Bab 15 : Aksi Reyhan

Karina, di sisi lain, berteriak histeris:

“Aku tidak mau dipinggirkan! Aku sudah berkorban untukmu, Aditya! Kenapa kau tega membiarkan diriku terbuang begitu saja?”

Suasana di ruang perawatan semakin kacau. Aditya, yang sebelumnya tampak berusaha mempertahankan kendali, kini terjebak dalam ambang kehancuran. Ia menangis, berteriak, namun setiap kata yang terucap hanya menambah keributan di ruangan itu.

Rayhan mengangkat kedua tangan, memaksa keheningan.

“Cukup! Aku sudah lelah mendengar semua teriakan dan tangisan ini. Keputusan sudah dibuat. Dan jika kau tidak mau menerimanya, maka kau harus siap menghadapi konsekuensinya.”

Aditya menatap berlawanan dengan penuh keputusasaan, sementara Karina terkulai, menangis tanpa henti.

Dalam sekejap, suasana berubah drastis ketika telepon Rayhan berdering. Rayhan mengeluarkan ponselnya, memeriksa layar dengan serius, lalu mengangkat suaranya kembali:

“Ada seseorang yang baru saja menghubungi aku. Pesan ini menyebutkan bahwa ada bukti baru tentang tindakan Aditya—sesuatu yang bahkan lebih memalukan daripada semua ini.”

Aditya mendongak, wajahnya berubah pucat.

“Apa maksudmu?” tanyanya dengan suara serak, penuh kecemasan.

Rayhan melihat ke arah Aditya dengan tatapan tajam, lalu berkata:

“Ternyata, seseorang telah merekam rahasia gelap yang kau pikir kau sembunyikan selamanya. Bukti ini akan membuat nama baikmu hancur, Aditya. Dan ini baru permulaan.”

Suasana seketika berubah menjadi semakin mencekam. Aditya terlihat terhuyung-huyung, seolah-olah dunia telah runtuh di sekelilingnya. Karina, yang masih terbaring lemah, menangis lebih keras, suaranya bergetar histeris:

“Tidak... tidak mungkin! Aku... aku tak sanggup melihat ini!”

Aditya mencoba bangkit, wajahnya penuh amarah dan kesakitan, namun air mata terus mengalir dari matanya.

“Kau pikir kau bisa menyelamatkan dirimu dengan memanfaatkan setiap celah, Aditya? Kau pikir kau bisa terus bersembunyi di balik kekuasaan dan kekayaan? Sekarang, semuanya akan keluar.”

Rayhan menatap kedua orang itu dengan dingin.

“Aku akan mengumumkan semuanya pada konferensi pers besok. Tidak ada lagi rahasia, tidak ada lagi kebohongan. Aku akan memastikan bahwa setiap langkah yang kau ambil, setiap dosa yang kau lakukan, akan terbongkar kepada dunia.”

Di ruangan itu, keputusasaan, kemarahan, dan penyesalan bercampur menjadi satu. Aditya menatap Rayhan, suaranya pecah:

“Aku... aku tak sanggup! Semua ini... semua ini terlalu berat bagiku!”

Karina menangis histeris sambil berteriak, “Kau telah menghancurkan segalanya, Aditya! Aku tidak bisa hidup seperti ini!”

Rayhan kemudian menghela napas panjang, menatap mereka berdua dengan tatapan penuh keputusasaan sekaligus kemarahan.

“Jika kau tak sanggup menghadapi kenyataan, maka mungkin sudah saatnya kau menerima konsekuensinya. Aku tidak peduli jika kau hancur, selama keadilan ditegakkan.”

Tak lama kemudian, di luar ruangan, suara sirene mendekat, menggema di seluruh koridor rumah sakit. Cahaya kilat biru dan merah menyinari dinding-dinding putih, menandakan bahwa kepolisian dan tim investigasi segera tiba.

Aditya meraih ponselnya, mencoba menghubungi seseorang, namun tangannya masih gemetar hebat.

“Rayhan... katakan padaku, apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku tidak bisa menghadapi semua ini!” teriaknya dengan suara yang terputus-putus.

Rayhan mengerutkan kening, kemudian menjawab dengan suara rendah dan tegas:

“Itulah yang akan kau hadapi, Aditya. Karena semua rahasia telah terbongkar. Dan aku tidak akan membiarkan kau menghindar dari semua ini.”

Malam itu, ruangan rumah sakit dipenuhi oleh perasaan yang tak terkatakan. Suara tangisan Karina, teriakan Aditya, dan ketegangan Rayhan bergabung dalam simfoni penderitaan yang membuat setiap orang di ruangan itu merasa terhimpit.

Di tengah kekacauan itu, Aurelia yang masih terbaring di bangsal perawatan, mendengar kabar dari seorang perawat bahwa laporan kejahatan terhadap Aditya dan segala tindakannya akan segera diumumkan. Meski badannya masih terluka, hatinya mulai merasakan kelegaan yang samar, karena keadilan sepertinya mulai menepati janjinya.

Namun, sebelum kelegaan itu sempat meresap, telepon di meja perawat berbunyi dengan keras, menarik perhatian semua orang. Seorang petugas keamanan rumah sakit segera mendekat dan mengambil telepon itu.

Sebuah pesan teks masuk ke layar besar di ruang tunggu, menampilkan kata-kata yang menggetarkan:

"Kalian pikir ini sudah selesai? Permainan baru saja dimulai."

Suasana pun hening sejenak, sebelum pecah dengan desahan dan teriakan kecil dari beberapa orang yang hadir.

Aditya menatap layar itu dengan mata penuh ketakutan. "Tidak... ini tidak mungkin terjadi lagi..."

Rayhan menunduk, namun suaranya tetap lantang dan tegas:

"Aku telah menyiapkan semuanya. Ini adalah peringatan terakhir untuk semua yang terlibat. Jangan pernah berpikir kau bisa melarikan diri dari masa lalu, Aditya. Semua yang telah kau lakukan, semua yang telah kau sembunyikan, akan segera terungkap kepada dunia."

Di tengah kekacauan itu, Karina menangis histeris, wajahnya mengeras antara amarah dan keputusasaan. Ia berbisik, seolah berbicara pada dirinya sendiri:

"Aku tak pernah menyangka, semua ini akan berakhir seperti ini. Aku… aku terjebak dalam permainan yang lebih besar dari diriku sendiri."

Aditya, yang kini tampak benar-benar hancur, mendekat ke Karina dengan napas tersengal, matanya penuh penyesalan dan keputusasaan.

“Karina, tolong… aku… aku tak bisa lagi...” ujar Aditya dengan suara pecah, namun tidak ada jawaban dari Karina selain terisak.

Rayhan menatap kedua orang itu dengan tajam, lalu berkata:

“Ingat, ini bukan hanya tentang kalian berdua. Ini tentang keadilan bagi semua yang telah kau sakiti, Aditya. Dan bagi Karina, kau harus belajar dari kesalahanmu sebelum terlambat.”

Ketika suara sirene semakin mendekat dan langkah kaki petugas keamanan semakin terdengar, suasana semakin memuncak. Setiap kata yang terucap, setiap emosi yang meluap, seakan mengikat takdir semua orang di ruangan itu bersama-sama.

Dan di tengah keributan itu, sebuah notifikasi muncul di ponsel Rayhan:

"Konferensi pers akan dimulai dalam 30 menit. Semua dokumen final telah dikirimkan ke pihak berwenang."

Rayhan menatap ponselnya, lalu menatap sekeliling ruangan dengan tatapan dingin.

“Ini saatnya, Aditya. Waktu untuk menghadapi konsekuensimu telah tiba.”

Aditya, yang berdiri terpaku dengan wajah yang penuh amarah dan penyesalan, hanya bisa menunduk.

Di sisi lain, Karina menangis tanpa henti, matanya penuh dengan keputusasaan yang mendalam.

Aurelia, yang kini terbaring di bangsal perawatan namun mendengar setiap kata dari kejadian itu melalui bisikan perawat, merasakan campuran antara kelegaan dan kepedihan yang tak terhingga. Ia tahu bahwa hari ini, dunia telah berubah selamanya.

Namun, sebelum semuanya berakhir, sebuah telepon berdering keras di ruang perawatan, menggema seperti pukulan terakhir. Seorang dokter segera mengangkat telepon itu, wajahnya pucat, dan suara yang keluar membuat suasana semakin mencekam:

“Kami mendapat laporan bahwa… ada insiden tambahan di area parkir. Tampaknya ada kerusuhan besar-besaran yang terjadi akibat pemberitaan ini.”

Suara itu bergema, meninggalkan semua orang dalam keheningan yang mencekam.

Aditya, Karina, Rayhan, dan bahkan Aurelia yang mendengar dari jauh, semuanya menyadari bahwa peristiwa malam ini hanyalah awal dari sebuah badai yang jauh lebih besar.

Di tengah teriakan, tangisan, dan kekacauan yang tak terhindarkan, sebuah suara baru terdengar dari lorong rumah sakit. Suara itu, dengan nada penuh kemarahan dan tekad, mengumumkan:

“Siapa pun yang berani menghalangi keadilan, bersiaplah menanggung konsekuensinya. Permainan ini belum berakhir, dan aku baru saja memulai babak terakhir.”

Semua mata tertuju ke arah pintu lorong, di mana bayangan seseorang perlahan muncul dalam cahaya redup. Siapakah dia? Dan apakah dia akan membawa kejatuhan lebih lanjut bagi Aditya, Karina, dan semua yang terlibat dalam skandal ini?

(BERSAMBUNG KE BAB SELANJUTNYA)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!