bab 16

Tiga bulan kemudian... El kini sudah menempati tubuh itu selama hampir tiga bulan lamanya, banyak yang berubah dari El termasuk berat badan nya yang semakin meningkat dan pipi nya semakin bulat hingga membuat El jadi rebutan ketiga kakak nya. Tapi El begitu bersyukur bisa dipertemukan dengan keluarga yang selama ini dia impikan. Entah bagaimana jadi nya keluarga El yang asli, apa mereka tahu jika El sudah meninggal? Jika tahu pun apa mereka akan sedih? Atau mungkin bahagia? Entahlah yang jelas sekarang El begitu menikmati peran nya, bahkan El kini mempunyai kucing peliharaan nya berwarna oranye pemberian dari opa nya, ayah dari Clara. Siang hari nya, El sedang bermain di taman bersama kucing peliharaan nya selama dua bulan terakhir ini. Clara sedang menjalani syuting, Arkan sedang pergi ke perusahaan, sedangkan kakak El sedang sekolah. Di rumah, El di temani oma nya karena semenjak El melakukan pemotretan banyak fans yang berdatangan ke lokasi syuting untuk sekedar bertemu dengan El dan Clara, namun kali ini hanya Clara yang pergi sebab takutnya El merasa tak nyaman meskipun dikawal oleh bodyguard namanya fans tak ada yang tahu malah sering ada yang nekad mendekati.

" Gola cini puchhh. " Pipi El tampak kemerahan, ia menggunakan topi sebagai pelindung kepala dari terik nya sinar matahari. Kucing itu segera berlari menghampiri El dan berputar di kaki El sambil menyenderkan kepala nya seolah ia ingin di manja oleh El.

 " El sini dulu nak, minum dulu. " Ucap Dena oma alias ibu dari Clara.

 "Ayo gola. " El berlari dengan tubuh nya yang gempal, bahkan sekarang El mudah berkeringat harus selalu ngadem dan jika keluar pun wajib membawa kipas angin mini karena tak tahan dengan gerah.

 "Duduk dulu, sini oma bantuin." Dena menaikan El ke kursi kemudian memberikan satu gelas jus jeruk kepada El.

 "Ahhh cegal na, El mau itu. "Tunjuk El ke pizza yang masih hangat. Tenang itu buatan Dena sendiri jadi terhitung sehat dan higienis, tapi tetap saja makan El dibatasi karena mengingat sesuatu yang berlebihan itu tak baik.

" Boleh bentar. " Dengan telaten Dena membantu El Dena merasakan sedang merawat Clara saat waktu kecil.

" Kakak pulang." Teriak Kenan yang masih mengenakan seragam sekolah serta tas yang masih menempel di punggung Kenan.

" Kak Enan, cinii. " El melambaikan tangan nya, bahkan si Oranye pun menghampiri Kenan seolah menyambut Kenan.

" Bentar mau ganti baju dulu. " Teriak Kenan. Salah satu maid yang biasanya membantu Kenan menghampiri dan membantu Kenan untuk naik ke kamar nya.

" Ini apa oma? Lacana gini. "Saat menyuapkan pizza ke dalam mulut nya, El merasakan ada yang aneh.

"Oh itu, bukan apa-apa cuma lada, kenapa kepedesan?" Tanya Clara karena menambahkan lada lumayan banyak.

"Ndak, enak joss. " El mengangkat jempol nya kemudian kembali memakan pizza itu dengan tenang, sesekali si oren mendekati El untuk berbagi sosis ataupun daging yang menjadi topping pizza. Kenan datang kemudian duduk di samping El, terlihat El mulut nya belepotan karena mayones, tangan Kenan mengambil tissue kemudian melap bibir El.

" Aaaaa. " El. menyodorkan pizza yang hanya sisa pinggiran nya saja.

"Buat princess aja. " Tolak Kenan.

"Yaudah. " El. melahap langsung dengan utuh hingga membuat pipi El mengembung dan bibir nya maju ke depan karena saking penuh nya mulut El.

" Nanti keselek astaga. " Dena mengambil jus kemudian menyodorkan nya kepada El.

" Enywakk oma. "Ucap El dengan mulut yang masih penuh.

"Kunyah dulu. " Ujar Kenan. El mengangguk, kemudian langsung minum jus hingga membuat tenggorokan nya terasa dingin.

"Ahhh cegall. " Ucap Elsambil mengusap lehernya sudah seperti iklan di televisi.

***

Sore harinya, El sudah mandi, dan kini El sedang duduk di ruang keluarga. Kaethan, Kala dan Kenan pun sudah pulang. Mereka ditemani oleh Dena sedangkan kedua orang tuanya belum datang begitupun dengan opa nya.

"Ahhh El bocan. "Celetuk El yang kini menyandarkan kepala nya di sandaran sofa.

"Opa pulang. " Andre datang membawa paperbag besar membuat El langsung melompat dari sofa membuat ketiga kakak nya serta Dena terkejut dengan tindakan El yang secara tiba-tiba.

"Hati-hati." Ujar Ethan reflek berdiri.

"Astaga bocil!" Kala ikut reflek berdiri.

"Adek. " Kenan ikut berdiri, seperti nya El sangat hobi membuat orang seisi rumah panik dengan tingkah nya. Andre sudah berjongkok merentangkan tangannya berharap El langsung memeluk nya setelah seharian duduk dengan berkas-berkas yang membuat kepala Andre rasanya ingin pecah. Namun Andre tak merasakan apapun, rasanya hampa, saat membuka matanya mata Andre melotot melihat cucu nya malah memilih paper bag yang dia bawa. Bagaimana El tidak memilih paper bag, karena paper bag itu besar membuat El sangat penasaran.

" Kok gak peluk opa?" Tanya Andre.

"Ndak. " Jawab El, tangan kecilnya berusaha membuka paperbag itu, bahkan El membuka nya dengan tak sabaran.

"Woahhhh." Mata El berbinar melihat apa isi paperbag tersebut.

"Apa?" Tanya Kenan yang penasaran ikut mendekati Lili, menatap heran isi paperbag tersebut.

"Apa ini? Speaker?" Ujar Kenan.

" Acikk El bica kalokean, makacih opa. "El langsung memeluk Andre bahkan Andre bukan hanya mendapatkan pelukan melainkan kecupan juga di pipi nya. Wajah Andre yang tadinya keruh karena tak mendapatkan pelukan kini tersenyum cerah.

"Sama-sama, princess suka?" Tanya Andrew.

"Huum, El mau main cekalang." kataEl

" Baiklah minta tolong kepada bodyguard, opa mau mandi dulu ya, opa pinjam oma nya dulu boleh?" Tanya Andre.

"Boleh." Jawab El tersenyum cerah. Andre ke kamar yang biasanya mereka gunakan saat menginap di mansion

Dena mengikuti ke kamar sambil menenteng tas kantor Andre.

"Om tolong. " Ujar Lili menunjuk ke arah paper bag. Bodyguard dengan sigap langsung membantu menghidupkan speaker tersebut. Senyum El kian mengembang melihat speaker sudah hidup itu artinya konser El akan segera dimulai.

"Tunggu ya, janan kemana-mana. "Peringat El sambil berlari ke arah lift menuju kamar nya, tentu El diikuti oleh maid yang bekerja menjaga El.

" Mau ngapain tuh bocil?" Tanya Kala duduk di sofa

Sambil menatap speaker itu dengan perasaan bingung.

"Gatau. " Jawab Kenan sambil memainkan mainan nya.

Sedangkan Ethan memilih belajar sambil memperhatikan adiknya. Lima menit kemudian terdengar suara langkah kaki, membuat ketiga laki-laki yang sedang sibuk dengan dunia mereka masing-masing mencari sumber suara.

"Astaga. " Kenan menutup mulutnya dengan kedua tangan melihat siapa yang sedang berjalan ke arah mereka..

"Busett silau banget. "Timpal Kala.

"Mau apa lagi?" Ucap Ethan dengan malas nya karena dia yakin belajar nya akan benar-benar terganggu.

"Hallo cemuanya, ayo duduk ayo kita konsel belcama Rachel Teo ci cantik, imut nan pintal. " Teriak El. El tampak heboh menggunkan baju bling-bling serta sepatu berwarna merah muda. Tak lupa kacamata andalan nya yaitu kacamata berbentuk love membuat siapa saja tak akan mengira jika El adalah anak dari Clara seorang aktris sekaligus CEO dan Arkan seorang pebisnis terkenal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!