Wasiat Cinta
Aris Suryo, 37 tahun. Adalah seorang pengusaha sukses. Saat dirinya di usia 30 tahun, Aris memberanikan dirinya untuk mencari pendamping. Selama ini, Aris hanya sibuk membangun bisnisnya yang di mulainya saat ia masih duduk di bangku SLTA. Hingga ia tidak ada waktu untuk memulai suatu hubungan dengan seorang wanita pun, saat itu.
Sebenarnya Aris sudah berkali-kali jatuh cinta, tetapi dirinya tidak mempunyai keberanian untuk menyatakan cinta kepada wanita yang ia sukai. Karena ia sangat takut sekali bila tidak bisa selalu ada untuk wanita pujaannya.
Bisa dibilang, Aris tidak pernah pacaran. Hingga akhirnya, Aris bertemu dengan seorang wanita yang baik hati. Wanita itu bernama Retno Wulandari. Wanita yang cantik, lembut dan perhatian yang saat itu bekerja menjadi sekretaris Aris.
Kesabaran dan ketulusan Retno, membuat Aris yakin untuk memilih Retno menjadi pendamping hidupnya.
Kehidupan rumah tangga mereka pun, sangat harmonis. Selama tujuh tahun menikah, jarang sekali terjadi konflik di antara mereka. Itu semua karena Retno yang selalu sabar dan pengertian dengan karakter dan kesibukan suaminya, termasuk Aris yang bukanlah tipe lelaki romantis.
Aris selalu bingung bagaimana bersikap kepada wanita yang ia cintai, walaupun Retno sudah menjadi istrinya. Karena bersama Retno lah pengalaman pertama bagi Aris menghadapi wanita dalam suatu hubungan.
Tetapi sikap tidak romantis, dan workaholic Aris berubah saat pernikahan mereka masuk di tahun ketiga. Saat itu dirinya harus menerima kenyataan bahwa Retno di diagnosa penyakit leukemia.
Aris menjadi lebih perhatian dan menomorsatukan istrinya. Karena ia selalu merasa bersedih dan takut kehilangan Retno.
"Halo tuan, nyonya Retno pingsan tuan. Tadi dari kamar mandi terus pingsan. Saya tidak tahu karena saya lagi berada di dapur. Saya sudah menghubungi dokter Andi untuk datang tuan."
Aris yang saat itu sedang ingin bertemu dengan klient nya, akhirnya memutuskan untuk pulang.
"Kamu handle semua, saya ada urusan mendadak."
Perintah Aris pada asistennya. Lalu, dirinya buru-buru pulang untuk melihat keadaan Retno.
Aris tiba dirumah, saat dokter Andi sudah selesai memeriksa Retno.
"Bagaimana keadaan istri saya dok?"
Tanya Aris dengan wajah yang sangat khawatir.
"Keadaan Ibu Retno sangat lemah saat ini Pak, saya sudah memberikan Ibu Retno beberapa obat yang harus dikonsumsinya saat ini, diselingi dengan obat yang biasa Ibu Retno minum."
"Oh iya, satu lagi Pak. Sepertinya Ibu Retno butuh pengawasan atau ada seseorang yang selalu menemaninya. Seperti asisten atau perawat khusus hanya untuk dirinya. Karena kondisinya cukup lemah, untuk sementara saya sarankan Ibu Retno jangan banyak bergerak dahulu, karena itu Ibu Retno butuh bantuan seseorang"
Terang dokter Andi, dokter yang biasa menangani Retno.
"Terimakasih dok, mari saya antar."
"Tidak usah Pak, lebih baik Bapak menemui Ibu" Ucap dokter Andi.
Aris pun, mengangguk dan langsung menemui istrinya.
Dikamar, Aris melihat Retno terbaring lemah.
"Apa kabar kamu sayang?" Sapa Aris, lalu ia mengecup lembut kening Retno.
"Aku baik-baik saja."
Jawab Retno dengan senyuman yang tersungging di sudut bibirnya.
"Kamu kok pulang?" Sambung Retno lagi.
"Aku pulang untuk istriku." Ucapnya sambil membelai rambut Retno.
Retno hanya tersenyum hambar.
"Maafkan aku Mas." Ujarnya dengan air mata yang mulai mengalir disudut mata indah Retno.
"Ssssshhhhttt...sudah, tidak ada yang salah, ini kewajibanku sebagai suami untuk selalu ada untuk istrinya, sekarang kamu istirahat ya." Ujar Aris. Lalu, ia merebahkan dirinya disamping Retno dan memeluk tubuh kurus istrinya.
"Aku temani deh." Sambungnya lagi.
.........
Malam harinya, Aris duduk di ruangan kerjanya di rumah. Dirinya terus memikirkan tentang saran dokter Andi untuk mencarikan seorang asisten atau perawat untuk Retno.
Aris tahu betul, Retno sangat benci, bila dirinya terlihat sakit, apabila harus terus diawasi perawat atau asisten. Aris harus mencari cara yang baik untuk menyampaikan dan memberikan pengertian kepada Retno.
Saat itu juga, Retno menemuinya diruang kerja Aris.
"Kok kesini sayang, kamu kan harus beristirahat"
Ucap Aris dengan penuh khawatir. Lalu, ia menuntun istrinya untuk duduk di sofa diruangan tersebut.
"Aku bosan tiduran terus Mas," Jawab Retno.
"Tapi, kamu butuh banyak istirahat."
"Tidak, aku tidak apa-apa." Ucap Retno.
Dibalik kelembutannya, Retno adalah wanita yang sangat keras kepala dan mempunyai kemauan yang kuat. Seringkali Aris harus menyerah dengan sikap istrinya itu. Tetapi, walaupun begitu, sikap yang seperti itu juga yang membuat Aris kagum dan jatuh cinta dengan Retno.
"Oh iya, ada yang ingin aku katakan kepadamu,"
"Apa itu mas?"
"Aku bingung bagaimana untuk mengatakannya. Aku tahu kamu pasti tidak setuju, tetapi kali ini aku mohon dengan amat sangat kepadamu sayang, menurut lah kepadaku."
Aris menggenggam tangan Retno dengan erat dan menatap wajah kuyu sang istri.
"Iya apa itu?" Tanya Retno penasaran.
"Aku ingin menyewa seorang asisten untukmu. Agar kamu punya teman bicara dan melakukan apa pun dirumah."
Aris menatap mata indah Retno, sambil bersiap-siap dengan penolakan dari Retno seperti biasanya. Sedangkan Retno hanya terdiam.
"Sayang.. kali ini saja menurutlah padaku, aku ingin yang terbaik untukmu. Pikiranku terus tertuju kepadamu dimanapun aku berada. Aku tidak tenang bila meninggalkan kamu seperti ini tanpa ada asisten disampingmu."
Aris menundukkan kepalanya. Air matanya mulai menetes dari sudut matanya yang bulat. Hal itu membuat hati Retno menjadi luluh, hingga ia memutuskan untuk menuruti apa yang dikatakan oleh Aris.
"Aku sendiri yang memilih boleh?"
"Hah..?" Aris menatap Retno tak percaya.
"iya, aku ikut mencari dan memilih asisten untukku, besok kita cari ya."
Retno tersenyum kepada Aris, Aris mengusap air matanya, lalu memeluk Retno dengan erat.
"Kamu serius..?"
Tanya Aris masih belum percaya. Retno hanya mengangguk dan lalu tersenyum menatap suaminya.
"Ini baru istriku." Ucap Aris, lalu ia mengecup kening istrinya.
........
Esok harinya, Retno dan Aris sudah siap untuk ke salah satu agen penyalur asisten rumah tangga dan tenaga perawat berpengalaman. Mereka langsung membuat janji, sesaat setelah mereka membicarakan tentang asisten untuk Retno semalam.
Aris dengan semangat mengendarai mobilnya menuju alamat agen tersebut. Setibanya disana, mereka disambut ramah dan dipersilahkan untuk duduk. sambil menunggu calon-calon pekerja yang akan mereka pilih.
Setelah mengisi data, aris terus memastikan istrinya baik-baik saja dan tidak kelelahan. Ia terlihat sangat khawatir kepada Retno. Tetapi apa daya, Retno tetap bersikeras untuk ikut memilih calon asisten untuk dirinya dan Aris pun mengalah.
Beberapa menit kemudian, beberapa orang gadis dan wanita paruh baya berdiri di depan mereka.
"Sayang.. yang tua kayak nya berpengalaman," Bisik Retno kepada Aris.
"Aku kok gak setuju ya kalau yang tua, soalnya kalau ada apa-apa dia tidak bisa memapah kamu." Balas Aris sambil berbisik.
"Terus yang muda itu gimana?"
Tanya Retno sambil mengarahkan matanya ke wanita muda yang berdiri paling pojok sebelah kiri.
"Boleh sih, tetapi kok kayaknya tidak jujur." Bisik Aris lagi.
Retno menatap suaminya dengan sebal.
"Tidak ada yang lain bu?" Tanya Retno kepada Ibu pemilik agen penyalur tersebut.
"Sebentar ya Nyonya," Jawab ibu pemilik, lalu ia membubarkan wanita-wanita yang dia tawarkan. Lalu, ia ikut masuk ke dalam ruangan, tempat berkumpulnya para calon pekerja.
Tidak berapa lama, muncullah sepuluh wanita yang kembali berdiri di depan Retno dan Aris. Retno dan Aris menatap satu persatu kandidat pekerja yang ditawarkan.
"Biar aku yang memilih, kan aku yang mau sehari-hari bersamanya." Bisik Retno, sedangkan Aris hanya mengangguk pelan.
Retno menatap satu persatu wanita muda di depannya. Wanita-wanita itu berumur sekitar sembilan belas tahun sampai tiga puluh tahun. Lalu Retno melihat seorang gadis yang sedang memegang sebuah buku ditangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lisnawati
q lg baca novel belom tamat udah pindah sama novel ini
2022-12-26
1
Nurhayati
coba mampir 😊
2022-10-10
0
Ita Imus
suka
2022-04-04
1