8 Maret 2025, pagi hari.
Sesuai janji yang ku janjikan kepada Edward. Seminggu setelah peringan hari jadian kami berdua, aku berhasil mengumpulkan keluargaku didalam satu ruangan disaat mereka semua seharusnya sibuk melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
Mereka semua (kecuali papa dan mama) berkumpul sesuai dengan permintaanku tempo hari. Kakek, Paman, Tante, kakak pertama, kakak kedua dan juga sepupu kecilku sudah siap menunggu kedatanganku untuk mengatakan tujuanku mengumpulkan mereka semua di hari yang sibuk itu.
Tangan dan kaki Edward gemetar saat melangkahkan kakinya memasuki rumah utama keluargaku yang sangat besar itu. Beberapa kali ia mencoba menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya secara perlahan, dengan maksud untuk menghilangkan rasa grogi nya.
Namun, rasa takut terus mencekamnya. Menurutnya, mansion besar itu lebih seram daripada rumah angker yang ditinggalkan pemiliknya. Aku menggenggam tangan laki-laki itu, aku tersenyum kemudian mengangguk saat kami sudah tiba didepan pintu ruang rapat keluarga.
"Apa kau sudah siap?" tanyaku. Dengan berat Edward mencoba meyakinkan dirinya jika dia akan menerima apapun keputusan yang akan keluargaku putuskan kepadanya.
KRIEETT...
Pintu pun terbuka, "Nona!" para pekerja menyambutku yang baru saja memasuki ruangan rapat keluarga di rumah utama keluarga Priyanka.
"Maaf kakek, aku terlambat! Semuanya, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk datang memenuhi panggilan Regi ditengah kesibukan yang kalian jalani hari ini," aku membungkuk meminta maaf atas keterlambatanku.
"Kau terlambat 3 menit 47 detik, kau membuat kami semua menunggu seperti ini," kata Satria, Pamanku yang sangat perfeksionis.
"Biasalah, pemeran utama pasti selalu datang terlambat," sambung Regan Priyanka, kakak laki-laki pertamaku yang suka mengejek dan mencemooh.
"Setelah sekian lama tidak melihatmu dengan jarak sedekat ini, ternyata kau makin tambah cantik ya sekarang," kata Rain Priyanka, kakak laki-laki keduaku yang memuji.
Ditengah ramainya sambutan yang keluargaku berikan, beberapa saat kemudian mereka menyadari kehadiran sosok yang tak dikenal berada diantara mereka. Tatapan tajam semua orang mengarah ke arah Edward yang sangat tertekan hingga mengeluarkan banyak keringat dingin di situasi yang sangat mencekam itu.
"Oy oy oy! Siapa mahluk ini? Sejak kapan dia ada disini? Hah?! Apa kau tuli? Kau tidak menjawab pertanyaan ku?!" Rain berdiri menghampiri Edward yang berdiri gemetar di sampingku, aku mencoba melindunginya.
SYUT! GREP!
Rain menarik kerah baju kemeja Edward hingga membuat laki-laki itu berjinjit karena ditarik dengan sangat kuat. Semua orang yang tadinya duduk menjadi berdiri, dengan sigap aku mencengkeram erat tangan Rain yang menarik kerah kemeja pacarku.
Bibirku gemetar, mataku mendelik karena Rain telah bertindak kelewatan. Edward tidak melawan, dia lebih memilih pasrah jika semisal Rain melayangkan pukulan ke arahnya. Itu adalah resiko ia memasuki rumah kawanan binatang buas yang memiliki harta dan kekuasaan.
"Kak! Kak Rain jangan begini! Lepaskan dia!" aku berusaha membuat Rain melepaskan Edward dari genggaman tangannya.
"Hah?? Lepas?" tanya Rain dengan nada mengejek, dia melihat Edward yang tidak bisa melakukan apapun kepadanya.
"Maaf..." Edward bergumam dengan intonasi yang sangat kecil.
"Apa~? Kau ada mengatakan sesuatu?" tanya Rain, dia tidak bisa mendengar gumaman Edward dengan jelas.
"MAAF! Saya terlambat memperkenalkan diri! Nama saya EDWARD KNIGHTLEY! Saya adalah PACAR Regina Priyanka!" Edward berteriak sangat keras hingga membuat semua orang ditempat itu merasa tercengang sakit terkejutnya.
"A-apa yang dikatakan oleh mahluk ini...?" Rain melepaskan cengkeramannya, dia mundur secara perlahan karena sangat syok mendengar pengakuan Edward barusan.
Regan yang mendengar pernyataan tak masuk akal itu langsung mengepalkan tangannya. Dia membawa Rain yang sedang syok kembali ke sofa, kemudian dia berjalan sambil meregangkan persendiannya. Tatapan matanya sangat tajam ke arah Edward yang sudah berani menatap balik ke arahnya.
"Sepertinya penjagaan di rumah ini mengalami sedikit kelonggaran, hingga membiarkan orang sinting ini masuk ke dalam tanpa halangan. Aku akan membereskan mu sekarang!" Regan membara.
"CUKUP! Kalian membuatku sakit kepala!" bentak seorang pria tua yang duduk atas kursi roda. Sontak semua orang menjadi terdiam dan aura mencekam yang Edward rasakan hingga ingin muntah itu semuanya berasal dari pria tua itu.
Dia adalah Santosa Priyanka. Kakekku sekaligus Presdir Direktur perusahaan ELICO AI Priyanka Group. Perusahaan elektronik berbasis teknologi AI yang sangat dibutuhkan dunia saat ini.
Meski umurnya saat ini sudah mencapai 80 tahun, tapi itu tidak menjadi penghalang kejeniusan otaknya yang mampu menciptakan sebuah kepintaran buatan yang digabungkan dengan alat-alat elektronik yang bisa membantu meringankan pekerjaan manusia.
Saat itu, kakek ada disana. Regan dan Rain yang awalnya membara langsung menciut saat kakek mulai bersabda. Dia kembali ke tempat duduknya dengan elegan, tapi tetap menaruh tatapan tajam ke arah Edward yang merasa terselamatkan untuk sementara.
"Terimakasih kakek, aku tahu kau pasti tidak akan membiarkan kak Regan dan Kak Rain melakukan kekerasan," kataku senang.
"Jangan senang dulu, kakek melakukannya bukan untukmu! Tapi itu karena kakek tidak suka melihat pertengkaran," sahut kakek mengabaikan ku.
Mataku berkaca-kaca, namun aku segera menghilangkan kesedihanku dihadapan para tetua di keluarga. Aku mengajak Edward untuk selalu duduk disampingku, tidak ada yang berkomentar untuk itu, mereka semua terdiam karena kakek juga sedang diam.
"Em itu..." aku memulai percakapan.
Semua orang terdiam, namun mata dan ekspresi mereka yang berbicara. Mereka penasaran sebenarnya apa maksudku mengumpulkan mereka dan mendatangkan laki-laki yang menyebut dirinya sebagai pacarku.
Walau aslinya mereka sudah menebak apa maksud dan tujuanku mengumpulkan mereka semua, tapi mereka pura-pura tidak tahu dulu, dan menungguku mengatakannya secara langsung.
Aku menggenggam tangan Edward yang tak henti-hentinya gemetar. "Kakek, Paman, Tante, Kak Regan, Kak Rain, dan Revan... Tujuanku mengumpulkan kalian semua saat ini adalah untuk memberitahukan jika aku... Aku akan menikah dengan-"
"Gak! Apa kau gila?!" Rain menyela.
"Dasar bodoh," Regan mencibir.
"Apa kau yakin menikah dengan pria ini? Kita masih belum tahu asal-usul keluarga... Ekhem-ekhem," kata tanteku yang bernama Dian mencoba ikut memperkeruh suasana.
"Ku yakin kau tidak akan mampu mempertahankan keluarga kalian dalam waktu yang lama, biasanya sih karena masalah ekonomi ya..." paman Satria juga ikut menambahkan.
Mendengar semua orang mengatakan penolakan jelas terhadap keinginanku, aku merasa sangat sedih dan kecewa. Apalagi saat melihat sikap Edward yang hanya bisa terdiam dan tidak mengucapkan sepatah kata apapun untuk mendukung rencana pernikahan kami. Aku merasa kesal.
"Kenapa kalian semua seperti ini kepadaku?" tanyaku, mataku berkaca-kaca. Air mataku tidak bisa lagi ku tahan, dan akhirnya mereka pun menetes secara perlahan.
"Memangnya apa yang kami lakukan?" tanya Rain.
"Ukhh... Kakek! Katakan sesuatu!" rengek ku saat melihat kakek hanya sibuk menghisap cerutunya daripada ikut memberikan tanggapan terhadap apa yang sedang aku hadapi.
"Baiklah, lakukan sesukamu," sahut kakek yang sontak membuat semua orang terkesiap terkejut mendengar keputusannya.
Setelah mengatakan hal itu, kakek memutar balik kursi rodanya. Lalu seorang pekerja datang untuk mendorong kursi rodanya keluar dari dalam ruangan itu.
Aku dan Edward tidak percaya dengan apa yang barusan kami dengar. Semua orang berdiri, mereka tidak terima karena dengan begitu, berarti kakek sudah merestui dan menyetujui pernikahanku yang sangat mereka tolak.
"Kakek! Apa yang kau katakan? Kakek tidak serius mengatakan hal itu kan?" tanya Rain yang langsung pergi mengejar kakek keluar.
Diikuti oleh Regan, paman Satria, tante Dian dan juga Revan. Mereka semua pergi mengejar kakek keluar dari ruangan. Aku menatap ke arah Edward yang masih syok, aku merasa sangat senang. Aku berdiri lalu memeluk kepala Edward dengan erat. Rencanaku membujuk kakek telah berhasil!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments