Kesunyian masih menyelimuti kamar kecil itu. Hanya suara napas pelan yang terdengar saat Aurora—sekarang Elena Zhao—duduk di tepi tempat tidur, merenungkan nasib baru yang kini harus ia jalani.
Kepalanya masih terasa berat, seolah ribuan ingatan berusaha menyerbu masuk sekaligus. Setiap gambar yang muncul di benaknya membawa rasa sakit yang begitu nyata, seperti luka lama yang kembali dibuka.
Memori Elena Zhao bukanlah sesuatu yang indah untuk dikenang.
---
Masa Kecil yang Kesepian
Elena adalah anak tunggal dari pernikahan pertama Zhao Tian dan mendiang istrinya, Song Lian. Sejak kecil, ibunya adalah satu-satunya cahaya dalam hidupnya. Song Lian selalu mengatakan bahwa Elena adalah gadis yang istimewa, bahwa suatu hari ia akan bersinar seperti bintang.
Namun, harapan itu hancur ketika ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang mencurigakan.
Elena yang saat itu baru berusia lima tahun tidak mengerti banyak hal. Yang ia tahu hanyalah bahwa ibunya telah pergi dan tidak akan pernah kembali.
Dan ayahnya?
Zhao Tian tidak pernah benar-benar peduli pada keberadaannya. Ia sibuk dengan bisnis, dan saat ia kembali ke rumah, tatapannya selalu dingin. Elena tumbuh dalam kesepian, tanpa kasih sayang dari siapa pun.
Namun, kesepian itu masih bisa ditahan—setidaknya sampai Liu Mei datang ke dalam hidupnya.
---
Neraka Bernama Keluarga Zhao
Zhao Tian menikahi Liu Mei ketika Elena berusia tujuh tahun. Awalnya, wanita itu bersikap manis, tersenyum lembut di depan ayahnya. Tapi begitu Zhao Tian pergi bekerja, topeng itu langsung runtuh.
Liu Mei mulai memperlakukannya seperti sampah—bukan dengan pukulan, tetapi dengan sikap dingin yang perlahan-lahan membunuh jiwa seorang anak kecil.
“Elena, mulai sekarang, kau harus belajar bagaimana menjadi anak yang tahu diri.”
“Elena, jangan makan terlalu banyak. Kau tidak boleh membebani keluarga ini.”
“Elena, ayahmu tidak suka anak perempuan yang cengeng. Jangan menangis.”
Awalnya hanya kata-kata. Tapi lama-kelamaan, hinaan berubah menjadi tamparan.
Jika Elena melakukan kesalahan kecil—seperti menjatuhkan gelas, atau mendapatkan nilai buruk—Liu Mei akan mencubit tangannya sampai membiru.
Ketika saudara tirinya, Zhao Ren, lahir, semuanya menjadi lebih buruk.
Sebagai putra satu-satunya Zhao Tian, Zhao Ren diperlakukan seperti pangeran kecil. Semua orang di rumah itu memujanya, termasuk pelayan-pelayan yang hanya berani diam saat melihat ketidakadilan yang terjadi.
Zhao Ren tumbuh menjadi anak yang kejam, mungkin karena ia melihat bagaimana ibunya memperlakukan Elena.
Sejak kecil, ia sering menarik rambutnya, menendangnya di bawah meja saat makan malam, atau bahkan menyembunyikan barang-barangnya hanya untuk melihatnya menangis.
Saat Elena mengadu pada ayahnya, Zhao Tian hanya menatapnya dingin.
“Jangan bersikap kekanak-kanakan, Elena. Kau harus lebih dewasa.”
Sejak saat itu, ia berhenti mengadu.
Karena tidak peduli seberapa keras ia mencoba, tidak ada yang akan berpihak padanya.
---
Penderitaan di Sekolah
Sekolah seharusnya menjadi tempat di mana seorang anak bisa merasa aman. Tapi bagi Elena, sekolah sama saja dengan neraka yang lain.
Saat masuk SMA, ia bertemu dengan Shen Yue—gadis kaya raya yang selalu haus akan perhatian.
Awalnya, Shen Yue hanya membencinya karena ia tunangan dari Jiang Han, pria yang disukai banyak gadis di sekolah. Namun, seiring waktu, kebencian itu berkembang menjadi sesuatu yang lebih kejam.
Setiap hari, Shen Yue dan teman-temannya akan menyebarkan gosip tentang Elena—bahwa ia anak haram, bahwa ibunya adalah wanita simpanan, bahwa ayahnya tidak menginginkannya.
Mereka akan menjatuhkan bukunya di lorong, mencuri seragam olahraganya, bahkan sekali waktu mendorongnya ke kolam renang saat musim dingin hanya untuk melihatnya menggigil kedinginan.
Dan Jiang Han?
Pria itu tidak pernah sekalipun membelanya.
Bahkan, ia sering ikut menertawakannya, seolah menikmati penghinaan yang diterima Elena.
Elena dulu mengira bahwa meskipun ia tidak dicintai oleh keluarganya, setidaknya tunangannya bisa menjadi seseorang yang peduli padanya.
Tapi kenyataannya?
Jiang Han adalah orang yang pertama kali mengkhianatinya.
---
Puncak Penderitaan
Malam sebelum kematian tubuh ini, Liu Mei dan Zhao Ren menyeretnya ke gudang belakang rumah. Mereka menuduhnya mencuri perhiasan yang sebenarnya tidak pernah ia sentuh.
“Elena, kau benar-benar tidak tahu malu,” suara Liu Mei penuh kebencian. “Kami sudah memberimu tempat tinggal, makanan, dan pakaian. Dan kau membalasnya dengan mencuri?”
“Aku tidak mencurinya!” Elena menangis, tetapi ia tahu bahwa kata-katanya tidak akan pernah didengar.
PLAK!
Tamparan keras mendarat di pipinya, membuatnya terhuyung.
“Kau pikir ayah akan percaya padamu?” Zhao Ren mencibir. “Dia bahkan tidak peduli apakah kau hidup atau mati.”
Mereka memukulinya malam itu. Bukan untuk membunuhnya, tapi untuk membuatnya menderita.
Namun, tubuh Elena yang lemah sudah tidak bisa bertahan lagi.
Di tengah rasa sakit yang menusuk, kesadarannya perlahan menghilang.
Dan saat itu—Aurora De Luca masuk ke dalam tubuhnya.
---
Kembali ke Masa Kini
Aurora membuka matanya dengan tajam.
Pikirannya kini telah sepenuhnya terhubung dengan memori tubuh ini. Ia tahu segalanya.
Ia merasakan segalanya.
Amarah memenuhi dadanya, bukan karena tubuh ini lemah, tapi karena tidak ada seorang pun yang melindungi gadis ini.
Elena Zhao telah mati dalam keputusasaan, tidak pernah mengenal cinta atau perlindungan.
Tetapi sekarang, tubuh ini bukan milik Elena lagi.
Ini adalah miliknya.
Aurora De Luca tidak akan menjadi korban.
Dengan tangan yang masih gemetar, ia menatap bayangannya di cermin. Mata yang dulu kosong kini menyala dengan sesuatu yang baru—kekuatan, tekad, dan amarah yang selama ini tidak pernah dimiliki tubuh ini.
Ia menarik napas dalam, lalu menggerakkan bibirnya, mengucapkan kata-kata yang membuat udara di sekelilingnya terasa lebih dingin.
“Mulai sekarang, aku bukan Elena Zhao.”
“Aku adalah Aurora De Luca.”
Dan bagi mereka yang telah menyiksanya?
Mereka akan belajar bahwa seorang ratu tidak pernah bisa dihancurkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments