Putraku Anak Dari Pak CEO
"Alina, mama ingin kamu segera menikah dengan anak kenalan teman mama" ucap seorang wanita paruh baya berusia 52 tahun itu tampak sedang menyiapkan sarapan pagi untuk putri semata wayangnya
"ma, harus berapa kali Alina katakan? Alina tak ingin menikah sampai kapanpun!" sahut wanita muda berusia 25 tahun itu dengan meletakkan kembali sendok makannya yang tadi hendak menyuapkan makanan ke dalam mulutnya
"Alina, mama tak selamanya sehat, mama juga sudah lebih dari 50 tahun mama sudah mulai tua na " kata sang ibu dengan wajah sedihnya akibat putrinya yg tak pernah mau menikah, bahkan pacaran pun tidak pernah
Alina hanya menghela nafas berat nya sambil berdiri dari duduknya "ma, aku benci pernikahan! Aku gak mau seperti mama yang di hianati oleh laki-laki bajingan yang pernah ku sebut ayah !" lagi-lagi Alina menghela nafas nya
"maaf ma, aku tak ingin membahas hal bodoh seperti ini lagi".
Alina beranjak pergi meninggalkan ruang makan dengan perasaan tak karuan, antara marah dan juga sedih mengingat betapa terluka nya Alina melihat sang ayah berselingkuhh dengan wanita lain
Sedangkan kini di ruang makan itu hanya menyisakan seorang wanita paruh baya yang nampak sedih dan rapuh, air matanya nya mengalir deras dengan sesekali menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak "tuhan, sampai kapan putriku seperti ini? Aku sudah ikhlas atas takdir ku tuhan, kumohon biarkan putri ku bahagia." ucap ibu Maya dalam sela-sela isakan tangis nya yang memilukan
Sementara Alina kini sudah berada di depan kantor tempat ia bekerja, Alina berkerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan terbesar di Jakarta yaitu perusahaan Anderson Group yang kini di pimpin oleh ahli waris dari keluarga Anderson
"hai Alina" sapa seorang wanita yang nampak usianya sudah lebih dari 30tahun dengan pakaian yang kurang bahan
Alina menoleh sejenak lalu memutar bola matanya malas, karna ia sangat benci dengan kedatangan wanita menjijikan itu
"Alina tunggu sebentar " tegur wanita seksi itu tak di gubris oleh Alina dan Alina lebih memilih melanjutkan langkahnya memasuki lobby kantor
"Alina ayah mu sakit parah!" teriak wanita seksi itu membuat langkah kaki Alina terhenti
"aku tak punya ayah! Aku tak peduli apa yang kau katakan! Dan maaf kamu sangat menjijikan memakai pakaian rendahan seperti itu di tempat umum!!" pungkas Alina dengan penuh penekanan di setiap kalimat yang ia ucapkan lalu Alina bergegas berlalu dari Sana
"dasar anak tak tau diri! Masih bagus aku mengabarinya" nampak wanita berpakaian seksi itu kesal sekali hingga beberapa kali ia menghentak-hentakkan kakinya
...----------------...
"kenapa sih pagi ini seakan-akan bikin aku lelah" gerutu Alina saat duduk di kursi kerjanya sambil merapikan beberapa lembar berkas yang sedikit berantakan
"Al, kamu kenapa sih pagi-pagi udah pusing aja kayaknya?" tanya seorang wanita rekan kerja nya
"biasa mel, mama nyuruh aku nikah, jangankan nikah mikir pengen pacaran aja gak pernah" cerocos Alina kepada sahabat nya itu dengan wajah yang sangat frustasi
"tapi menurut ku yang di bilang mama mu itu baik loh Al, karna kamu berhak bahagia" ucap Amelia sahabat dekatnya Alina tersebut, sontak mendapatkan delikan mata Alina yang amat tajam
"eh maaf deh maaf Al, gimana kalo nanti malam kita Hap fun aja ke tempat pacar ku berkerja?" tanya Amelia untuk sekedar mencairkan suasana
"pacar? Sejak kapan kamu punya pacar mel?" Alina mengernyit kan dahinya tanda meminta penjelasan
"ahhh soal itu" Amelia menyengirkan gigi kuda sambil terkekeh "maaf ya Alina sahabatku, sebenarnya aku sudah 1 bulan menjalin hubungan dengan pria bernama Daniel, dia pria baik dan tampan" ucap Amelia sambil mengekpresikan wajah jatuh cintanya
"yayayaya.... Jadi kamu sudah terlepas dari gelar jomblo ya mel" sahut Alina ketus namun dalam hatinya sangat bahagia akhirnya Amelia mendapatkan kekasih, meskipun Alina tidak tau pria yang bernama Daniel itu baik ataupun tidak
"yasudah kita lanjutkan kerja nya, nanti kita pergi bareng" ucap Amelia di balas dengan anggukan kepala oleh Alina
.....................
Sky bar
Nampak Alina benar-benar mengikuti ajakan Amelia sahabat dekatnya itu, mereka masih mengenakan pakaian kerja yang sangat formal Amelia memakai stelan jas berwarna hitam dengan rok di atas lutut sedangkan Alina mengenakan stelan jas berwarna coklat muda dengan rok di atas lutut yang senada... Alina mulai menuangkan minuman berwarna kuning kecoklatan kedalam gelas sloki nya lalu meneguk nya sampai tandas, lalu ia mengulangi hal yang sama hingga kini sudah menghabiskan dua botol minuman tanpa Alina sadari ada dua pria yang sejak tadi memperhatikan aktivitas yang Alina lakukan
Kini Alina mulai meracau efek dari minuman tersebut membuat Alina hampir hilang kesadaran
"Alina sudah kau jangan minum lagi" peringatan dari Amelia hendak merebut gelas sloki yang di pegang oleh Alina
"tidak, tidak... Kau pikir aku peduli? Aku bahkan benci pria yang pernah ku sebut ayah itu !" racauan Alina mulai kacau dan tak lama Alina mulai merasakan seperti ada yang berputar di kepalanya pandangan matanya pun mulai kabur dan sesekali ia memijit keningnya
Amelia yang melihat sang sahabat sudah hampir tumbang pun berinisiatif membawa pulang Alina ke rumahnya. namun saat di tengah perjalanan Alina menolak untuk pulang ke rumahnya dan memilih untuk di bawa ke sebuah hotel terdekat dan Amelia pun menuruti permintaan sahabatnya itu
waktu tak berselang lama akhirnya mereka sampai di sebuah hotel berbintang 5 dan memilih kamar nomor 206 di lantai 11 tiba-tiba ponsel Amelia berdering dan tertera tulisan boyfriend Daniel "yes honey aku akan segera kembali " tut suara panggilan dimatikan dari ponselnya
"sudahlah Amel aku bisa sendiri terima kasih " ucap Alina dengan suara khas orang mabuk
"are you sure Alina?" tanya Amelia untuk memastikan
"yes, i'm sure" jawab Alina yang di angguki oleh Amelia
"baiklah Alina maaf aku tak bisa mengantarkan mu ke kamar inap mu karna Daniel menunggu ku di sky bar, besok pagi aku jemput kesini ya ?" ucap Amelia sambil menepuk-nepuk pundak sahabat dekatnya itu
"ya mel thanks ya " Amelia beranjak dan meninggalkan Alina yang nampak berjalan terhuyung-huyung menyusuri lorong hotel yang nampak sepi karna waktu menunjukkan pukul 00.15 wib yang artinya sudah tengah malam dimana orang-orang sudah beristirahat
"yang mana ya tadi nomor kamarnya?" Alina bermonolog dengan berusaha untuk tetap membukakan matanya
"ahh... Sepertinya ini kamarku"
Alina melihat nomor yang tertempel di pintu berwarna putih bersih yang mana menunjukkan nomor kamar 209. sedangkan nomor kamarnya adalah 206 tanpa pikir panjang Alina mencoba menggesekkan kartu aksesnya beberapa kali pada pintu di depannya namun tidak kunjung terbuka. hingga beberapa kali juga Alina menggedor-gedor pintu itu, dan beberapa saat kemudian pintu pun terbuka.
alina pun menerobos masuk ke dalam kamar inap itu
"kenapa pintunya baru terbuka" ucap Alina sambil merebahkan tubuhnya di atas ranjang size king itu, sedangkan pria yang berada di dalam kamar tersebut kini sedang memperhatikan tubuh wanita yang lancang membaringkan tubuhnya di atas kasur empuknya dengan perasaan tubuh yang kian memanas dan sesuatu yang sejak 1 jam lalu berdiri tegak dan mengeras
pria itu sesekali mendesah dan mencoba agar tetap waras dan tidak melakukan hal yang beresiko, tapi semakin lama rasa panas itu semakin menjadi-jadi hingga pria itu mendengar suara dari wanita yang kini berada di dalam kamar yang sama
"sebetulnya akupun ingin menikah, tapi aku terlalu takut dengan trauma ku" suara itu sangat lemah dan menyayat hati bagi siapa saja yang mendengar nya
Alina mengerjap ngerjapkan matanya menyusuri setiap sudut ruangan yang ia tempati, hingga matanya berhenti pada sesosok pria bertubuh kekar dan memiliki wajah yang amat tampan sedang menatap nya dengan menahan sesuatu yang sejak tadi terasa sesak
"kamu siapa?" Alina bertanya sambil berdiri dan berjalan sempoyongan ke arah pria itu
"stop! Jangan mendekat!" ucap pria itu memperingati.
Tetapi alih-alih berhenti Alina justru malah melanjutkan langkah kaki nya hingga Kini mereka saling berhadapan
"indah sekali" ucap Alina seraya mengusapkan jari jemarinya yang lembut dan lentik itu
"apa yang kau lakukan nona?" pria itu menahan tangan Alina agar berhenti menyentuh dada bidangnya
"oh shitt .." geram pria bertubuh atletis itu dengan suara yang amat berat
"kau tau? Aku sangat menyukai tubuh pria yang kokoh ini" ucap Alina sebelum memeluk pria yang tak ia kenal itu
Felix Anderson. Berusia 29 tahun, Pria yang sedang di peluk erat oleh Alina ada putra satu-satunya pemilik serta pewaris sah perusahaan tempat Alina bekerja, akan tetapi karna Felix tidak pernah datang ke kantor miliknya jadi Mereka tidak saling kenal, karna yang mengelola saat ini masih ayah nya tuan Edwin Anderson
Perusahaan Anderson group memiliki 5 cabang di berbagai negara dan mendapat peringkat ke 1 terbesar di Indonesia tidak heran jika ia jarang terlihat karna Felix sangat sibuk dengan pekerjaan yang di lakoni nya
berhubung sang ayah sudah mulai sakit-sakitan, maka Felix pun memutuskan untuk menetap di Jakarta mengambil alih perusahaan utama keluarga Anderson
Beberapa waktu lalu Felix mengunjungi sky bar miliknya yang sudah berdiri sejak 5 tahun lalu, namun siapa sangka ia justru malah meminum minuman yang sudah di campuri oleh obat perangsang oleh seseorang yang belum di ketahui identitas nya.
"nona kau salah memancing ikan" bisik Felix di telinga Alina yang terdengar amat memabukkan
tanpa pikir panjang akhirnya kedua insan itu melakukan sebuah ciuman yang sangat menggebu-gebu, sesekali Keduanya melepaskan pagutannya untuk menghirup oksigen dan kembali melanjutkan ciuman panas nya
Hingga kini mereka sudah bertelanjang bulat dan ruangan itu di penuhi suara-suara laknat yang membuat suasana semakin bergairah
"oh honey, ini akan terasa nikmat" Felix memasukkan rudalnya kedalam surga dunia dengan secara perlahan
Jlebbb...
rudal milik Felix berhasil masuk sempurna ke dalam milik Alina yang masih virgin
"ahhhsssttt... Sakit... Ahhh" desahan yang indah terdengar oleh Felix yang semakin membakar jiwa birahinya
Rasa sakit yang di rasakan Alina kini berganti menjadi sebuah kenikmatan yang belum pernah di rasakan nya selama ini.. Mereka mengulangi aktifitas itu hingga berulang kali hingga pada klimaks terakhir lagi-lagi Felix menyemburkan cairan kenikmatan itu di dalam rahim Alina
Hingga malam pun berganti pagi, alina mengerjap ngerjapkan matanya menelisik setiap sudut ruang yang nampak asing
'aku dimana?' batin Alina sembari menetralisir keadaan..
Kembali mengingat sebuah kelebatan momen panas dirinya dengan seorang pria membuat Alina tersentak dan menoleh ke arah dimana seorang pria berwajah tampan putih bersih juga tubuh yang amat sangat gagah sesuai kriteria yang Alina idam-idamkan
"Astaga..." terkejut bukan main, lalu Alina melihat tubuh nya di balik selimut tebal yang tidak berpakaian
Tess.....
Air mata Alina keluar berhamburan menangis dalam diam tanpa suara sungguh menyakitkan
'aku harus segera pergi' batin Alina hendak beranjak dari ranjang panas itu dengan tertatih-tatih Alina memunguti pakainya yang berserakan di mana-mana lalu mengenakan nya dengan cepat
Alina mengabaikan rasa perih dan nyeri di bagian intinya, yang ada di dalam pikiran nya saat ini pasti sang ibu sudah khawatir karna ia tidak pulang semalaman ini
selamat membaca ya teman-teman salam cinta dari author pemula 🥰🥰
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe. salam kenal
2025-03-27
1