09

Jean pulang tepat waktu hari ini, sebelum makan malam ia sudah sampai dirumah. Sebenarnya itu juga karena ibunya yang meminta. Hari ini Shan dan orang tuanya berkunjung kerumah. Seperti biasa jika besok weekend mereka memang selalu main kerumah.

Mereka pun bercengkrama diruang tamu, Jean yang sudah membersihkan dirinya ikut menimbrung dengan mereka diruang tamu.

"Gimana kuliah kamu Shan?" Tanya Wira.

"Baik om, cuman lagi pusing aja ngerjain tugas kuliah" jawab Shan.

"Awas ntar cepat tua" Jean mengacak-acak rambut sepupunya itu.

"Rese banget si Lo kunyuk" Shan kembali menata rambutnya.

Amira mencubit lengan putranya, dan Jean hanya tertawa tanpa dosa.

"Aditya kalau di perhatiin Jean sama Shan cocok juga ya?" Tanya Wira kepada adik ipar nya itu.

Aditya memperhatikan wajah mereka.

"Lumayan cocoklah mukanya sama-sama nyebelin" Aditya tertawa kecil.

"Ihh gak lucu" Shan merajuk.

"Jadi gimana? Bisa gak kalau mereka di jodohin?" Tanya Wira yang membuat Jean dan Shan saling melotot satu sama lain.

"Idih gak mau deh om" jawab Shan dengan cepat.

"Lah Lo kira gue mau gitu di jodohin sama bocil?" Jean juga menolak.

"Siapa yang Lo bilang bocil?" Shan berdiri.

"Gue yang bilang Lo bocil" Jean ikutan berdiri dan menyentil dahi Shan hingga merah. Gadis itu merintih kesakitan.

Baik Amira maupun Sanara saling menarik lengan anak mereka.

"Oh musuhan rupanya" gumam Wira.

"Shan gak mau dijodohin sama Jean, Shan udah punya pacar om" ucap Shan.

"Oh Shan udah punya pacar rupanya? Kok kamu gak kasih tau om? Tau gitu kan om gak bakal punya inisiatif buat jodohin kalian" ucap Wira.

"Ya kita kan juga gak tau Shan, dia itu serius atau gak sama kamu" ucap Sanara.

"Kalau ada yang pasti kenapa harus sama yang lain?" Tambah Aditya.

"Pokoknya aku gak mau" bantah Shan.

"Yaudah karena Shan udah punya pacar, ya om gak bakal maksa kamu, tapi kalau berubah pikiran bilang ya" ucap Wira.

"Oh iya Jean, bukannya kamu punya pacar juga? Katanya mau bawa pacarmu kerumah. Kok sampai sekarang gak dibawa-bawa? Papa kan pengen ketemu calon mantu" sambung Wira. Karena memang sebelumnya Jean pernah berbicara akan memperkenalkan pacarnya.

Jean langsung badmood, Luna hanya diam menunduk.

"Emm udah gak sama dia lagi pah" ucap Jean.

"Loh kenapa?" Tanya Wira penasaran.

"Dia bukan perempuan yang baik" jawab Jean.

"Loh ada apa? Kemarin kamu pas nyeritain dia semangat banget, kamu bilang dia orangnya baik, dan jujur"

"Dia udah menikah dengan orang lain"

Wira cukup terkejut.

"Sudah gapapa masih banyak perempuan diluar sana, nanti papa Carikan buat kamu" ucap Wira.

"Lupain aja lah pah, aku gak minat buat menikah"

Amira menyenggol lengan Jean.

"Kamu harus menikah, Jovano aja udah nikah. Umurmu juga udah hampri 25 tahun. Dikeluarga kita laki-laki yang sudah berumur 25 tahun harus segera menikah. Papa tidak menerima bantahan"

Kalau sudah berbicara dengan nada tegas Jean sudah tidak berani lagi membantah ayahnya. Terlebih lagi tatapan tajam dari ibunya.

Raniya yang mendengar perbincangan itu segera berlari kekamar tantenya.

"Tanteeee gawatt ini...." Cemas Raniya.

"Ada apa? Gawat kenapa?" Tanya Zarina.

"Om Wira mau cari jodoh buat Jean, dan Tante tau gak kandidat pertama siapa?" Raniya menggantungkan ceritanya.

"Siapa?? Kamu cerita jangan setengah-setengah dong"

"Si Shan Tante, nyebelin banget kan??" Raniya kesal.

"Shan??? Gimana bisa?" Zarina juga ikutan panik.

"Aku juga gak tau deh Tante, tapi Shan bilang dia nolak perjodohan ini karena dia udah punya pacar. Terus kata om Wira, dia bakal cari perempuan lain untuk dijodohin sama Jean" kata Raniya.

"Gak... Gimana pun juga Jean gak boleh menikah dengan perempuan lain. Jean harus menikah sama kamu" tekad Zarina.

"Kamu tenang aja sayang, Tante bakal berusaha buat Jean menikah sama kamu" sambung Zarina.

"Iya Tante aku mohon, Tante tau kan aku tulus mencintai Jean, aku gak rela kalau sampai dia nikah sama orang lain. Lebih baik aku mati aja tante" Raniya menangis.

"Udah gak usah sedih gitu, Tante bakal berusaha yakinin mas Wira"

***

"Tapi pah Jean belum ada kepikiran buat menikah, gimana bisa aku menikah dengan perempuan yang gak aku cintai?" ucap Jean.

"Cinta itu bisa tumbuh belakangan kalau udah menikah" ucap Amira.

"Nanti ajalah ma, kalau aku udah siap pasti aku bilang" ucap Jean.

"Mau sampai kapan? Udah lah Jean ikutin aja alurnya" ucap Wira.

"Mas kalau Jean gak mau kenapa harus dipaksa? Mungkin Jean masih menunggu seseorang" ucap Luna.

"Gak bisa begitu Luna, Jean harus menikah" ucap Wira.

"Lagipula siapa yang ditunggu Jean? Mantannya yang sudah menikah itu?" Amira menimpali.

"Iyah om Wira bener, Jean harus menikah. Eh kunyuk, Lo buktiin sama mantan pacar Lo yang gak baik itu. Kalau Lo bisa bahagia tanpa dia" ucap Shan.

"Sialan Lo Shan" batin Luna.

Sebenarnya Jean sangat kesal karena Luna mulai ikut campur urusan pribadinya. Terlebih lagi saat Luna mendukung niatnya untuk tidak menikah. Entah apa maksud mantan kekasihnya itu.

"Kasih aku waktu" ucap Jean.

"Ah kelamaan, besok temen bisnis papa datang kesini bawa anak perempuannya. Semoga kamu suka"

"Papa ini apa-apaan sih? Aku kan belum siap buat kenal orang baru"

"Papa mu ini orangnya gercep banget Je" ucap Aditya.

"Anaknya cantik pasti kamu suka" ucap Wira mengusap bahu putranya.

Bukan masalah cantik atau tidak, hanya saja masih berat bagi Jean untuk melangkah maju. Ia masih trauma dan rasa cinta dia buat Luna masih tersimpan dihatinya. Ia merasa belum mampu untuk menghapus nama dan kenangan yang selama lima tahun selalu menemani dirinya. Luna dan segala sesuatu tentangnya masih memiliki tahta paling tinggi di hati Jean. Walau banyak tergores luka dan berbagai kebohongan Jean masih belum siap menerima orang baru di hidupnya.

"Udah lah kak Jean, ayo dong move on" ucap Sena.

"Aku udah lihat foto calon kakak ipar ku cantik banget" viona memperlihatkan dua jempol pada Jean.

***

Jean merebahkan tubuhnya di kasur, hari ini perbincangan bersama keluarga besar cukup panjang. Sudah lama sekali moment kumpul bersama itu tidak pernah dilakukan. Akhirnya Jean bisa melihat ibunya tersenyum lagi setelah sebulan terus bersedih. Mungkin Jean akan terbiasa dengan semua ini nantinya, Ia hanya perlu berdamai dengan semua yang telah terjadi. Perjodohan, pernikahan ia harus melakukan itu kalau tidak ingin namanya di coret dari daftar KK. Dan ya, kebahagiaan ibunya lah yang paling penting.

"Mas Wira" panggil Zarina.

"Ya" jawab Wira cuek.

"Mas aku mau minta maaf" ucap Zarina.

"Aku udah keterlaluan waktu itu, aku seperti itu karena aku cemburu. Aku minta maaf mas Wira"

Wira melihat Zarina yang menunduk, sepertinya wanita itu benar-benar telah menyesal. Wira menghampiri istrinya.

"Sudah ku maafkan, tapi aku gak mau lihat kamu bikin masalah lagi" ucap Wira.

"Iyah mas aku janji, aku bakal nurut sama kamu" Zarina memohon.

Wira lalu memeluk istrinya dan berbisik lembut di telinga istrinya.

"Aku merindukan mu" bisik Wira.

Ia lalu menatap istrinya dengan lekat.

"Zarina, tolong jangan membuat masalah. Kamu tidak ingin aku ceraikan kan?"

"Kalau begitu tolong bersikap adil padaku"

"aku akan memperlakukan mu seperti seorang ratu, jika kamu menurut padaku Zarina"

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!