20

Sekarang topik obrolan bukan lagi tentang pernikahan Keira melainkan tentang pernikahan Shan.

Raka juga sering datang berkunjung dan bercengkrama dengan keluarga besar Shan. Raka disambut dengan baik oleh mereka.

"Aku masih gak nyangka loh, akhirnya kamu ngelamar aku didepan keluarga besar aku" ucap Shan.

"Itu karena aku benar-benar serius sama kamu Shan" ucap Raka.

"Makasih yah sayang" ucap Shan manja.

Raka mencubit gemas pipi calon istrinya itu. Tak lama kemudian Mila menghampiri mereka.

"Haiii" sapa Mila dengan ramah.

"Heii milaa"

Mereka saling melempar senyuman manis satu sama lain namun tidak dengan feedback Raka ke Mila yang tiba-tiba berubah menjadi cuek dan dingin.

"Oh ya selamat yah atas pertunangan kalian" ucap Mila sambil sesekali melirik Raka.

"Iyah Mila makasih yah, tapi aku sedih kenapa kemarin kamu ga datang?" Shan cemberut.

"Oh itu, aku ada urusan. Jadi gak sempat deh datang ke acara kamu" ucap Mila.

Mereka lalu berbincang-bincang dengan santai, jika ada hal lucu mereka tertawa namun tidak dengan Raka yang tiba-tiba kehilangan moodnya. Disaat itu juga Mila berusaha menggoda Raka dengan menempelkan kakinya ke kaki Raka. Raka kaget ia langsung menarik kedua kakinya yg tadi diselonjorkannya dibawah meja. Ia menatap sinis Mila.

"Aku duluan ya sayang" ucap Raka.

"Eh mau kemana?" Tanya Shan.

"Ada urusan bentar di kantor, aku free class hari ini" jawab Raka.

"Oh gitu yaudah hati-hati yah sayang" ucap Shan.

Raka tersenyum ia lalu mengusap rambut calon istrinya itu dan mengecup keningnya. Adegan itu membuat Mila cemburu.

Raka pun pergi dari tempat itu.

"Mila bener-bener udah gila, mau sampai kapan dia terus-terusan ganggu hubungan gue sama Shan?" Raka sangat kesal.

Saat itu handphone berbunyi, ia melihat bar notifikasi di layar handphone nya. Satu pesan dari Mila.

"Apa lagi ini ya tuhan??"

Raka pun membuka pesan tersebut dan terkejut melihat isi pesan itu. Mila langsung menghubunginya, Raka malah meriject panggilan itu.

"Bisa-bisa nya ni cewek ngelakuin ini? Otak nya udah gak ada"

Raka segera menghapus gambar tak senonoh itu.

Mila kembali mengirim pesan

"Shan udah ga ada angkat dulu telfonnya"

"Mau apa sih dia?" Kesal Raka.

Panggilan kedua Raka segera mengangkatnya.

"Lo mau apa sih?? Jangan ganggu hubungan gue sama Shan bisa nggak?"

"Gue cuman mau minta pertanggungjawaban dari Lo Raka. Hanya itu yang gue mau" ucap Mila.

Raka memukul stir mobil.

"Lo udah gila ya mil? Itu bukan bayi gue. Gue gak pernah nyentuh Lo sedikitpun anjing!!!"

"Oke kalau Lo gak percaya kita tes DNA" ucap Mila.

"Kalau sampai ini terbukti darah daging Lo, nikahin gue saat itu juga" tambah Mila.

"Dan kalau ternyata Lo bohong, Silahkan Lo pergi jauh dari hadapan gue dan Shan"

"Gue gak akan pernah bohong, gue buktiin kalau ini beneran anak Lo"

Raka segera memutus panggilan telfon nya.

Mengapa dia begitu nekat? Apakah benar kalau itu bayinya? Raka benar-benar frustasi sekarang.

***

Jean membelakangi cermin dan melihat keadaan punggungnya yang semakin membaik. Hanya tinggal menghilangkan bekas lukanya saja.

Ia kembali mengoleskan salep nya dengan susah payah, tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Jean segera memakai bajunya dan membuka pintu.

Jean terkejut melihat luna berdiri di depan pintu kamarnya.

"Ngapain Lo??" Tanya Jean, tapi sepertinya wanita tidak tau malu itu mendorong Jean dan nyelonong masuk begitu saja kedalam kamar Jean.

"Lo ngapain sih??" Tanya Jean.

Luna meletakan obat dan air putih yang diberikan oleh Bik inem kepadanya di atas nakas.

"Kangen... Aku kangen banget sama kamu" jawab Luna dengan manja.

"Keluar Lo sekarang juga!!" Usir Jean.

"Kamu kenapa sih Jean? Kasar banget" ucap Luna.

"Cuman mau ngantar itu doang kan? Sekarang pergi!!"

"Diminum dong obatnya" suruh Luna.

"Gue bisa minum nanti, sekarang Lo pergi" usir Jean.

"Minum dulu baru aku pergi, sekalian bawa nampannya" ucap Luna.

Jean menatap Luna dengan malas, ia pun segera meminum obatnya.

"Udah kan, bawa ini terus pergi!!!" Ucap Jean.

"Yaudah aku pergi, tapi nanti aku bakal balik lagi" ucap Luna.

Benar-benar wanita gila batin Jean.

Luna pun keluar dari kamar Jean.

Setelah 30 menit, Jean merasakan gejala aneh pada tubuhnya. Ia merasa sangat gerah.

Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu kamarnya. Jean segera menghampirinya dengan perasaan yang gelisah tidak menentu. Ternyata itu Luna.

"Mau ngapain lagi Lo?" Tanya Jean.

Luna tidak menjawab dan langsung masuk seperti saat mengantar obat tadi.

Jean merasakan hawa yang sangat panas menjalari tubuhnya, terlebih lagi perasaannya sangat aneh ketika melihat Luna.

"Pergi Lo lun, gue mau tidur" ucap Jean.

"Ayo tidur, tapi bareng aku" ucap Luna.

Jean sudah tidak fokus.

Luna yang tadinya duduk di sofa kini berdiri menghampiri Jean dan meletakan kedua tangannya di dada bidang mantan kekasihnya itu.

Jean dengan segera menahan tangan Luna.

"Lo itu murahan banget ya lun" ucap Jean.

Luna tampak acuh mendengar perkataan Jean. Ia malah menutup pintu kamar Jean dan berdiri membelakangi pintu itu.

"Keluar Lo sekarang juga" Jean mendorong luna kasar, namun sepertinya wanita itu tetap tidak perduli.

"Jean kenapa kamu gak bisa nerima aku? Aku tau kamu masih cinta kan sama aku? Kamu masih sayang kan sama aku? Aku bisa kok luangin waktu aku buat kamu. Asal papa kamu gak tau semua aman"

Jean merasa jijik mendengar perkataan Luna.

"Jijik banget gue denger perkataan yang keluar dari mulut Lo itu"

"Papa kamu yang salah, aku dijebak. Aku gak tau apa-apa Jean, aku gak punya pilihan lain selain menikah dengan papa kamu" ucap Luna.

"Gue udah pernah bilang, gue gak mau dengerin penjelasan Lo. Gue gak peduli" ucap Jean.

Luna menaik kan sedikit rok nya, hingga terlihat lah pahanya.

"Kamu lihat luka ini Jean? Ini semua karena dia,

"Bukan cuman ini"

Luna membuka cardigannya dan melemparnya asal ke lantai, hingga terlihat lah leher jenjangnya serta bahu nya yg putih dan mulus. Ia menarik tali baju nya dan menurunkannya sedikit kebawah hingga terlihat seperti luka bekas sundutan rokok.

"aku dijebak semua ini bukan kemauan aku. Tapi kenapa kamu gak percaya?" Luna menangis.

Luna segera menurunkan rok nya kembali. Ia berjalan mendekati Jean yang masih membisu.

"Jean aku cinta banget sama kamu, mana mungkin aku mengkhianati cinta kita" ucap Luna.

Luna memegang kedua tangan Jean lalu menarik nya. Perempuan itu memohon.

"Pergi lun" ucap Jean.

"Kita belum pernah melakukan hal itu kan? Sekali aja, setelah itu aku gak akan pernah ganggu kamu lagi" ucap luna.

Dia mencoba merayu Jean.

Jean menutup matanya saat Luna merebahkan dirinya di kasur Jean.

"Ini semua gak bener lun, ini salah" ucap Jean.

Luna menatap Jean yang memalingkan wajahnya ke arah lain.

Wanita itu bangun dan menarik tangan Jean, tapi Jean malah menarik tangan Luna.

"Pergi lun"

"Aku gak mau"

Luna memeluk Jean dengan paksa dari belakang,

"Jean aku masih sayang sama kamu"

"Obat apa yang Lo kasih sama gue?"

"Karena aku sayang sama kamu jean, kamu juga masih cinta kan sama aku? Kamu jangan bohong, aku bisa lihat itu semua dari kedua mata kamu. Masih ada cinta buat aku"

"Gue benci banget sama Lo"

"Bohong... Kamu bohong Jean"

"Keluar dari kamar gue sekarang!!!!!"

Jean terduduk di kasur dengan perasaan gundah. Mengingat beberapa luka yang ada di tubuh indah milik Luna.

***

"Ribet banget sih pakai fitting baju pengantin, Shan males banget Tante"

"Ini nih yang buat aku kesal, dia yang mau nikah kok jadi kita yang setres" ucap Sanara.

"Shan fitting baju itu perlu, udah pokoknya kamu ajak Raka ke tempat fitting baju sore ini. Alamatnya udah mama kirim" ucap Sanara.

"Raka gak bisa temenin aku, dia lagi sibuk"

"Emm yaudah kamu ajak Jean aja" saran Amira.

"Ahh dia pasti gak mau, mageran gitu Tante suruh - suruh" kesal Shan.

"Udah nggak bakal, ntar kalau dia nolak bilang sama Tante" ucap Mira.

Shan tersenyum senang.

"Yaudah kalau gitu Shan ke kamarnya Jean ya Tante" izin Shan.

"Iya naik aja ke atas, bangunin aja dia tuh. Masih tidur kayaknya" suruh Amira.

Shan pun naik keatas dan sampai di lantai dua kamar Jean.

Shan membuka pintu dan tidak sengaja menginjak kaos putih polos Jean di lantai. Shan mengambilnya lalu memberanikan diri masuk ke kamar Jean.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat Luna hendak membuka bajunya.

"Apa yang kalian lakuin??"

Luna terkejut melihat kehadiran Shan di kamar itu. Shan menhampiri Luna dan menarik lengannya.

"Lunaa... Lunaaa..." Jean mengigau tak sadarkan diri.

"Lo manfaatin keadaan Jean yang gak sadar demi nafsu Lo?? Udah gila ya Lo"

Shan mendekati Jean dan menepuk-nepuk pipinya.

"Jean bangun, Jean..."

"Lo ngapain sih datang? Lo udah ngerusak semua rencana gue" kesal Luna.

"Keluar atau gue bakal teriak kalau Lo udah macam-macam ke Jean" ucap Shan.

"Teriak aja, gue juga bakal bilang kalau Jean udah memperkosa gue" ucap luna.

"Oh ya?? Terus ini suntik apa? Jean nyuntik dirinya sendiri gitu? Terus pingsan? Gitu maksud Lo?" Ucap Shan.

"Balikin suntik nya"

"Gak bakal, keluar Lo dari kamar ini atau gue beberin semua nya. Di bawah lagi rame tuh, om Wira juga udah pulang"

Handphone Luna berdering, tertera nama Wira di layar handphone nya.

"Wahh pas banget ya? Atau gue yang ngangkat"

"Brengsek"

Luna segera mengambil cardigannya dan keluar dari kamar itu.

Shan segera menyadarkan Jean.

"Please sadar je... Kenapa Lo jadi gini sih?"

Jean perlahan membuka matanya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Sepertinya pengaruh obat yang diberikan Luna sudah mulai habis.

Jean memegang kepalanya yang terasa sakit dan pusing.

"Kok Lo disini?" Tanya Jean.

"Syukurlah akhirnya Lo sadar juga, gue khawatir banget tau gak sih"

"Emang kenapa? Kok kepala gue sakit banget ya?"

"Lo gak ingat sama sekali?" Tanya Shan.

"Gak inget gue, gue cuman ngerasa panas, aneh pokoknya terus kepala gue pusing dan rasanya ngantuk banget"

"Kalau gue gak datang Luna pasti udah ngelakuin hal yang macam-macam sama Lo"

Jean sangat terkejut, ia langsung memeriksa tubuhnya.

"Lo ngapain??" Tanya Shan.

"Luna?? Gue habis ngapain sama Luna??"

"Gue sama sekali gak ingat apa-apa Shan"

"Dia mau fitnah Lo, dengan bilang kalau Lo mau mencoba memperkosa dia"

"Gue? Astaga gue inget aja nggak, bener-bener gila"

"Tapi Lo nikmatin kan?"

"Maksud Lo Shan?"

"Gimanapun juga kan Lo belum move on" ucap Shan.

"Lo ngomong apa sih? Gue gak ngelakuin apa-apa sama dia, gue yakin gue gak nyentuh dia"

"Yaudah sih mau Lo nyentuh dia atau nggak, ngga ada urusannya sama gue"

"Terus Lo ngapain ke sini?" Tanya Jean.

"Temenin gue fitting baju pernikahan dong"

Jean menepuk jidatnya.

"Ayolah" Shan menarik tangan Jean.

"Calon suami tercinta Lo kemana?" Tanya Jean

"Lagi sibuk dia, jadi Lo temenin gue ya"

"Sekarang?"

"Ya iyalah jadi kapan?? Ayooo cepetan"

"Iyah sabar gue mau mandi" Jean mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.

"Gak usah mandi, lama tau" Shan menarik lengan Jean.

"Lo juga belum mandi ya?" Tanya Jean dan hanya dijawab cengiran oleh Shan.

"Ihhh jorok Lo"

Shan tidak peduli ia menarik lengan Jean hingga menuruni anak tangga.

"Lama banget bangunin Jean?" Tanya Amira.

"Biasalah Tante dia kalau tidur kaya mati suri" jawab Shan nyeleneh.

"Jean pergi ya ma" pamit Jean.

Mereka berpamitan, Shan langsung menarik lengan Jean dengan cepat melewati Luna yang sedang duduk di ruang tamu bersama Wira.

Shan dan Jean terlihat tertawa.

"Sumpah ini gue belum mandi bego"

"Ini mendung nanti kita mandi hujan aja" ucap Shan.

"Dasar bocil"

***

Terpopuler

Comments

Moon Syifaardila

Moon Syifaardila

Author sekali update langsung 20 bab 😭😭😭👍 mantap betullllllllk

2025-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!