Arena Pertarungan

Zhang Wei berjalan menyusuri jalanan kota pelabuhan Luoyang, mengamati hiruk-pikuk kehidupan di wilayah tenggara Benua Tengah. Kota ini, yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Luo, adalah pusat perdagangan yang sibuk, dengan kapal-kapal dari berbagai wilayah bersandar di dermaganya. Bangunan-bangunan megah dari batu dan kayu berdiri kokoh di sepanjang jalan utama, dihiasi bendera dan lambang keluarga bangsawan yang menunjukkan status mereka.

Kerajaan Luo sendiri adalah salah satu kekuatan besar di tenggara Benua Tengah, dipimpin oleh Raja Luo Beiming, seorang kultivator tingkat Martial Sovereign bintang 7. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan ini berkembang menjadi pusat ekonomi dan militer yang tangguh. Ibukota kerajaan terletak lebih jauh ke pedalaman, dikelilingi pegunungan yang menjadi benteng alami dari ancaman luar.

Pasar kota Luoyang dipenuhi pedagang dari berbagai daerah yang menawarkan barang dagangan unik, mulai dari rempah-rempah, kain sutra, hingga senjata berlapis formasi. Zhang Wei memperhatikan para penjaga kota yang mengenakan baju besi berwarna perak dengan lambang naga air, simbol kebesaran Kerajaan Luo. Disiplin dan keterampilan mereka menunjukkan bahwa tentara kerajaan ini bukanlah pasukan biasa.

Selain itu, ia juga mendengar desas-desus tentang tiga klan besar yang memiliki pengaruh besar di dalam kerajaan: Klan Luo, Klan Xie, dan Klan Han. Klan Luo, sebagai keluarga kerajaan, memiliki kendali penuh atas pemerintahan dan militer. Klan Xie dikenal sebagai penguasa keuangan yang mengendalikan sebagian besar perdagangan, sementara Klan Han memiliki banyak ahli formasi dan alkimiawan berbakat yang mendukung perkembangan teknik dan pengobatan di kerajaan ini.

Sambil berjalan, Zhang Wei memperhatikan berbagai pengumuman yang ditempel di dinding kota. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah seleksi masuk akademi kerajaan yang akan segera diadakan. Akademi ini dikenal sebagai tempat pelatihan bagi para calon pejabat dan ahli bela diri, serta menjadi jalur cepat untuk mendapatkan pengaruh di dalam kerajaan. Namun, Zhang Wei tahu bahwa berbaur di dalam lingkungan semacam itu bisa berarti menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Sementara itu, di sudut kota, para petarung dan tentara bayaran sering berkumpul di arena pertarungan, tempat di mana mereka bisa mengasah kemampuan dan bertaruh demi keuntungan besar. Zhang Wei mempertimbangkan apakah akan menyelidiki tempat itu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut atau mencari cara lain untuk memahami lebih dalam situasi di Kerajaan Luo tanpa menimbulkan kecurigaan.

Dengan semakin banyaknya informasi yang ia dapatkan, Zhang Wei mulai menyusun langkah berikutnya di tanah yang belum pernah ia jejaki sebelumnya.

***

Zhang Wei berjalan melewati jalanan berbatu kota pelabuhan Luoyang, mengamati keramaian yang berbeda dari apa yang biasa ia lihat di benua Timur. Di sepanjang jalan, berbagai pedagang meneriakkan dagangan mereka, menjajakan ramuan, senjata, dan benda-benda eksotis yang mungkin hanya bisa ditemukan di Benua Tengah. Namun, pikirannya melayang pada sesuatu yang lain.

"Hah… ternyata hidup tanpa pak tua menyebalkan itu terasa sedikit membosankan," gumamnya pelan, hampir tidak percaya bahwa ia benar-benar merindukan ejekan dan komentar sarkastik dari Lian Xuhuan.

Setelah beberapa saat berjalan tanpa tujuan, ia mendengar seseorang menyebut tentang arena pertarungan yang terkenal di kota ini. Tempat di mana para petualang dan kultivator saling menguji kemampuan mereka, menyelesaikan konflik, atau sekadar mencari hiburan dengan bertaruh. Penasaran, Zhang Wei memutuskan untuk pergi ke sana.

Arena pertarungan itu ternyata lebih besar dari perkiraannya. Bangunan utama berbentuk melingkar, dengan tribun yang dipenuhi oleh penonton dari berbagai kalangan. Ada kursi-kursi khusus di bagian atas yang diperuntukkan bagi para tamu kehormatan, sementara bagian bawah dipadati oleh para penjudi, petarung, dan orang-orang yang sekadar ingin menonton pertempuran.

Zhang Wei duduk di salah satu sudut, mengamati pertarungan yang sedang berlangsung. Dua orang kultivator bertarung sengit di atas panggung batu, masing-masing mengeluarkan jurus mereka dengan kecepatan dan kekuatan yang cukup mengesankan. Namun, bagi Zhang Wei, pertempuran itu masih terasa biasa saja. Keduanya berada di ranah Martial King, level yang baginya sudah tidak lagi menarik.

Ia terus memperhatikan beberapa pertarungan berikutnya, mencoba memahami pola dan karakteristik para petarung dari Benua Tengah. Dari cara mereka bergerak, teknik yang mereka gunakan, hingga reaksi penonton terhadap setiap serangan yang dilemparkan. Zhang Wei mulai menyadari bahwa meskipun ada banyak kultivator kuat di sini, rata-rata kekuatan mereka masih belum terlalu jauh berbeda dibandingkan dengan para petarung di Benua Timur.

Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Seorang pria bertopeng yang duduk di area tamu kehormatan. Zhang Wei bisa merasakan tekanan samar yang berasal darinya, menunjukkan bahwa orang itu jelas bukan orang biasa. Ia berpura-pura tetap santai, tetapi sesungguhnya kini lebih waspada.

"Sepertinya aku harus lebih berhati-hati di tempat ini," pikirnya dalam hati, sambil terus mengamati perkembangan situasi di arena pertarungan itu.

Di tengah hiruk-pikuk arena, suasana semakin memanas ketika seorang pria bertubuh besar dengan rambut abu-abu panjang menaiki panggung pertarungan. Sorakan menggema dari seluruh penjuru tribun, meneriakkan namanya dengan penuh semangat.

"Huang Jitao! Huang Jitao!"

Dia adalah petarung tak terkalahkan di arena ini. Dengan rekor 114 kemenangan tanpa satu pun kekalahan, dia sudah menjadi legenda bagi para penjudi yang ingin mengeruk keuntungan dengan bertaruh pada kemenangan mudahnya. Dengan kultivasi di ranah Martial King puncak, tak ada satu pun yang berhasil mengalahkannya di ranah yang sama.

Huang Jitao berdiri tegap di atas arena, kedua tangannya terlipat di depan dada sambil menyapu pandangan ke arah penonton. Raut wajahnya penuh percaya diri, seolah kemenangan sudah menjadi bagian dari dirinya.

"Siapa lagi yang berani menantangku?" suaranya menggema ke seluruh penjuru arena.

Para penjudi sudah mulai menyiapkan taruhan mereka, sementara banyak petarung lain memilih untuk tetap diam, sadar bahwa melawannya hanya akan menjadi kekalahan yang sia-sia.

Namun, kali ini ada yang berbeda. Dari sudut arena, seseorang akhirnya naik ke panggung. Siluetnya ramping namun tegap, dengan langkah yang tenang dan penuh keyakinan.

Arena yang tadinya bising mendadak sunyi beberapa saat sebelum akhirnya meledak dalam bisikan-bisikan penasaran.

"Siapa dia?"

"Berani sekali menantang Huang Jitao!"

"Dia pasti akan kalah dalam waktu kurang dari sepuluh jurus!"

Mata Huang Jitao menyipit, menilai lawannya yang baru saja muncul. Namun, dia hanya menyeringai.

"Baiklah... mari kita lihat berapa lama kau bisa bertahan."

Terpopuler

Comments

Apakah Zhang Wei yg mau ikut bertarung

2025-04-09

1

Mamat Stone

Mamat Stone

tabok sampai kapok 👊👊👊

2025-03-29

0

saniscara patriawuha.

saniscara patriawuha.

hancurrrrkannn manggg zhonggggg....

2025-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Misteri Terpecahkan
2 Keluar Dari Samudera Petaka
3 Tiba di Benua Tengah
4 Arena Pertarungan
5 Kekalahan Sang Jawara
6 Darah Pertama di Benua Tengah
7 Rencana Para Penguasa
8 Sebuah Kebetulan
9 Ancaman Yang Tak Berarti
10 Kekalahan Yang Memalukan
11 Merekrut Zhang Wei?
12 Lian Xuhuan Kembali
13 Kembali Berlatih
14 Mendaki Pegunungan Yueyang
15 Memahami Aturan Surga dan Bumi
16 Rumor Telah Tersebar
17 Takdir Yang Terhubung
18 Hong Jun
19 Masih Belum Jera
20 Akhir Dari Pertaruhan
21 Kekalahan Sang Pecundang
22 Li Hui
23 Kesempatan Besar
24 Dominasi Sepihak
25 Mengatur Strategi
26 Lembah Kabut Hitam
27 Menaklukkan Lembah Kabut Hitam
28 Bertemu Dengan Jiang Taishang
29 Semangat Pria Tua
30 Pertarungan di Tanah Tandus
31 Akhir Pertunjukan
32 Tebasan Kehampaan
33 Takdir Telah Menyimpang
34 Zhang Wei Ditangkap
35 Eksekusi Zhang Wei
36 Tatanan Dunia Akan Berubah?
37 Apa Yang Kau Ragukan Pak Tua?
38 Menjadi Mentor
39 Tantangan
40 Mimpi Burukmu Dimulai!
41 Semoga Beruntung 'Nona Muda'
42 Gunakan Kepalamu
43 Naik Tingkat
44 Segel Kutukan Jiwa
45 Membuat Senjata
46 Makam Kaisar Agung?
47 Tidak Tertarik
48 Pedang Baru
49 Sudah Waktunya
50 Perang Segera Tiba
51 Tolong jadikan aku lebih kuat lagi apapun resikonya
52 Membuat Pil Tingkat 8
53 Perjuangan dan Pengorbanan (fix)
54 Dua Keajaiban Disaat Yang Sama
55 Kelahiran Pil Legendaris Yang Membawa Bencana
56 Bayangan Era Baru
57 Ingin Menguji Kekuatan
58 Gorila Salju Berlengan Enam
59 Niat Jahat
60 Ujian Sebenarnya
61 Kebangkitan
62 Bos Terakhir
63 Pilihan Yang Bodoh
64 Sebuah Ketertarikan
65 Ambang Penerobosan
66 Silakan Maju
67 Dua Bai Chen
68 Tak Tersentuh
69 Tebasan Langit Tak Berujung
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Misteri Terpecahkan
2
Keluar Dari Samudera Petaka
3
Tiba di Benua Tengah
4
Arena Pertarungan
5
Kekalahan Sang Jawara
6
Darah Pertama di Benua Tengah
7
Rencana Para Penguasa
8
Sebuah Kebetulan
9
Ancaman Yang Tak Berarti
10
Kekalahan Yang Memalukan
11
Merekrut Zhang Wei?
12
Lian Xuhuan Kembali
13
Kembali Berlatih
14
Mendaki Pegunungan Yueyang
15
Memahami Aturan Surga dan Bumi
16
Rumor Telah Tersebar
17
Takdir Yang Terhubung
18
Hong Jun
19
Masih Belum Jera
20
Akhir Dari Pertaruhan
21
Kekalahan Sang Pecundang
22
Li Hui
23
Kesempatan Besar
24
Dominasi Sepihak
25
Mengatur Strategi
26
Lembah Kabut Hitam
27
Menaklukkan Lembah Kabut Hitam
28
Bertemu Dengan Jiang Taishang
29
Semangat Pria Tua
30
Pertarungan di Tanah Tandus
31
Akhir Pertunjukan
32
Tebasan Kehampaan
33
Takdir Telah Menyimpang
34
Zhang Wei Ditangkap
35
Eksekusi Zhang Wei
36
Tatanan Dunia Akan Berubah?
37
Apa Yang Kau Ragukan Pak Tua?
38
Menjadi Mentor
39
Tantangan
40
Mimpi Burukmu Dimulai!
41
Semoga Beruntung 'Nona Muda'
42
Gunakan Kepalamu
43
Naik Tingkat
44
Segel Kutukan Jiwa
45
Membuat Senjata
46
Makam Kaisar Agung?
47
Tidak Tertarik
48
Pedang Baru
49
Sudah Waktunya
50
Perang Segera Tiba
51
Tolong jadikan aku lebih kuat lagi apapun resikonya
52
Membuat Pil Tingkat 8
53
Perjuangan dan Pengorbanan (fix)
54
Dua Keajaiban Disaat Yang Sama
55
Kelahiran Pil Legendaris Yang Membawa Bencana
56
Bayangan Era Baru
57
Ingin Menguji Kekuatan
58
Gorila Salju Berlengan Enam
59
Niat Jahat
60
Ujian Sebenarnya
61
Kebangkitan
62
Bos Terakhir
63
Pilihan Yang Bodoh
64
Sebuah Ketertarikan
65
Ambang Penerobosan
66
Silakan Maju
67
Dua Bai Chen
68
Tak Tersentuh
69
Tebasan Langit Tak Berujung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!