Bab 5 Masih Bertahan

"Habis pulang sekolah nanti kita pergi main yuk", ajak yana sambil melihat ke arah lea dan ara.

"Gue kayaknya gak bisa deh yana, gue siang ini mau ikut bokap ke kantor biasa bantu-bantu", jawab ara.

"Yah gak bisa ya, gak papa deh kalau lea?", tanya yana ke lea.

"Gak bisa, sibuk", jawabnya singkat.

"Hmm gak papa kita bisa pergi lain kali aja yana", bukan yana yang jawab melainkan ara karena tak tega melihat sahabatnya yang sedang cemberut karena rencananya mengajaknya pergi bermain bersama lea gagal. bukan dirinya menolak tapi pagi tadi papinya sudah meminta padanya untuk mau menolongnya dikantor siang ini.

Mereka bertiga berjalan kearah kelas karena bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu.

"Izinin, gue gak masuk", ujar lea dan manatap ara seakan memberitahunya agar memberitahukan kepada guru kalau dirinya izin tidak masuk kelas.

"Iya nanti gue izinin deh ke guru, dan tas lo nanti gue titip aja ya ke supir lo biar bisa di bawa pulang", balas ara dan di jawab anggukan oleh lea.

Ara dan yana pun melangkah pergi ke kelas mereka yang meninggalkan lea sendiri d lorong sekolah.

Lea melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah dengan pandangan dingin dan sangat datar, siang ini lorong sekolah dapat dibilang sepi karena siswa dan siswi sudah masuk kedalam kelas untuk mengikuti jam pelajaran ke 4 dan 5.

Setibanya di rooftop lea membuka pintu dan melangkahkan kaki masuk kesana lalu menutup kembali pintu yang ada di samping tangga itu. Lea pergi menuju pembatas yang ada disana dan berdiri menyandarkan tubuhnya sambil memandang ke langit.

"Gue harap kecurigaan gue gak bener", gumam lea sembari menarik napas dalam-dalam dan dikeluarkannya perlahan.

Lea memandang langit yang nampak mendung, siang ini memang cuaca sedang tidak bagus sama sekali, awannya mendung tapi tidak hujan sama sekali.

"3 tahun ini gak mudah buat gue lalui, jadi gue harap lo gak akan pernah berusaha menghancurkan semua usaha gue selama ini", gumamnya lagi sambil menitikkan air mata yang sudah tak terbendung.

Tidak lama terdengar suara langkah kaki melangkah mendekati lea dari belakang, namun lea masih enggan untuk melihat dan cepat-cepat mengusap air matanya.

"Dek, princes kakak yang cantik kamu sedang apa disini? Ada masalah dek?", ternyata itu suara rayyan kakak keduanya.

"Aku gak papa kak, suntuk aja belajar dikelas pengen cari udara aja", balas lea dengan gelengan kepala tanpa menoleh ke arah rayyan.

"Oo gitu, kenapa gak ke ruangan kakak aja dek? Disana kamu juga bisa istirahat juga", balas rayyan lagi.

"Disini aja kak, disini juga nyaman kok", balas lea.

"Yaudah kalau gitu, kakak cuman khawatir aja sama kamu pas kakak tanya sama sahabat kamu mereka bilang kamu gak masuk ke kelas dan memilih ke rooftop setelah istirahat, jadi kakak susul kesini eh ternyata kamu memang disini", kata rayyan lagi.

"Are you okay", sambung rayyan lagi menatap adiknya dalam.

"Hmm aku oke kak", balas lea sambil mengangguk.

" Ya sudah kakak mau ke ruangan kakak dulu siang ini kakak ada jam kosong jadi mau kesana sekaligus mau ngurusin sesuatu, adek kalau ada apa-apa kabarin kakak atau langsung keruangan kakak aja", ujar rayyan sembari mengusap sayang kepala adiknya itu dan berlalu pergi meninggalkan lea.

"Aku memang baik-baik aja kak, tapi tidak dengan yang disini", gumam lea memegang dadanya sambil memandang punggung kakaknya yang sudah berlalu pergi.

________________

Dikantor arkan mengepalkan tangannya dengan erat sampai kukunya yang memutih karena menahan amarahnya yang sudah memuncak sejak tadi.

"Apa katamu Robin?, aku tidak akan membiarkan mereka mengusik Dark Black berani-beraninya mereka membakar gudang persenjataan kita di italia", kata arkan sambil menatap asisten sekaligus tangan kanannya itu.

"Cepat cari tau siapa orang yang sudah berani mengusik kita, bawa mereka semua kesini hidup ataupun mati, kau paham Robin?", sambung nya lagi tetap dengan nada tenangnya.

Arkan memang sosok yang dingin dan sangat sangat tenang dalam mengahadapi sesuatu, namun dia akan jadi sangat kejam dan brutal dalam menghadapi musuh yang berani mengusiknya.

"Paham tuan muda, saya permisi", Robin melangkahkan kaki pamit dan meninggalkan ruangan arkan.

Sedangkan disisi lain rayyan juga terlihat sedikit cemas dia duduk sembari merokok dan kini dihadapannya ada 2 sahabatnya yang juga berada di satu ruangan yang sama dengannya.

"Lo kenapa sih yan, dari tadi juga gue perhatiin sikap lo kayak gak tenang gitu?", ujar salah satu sahabatnya itu.

"Iya gue juga heran deh lo kenapa?, ada yang mengusik pikiran lo? Hmm?", tanya sahabatnya yang lain.

"Gue cuman lagi kepikiran sama adek gue, gue tau dia saat ini sedang berusaha menutupi sesuatu dari gue, tapi gue yakin banget kalau yang dia tutupin itu pasti kejadian 3 tahun silam", jawabnya memandang lurus kedepan dengan menghembuskan asap rokoknya.

"Lo pada tau kan selama ini kami semua berusaha mencari tau siapa dalang dari peristiwa itu, dan apa yang terjadi saat itu sampai membuat adek gue mengalami perubahan 180° seperti sekarang ini bahkan meminta oma dan opa menjemputnya ke Indonesia agar membawanya ke Amsterdam ", sambungnya lagi.

" Iya gue juga bingung sih menanggapinya gimana, peristiwa itu sempat membuat kita semua panik bahkan gue yakin juga kalau sekarang adik lo itu pasti masih trauma dengan itu semua tapi dianya sampai sekarang berusaha terlihat fine-fine ajakan?", jawab sahabatnya rayyan dan ditanggapi anggukan oleh yang satunya.

"Dan satu lagi lo ingat kan, Dia juga menghilang sejak kejadian itu, lalu tiba-tiba dia muncul dan satu sekolah bareng kita disini dan lihat sekarang sudah 1 tahun dia pergi lagi dengan alasan pertukaran pelajaran ke singapura",

"Gue yakin pasti ada sesuatu yang coba dirahasiakan dari kita semua, padahal dulu kita akrab bangetkan tapi sejak kejadian itu dia jadi sosok yang beda bahkan gak kita kenal sama sekali", Sambungnya kembali.

Rayyan menarik napasnya pelan lalu menghembuskannya, sejenak berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya itu.

"Gue gak tau ini semua bener atau salah, dady menyuruh gue sama kak arkan tutup mulut buat gak kasih tau lea kalau dia juga sekolah disini", kata rayyan sambil menatap kedua sahabatnya.

"Gue cuman takut lea bakal marah sama kita semua dan pergi lagi kayak waktu itu padahal untuk membujuknya kembali ke Indonesia aja momy harus pura-pura sakit dan masuk rumah sakit", sambungnya lagi dengan nada tak bersemangat.

Kedua sahabatnya saling memandang satu sama lain, mereka kasihan dengan apa yang saat ini dilalui oleh keluarga sahabatnya ini karena kenyataannya berasal dari keluarga kaya seperti rayyan juga tak semenyenangkan mereka berdua bayangkan, padahal mereka berdua juga dari keluarga yang bisa dikatakan terpandang tapi mereka tidak pernah berada disituasi seperti sekarang.

Terpopuler

Comments

Shinichi Kudo

Shinichi Kudo

Membuat saya ketagihan

2025-03-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal yang baru
2 Bab 2 Perkenalan
3 Bab 3 Hari pertama sekolah
4 Bab 4 Kantin
5 Bab 5 Masih Bertahan
6 Bab 6 Bucin
7 Bab 7 Perkenalan 2
8 Bab 8 Markas Rahasia
9 Bab 9 Kembali
10 Bab 10 Sudah waktunya
11 Bab 11 Bertemu Kembali
12 Bab 12 Berdebat
13 Bab 13 Rooftop
14 Bab 14 Penjelasan
15 Bab 15 Hubungan Midlleton dan Byantara
16 Bab 16 Penyerangan
17 Bab 17 Rencana balapan
18 Bab 18 Balapan
19 Bab 19 Kemenangan
20 Bab 20 Memberi Hukuman
21 Bab 21 C**man
22 Bab 22 Marah
23 Bab 23 Sosok Misterius
24 Bab 24 Trauma
25 Bab 25 Sedikit Fakta tentang Ayunda
26 Bab 26 Meminta Penjelasan
27 Bab 27 Pertemuan Malam Ini
28 Bab 28 Sedikit Informasi
29 Bab 29 Satu Fakta Tentang Lea
30 Bab 30 Hari spesial
31 Bab 31 Kepulangan
32 Bab 32 Ternyata Dia Dalangnya
33 Bab 33 Langkah Awal Baru Dimulai
34 Bab 34 Kedatangannya
35 Bab 35 Lea-nya Ara dan Yana
36 Bab 36 Mulai Curiga
37 Bab 37 Tersangkut Di Pagar
38 Bab 38 Keanehan Ayunda
39 Bab 39 Malangnya Ayunda
40 Bab 40 Mencari Tau
41 Bab 41 Penyerangan Dadakan
42 Bab 42 Pertengkaran Hebat
43 Bab 43 Masih tentang Lea
44 Bab 44 Kesalahpahaman Berakhir
45 Bab 45 C***an lagi
46 Bab 46 Randomnya Lea
47 Bab 47 Mood Lea
48 Bab 48 Ancaman Ayunda
49 Bab 49 Hukuman Denzel
50 Bab 50 Masih Flashback
51 Bab 51 Kecurigaan
52 Bab 52 Penjelasan Denzel
53 Bab 53 Hampir Ketahuan
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 Awal yang baru
2
Bab 2 Perkenalan
3
Bab 3 Hari pertama sekolah
4
Bab 4 Kantin
5
Bab 5 Masih Bertahan
6
Bab 6 Bucin
7
Bab 7 Perkenalan 2
8
Bab 8 Markas Rahasia
9
Bab 9 Kembali
10
Bab 10 Sudah waktunya
11
Bab 11 Bertemu Kembali
12
Bab 12 Berdebat
13
Bab 13 Rooftop
14
Bab 14 Penjelasan
15
Bab 15 Hubungan Midlleton dan Byantara
16
Bab 16 Penyerangan
17
Bab 17 Rencana balapan
18
Bab 18 Balapan
19
Bab 19 Kemenangan
20
Bab 20 Memberi Hukuman
21
Bab 21 C**man
22
Bab 22 Marah
23
Bab 23 Sosok Misterius
24
Bab 24 Trauma
25
Bab 25 Sedikit Fakta tentang Ayunda
26
Bab 26 Meminta Penjelasan
27
Bab 27 Pertemuan Malam Ini
28
Bab 28 Sedikit Informasi
29
Bab 29 Satu Fakta Tentang Lea
30
Bab 30 Hari spesial
31
Bab 31 Kepulangan
32
Bab 32 Ternyata Dia Dalangnya
33
Bab 33 Langkah Awal Baru Dimulai
34
Bab 34 Kedatangannya
35
Bab 35 Lea-nya Ara dan Yana
36
Bab 36 Mulai Curiga
37
Bab 37 Tersangkut Di Pagar
38
Bab 38 Keanehan Ayunda
39
Bab 39 Malangnya Ayunda
40
Bab 40 Mencari Tau
41
Bab 41 Penyerangan Dadakan
42
Bab 42 Pertengkaran Hebat
43
Bab 43 Masih tentang Lea
44
Bab 44 Kesalahpahaman Berakhir
45
Bab 45 C***an lagi
46
Bab 46 Randomnya Lea
47
Bab 47 Mood Lea
48
Bab 48 Ancaman Ayunda
49
Bab 49 Hukuman Denzel
50
Bab 50 Masih Flashback
51
Bab 51 Kecurigaan
52
Bab 52 Penjelasan Denzel
53
Bab 53 Hampir Ketahuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!