Pagi itu, langit mendung seolah mencerminkan suasana hati Aurora—atau lebih tepatnya, Elena Zhao.
Setelah menghadapi Liu Mei dan Zhao Ren, ia kini harus kembali ke tempat lain yang tidak kalah menyebalkan: sekolah.
Dulu, sekolah adalah satu-satunya tempat di mana Elena berpikir ia bisa menemukan kedamaian dari neraka di rumah. Tapi sayangnya, ia justru menemukan neraka yang lain.
Di sekolah, ia bukan hanya ditindas oleh teman-temannya, tetapi juga oleh tunangan resminya, Jiang Han.
Aurora tersenyum dingin saat mengingat pria itu.
Baiklah. Jika mereka ingin bermain permainan ini, aku akan bermain lebih baik dari mereka.
---
Tiba di Sekolah
Elena Zhao—sekarang Aurora—melangkah melewati gerbang sekolah dengan tenang. Ia mengenakan seragam SMA bergaya elitis dengan blazer hitam, rok lipit selutut, dan sepatu kulit hitam mengkilap.
Dulu, tubuh ini selalu berjalan dengan kepala tertunduk, berusaha tidak menarik perhatian.
Tapi hari ini berbeda.
Langkahnya tenang, tegap, dan penuh percaya diri.
Murid-murid yang mengenalnya mulai berbisik di belakangnya.
“Hei, bukankah itu Elena Zhao?”
“Apa dia tidak malu kembali ke sekolah setelah apa yang terjadi kemarin?”
“Apa dia sudah lupa bagaimana Jiang Han mempermalukannya?”
Aurora tidak memedulikan mereka.
Dulu, kata-kata itu akan menghancurkan Elena. Tapi sekarang?
Mereka hanyalah suara latar belakang yang tidak berarti.
---
Bertemu dengan Shen Yue
Saat Aurora baru saja tiba di lorong utama, seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang dan seragam yang dikenakan sedikit lebih ketat mendekatinya dengan langkah angkuh.
Shen Yue.
Ratu sekolah, si gadis kaya yang selalu haus perhatian, dan orang yang paling membenci Elena.
Di belakangnya, beberapa gadis pengikut setianya berdiri sambil tertawa kecil, siap menikmati drama pagi ini.
Shen Yue melipat tangan di dada, menatap Aurora dengan ekspresi mengejek.
“Elena Zhao,” katanya dengan nada manis yang palsu. “Aku benar-benar tidak menyangka kau masih berani datang ke sekolah setelah insiden kemarin.”
Aurora hanya menatapnya tanpa ekspresi.
Dulu, Elena pasti sudah gemetar dan menundukkan kepala.
Tapi sekarang?
Ia hanya menyelipkan tangannya ke saku rok dan menatap Shen Yue dengan mata dingin yang sama seperti saat ia masih menjadi Aurora De Luca.
Shen Yue tampak tidak nyaman sesaat, tapi dengan cepat ia menyembunyikannya di balik senyum sinis.
“Apa? Kau tiba-tiba bisu?” Shen Yue mencibir. “Atau kau hanya sedang berpikir bagaimana cara mempermalukan diri sendiri lagi?”
Gadis-gadis di belakangnya tertawa kecil.
Aurora menghela napas pelan, kemudian berbicara dengan nada santai.
“Shen Yue.”
Nada bicaranya begitu tenang dan rendah, tapi entah kenapa, Shen Yue merasakan sesuatu yang dingin merayap di tulang punggungnya.
“Kenapa wajahmu tegang begitu?” lanjut Aurora, sudut bibirnya sedikit terangkat. “Kau terlihat takut.”
Shen Yue tersentak. “A-Apa?”
“Aku hanya bertanya,” Aurora berkata pelan, matanya menatap langsung ke dalam mata Shen Yue. “Biasanya kau senang sekali berteriak-teriak padaku. Tapi sekarang, suaramu gemetar. Kenapa?”
Gadis-gadis lain saling berpandangan.
Mereka tahu Shen Yue selalu mendominasi Elena Zhao. Tapi hari ini, ada sesuatu yang berbeda.
Sesuatu yang... menakutkan.
Shen Yue menggertakkan giginya, lalu mendekat dan berbisik tajam, “Jangan kira kau bisa berubah hanya karena kau bertingkah sedikit berani. Kau tetaplah sampah yang tidak diinginkan siapa pun.”
Aurora tidak terguncang.
Sebaliknya, ia tersenyum kecil dan mencondongkan tubuhnya mendekati Shen Yue, berbisik di telinganya dengan suara rendah yang hampir seperti desisan.
“Kita lihat siapa yang menjadi sampah, Shen Yue.”
Shen Yue menegang.
Ada sesuatu dalam suara gadis ini yang membuat bulu kuduknya berdiri.
Untuk pertama kalinya, ia merasa...terancam.
---
Jiang Han, Sang Tunangan Pengkhianat
Seolah waktunya tepat, suara familiar terdengar dari ujung lorong.
“Elena.”
Aurora menoleh, dan di sana berdiri **Jiang Han**—pria yang secara teknis masih tunangannya.
Dengan wajah tampan, seragam yang dikenakan sedikit longgar untuk memberi kesan santai, serta tangan yang terselip di saku celananya, Jiang Han terlihat seperti pangeran dari luar.
Tapi Aurora tahu.
Di balik fasadnya, dia hanyalah seorang pengecut yang menikmati penderitaan orang lain.
Jiang Han melangkah mendekat dengan senyum setengah di wajahnya, seolah-olah ia sedang berbicara dengan seseorang yang berada di bawahnya.
“Kudengar kau masih belum menyerah,” katanya dengan nada mengejek. “Apa kau tidak malu setelah apa yang terjadi kemarin?”
Aurora memiringkan kepalanya sedikit. “Kenapa aku harus malu?”
Jiang Han terdiam sesaat.
Biasanya, Elena akan menghindari tatapannya dan berusaha menjelaskan diri. Tapi gadis ini?
Dia justru menatapnya dengan mata penuh penghinaan seolah Jiang Han bukan siapa-siapa baginya.
Gumaman mulai terdengar dari murid-murid di sekitar mereka.
“Apa-apaan ini? Elena tidak terlihat takut sama sekali.”
“Apa dia kena amnesia?”
Jiang Han mengerutkan dahi. “Kau benar-benar tidak tahu malu, ya?”
Aurora hanya tertawa kecil, tetapi tidak ada sedikit pun kehangatan dalam suaranya.
“Tidak tahu malu?” ulangnya. “Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu, Jiang Han.”
Kerumunan mulai berbisik lebih keras.
Shen Yue menegang di belakang Jiang Han. “Apa maksudmu?”
Aurora menatap langsung ke mata Jiang Han, senyum dinginnya tidak pernah luntur.
“Kau pria yang suka mempermalukan tunanganmu sendiri di depan umum,” katanya pelan, tapi jelas. “Dan kau masih berani berbicara tentang rasa malu?”
Kerumunan di sekitar mereka langsung terdiam.
Jiang Han mengepalkan tangan. “Elena, jangan berani—”
“Tunggu.” Aurora mengangkat tangannya, menghentikannya. “Aku hanya ingin bertanya sesuatu.”
Semua orang menunggu dengan tegang.
Aurora menyilangkan tangan di dada, lalu berkata dengan suara santai, “Sejak kapan aku menganggapmu sebagai tunanganku?”
Jiang Han terkejut.
Shen Yue terbelalak.
Kerumunan langsung gaduh.
“Apa-apaan ini? Elena menolak Jiang Han?”
“Apa dia sudah gila?”
“Aku pasti salah dengar...”
Tapi Aurora hanya tersenyum dingin.
“Elena Zhao yang dulu mungkin menganggapmu segalanya,” katanya pelan. “Tapi aku?”
Matanya bersinar tajam.
“Aku tidak butuh pria sampah dalam hidupku.”
Dan dengan itu, Aurora berbalik, melangkah pergi tanpa melihat ke belakang.
Ia meninggalkan Jiang Han, Shen Yue, dan semua orang dalam keheningan penuh keterkejutan.
Tapi ini baru permulaan.
Mereka tidak tahu bahwa Elena Zhao yang dulu telah mati, dan sekarang yang berdiri di depan mereka adalah Aurora De Luca.
Dan bagi mereka yang telah menyakitinya...
Neraka baru saja dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments