Udara di kamar kecil itu terasa dingin dan sunyi. Cahaya matahari yang menerobos masuk dari jendela kecil tidak cukup untuk menghangatkan tubuh lemah yang kini didiami oleh Aurora De Luca.
Tapi dia tidak peduli.
Dia tidak lagi merasakan ketakutan atau kepasrahan yang dulu ada dalam diri Elena Zhao.
Sekarang, tubuh ini adalah miliknya, dan dia tidak akan membiarkan siapa pun menginjaknya lagi.
---
Suara Langkah yang Mendekat
Aurora baru saja selesai membalut luka di tangannya ketika ia mendengar suara langkah kaki mendekati kamarnya.
Tok tok tok!
Ketukan pintu terdengar, lalu tanpa menunggu jawaban, pintu terbuka dengan kasar.
Di ambang pintu berdiri Liu Mei, ibu tiri Elena, mengenakan gaun sutra mahal berwarna merah anggur. Wajahnya yang selalu terlihat anggun di depan umum kini dipenuhi ekspresi jijik saat melihat Elena yang masih duduk di tempat tidur.
Di belakangnya, Zhao Ren, saudara tiri yang bahkan lebih kejam darinya, berdiri dengan tangan terlipat di dada. Matanya menyipit saat menatap Aurora dengan tatapan mengejek.
Aurora tidak bereaksi. Dia hanya menatap mereka dengan ekspresi datar, membuat Liu Mei sedikit tidak nyaman, meskipun wanita itu tidak menunjukkannya.
“Kau masih hidup?” suara Liu Mei dingin, penuh kebencian.
Aurora tersenyum kecil, meskipun luka di sudut bibirnya masih perih. “Sayangnya, aku masih di sini.”
Jawabannya yang santai membuat ekspresi Liu Mei berubah seketika.
Biasanya, Elena akan meringkuk ketakutan, menundukkan kepalanya, atau mencoba membela diri dengan suara gemetar.
Tapi gadis ini?
Dia terdengar terlalu…tenang.
Zhao Ren melangkah maju dengan smirk di wajahnya. “Tsk, tsk. Kudengar kau pingsan semalaman. Kupikir kau akhirnya mati.”
Aurora menatapnya tanpa berkedip. “Kecewa?”
Zhao Ren menyeringai, lalu tanpa peringatan menendang meja kecil di samping tempat tidur. Gelas air yang ada di atasnya jatuh dan pecah, airnya mengalir di lantai kayu.
“Jaga mulutmu, bajingan kecil,” desisnya. “Jangan lupa tempatmu di rumah ini.”
Aurora tetap diam, tapi dalam hatinya, dia mendecakkan lidah.
Dasar anak manja.
Jika ini dulu, mungkin Elena akan ketakutan dan meminta maaf. Tapi sekarang?
Zhao Ren hanyalah seekor anjing kecil yang menggonggong tanpa arah.
Liu Mei melipat tangan di dada, matanya menelusuri Aurora dengan pandangan penuh penghinaan.
“Kau benar-benar tidak tahu malu, ya?” katanya. “Setelah semua yang kami berikan padamu, kau masih berani bertingkah seolah kau korban.”
Aurora mengangkat alis. “Semua yang kalian berikan?”
Liu Mei tersenyum dingin. “Rumah ini. Makanan yang kau makan. Pakaian di tubuhmu.”
Aurora tertawa kecil, suara rendahnya terdengar mengejek. “Aku tidak tahu bahwa luka dan hinaan juga termasuk dalam daftar kemurahan hati kalian.”
Ekspresi Liu Mei berubah tajam. Elena Zhao tidak pernah berani berbicara seperti ini sebelumnya.
Wanita itu melangkah maju, tangannya melayang ke udara—
PLAK!
Tamparan keras mendarat di pipi Aurora.
Kepalanya menoleh sedikit ke samping, tapi matanya tetap tajam. Tidak ada air mata, tidak ada suara rengekan.
Liu Mei tersentak. Biasanya, Elena akan menangis dan meminta maaf. Tapi sekarang?
Aurora malah menatapnya langsung, tanpa sedikit pun rasa takut.
Zhao Ren melihat ini dan tertawa kecil. “Hah! Sejak kapan kau jadi berani? Jangan berpikir hanya karena kau bertahan hidup semalam, kami akan membiarkanmu hidup dengan nyaman.”
Liu Mei mengangguk, wajahnya sudah kembali dingin. “Benar. Jangan berpikir kau bisa keluar dari rumah ini begitu saja, Elena. Kau tidak punya tempat lain untuk pergi. Bahkan jika kau mencoba, kau akan kembali dengan ekor di antara kaki seperti anjing liar.”
Aurora menyandarkan tubuhnya ke kepala tempat tidur, tangannya terlipat santai di pangkuannya.
“Lalu, apa yang kalian inginkan dariku sekarang?” tanyanya santai.
Liu Mei mendecak kesal, tidak suka dengan nada bicara gadis itu. “Besok, kau harus pergi menemui Jiang Han.”
Aurora mengangkat alis. “Dan untuk apa aku menemui pria brengsek itu?”
Zhao Ren terkekeh. “Kau masih tunangannya, ingat? Ayah ingin kau tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga Jiang.”
Aurora nyaris tertawa. Hubungan baik?
Jiang Han adalah orang pertama yang mengkhianati Elena di sekolah. Pria itu selalu mempermalukannya, mengabaikannya, dan membiarkan Shen Yue menyiksanya tanpa pernah mengatakan apa pun.
Dan sekarang, mereka ingin dia tetap berhubungan dengan pria itu?
Sungguh lelucon.
Melihat Aurora tetap diam, Liu Mei menyipitkan mata. “Jangan berpikir kau punya pilihan.”
Aurora hanya tersenyum dingin. “Aku akan pergi. Tapi jangan menyesal nanti.”
Liu Mei mengerutkan dahi, tidak suka dengan nada misterius gadis itu. Tapi pada akhirnya, dia hanya mendecakkan lidah dan berbalik. “Jangan membuat masalah, Elena.”
Zhao Ren terkekeh. “Dan ingat, jangan bertingkah sok penting. Tidak ada yang peduli padamu.”
Setelah itu, mereka keluar dan menutup pintu dengan keras.
Kamar kembali sunyi.
Aurora duduk diam, jari-jarinya perlahan mengusap pipinya yang memerah karena tamparan tadi.
Perih.
Tapi ini bukan apa-apa dibandingkan peluru yang menembus tubuhnya saat dia masih Aurora De Luca.
Dia menarik napas panjang.
Baiklah. Jika mereka ingin dia bertemu Jiang Han, maka dia akan pergi.
Tapi dia bukan Elena Zhao yang dulu.
Jiang Han dan semua orang yang telah menginjaknya akan segera melihat neraka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
kanaikocho
Menyentuh banget.
2025-03-16
1