ch 3. ISTRIKU SIBUK DENGAN TEMAN BARUNYA

Tidak sampai empat puluh menit kemudian, Meli datang dengan membawa semangkuk capcay dan sepiring nasi. Lengkap dengan juice dan air putih.

"Sudah jadi?"

Retno langsung duduk dan menatap semangkuk capcay yang Meli bawa dengan antusias.

"Ini saya tambahkan seafood Nyah,"

"Saya suka seafood kok," Ucap Retno tanpa melepaskan pandangannya dari semangkuk capcay.

"Saya coba ya,"

Meli mengangguk dan Retno pun, langsung melahap masakan Meli.

Dengan harap-harap cemas, Meli menunggu komentar dari Retno.

"Hmmmmm... enak, kamu belajar masak dari mana?"

Retno menatap Meli dengan takjub.

"Saya hobby memasak Nyah, saya belajar dari buku resep bekas yang diberikan tetangga saya waktu di kampung dulu."

Retno mengangguk-angguk sambil mengunyah makanannya.

"Ini enak," Retno tersenyum puas.

*

Satu bulan telah berlalu sejak Meli bekerja dirumah Retno dan Aris. Hari ini, adalah hari pertama Meli menerima gaji dari hasil jerih payahnya bekerja dirumah itu.

Meli tersenyum puas saat dirinya membuka amplop berwarna cokelat itu.

"Aku akan langsung mengirimkannya kepada Ibu" Gumamnya.

Terbayangkan oleh Meli, wajah bahagia keluarganya di kampung saat menerima kiriman dari dirinya.

Meli menuju kamar Retno, lalu mengetuknya.

"Masuk,"

Terdengar suara Retno yang mempersilakan dirinya untuk masuk.

"Nyah, saya izin kekantor pos ya. Mau kirim uang untuk Ibu dikampung,"

"Boleh, tapi kamu diantar Kang Jaja ya,"

"Iya Nyonya terimakasih, saya permisi dulu Nyah." Ucapnya dengan mata yang berbinar penuh semangat.

Retno mengangguk sambil tersenyum.

Meli melangkahkan kakinya menuju taman belakang rumah untuk mencari Jaja. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya ia melihat Jaja yang sedang di dapur sambil asik mengemil peyek.

Meli tersenyum melihat Jaja, lelaki berusia sekitar tiga puluh tujuh tahun tersebut sedang menghadapi setoples besar peyek yang baru saja di buat oleh Bik Parni.

"Kang Jaja, anterin Meli ya,"

"Duh ada Neng geulis, mau kemana Neng?"

Tanya Jaja dengan bersemangat.

"Ke kantor pos Kang, mau kirim uang untuk Ibu dikampung." Jawab Meli tak kalah antusias.

"Ayo atuh Neng, motor Palentino Jaja mah siap mengantar Neng kemana aja, termasuk ke penghulu mah," Canda Jaja sambil tersenyum malu-malu.

"Ih, kang Jaja bisa aja." Meli tertawa geli.

"Ayoh atuh neng, tancapp gasssssss."

Lalu, mereka kedepan untuk mengambil motor yang terparkir di halaman depan rumah. Dengan bersemangat Jaja langsung naik ke atas motornya. Lalu disusul oleh Meli.

Jaja adalah tukang kebun di rumah Aris dan Retno. Ia sudah bekerja disana sejak Retno dan Aris baru saja pindah ke rumah mewah itu.

Jaja yang naksir dengan Meli, sudah menyukai Meli sejak pandangan pertamanya dengan gadis itu, saat Meli bertemu dengannya di dapur waktu makan malam pertama Meli di rumah itu.

"Mau kemana kalian?"

Tanya Aris yang baru saja hendak berangkat ke kantor. Buru-buru Meli turun dari motor Jaja, lalu ia menunduk menghadap Aris.

"Saya mau kekantor pos tuan, sudah izin dengan Nyonya." Ucapnya dengan takut-takut.

"Oh, cepat pulang ya. Nyonya membutuhkan kamu,"

Aris mengizinkan Meli untuk pergi. Gadis itu pun mengangguk lugu, lalu pergi berboncengan dengan Jaja.

"Jangan begitu sama orang yang kerja sama kita,"

Tiba-tiba saja Retno sudah berdiri di samping Aris dan memeluk pinggang lelaki itu.

"Eh sayang.."

Aris membalikan badannya, lalu mencium lembut kening Retno.

"Mas, aku suka sekali dengan anak itu." Ujar Retno sambil menatap punggung Meli yang hampir menghilang dari pandangannya.

"Siapa?"

"Meli."

"Ya aku tahu,"

"Tahu apa?" Tanya Retno penasaran.

"Tahu, kalau kamu suka sama dia. Semenjak ada dia aku diabaikan," Ucap Aris sambil melipat kedua lengannya di dadanya.

"Loh loh loh.., suamiku ngambek." Canda Retno sambil menggelitik perut Aris yang atletis.

Aris langsung mengelak dan tertawa lepas.

Tiba-tiba saja darah segar mengalir dari hidung Retno yang sedang tertawa. Seketika Aris terdiam sejenak melihat pemandangan yang sering sekali ia lihat selama empat tahun belakangan ini.

Buru-buru Aris mengambil saputangan dari dalam sakunya dan mengelap darah segar yang mengalir dari hidung Retno. Canda tawa itu langsung sirna begitu saja, berganti dengan suasana yang memilukan bagi Aris.

Dengan cepat dia menggendong tubuh kurus istrinya menuju kamar dan menaruhnya diatas ranjang.

"Kamu udah minum obat?" Tanyanya khawatir.

"Sudah mas.., aku tidak apa-apa kok."

Jawab Retno yang tidak berani menatap Aris.

Aris terus memandangi istrinya itu.

"Kamu tau kan, kalau aku cinta banget sama kamu. Aku ingin yang terbaik untuk kamu, semoga kamu cepat sembuh ya sayang. aku mau telepon dokter Andi dulu."

Aris akan beranjak dari duduknya, tetapi Retno langsung menahan lengan Aris untuk tetap duduk disampingnya.

"Menurutmu Meli gimana?"

"Apanya?" Aris menatap istrinya dengan bingung.

"Orangnya,"

"Bagus,"

Jawab Aris dengan cepat, lalu ia kembali akan beranjak dari duduknya. Tetapi, lagi-lagi ditahan oleh Retno.

"Daftarkan dia ujian paket C ya..." Pinta Retno.

"Kenapa gitu?" Aris menatap istrinya dengan seksama.

"Dia pintar Mas, sayang saja kalau dia tidak punya ijazah." Ucap Retno.

"Iya, nanti kita urus. Tetapi, sekarang izinkan aku untuk menelepon dokter Andi ya."

"Gak usah, hal begini sudah biasa. Lagipula dokter akan meresepkan obat yang sama. Aku masih banyak obat-obatan yang belum aku habiskan,"

Wajah Retno berubah menjadi murung. Aris pun menarik napasnya dengan berat, lalu memandangi istrinya yang pucat dengan tatapan frustasi.

"Aku baik-baik saja," Retno mencoba tersenyum.

"Aku tidak jadi berangkat ke kantor." Aris membuka kancing kemejanya, lalu mengganti kemejanya dengan kaos oblong yang baru saja ia ambil dari dalam lemari.

"Kenapa?"

"Aku males kerja, aku mau dekat kamu saja." Aris merebahkan tubuhnya disebelah Retno.

"Kok gitu sih." Ucap Retno sambil cemberut.

"Orang aku males, mau diapain lagi?"

Aris menutup matanya sambil memeluk tubuh Retno.

"Mas, mendaftar paket C itu bagaimana ya? dan dimana?" Tanya Retno sambil membalas pelukan suaminya.

"Hmmm, nanti dicari tahu." Jawab Aris tanpa membuka matanya.

"Mas, si Meli itu cantik ya."

Aris membuka matanya dan menatap istrinya saat mendengar ucapan Retno.

"Bagiku tidak ada wanita cantik selain Retno Wulandari."

Retno tersenyum mendengar ucapan Aris.

"Mas, si Meli itu jago masak loh dan jago menjahit. Dia juga bisa berbahasa Inggris, anaknya cerdas. makanya aku ingin membantu dia mendapatkan ijasah SMA nya." kata Retno

"Kamu kenapa sih ngomongin Meli terus?" Tanya Aris dengan wajah yang penasaran.

"Ya enggak, aku cuma suka gadis itu." Jawab Retno sambil membelai rambut Aris.

"Aku kok cemburu ya," Aris merajuk dan memunggungi Retno.

"Ihhh, jangan dong."

Retno berusaha membujuk Aris dengan menghujaninya dengan ciuman-ciuman lembut di pipi Aris.

Aris langsung membalikkan badannya dan kembali memeluk Retno dengan erat.

"I love you" Bisiknya.

Retno pun, menahan tangisnya di pelukan Aris.

.......

Terpopuler

Comments

Aska

Aska

kok jadi sedih bacanya 😥

2022-12-05

0

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

lanjoottt

2021-08-24

1

Elta-cute Elta Caem

Elta-cute Elta Caem

sedih q thor baca cerita yg ne☹😥😥😥

2021-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 ch 1. LEUKEMIA
2 ch 2. GADIS ITU BERNAMA MELI
3 ch 3. ISTRIKU SIBUK DENGAN TEMAN BARUNYA
4 ch 4. PERTEMUAN RAHASIA
5 ch 5. SEPARUH NAFAS KU PERGI
6 ch 6. Wasiat dan sepucuk surat
7 ch 7. Apa istimewanya?
8 ch 8. Menikahlah Denganku
9 ch 9. Perjalanan Yang Menyenangkan
10 ch 10. Mendadak melamar
11 ch 11. Bapak, Ibu maafkan Meli
12 ch 12. Sah..!!!
13 ch 13. Kamu bukan pembantu
14 ch 14. Aku mulai memperhatikan kamu
15 ch 15. Ajakan Frans
16 ch 16. Salah paham
17 ch 17. Hepi Besdey Neng Meli
18 ch 18. Bertengkar lagi
19 ch 19. Meli itu istri saya..!
20 ch 20. Hati Jaja tuh sakit...!
21 Ch 21. Aku di bully
22 ch 22. Om Om keren dong..
23 ch 23. Ok gugel
24 Ch 24. Bulan madu
25 Pengumuman
26 Ch 25. Alisya
27 Ch 26. Rencana Alisya
28 Ch 27. Ini lah Firasat itu
29 Ch 28. Aku tidak seperti itu..!
30 Ch 29. Sementara sebagai saksi
31 Ch 30. Rekayasa Alisya
32 Ch 31. Meli, kembalilah...!
33 Ch 32. Mau cari ribut
34 ch 33. Tidak bersalah
35 Ch 34. Damai
36 Ch 35. Rencana apa lagi?
37 Ch 36. Meli, kamu dimana?
38 Ch 37. Pesan dari Meli
39 Ch 38. Jadilah wasit..!
40 Ch 39. Jangan pernah pergi dari ku!
41 Ch 40. Hamil?
42 pengumuman
43 Ch 41. Hamil
44 Ch 42. Teh.. Tolong saya..!
45 Ch 43. Sepucuk surat dari album foto
46 Ch 44. Tragedi
47 Ch 45. Ar dan Re
48 Ch 46. wil yu meri mi?
49 Ch 47. Untuk mu yang tersayang
50 ch 48. Arya Pratama
51 Ch 49. Pernikahan Bik Parni dan Kang Jaja
52 Ch 50. Kegelisahan Alisya
53 Ch 51. Pertemuan dengan nya.
54 Ch 52. Om mirip Ayah
55 Ch 53. Janji ya Om..?
56 ch 54. Cieeeeee...!
57 Ch 55. Foto keluarga
58 Ch 56. Berikan aku nomor ponsel mu..
59 Ch 57. Pulang
60 Ch 58. Blokir
61 Ch 59. Ingatan masa lalu
62 Ch 60. Jakarta
63 Ch 61. Bantu aku mengingat masa lalu
64 Ch 62. Kesempatan
65 Ch 63. Cerita ku
66 Ch 64. Penyesalan Frans
67 ch 65. Cerita Arya
68 Ch 66. Cerita Arya (2)
69 ch 67. Tes DNA
70 Ch 68. Peluk dan Maaf
71 Ch 69. Sok Tahu
72 Ch 70. Mess with me, i'll fight back..!
73 Ch 71. Kembali nya ingatan Aris
74 Ch 72. Haru
75 Ch 73. Ancaman Meli
76 Ch 74. Jasad lelaki itu
77 Ch 75. Nostalgia
78 Ch 76. 99,99%
79 Ch 77. Pernikahan
80 Ch 78. Permintaan maaf
81 Ch 79. Perjalanan ke Bandung
82 Ch 80. Elis
83 Ch 81. Terimakasih Ayah dan Bunda
84 Ch 82. End (Fathan & Nathan)
85 Terimakasih
Episodes

Updated 85 Episodes

1
ch 1. LEUKEMIA
2
ch 2. GADIS ITU BERNAMA MELI
3
ch 3. ISTRIKU SIBUK DENGAN TEMAN BARUNYA
4
ch 4. PERTEMUAN RAHASIA
5
ch 5. SEPARUH NAFAS KU PERGI
6
ch 6. Wasiat dan sepucuk surat
7
ch 7. Apa istimewanya?
8
ch 8. Menikahlah Denganku
9
ch 9. Perjalanan Yang Menyenangkan
10
ch 10. Mendadak melamar
11
ch 11. Bapak, Ibu maafkan Meli
12
ch 12. Sah..!!!
13
ch 13. Kamu bukan pembantu
14
ch 14. Aku mulai memperhatikan kamu
15
ch 15. Ajakan Frans
16
ch 16. Salah paham
17
ch 17. Hepi Besdey Neng Meli
18
ch 18. Bertengkar lagi
19
ch 19. Meli itu istri saya..!
20
ch 20. Hati Jaja tuh sakit...!
21
Ch 21. Aku di bully
22
ch 22. Om Om keren dong..
23
ch 23. Ok gugel
24
Ch 24. Bulan madu
25
Pengumuman
26
Ch 25. Alisya
27
Ch 26. Rencana Alisya
28
Ch 27. Ini lah Firasat itu
29
Ch 28. Aku tidak seperti itu..!
30
Ch 29. Sementara sebagai saksi
31
Ch 30. Rekayasa Alisya
32
Ch 31. Meli, kembalilah...!
33
Ch 32. Mau cari ribut
34
ch 33. Tidak bersalah
35
Ch 34. Damai
36
Ch 35. Rencana apa lagi?
37
Ch 36. Meli, kamu dimana?
38
Ch 37. Pesan dari Meli
39
Ch 38. Jadilah wasit..!
40
Ch 39. Jangan pernah pergi dari ku!
41
Ch 40. Hamil?
42
pengumuman
43
Ch 41. Hamil
44
Ch 42. Teh.. Tolong saya..!
45
Ch 43. Sepucuk surat dari album foto
46
Ch 44. Tragedi
47
Ch 45. Ar dan Re
48
Ch 46. wil yu meri mi?
49
Ch 47. Untuk mu yang tersayang
50
ch 48. Arya Pratama
51
Ch 49. Pernikahan Bik Parni dan Kang Jaja
52
Ch 50. Kegelisahan Alisya
53
Ch 51. Pertemuan dengan nya.
54
Ch 52. Om mirip Ayah
55
Ch 53. Janji ya Om..?
56
ch 54. Cieeeeee...!
57
Ch 55. Foto keluarga
58
Ch 56. Berikan aku nomor ponsel mu..
59
Ch 57. Pulang
60
Ch 58. Blokir
61
Ch 59. Ingatan masa lalu
62
Ch 60. Jakarta
63
Ch 61. Bantu aku mengingat masa lalu
64
Ch 62. Kesempatan
65
Ch 63. Cerita ku
66
Ch 64. Penyesalan Frans
67
ch 65. Cerita Arya
68
Ch 66. Cerita Arya (2)
69
ch 67. Tes DNA
70
Ch 68. Peluk dan Maaf
71
Ch 69. Sok Tahu
72
Ch 70. Mess with me, i'll fight back..!
73
Ch 71. Kembali nya ingatan Aris
74
Ch 72. Haru
75
Ch 73. Ancaman Meli
76
Ch 74. Jasad lelaki itu
77
Ch 75. Nostalgia
78
Ch 76. 99,99%
79
Ch 77. Pernikahan
80
Ch 78. Permintaan maaf
81
Ch 79. Perjalanan ke Bandung
82
Ch 80. Elis
83
Ch 81. Terimakasih Ayah dan Bunda
84
Ch 82. End (Fathan & Nathan)
85
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!