 62. Berbohong
63
Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64
Bab 64. Bercerita
65
Bab 65. Posesifnya Bara
66
Bab 66. Penolakan Bara
67
Bab 67. Kisah Brenda
68
Bab 68. Mulai cemburu
69
Bab 69. Merasa Diabaikan
70
Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71
Bab 71. Ciuman Bella
72
Bab 72. Love?
73
Bab 73. Siapakah Love?
74
Bab 74. Membawakan Makan Siang
75
Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76
Bab 76. Ancaman Bella
77
Bab 77. Rujak Cingur
78
Bab 78. Tamu Bara
79
Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80
Bab 80. Bersabar Saja
81
Bab 81. Mirip Bella Kecil
82
Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83
Bab 83. Mengabaikan Bara
84
Bab 84. Bella Pingsan
85
Bab 85. Penyelesaian Sementara
86
Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87
Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88
Bab 88. Ricko Bertamu
89
Bab 89. Belajar Membuka Hati
90
Bab 90. Menitipkan Rania.
91
Bab 91. Keputusan Bella
92
Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93
Bab 93. Ada apa dengan Rania
94
Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95
Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96
Bab 96. Ciuman di lift
97
Bab 97. Kamu manis sekali
98
Bab 98. Ulah Kailla
99
Bab 99. Bara & Pram
100
Bab 100. Sindiran Kailla
101
Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102
Bab 102. Dia Lelaki baik
103
Bab 103. Rencana Bella
104
Bab 104. Mau Berpisah
105
Bab 105. Daddy jangan pergi
106
Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107
Bab 107. Namaku Bella Cantika
108
Bab 108. Mau Bekerja
109
Bab 109. Siasat Bara
110
Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111
Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112
Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113
Bab 113. Babymoon
114
Bab 114. Kamu siapa?
115
Bab 115. Rahmat
116
Bab 116. Keinginan sang anak
117
Bab 117. Babymoon Usai sudah
118
Bab 118. I love You
119
Bab 119. Laki-laki misterius
120
Bab 120. Issabell menghilang
121
Bab 121. Kemarahan Bara
122
Bab 122. Bertemu Icca
123
Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124
Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125
Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126
Bab 126. Ayah Biologis Icca
127
Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128
Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129
Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130
Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131
Bab 131. Kasihan jagoanku
132
Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133
Bab 133. Kunjungan Kailla
134
Bab 134. Sisa penjajahan
135
Bab 135. Mana suamimu?
136
Bab 136. Mommy dari anakku
137
Bab 137. Apa ini?
138
Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139
Bab 139. Hanya Klien
140
Bab 140. Mas, sakit?
141
Bab 141 : Keluar Kota lagi
142
Bab 142 : Ibu pingsan
143
Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144
Bab 144 : Tega kamu, Mas
145
Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146
Bab 146 : Teman Bara
147
Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148
Bab 148 : Permintaan Stella
149
Bab 149 : Selamanya putri kita
150
Bab 150 : Bell, maafkan aku
151
Bab 151 : Aku mohon, Bell
152
Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153
Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154
Bab 154 : 120902
155
Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156
Bab 156 : Pernyataan damai
157
Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158
Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159
Bab 159 : Bara vs Roland
160
Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161
Bab 161 : Harus istirahat total
162
Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163
Bab 163 : Kembali pulang
164
Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165
Bab 165 : Daddy jaga gawang
166
Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167
Bab 167 : Mahakarya pertama
168
Bab 168 : Dua minggu lagi
169
Bab 169 : Seember air
170
Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171
Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172
Bab 172 : The Real Wirayudha
173
Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174
Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175
Bab 175 : Daddy Real
176
Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177
Bab 177- Extra chapter 1
178
Bab 178 : Extra Chapter 2
179
Bab 179 : Extra chapter 3
180
Bab 180 : Extra Chapter 4
181
Bab 181 : Extra chapter 5
182
Bab 182. THE END
183
Menikahi Majikan Ibu Season 2
184
Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185
Pengumuman
186
My Beloved Bodyguard
187
Seuntai Impian Seruni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!