Hari pertama Marsha tinggal bersama Sean terasa begitu asing. Kamar yang begitu luas dan mewah tidak memberikan kenyamanan sedikit pun baginya. Langit-langit tinggi dihiasi plafon ukiran emas, dengan lampu gantung kristal Swarovski yang berkilauan di tengah. Dinding berlapis onyx hitam berkilau, memancarkan aura elegan yang dingin.
Ranjang king-size dengan headboard beludru yang dihiasi ornamen perak tampak begitu megah, sementara karpet sutra Persia yang lembut membentang di bawah kakinya. Lemari kaca dengan bingkai emas memajang koleksi parfum dan perhiasan eksklusif, menciptakan suasana seperti istana. Semua ini seperti dunia lain yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Namun, kemewahan itu tidak menghapus kegelisahan yang memenuhi dadanya.
Marsha berjalan perlahan menyusuri kamar, jemarinya menyentuh permukaan meja rias berukir. Pikirannya berputar tentang bagaimana kehidupannya ke depan. Apakah pernikahan ini benar-benar akan berjalan seperti yang ibunya harapkan? Ataukah justru menjadi awal dari penderitaan yang lebih besar?
Ia menarik napas dalam-dalam lalu duduk di tepi ranjang, mencoba menenangkan diri. Namun, keheningan itu segera buyar ketika suara pintu kamar mandi terbuka, dan Sean keluar dengan hanya handuk yang melilit pinggangnya.
Marsha spontan mendongak. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia melihat langsung dada bidang seorang pria. Otot-ototnya terbentuk sempurna, dengan butiran air masih menetes dari kulitnya yang kecokelatan. Pemandangan itu membuat Marsha membeku sejenak, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.
“Apa yang kamu lihat?”
Suara berat Sean membuatnya tersadar. Marsha buru-buru membuang pandangannya, wajahnya memanas. Tapi sebelum ia sempat mengatur napasnya, pria itu berjalan mendekat. Jarak mereka semakin dekat hingga Marsha bisa mencium aroma maskulin dari tubuhnya.
Tanpa peringatan, Sean mengangkat dagunya, memaksanya untuk kembali menatap mata tajam itu.
Napas Marsha tercekat. Kehangatan jemari Sean di kulitnya menciptakan sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Wanginya begitu memabukkan, namun ia segera mengusir pikirannya jauh-jauh. Ini bukan kisah romantis dalam novel. Ini pernikahan yang tak pernah ia inginkan.
“Kamu nggak akan nyentuh aku, kan?” suara Marsha terdengar gemetar, meski ia berusaha terlihat berani. Jauh di lubuk hatinya, ada ketakutan yang tak bisa ia sembunyikan.
Sean menatapnya lama sebelum akhirnya melepaskan cengkeramannya pada dagu Marsha. Pria itu tertawa kecil, nada suaranya penuh ejekan.
“Kamu pikir aku tertarik menyentuh kamu?”
Marsha mengerjapkan mata, merasa tersinggung sekaligus lega. Sean kemudian berjalan menuju walk-in closet tanpa melihat ke belakang, meninggalkan Marsha yang masih terpaku di tempatnya.
...***...
Malam itu terasa panjang. Marsha sudah berbaring di ranjang, namun pikirannya masih penuh dengan pertanyaan dan kekhawatiran. Sean yang kini sudah mengenakan pakaian tidur duduk di sofa, sibuk dengan ponselnya. Tidak ada percakapan di antara mereka.
Ketika akhirnya pria itu bangkit dan berjalan menuju ranjang, Marsha menegang. Namun, alih-alih naik ke ranjang, Sean justru mengambil bantal dan selimut. Ia berjalan ke arah sofa panjang di sudut kamar, lalu merebahkan dirinya di sana.
Marsha menatapnya bingung. “Kamu nggak tidur di sini?”
Sean melemparkan tatapan sekilas. “Aku nggak minat berbagi ranjang dengan wanita yang terpaksa menikah denganku.”
Hati Marsha terasa nyeri mendengar kata-kata itu. Meskipun pernikahan ini adalah paksaan, mendengar Sean mengatakannya dengan nada dingin membuatnya merasa semakin kecil.
Marsha memalingkan wajahnya, berusaha mengabaikan perasaan yang tak perlu. Ini bukan tentang cinta. Pernikahan ini adalah transaksi. Tidak ada yang perlu ia harapkan.
Namun, jauh di lubuk hatinya, ada sesuatu yang perlahan tumbuh—ketidakpastian dan rasa penasaran terhadap pria itu.
Siapa sebenarnya Sean Harris? Dan bagaimana kehidupannya akan berubah setelah ini?
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
marshal sangat penasaran dgn Sean Harris...
2025-03-21
0