Pertanyaan yang Menghantui

Setelah hampir lima belas menit menatap kosong ke meja makan, Marsha akhirnya melangkah ke kamarnya. Kepalanya penuh dengan pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawaban. Ia menimbang-nimbang perasaannya, mencoba memahami dorongan aneh dalam dirinya. Kenapa Sean mau menikahinya?

Selama ini, ia hanya menerima kenyataan bahwa pernikahan mereka terjadi karena keadaan. Namun, semakin hari ia tinggal di rumah ini, semakin besar keinginannya untuk tahu alasan di balik semua ini.

Ia membuka pintu kamar perlahan. Lampu utama sudah dimatikan, tetapi lampu tidur di sudut ruangan masih menyala redup, menciptakan bayangan samar di dinding.

Di sisi ranjang, Sean sudah berbaring dengan mata tertutup. Napasnya teratur, seolah sudah tertidur lelap. Entah kapan ia mulai tidur di ranjang, Marsha tidak mengingatnya.

Marsha menggigit bibirnya. Haruskah ia menunggu sampai besok? Namun, sebelum ia bisa memutuskan, suara berat Sean memecah kesunyian.

"Kamu cuma mau berdiri di sana?"

Marsha tersentak. Ia mengira Sean sudah benar-benar tertidur.

Pria itu membuka matanya perlahan, lalu menoleh ke arahnya. "Ada yang mau kamu katakan?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit serak, entah karena lelah atau kantuk.

Marsha menggenggam jemarinya sendiri, berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya memberanikan diri bertanya, "Kenapa kamu menikahi aku?"

Sean terdiam. Sorot matanya berubah, tetapi sulit ditebak. Beberapa detik berlalu sebelum ia akhirnya menarik napas panjang dan bangkit dari tidurnya. Ia bersandar pada kepala ranjang, menatap Marsha dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Apa ini baru mengganggumu sekarang?" tanyanya.

Marsha mengangguk pelan. "Aku cuma mau tahu," bisiknya, nyaris ragu apakah ia siap mendengar jawaban yang mungkin menyakitinya.

Sean tersenyum kecil, tetapi bukan senyum yang ramah. Ada sesuatu yang dingin di dalamnya.

"Kamu tahu alasannya, Marsha. Ini bukan tentang kita berdua, ini tentang bisnis keluargamu. Kamu menikah denganku karena keluargamu membutuhkan aku."

Marsha terdiam. Ia tahu itu. Ia sudah tahu sejak awal.

"Tapi kenapa kamu setuju?" lanjutnya, suaranya lebih pelan. "Kamu pria sukses, kamu bisa menikah dengan siapa saja. Kamu nggak perlu terikat dengan pernikahan seperti ini."

Sean menatapnya dalam, lalu tertawa kecil, tetapi tidak terdengar benar-benar bahagia.

"Kamu pikir aku menikahi kamu karena belas kasihan?" Sean tertawa kecil, tetapi tanpa kehangatan. "Jangan naif, Marsha. Aku punya alasan sendiri. Dan itu lebih rumit dari yang kamu bayangkan."

Marsha mengernyit. "Apa maksudmu?"

Sean tidak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya lama, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu.

Kemudian, ia berkata, "Karena aku mau membalas sesuatu."

Marsha semakin bingung. "Membalas?"

Sean kembali menyandarkan kepalanya ke kepala ranjang, menatap langit-langit kamar. "Ya, membalas sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu."

Marsha menunggu, berharap Sean akan melanjutkan, tetapi pria itu hanya terdiam.

"Kamu nggak mau menjelaskannya?" tanyanya akhirnya.

Sean menoleh padanya, lalu tersenyum samar. "Tidak untuk saat ini."

Marsha mengepalkan tangannya. Ia tidak tahu apa yang lebih membuatnya frustrasi—jawaban Sean atau sikapnya yang seolah menikmati kebingungan yang ia rasakan.

"Apa itu ada hubungannya dengan aku?" tanyanya hati-hati.

Sean tidak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak, sebelum akhirnya berkata pelan, "Mungkin."

Marsha mengembuskan napas keras. Ia merasa seolah sedang berbicara dengan teka-teki yang tidak bisa dipecahkan.

"Kalau gitu, aku akan menunggu sampai kamu mau memberi tahu," katanya akhirnya, suaranya terdengar sedikit lebih tegas daripada sebelumnya.

Sean hanya mengangkat bahu. "Terserah."

Setelah itu, ia kembali berbaring dan memejamkan mata, seolah percakapan mereka tidak pernah terjadi.

Marsha masih berdiri di tempatnya, menatapnya dengan campuran rasa frustrasi dan penasaran. Ada sesuatu di balik pernikahan ini yang belum ia ketahui. Dan ia bertekad untuk menemukan jawabannya.

Keesokan paginya, Marsha bangun dengan perasaan gelisah. Percakapannya dengan Sean semalam masih membebani pikirannya.

Saat ia turun ke ruang makan, ia melihat sarapan sudah tersaji dengan rapi. Pelayan rumah itu menyambutnya dengan sopan, seperti biasa. Namun, Sean tidak ada di sana.

"Di mana Pak Sean?" tanyanya pada pelayan.

"Pak Sean sudah berangkat kerja lebih awal, Bu," jawab pelayan itu. "Beliau menitipkan pesan agar Bu Marsha makan dengan baik sebelum pergi ke kampus."

Marsha hanya mengangguk pelan. Ia duduk di meja makan, menatap piring di depannya dengan perasaan yang sulit dijelaskan.

Meskipun ia masih merasa terkekang dalam pernikahan ini, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Sean tidak pernah benar-benar mengabaikannya.

Ia mungkin dingin, misterius, dan sulit ditebak, tetapi di balik semua itu, ada sesuatu yang belum bisa Marsha pahami. Dan ia tahu bahwa lambat laun, ia akan menemukan jawabannya.

...***...

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

marshal sangat penasaran sm sean kayaknya menyimpan rahasia...

2025-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pengorbanan yang Dipaksakan
2 Malam Pertama tanpa Cinta
3 Sangkar Emas
4 Makan Malam yang Dipaksakan
5 Dini Hari yang Kacau
6 Dalam Pelukan yang Tak Terduga
7 Hadirnya Vano
8 Pertanyaan yang Menghantui
9 Kedatangan yang Tak Terduga
10 Kebebasan yang Semu
11 Batas yang Ditetapkan
12 Warna dalam Kehidupan Marsha
13 Keputusan Sean
14 Dibalik Kilauan Berlian
15 Masa Lalu yang Kembali
16 Jarak yang Memisahkan
17 Hadiah yang Tak Terduga
18 Kepergian Sean
19 Sang Ibu
20 Benturan dengan Keluarga
21 Pulang Kerumah
22 Dalam Dekapan Sean
23 Pulang Bersama Sean
24 Bukan Pilihan, Hanya Kewajiban
25 Diantara Jarak dan Keheningan
26 Di Antara Cemas dan Harapan
27 Menemani dalam Luka
28 Sean yang Kembali Pulih
29 Rahasia yang Terungkap
30 Bayang-Bayang Ancaman
31 Batas yang Tak Terlihat
32 Penculikan di Tengah Senja
33 Pesan Ancaman
34 Mencari keberadaan Marsha
35 Saat Sean Menemukan Marsha
36 Jejak Dendam
37 Batasan Dalam Dendam
38 Luka yang Tak Terlihat
39 Dalam Dekapan yang Sesungguhnya
40 Pagi yang Berbeda
41 Pemburuan di Balik Bayangan
42 Keputusan yang Menentukan
43 Kepulangan yang Penuh Pertanyaan
44 Bayang-Bayang Masa Lalu
45 Ancaman yang Tak Terlihat
46 Musuh di Sekitar
47 Maya Kembali?
48 Hangatnya Malam Itu
49 Janji dalam Diam
50 Kebenaran atau Kebohongan
51 "Rahasia, Rencana, dan Masa Depan Kita"
52 Liburan Tanpa Batas
53 Ketika Ragu Mulai Menyusup
54 Antara Kata dan Bukti
55 Cinta atau Ilusi
56 Kebenaran yang Terungkap
57 Akibat Bermain Api
58 Hanya Ada Satu Pilihan
59 Jarak yang Harus Dijaga
60 Kepemilikan dan Rasa Cemburu
61 Rahasia Sean
62 Menggali Masa Lalu
63 Jejak yang Mulai Terungkap
64 Sean, Apa yang Kamu sembunyikan?
65 Rahasia yang Mulai Terbuka
66 Rahasia yang Menyakitkan
67 Flashback: Awal Mula
68 Marsha dan Diana: Menerima Kebenaran
69 Terikat Tanpa Sadar
70 Kehangatan yang Nyata
71 Diantara Bisnis dan Dendam
72 Perang yang Dimulai dari Meja Makan
73 Permainan yang Semakin Rumit
74 Investigasi Dimulai
75 Mengungkap Kebenaran
76 Pertemuan dengan Olivia Lancaster
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Pengorbanan yang Dipaksakan
2
Malam Pertama tanpa Cinta
3
Sangkar Emas
4
Makan Malam yang Dipaksakan
5
Dini Hari yang Kacau
6
Dalam Pelukan yang Tak Terduga
7
Hadirnya Vano
8
Pertanyaan yang Menghantui
9
Kedatangan yang Tak Terduga
10
Kebebasan yang Semu
11
Batas yang Ditetapkan
12
Warna dalam Kehidupan Marsha
13
Keputusan Sean
14
Dibalik Kilauan Berlian
15
Masa Lalu yang Kembali
16
Jarak yang Memisahkan
17
Hadiah yang Tak Terduga
18
Kepergian Sean
19
Sang Ibu
20
Benturan dengan Keluarga
21
Pulang Kerumah
22
Dalam Dekapan Sean
23
Pulang Bersama Sean
24
Bukan Pilihan, Hanya Kewajiban
25
Diantara Jarak dan Keheningan
26
Di Antara Cemas dan Harapan
27
Menemani dalam Luka
28
Sean yang Kembali Pulih
29
Rahasia yang Terungkap
30
Bayang-Bayang Ancaman
31
Batas yang Tak Terlihat
32
Penculikan di Tengah Senja
33
Pesan Ancaman
34
Mencari keberadaan Marsha
35
Saat Sean Menemukan Marsha
36
Jejak Dendam
37
Batasan Dalam Dendam
38
Luka yang Tak Terlihat
39
Dalam Dekapan yang Sesungguhnya
40
Pagi yang Berbeda
41
Pemburuan di Balik Bayangan
42
Keputusan yang Menentukan
43
Kepulangan yang Penuh Pertanyaan
44
Bayang-Bayang Masa Lalu
45
Ancaman yang Tak Terlihat
46
Musuh di Sekitar
47
Maya Kembali?
48
Hangatnya Malam Itu
49
Janji dalam Diam
50
Kebenaran atau Kebohongan
51
"Rahasia, Rencana, dan Masa Depan Kita"
52
Liburan Tanpa Batas
53
Ketika Ragu Mulai Menyusup
54
Antara Kata dan Bukti
55
Cinta atau Ilusi
56
Kebenaran yang Terungkap
57
Akibat Bermain Api
58
Hanya Ada Satu Pilihan
59
Jarak yang Harus Dijaga
60
Kepemilikan dan Rasa Cemburu
61
Rahasia Sean
62
Menggali Masa Lalu
63
Jejak yang Mulai Terungkap
64
Sean, Apa yang Kamu sembunyikan?
65
Rahasia yang Mulai Terbuka
66
Rahasia yang Menyakitkan
67
Flashback: Awal Mula
68
Marsha dan Diana: Menerima Kebenaran
69
Terikat Tanpa Sadar
70
Kehangatan yang Nyata
71
Diantara Bisnis dan Dendam
72
Perang yang Dimulai dari Meja Makan
73
Permainan yang Semakin Rumit
74
Investigasi Dimulai
75
Mengungkap Kebenaran
76
Pertemuan dengan Olivia Lancaster

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!