Bab 4. Menikah

Setelah mendengar persetujuan dari Bella, Bara langsung bergerak cepat. Meminta sekretaris menyiapkan segala sesuatunya. Dalam hitungan hari, ia harus menikahi Bella dan kembali ke Jakarta.

Tidak ada resepsi atau pesta mewah. Bara hanya menyiapkan sebuah cincin untuk istri kecilnya. Baginya ini hanya sebuah pengesahan mereka sebagai suami istri. Bahkan Bara hanya mengenakan salah satu koleksi jas di lemarinya. Untuk Bella, ia menyerahkan sepenuhnya pada sang calon istri. Ia tidak mau terlalu ikut campur. Lagi pula alasan pernikahan ini, mereka sama-sama tahu dengan jelas. Tidak ada cinta dan harusnya tidak ada keterpaksaan juga. Jawaban ‘ya’ dijawab Bella dengan sukarela walaupun dengan alasan di belakangnya.

Bu Rosma sendiri sudah menghubungi Rissa, meminta sang kakak pulang. Setidaknya Rissa harus hadir di pernikahan sederhana adiknya. Terdengar aneh ketika adik harus menikah lebih dulu dan melangkahi kakaknya, tetapi rezeki, maut dan jodoh tidak ada yang tahu. Semua sudah diatur Yang Kuasa. Bu Rosma tidak bisa berbuat banyak. Bahkan di saat harus memilih, majikannya malah mengambil sang adik yang masih berusia belasan tahun, masih sekolah untuk dijadikan istri.

***

Bella sudah mengenakan gaun pengantin sambil memegang buket bunga. Bersiap menuju ke tempat di mana ia akan mengucapkan janji suci pernikahannya dengan sang majikan. Sejak menyetujui menikah dengan Bara, tidak ada pembicaraan lagi di antara keduanya. Bara tetap sibuk di kantor dan Bella masih tetap ke sekolah seperti biasa. Hanya Bu Rosma yang sibuk ke sana kemari mencari gaun dan penata rias untuk putrinya.

Begitu Bella keluar dari kamarnya, Bara tersenyum puas memandang dari kejauhan. Bella menjelma menjadi gadis cantik. Sama sekali tidak seperti bayangannya, gadis kecil berseragam putih abu-abu yang berhias keringat dan debu. Yang dekil dengan rambut panjang terurai berantakan.

“Gadis kecil ini cantik juga setelah didandani,” ucap Bara pelan.

Jangan ditanya bagaimana gugupnya perasaan Bella. Biasanya, ia hanya menatap sang majikan dari kejauhan, tetapi hari ini ia berdiri berdampingan. Bersebelahan dengan lengan saling menempel satu sama lain, bahkan ia bisa memeluk lengan Bara dengan leluasa.

Jantungnya berdetak kencang dan tak beraturan. Wajah kaku dan tak berekspresi. Beruntung Bara selalu menenangkan. Bahkan, berkali-kali pria itu harus membantunya merapikan ujung gaun yang selalu terinjak oleh sepatu hak tingginya karena terlalu panik.

“Tuan, tidak perlu,” ucap Bella merasa sungkan. Saat Bara berjongkok merapikan ujung gaun pengantin putihnya.

Bara hanya tersenyum, menatap tanpa bersuara. Memperhatikan gadis yang sebentar lagi akan menjadi Nyonya Barata Wirayudha. Gadis kecil yang dipilihnya sendiri. Ia tidak mau memikirkan terlalu jauh, hanya menjalani apa yang ada di depan matanya saat ini.

Adegan yang paling menegangkan pun tiba. Saat Bella diminta menyematkan cincin di jari manis Bara. Tangan Bella dingin dan gemetaran. Selama ini ia tidak pernah menyentuh Bara. Sekadar menatap terlalu lama pun ia tidak memiliki keberanian. Setiap bertemu Bara, ia lebih banyak menundukkan kepala untuk menjaga sopannya sebagai anak dari seorang pembantu.

Terlihat Bara memanggil Bella berulang kali, menyadarkan gadis kecil itu dari lamunan. Sedari tadi semua orang menunggu Bella, menyematkan cincin penanda hubungan suami istri di antara mereka.

“Bell, Bell," panggil Bara, menyodorkan tangannya yang menggantung ke hadapan Bella. Menunggu gadis itu menyematkan cincin di jari manisnya. Pertanda ia telah resmi menjadi suami dari Bella Cantika.

Dengan ragu, Bella meraih tangan Bara. Tangan gemetaran, Bella memasangkan cincin itu dengan susah payah. Ia harus mencoba berkali-kali untuk menyematkan cincin putih di jari manis Bara.

“Tenang, Bell. Aku tidak akan memarahimu,” bisik Bara saat melihat wajah tegang Bella ketika menyentuh tangannya. Bara bisa merasakan betapa dinginnya telapak tangan sang istri saat ini.

Setelah cincin itu tersemat, Bella bisa tersenyum lega. Namun, rasa gugup itu datang lagi, saat Bara dipersilahkan untuk menciumnya.

“Aduh! Bagaimana ini?” Bella membatin.

Bara tersenyum tanpa beban, berbanding terbalik dengan Bella yang memaksa bibirnya merekah sempurna. Gadis kecil bergaun putih itu menatap ke arah Bu Rosma terus menerus, seolah meminta sang ibu untuk menyelamatkannya. Tangannya menggenggam erat buket, berusaha membuang rasa gugup dan menenangkan jantungnya yang berdetak kencang. Berdiri begini dekat dengan Bara, Bella bisa mencium aroma parfum mahal majikannya yang memabukkan sekaligus menenangkan.

Bara mendaratkan ciuman di kening Bella tanpa aba-aba atau pendahuluan terlebih dulu. Begitu cepat dan tiba-tiba, sontak membuat Bella memejamkan mata serapat-rapatnya sampai kerutan muncul di kedua sudut matanya.

“Buka matamu, Bell!” perintah Bara, saat ia berhasil menyelesaikan tugasnya mencium Bella. Tersenyum, Bara menatap sang istri yang masih saja memejamkan mata.

“Hah! Sudah?” tanya Bella menatap Bara, kemudian langsung menunduk kembali.

Bara yang melihat kelakuan Bella hanya bisa menyunggingkan senyuman. Di usia dewasanya, tidak terpikir akan menikah kedua kalinya dengan gadis belia yang masih lugu dan tidak paham apa-apa.

Menggemaskan.

Setelah semua proses pernikahan selesai dijalani, terlihat Bara menggandeng istrinya keluar dari tempat acara. Tidak ada resepsi, apalagi pesta. Mereka kembali ke kediaman dengan status suami istri.

“Kenapa tanganmu dingin sekali, Bell?” tanya Bara membuka pintu mobil untuk istrinya.

“Maaf, Tuan. Aku masih gugup dan takut,” jawab Bella polos.

“Mulai sekarang harus terbiasa denganku. Aku tidak mau mengecewakan ibumu. Em ... mulai sekarang dia juga ibuku,” ucap Bara, menyusul duduk di samping Bella.

***

Saat tiba di rumah, Bella langsung masuk ke kamarnya. Mencari keberadaan ibunya yang sudah kembali terlebih dulu.

“Bu, kenapa menangis?” tanya Bella saat melihat ibunya duduk di sisi ranjang sambil menitikkan air mata.

“Bukannya Ibu bilang akan bahagia kalau aku menikah,” lanjut Bella lagi.

“Tidak apa-apa. Ibu hanya merindukan kakakmu. Dia tidak bisa pulang menghadiri pernikahanmu,” jelas Bu Rosma masih terisak.

“Tidak apa-apa Bu. Lagi pula tidak ada yang istimewa dengan pernikahanku. Kami menikah bukan karena cinta tapi karena keadaan. Dan aku tidak bisa menolak Tuan Bara yang selama ini sudah baik pada keluarga kita,” jawab Bella, menghapus air mata yang jatuh di pipi ibunya yang mulai keriput.

“Bu, bisa tolong lepaskan gaunku. Aku sudah tidak nyaman mengenakannya,” pinta Bella.

“Nanti saja Bell, tidak enak dengan Tuan Bara. Siapa tahu dia masih membutuhkanmu dengan gaun ini,” tolak Bu Rosma.

“Ya, Bu,” sahut Bella menurut.

“Nak, kamu sudah menikah dengan Tuan Bara. Mulai sekarang kamu harus mendengarkan semua perkataannya. Dia suamimu. Jangan mengecewakannya. Itu sama saja dengan mengecewakan Ibu. Kamu tahu 'kan ... bagaimana jasanya untuk keluarga kita. Untukmu dan Kak Rissa,” nasehat Bu Rosma.

“Ya, Bu,” sahut Bella.

“Temui suamimu, mungkin dia juga sedang mencarimu sekarang,” pinta Bu Rosma.

Bella mengangguk dan segera keluar. Ia sempat terkejut saat membuka pintu dan mendapati Bara sudah menunggu di depan kamar ibunya.

“Maaf, Tuan,” ucap Bella menunduk.

“Ibu ada di dalam?” tanya Bara. Menjulurkan kepala, mengintip ke dalam kamar Bu Rosma yang sekarang sudah menjadi ibu mertuanya.

“Ibu di dalam. Mau aku panggilkan, Tuan?” tanya Bella.

Bara mengangguk. “Tolong, ya.”

Tak lama, terlihat Bu Rosma keluar dari kamarnya untuk menemui majikannya yang berdiri menunggu.

“Bu, bisa kita bicara?” tanya Bara yang segera dijawab dengan anggukan oleh Bu Rosma.

“Kita bicara di ruang kerjaku,” ucap Bara, langsung meminta Bu Rosma untuk mengikutinya.

Bella yang cukup tahu diri, memilih masuk ke kamar. Meluruskan kaki, menghilangkan penat setelah seharian ini perasaannya naik turun seperti rollcoaster.

****

Terima kasih.

Love You All.

Terpopuler

Comments

Tatik Tabayy

Tatik Tabayy

maaf Thor Visual Bella ngg sesuai fntasi ku, aku bnyangin sesuai fntasi.ku y Thor😁

2022-11-22

0

Aisyah Septiyasa

Aisyah Septiyasa

Kira2 apa ya yg di omongin bara sm ibu mertuanya

2022-11-14

0

andi hastutty

andi hastutty

udah berapa kali baca sih tapi ngga apalah diulang hehehhe

2022-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2 Bab 2. Menolak Menikah
3 Bab 3. Membahagiakan Ibu
4 Bab 4. Menikah
5 Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6 Bab 6. Ibu Sakit
7 Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8 Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9 Bab 9. Issabell Wirayudha
10 Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11 Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12 Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13 Bab 13. Menjemput Bella
14 Bab 14. Mommy
15 Bab 15 : Pengumuman
16 Bab 16. Makan Siang
17 Bab 17. Mami Iccabell
18 Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19 Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20 Bab 20. Menukar Issabell
21 Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22 Bab 22. Mengenalkan Issabell
23 Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24 Bab 24. Mantan Rissa
25 Bab 25. Mas Bara
26 Bab 26. Menemui Ricko
27 Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28 Bab 28. Telepon Dari Ricko
29 Bab 29. Mulai Posesif
30 Bab 30 : Visual
31 Bab 31. Menantumu Kelewatan
32 Bab 32. Ke Kantor Bara
33 Bab 33. Saling Mengancam
34 Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35 Bab 35 : Pengumuman
36 Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37 Bab 37. Keluar Kota
38 Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39 Bab 39. Ke Bogor
40 Bab 40. Harus Kerja Keras
41 Bab 41. Nyonya Wirayudha
42 Bab 42. Keajaiban Dunia
43 Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44 Bab 44. Mulai Terbuka
45 Bab 45. Cerita Bara 1
46 Bab 46. Cerita Bara 2
47 Bab 47. Kemarahan Bella
48 Bab 48. Telepon Dari Ricko
49 Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50 Bab 50. Pulang
51 Bab 51. Rissa Bella
52 Bab 52. Tetap Disisiku
53 Bab 53. Itu Bukan Milikku
54 Bab 54. Daddy
55 Bab 55. Rania
56 Bab 56. Masa Lalu Bara
57 Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58 Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59 Bab 59. Pertengkaran
60 Bab 60. Rumah Sakit
61 Bab 61. Permintaan Stella
62 Bab 62. Berbohong
63 Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64 Bab 64. Bercerita
65 Bab 65. Posesifnya Bara
66 Bab 66. Penolakan Bara
67 Bab 67. Kisah Brenda
68 Bab 68. Mulai cemburu
69 Bab 69. Merasa Diabaikan
70 Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71 Bab 71. Ciuman Bella
72 Bab 72. Love?
73 Bab 73. Siapakah Love?
74 Bab 74. Membawakan Makan Siang
75 Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76 Bab 76. Ancaman Bella
77 Bab 77. Rujak Cingur
78 Bab 78. Tamu Bara
79 Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80 Bab 80. Bersabar Saja
81 Bab 81. Mirip Bella Kecil
82 Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83 Bab 83. Mengabaikan Bara
84 Bab 84. Bella Pingsan
85 Bab 85. Penyelesaian Sementara
86 Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87 Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88 Bab 88. Ricko Bertamu
89 Bab 89. Belajar Membuka Hati
90 Bab 90. Menitipkan Rania.
91 Bab 91. Keputusan Bella
92 Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93 Bab 93. Ada apa dengan Rania
94 Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95 Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96 Bab 96. Ciuman di lift
97 Bab 97. Kamu manis sekali
98 Bab 98. Ulah Kailla
99 Bab 99. Bara & Pram
100 Bab 100. Sindiran Kailla
101 Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102 Bab 102. Dia Lelaki baik
103 Bab 103. Rencana Bella
104 Bab 104. Mau Berpisah
105 Bab 105. Daddy jangan pergi
106 Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107 Bab 107. Namaku Bella Cantika
108 Bab 108. Mau Bekerja
109 Bab 109. Siasat Bara
110 Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111 Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112 Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113 Bab 113. Babymoon
114 Bab 114. Kamu siapa?
115 Bab 115. Rahmat
116 Bab 116. Keinginan sang anak
117 Bab 117. Babymoon Usai sudah
118 Bab 118. I love You
119 Bab 119. Laki-laki misterius
120 Bab 120. Issabell menghilang
121 Bab 121. Kemarahan Bara
122 Bab 122. Bertemu Icca
123 Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124 Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125 Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126 Bab 126. Ayah Biologis Icca
127 Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128 Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129 Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130 Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131 Bab 131. Kasihan jagoanku
132 Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133 Bab 133. Kunjungan Kailla
134 Bab 134. Sisa penjajahan
135 Bab 135. Mana suamimu?
136 Bab 136. Mommy dari anakku
137 Bab 137. Apa ini?
138 Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139 Bab 139. Hanya Klien
140 Bab 140. Mas, sakit?
141 Bab 141 : Keluar Kota lagi
142 Bab 142 : Ibu pingsan
143 Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144 Bab 144 : Tega kamu, Mas
145 Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146 Bab 146 : Teman Bara
147 Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148 Bab 148 : Permintaan Stella
149 Bab 149 : Selamanya putri kita
150 Bab 150 : Bell, maafkan aku
151 Bab 151 : Aku mohon, Bell
152 Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153 Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154 Bab 154 : 120902
155 Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156 Bab 156 : Pernyataan damai
157 Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158 Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159 Bab 159 : Bara vs Roland
160 Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161 Bab 161 : Harus istirahat total
162 Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163 Bab 163 : Kembali pulang
164 Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165 Bab 165 : Daddy jaga gawang
166 Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167 Bab 167 : Mahakarya pertama
168 Bab 168 : Dua minggu lagi
169 Bab 169 : Seember air
170 Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171 Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172 Bab 172 : The Real Wirayudha
173 Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174 Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175 Bab 175 : Daddy Real
176 Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177 Bab 177- Extra chapter 1
178 Bab 178 : Extra Chapter 2
179 Bab 179 : Extra chapter 3
180 Bab 180 : Extra Chapter 4
181 Bab 181 : Extra chapter 5
182 Bab 182. THE END
183 Menikahi Majikan Ibu Season 2
184 Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185 Pengumuman
186 My Beloved Bodyguard
187 Seuntai Impian Seruni
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Bab 1. Aku Akan Menikahi Salah Satu Putri Ibu
2
Bab 2. Menolak Menikah
3
Bab 3. Membahagiakan Ibu
4
Bab 4. Menikah
5
Bab 5. Kembali Ke Jakarta
6
Bab 6. Ibu Sakit
7
Bab 7. Menyusul Ke Jakarta
8
Bab 8. Bertemu Kak Rissa
9
Bab 9. Issabell Wirayudha
10
Bab 10. Menuju Ke Surabaya
11
Bab 11. Tidak Mau Bercerai
12
Bab 12. Cerita Yang Sebenarnya
13
Bab 13. Menjemput Bella
14
Bab 14. Mommy
15
Bab 15 : Pengumuman
16
Bab 16. Makan Siang
17
Bab 17. Mami Iccabell
18
Bab 18. Membiarkan Menunggu Tanpa Kepastian
19
Bab 19. Demi Ibu dan Issabell
20
Bab 20. Menukar Issabell
21
Bab 21. Bersiap Ke Surabaya
22
Bab 22. Mengenalkan Issabell
23
Bab 23. Kecupan Tiba- Tiba
24
Bab 24. Mantan Rissa
25
Bab 25. Mas Bara
26
Bab 26. Menemui Ricko
27
Bab 27. Tidak Salah Pilih Istri
28
Bab 28. Telepon Dari Ricko
29
Bab 29. Mulai Posesif
30
Bab 30 : Visual
31
Bab 31. Menantumu Kelewatan
32
Bab 32. Ke Kantor Bara
33
Bab 33. Saling Mengancam
34
Bah 34. Masukan dan Pencerahan
35
Bab 35 : Pengumuman
36
Bab 36. Gangguan Di Pagi Hari
37
Bab 37. Keluar Kota
38
Bab 38. Sepenggal Cerita Bara dan Rissa
39
Bab 39. Ke Bogor
40
Bab 40. Harus Kerja Keras
41
Bab 41. Nyonya Wirayudha
42
Bab 42. Keajaiban Dunia
43
Bab 43. Menerobos Jalan Tol
44
Bab 44. Mulai Terbuka
45
Bab 45. Cerita Bara 1
46
Bab 46. Cerita Bara 2
47
Bab 47. Kemarahan Bella
48
Bab 48. Telepon Dari Ricko
49
Bab 49. Meminta Jatah Lagi
50
Bab 50. Pulang
51
Bab 51. Rissa Bella
52
Bab 52. Tetap Disisiku
53
Bab 53. Itu Bukan Milikku
54
Bab 54. Daddy
55
Bab 55. Rania
56
Bab 56. Masa Lalu Bara
57
Bab 57. Tamu Di Pagi Hari
58
Bab 58. Ricko Ke Jakarta
59
Bab 59. Pertengkaran
60
Bab 60. Rumah Sakit
61
Bab 61. Permintaan Stella
62
Bab 62. Berbohong
63
Bab 63. Kemanjaan Bella Dimulai
64
Bab 64. Bercerita
65
Bab 65. Posesifnya Bara
66
Bab 66. Penolakan Bara
67
Bab 67. Kisah Brenda
68
Bab 68. Mulai cemburu
69
Bab 69. Merasa Diabaikan
70
Bab 70. Kejutan Di Pagi Hari
71
Bab 71. Ciuman Bella
72
Bab 72. Love?
73
Bab 73. Siapakah Love?
74
Bab 74. Membawakan Makan Siang
75
Bab 75. Bercerai Sebelum Ada Korban Jiwa
76
Bab 76. Ancaman Bella
77
Bab 77. Rujak Cingur
78
Bab 78. Tamu Bara
79
Bab 79. Ibu Rosma ke Jakarta
80
Bab 80. Bersabar Saja
81
Bab 81. Mirip Bella Kecil
82
Bab 82. Nanti Aku jatuh Cinta Padamu
83
Bab 83. Mengabaikan Bara
84
Bab 84. Bella Pingsan
85
Bab 85. Penyelesaian Sementara
86
Bab 86. Rujak Mangga Dari Pohonnya
87
Bab 87. Pohon Mangga Berbuah Semangka
88
Bab 88. Ricko Bertamu
89
Bab 89. Belajar Membuka Hati
90
Bab 90. Menitipkan Rania.
91
Bab 91. Keputusan Bella
92
Bab 92. Mungkin aku mencintaimu
93
Bab 93. Ada apa dengan Rania
94
Bab 94. Kembalilah pada Brenda dan Rania
95
Bab 95. Tidak ada yang tersisa
96
Bab 96. Ciuman di lift
97
Bab 97. Kamu manis sekali
98
Bab 98. Ulah Kailla
99
Bab 99. Bara & Pram
100
Bab 100. Sindiran Kailla
101
Bab 101. Kenapa memukul Kak Ricko
102
Bab 102. Dia Lelaki baik
103
Bab 103. Rencana Bella
104
Bab 104. Mau Berpisah
105
Bab 105. Daddy jangan pergi
106
Bab 106. Kehebohan di pagi hari
107
Bab 107. Namaku Bella Cantika
108
Bab 108. Mau Bekerja
109
Bab 109. Siasat Bara
110
Bab 110. Aku masih mau di sini, Mas
111
Bab 111. Aku tidak bisa tenang, Bell
112
Bab 112. Menyusul Ke Jakarta
113
Bab 113. Babymoon
114
Bab 114. Kamu siapa?
115
Bab 115. Rahmat
116
Bab 116. Keinginan sang anak
117
Bab 117. Babymoon Usai sudah
118
Bab 118. I love You
119
Bab 119. Laki-laki misterius
120
Bab 120. Issabell menghilang
121
Bab 121. Kemarahan Bara
122
Bab 122. Bertemu Icca
123
Bab 123. Menyambut ledakan Bara
124
Bab 124. Asisten Halim Hadinata
125
Bab 125. Betapa beruntungnya aku
126
Bab 126. Ayah Biologis Icca
127
Bab 127. Ada apa dengan Rissa
128
Bab 128. Terima kasih sudah merawat putriku
129
Bab 129. Rasa sayang itu bertumbuh
130
Bab 130. Gengsinya tinggi sekali
131
Bab 131. Kasihan jagoanku
132
Bab 132. Meminta bertemu dengan cucu
133
Bab 133. Kunjungan Kailla
134
Bab 134. Sisa penjajahan
135
Bab 135. Mana suamimu?
136
Bab 136. Mommy dari anakku
137
Bab 137. Apa ini?
138
Bab 138. Menggosipkan perkutut para suami
139
Bab 139. Hanya Klien
140
Bab 140. Mas, sakit?
141
Bab 141 : Keluar Kota lagi
142
Bab 142 : Ibu pingsan
143
Bab 143 : Ibu pulang ke Surabaya
144
Bab 144 : Tega kamu, Mas
145
Bab 145 : Sapaan di pagi hari
146
Bab 146 : Teman Bara
147
Bab 147 : Biarkan Icca bersamaku
148
Bab 148 : Permintaan Stella
149
Bab 149 : Selamanya putri kita
150
Bab 150 : Bell, maafkan aku
151
Bab 151 : Aku mohon, Bell
152
Bab 152 : Sebagian yang terungkap
153
Bab 153 : Titip salam untuk Pram
154
Bab 154 : 120902
155
Bab 155. Akhir dari kisah Brenda
156
Bab 156 : Pernyataan damai
157
Bab 157 : Menjaga daddy untukmu
158
Bab 158 : Doraemon dengan kantong ajaibnya
159
Bab 159 : Bara vs Roland
160
Bab 160 : Ada apa dengan Bella
161
Bab 161 : Harus istirahat total
162
Bab 162 : Cemburu tidak pada tempatnya
163
Bab 163 : Kembali pulang
164
Bab 164 : Pengakuan sang pengasuh
165
Bab 165 : Daddy jaga gawang
166
Bab 166 : Menunggu hari kelahiran
167
Bab 167 : Mahakarya pertama
168
Bab 168 : Dua minggu lagi
169
Bab 169 : Seember air
170
Bab 170 : Kemeja pinjaman Pak Rudi
171
Bab 171 : Kesabaran Bara diuji
172
Bab 172 : The Real Wirayudha
173
Bab 173 : Perjuangan seorang ibu
174
Bab 174 : Om Handoko dan Om Teo
175
Bab 175 : Daddy Real
176
Bab 176 : Akhir Kisah Bara dan Bella - END
177
Bab 177- Extra chapter 1
178
Bab 178 : Extra Chapter 2
179
Bab 179 : Extra chapter 3
180
Bab 180 : Extra Chapter 4
181
Bab 181 : Extra chapter 5
182
Bab 182. THE END
183
Menikahi Majikan Ibu Season 2
184
Pengumuman Menikahi Majikan Ibu Season 2
185
Pengumuman
186
My Beloved Bodyguard
187
Seuntai Impian Seruni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!