melawan ular piton

Setelah pulih dari rasa terkejutnya, Jiang He membersihkan wajahnya dengan air sungai. Ada beberapa luka ditubuhnya dengan darah yang sudah mengering. Sepertinya tubuh itu sudah lama terbaring disana.

Saat sedang sibuk membersihkan luka, tiba - tiba segerombolan ikan mendekat kearahnya. Melihat bentuk ikannya, Jiang He segera menjauh dari sungai.

Ikan itu sama persis dengan ikan piranha. Yang membedakannya adalah ukurannya. Ikan itu terlihat lebih besar dan giginya lebih tajam dari ikan piranha yang pernah ia lihat.

"Bukankah ini ikan piranha. Kenapa bentuknya lebih besar? " gumam Jiang He bingung . Ikan-ikan itu nampak mengerubungi air bekas membersihkan darahnya. Tubuh Jiang He langsung merinding.

"Sial... tempat ini benar-benar berbahaya. Aku harus secepatnya keluar dari tempat ini. Kalau tidak bisa-bisa Aku mati untuk kedua kalinya."

Jiang mencoba berjalan secara perlahan. Menembus rimbunnya rerumputan di tengah pepohonan.

Jiang He dengan cermat mengamati kondisi sekitarnya. Di hutan lebat seperti tidak menutup kemungkinan terdapat ular yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya.

Dia memang pandai dalam bela diri. Tetapi tanpa alat apapun akan sulit mengalahkannya.

Tiba-tiba muncul asap secara tiba-tiba. Reflek Jiang He menutup hidung dan juga mulutnya. Atas pelatihan rutin yang sering ia lakukan, Jiang He bisa menahan nafas sampai lima belas menit.

Saat ia kembali bernafas, ia pun menyadari jika asap itu mengandung racun. Untungnya ia segera tanggap tadi. Tidak masalah jika asap yang ia hirup hanya sedikit. Jika ia bernafas secara normal, entah apa yang akan terjadi dengan tubuhnya.

Setelah tiga puluh menit, asap itu menghilang secara misterius. Jiang He menghela nafasnya lega. Sedari tadi ia tetap berdiri di tempatnya. Pandangannya terasa kabur. Dari pada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lebih baik tetap waspada.

Jiang He kembali melanjutkan langkahnya. Sangat sulit menembus semak belukar yang rimbun tanpa menggunakan alat apapun. Tanpa sadar ia mengeluh dalam hati.

"Sebenarnya ini ada dimana?" tanyanya dalam hati.

"Perut lapar lagi."

Sejak ia sadar perutnya memang belum ia isi sama sekali. Ia mencoba mencari sesuatu yang dapat ia makan. Setelah berjalan beberapa meter akhirnya Jiang He menemukan apa yang ia cari.

Jiang He menemukan ubi liar yang cukup banyak. Sebelum menggali ia mencari ranting yang cukup kuat. Dengan begitu akan memudahkannya dalam menggali.

Ubi yang Jiang He berukuran lumayan besar. Satu buah ubi mempunyai berat satu kilo lebih. Ia menggali tiga buah ubi. Satu untuk ia makan sekarang sedangkan dua lainnya sebagai bekal selama dalam perjalanan. Takutnya ia tidak bisa lagi menemukan makanan.

Setelah menggali ubi, Jiang He mengumpulkan ranting dan juga daun kering. Yang tersulit adalah menyalakan apinya.

Selama dua puluh tujuh tahun hidup di dunia modern, Jiang He sudah terbiasa menggunakan peralatan yang praktis dan mudah digunakan. Bahkan saat harus bertahan hidup di dalam hutan, ia menggunakan korek api untuk menyalakan api unggun. Sekarang bagaimana caranya ia mendapatkan korek api?

Jiang He tiba-tiba teringat tentang sebuah artikel yang pernah ia baca saat senggang. Namun belum pernah ia praktikkan.

Artikel itu menyebutkan bahwa dua batang kayu yang digesekkan secara terus menerus akan muncul percikan api.

Sekarang jiang He mencoba untuk mempraktekkannya. Ternyata tak semudah yang ia bayangkan. Butuh waktu dan tenaga yang lebih. Kedua telapak tangannya sampai memerah. Namun ia bukanlah orang yang mudah berputus asa. Jadi ia dengan sabar menggesekkan kedua kayu tersebut.

Usaha tidak mengkhianati hasilnya. Akhirnya ia berhasil menyalakan api. Ranting dan juga daun yang ia kumpulkan berhasil terbakar.

Jiang He meletakkan satu buah ubi kedalamnya. sambil menunggu ubinya matang, Jiang He merebahkan tubuhnya begitu saja di atas rumput.

Mungkin karena terlalu lelah dan tubuhnya pun dalam kondisi tidak fit, Jiang He langsung tertidur lelap saat matanya terpejam.

Seekor ular piton merayap kearah Jiang He yang sedang tertidur.Jiang He menghindar dengan sangat cepat. Meski ia sedang tidur namun instingnya sangat kuat. Begitu sang ular hendak merayap ke tubuhnya , ia langsung meloncat kearah lain.

"Ish...tubuh ini terlalu lemah," keluh Jiang He sambil menatap ular piton di depannya. Tatapan ular itu terlihat marah. Mungkin karena santapannya berhasil menghindar.

Ular itu kembali menyerang Jiang He. Lagi-lagi Jiang He berhasil menghindar. Saat ini Jiang He masih belum menemukan alat yang tepat untuk membunuh ular tersebut.

Kini sang ular dengan kekuatan penuh menggunakan ekornya untuk menyapu Jiang He. Namun ekor itu malah menabrak pohon sampai pohon itu bergetar.

Tatapan Jiang He akhirnya tertuju pada batu besar yang tak jauh darinya. Ia segera mengambil batu itu untuk melemparkannya kearah ular. Sasarannya kepala ular. Ular itu masih terdiam merasakan sakit disekitar ekornya. Hal itu tidak disia-siakan oleh Jiang He.

Dengan kekuatan penuh, batu itu berhasil menghantam kepala sang ular. Membuat sang ular berkunang-kunang dan mulai tidak fokus.

Jiang he kembali mengambil batu dengan ukuran yang lebih besar dari batu sebelumnya. Dengan gesit ia berlari menghampiri sang ular dan menghantamkan batu di tangannya ke kepala ular hingga berkali-kali sampai kepala ular itu remuk.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Ia juga menghancurkan bagian ekor ular. Konon katanya meski kepala ular sudah hancur, jika ekornya masih utuh , ular itu bisa kembali hidup lagi.

Bangkai ular itu kemudian ia kubur di dalam tanah. Jiang He tidak suka daging ular, jadi tidak perlu repot untuk memasaknya.

Setelah itu semua, Jiang He akhirnya bisa bernafas lega. Ia kembali duduk di depan api unggun yang sudah padam. Kemudian mengambil ubi yang tadi ia kubur di dalamnya.

Harumnya ubi yang sudah dibakar membuat perut Jiang He keroncongan. Ia segera membelah ubi itu menjadi dua bagian. Kemudian dengan rakus memakannya.

Menurut Jiang He ubi yang ia makan saat ini merupakan ubi terlezat yang pernah ia makan. Tanpa sadar ubi seberat satu kilo itu habis dimakan sendiri.

"Kenyangnya..."

Terpopuler

Comments

mecca

mecca

semoga jiang he cepat menjadi kuat dan membalas perbuatan keluarganya yg keji nex thor....tetap semangat dan semoga sehat selalu💪💪💪💪💪

2025-03-19

1

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

berharap ada ruang dimensi 🤣🤣🤣🤣

2025-03-22

1

Ayu Dani

Ayu Dani

kasih cincin ruang lah Thor kasihan kan mcnya

2025-03-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!