Chapter A¹O: Dimas dilema

Di pojokan rumah sakit, dimas tengah duduk dengan wajah yang begitu tidak tenang.

Bang hasan dang bang agung sudah sampai di rumah sakit.

Mereka langsung mencari dimana letak kamar tiwi di rawat.

Beberapa menit yang lalu mereka berdua sudah menghungi vigo untuk menanyakan dimana kamar tiwi.

Dan tak lama berselang, Bang agung dan bang hasan sudah sampai di depan kamar rawat tiwi.

Namun mereka berdua tidak jadi masuk setelah melihat dimas yang duduk sendiri di pojokan lorong rumah sakit.

Mereka berdua pun berjalan menghampiri dimas.

“Dimas bagaimana keadaan istri kamu?,” Ucap bang agung

Dimas hanya menatap sekilas.

“Kalian sudah sampai di sini, masuk lah, lihat sendiri kondisi tiwi,” Sahut dimas singkat

Bang agung dan bang hasan lantas tidak melanjutkan pembicaraan nya.

Mereka berdua meninggalkan dimas dan berbalik menuju kamar tiwi.

Sesampai nya mereka di dalam kamar.

Terlihat jika tiwi tengan tertidur cukup pulas dengan hembusan nafas yang cukup tenang.

“Bagaimana keadaan nya?,” Ucap bang agung

“Masih seperti biasa, Kemungkinan besar jika tiwi tidak ada perubahan, maka besok pagi dimas akan membawa nya berobat ke rumah sakit yang lebih besar lagi,” Sahut vigo

“Dia Pasti terlalu banyak fikiran karna masalah yang sedang terjadi sekarang ini,” Sahut bang hasan

Tiba tiba saja.

Buk sindi langsung bangun dari tempat duduk nya.

“Masalah? Masalah apa yang menantu ku fikirkan sampai masuk rumah sakit? Dimas tidak pernah bercerita akan ada masalah yang sedang terjadi,” Ucap buk sindi

Seketika mereka semua diam.

Bang hasan keceplosan, ia tidak sadar jika ada mertua tiwi yang ada di samping kamar.

“Kenapa kalian diam saja? Apa masalah nya? Cepat ceritakan,” Ucap buk sindi

“Buk tidak ada masalah apa apa, hanya masalah kecil saja,” Sahut bang hasan

“Tidak mungkin ini masalah kecil sampai² menantu ku masuk rumah sakit, cepat beri tahu aku, apa masalah nya,” Sahut buk sindi

“Buk tidak ada apa apa, ini hanya masalah keluarga saja, ada masalah du keluarga kami dan tiwi tidak bisa memikirkan itu, dia terlalu lemah, ini penyakit lama nya,” Sahut bang agung

“Tidak mungkin hanya masalah keluarga, Jika hanya masalah keluarga, tidak mungkin tiwi langsung kefikiran sampai seperti ini, aku yakin ini pasti masalah serius, buk sebaik nya kita bertanya kepada dimas saja, dimas pasti memberitahu kita apa masalah yang sebenar nya,” Sahut pak Rajasa

“Iya sebaik nya seperti itu, ayok kita cari dimana dimas, Tika cari ibu nanti kalo tiwi sudah bangun,” Sahut buk sindi

Buk sindi dan juga pak rajasa keluar dari dalam kamar dan mencari dimana dimas.

Mereka berdua akan menekan dimas untuk menceritakan akar masalah yang sebenar nya.

Masalah tidak akan selesai sampai di sini jika kedua orang tua dimas tau, mereka bukan orang bodoh yang bisa di bodoh bodohi begitu saja.

Buk sindi dan pak rajasa keluar untuk mecari dimas.

Dimas masih berada di pojokan.

Inu sindi berjalan menghampiri nya bersama dengan pak rajasa.

“Dimas,” Panggil buk sindi

Dimas seketika tersadar dari, entah apa yang sedang ia fikirkan.

“Dimas ibu mau bertanya sama kamu, dan kamu harus berkata jujur,” Ucap buk sindi

“Aku sudah tau arah pertanyaan ibuk, Buk bisakah kita berbicara nanti saja saat kita sudah di rumah? Sekarang dimas masih banyak sekali beban fikiran, jangan sampai kepala dimas pecah akibat banyak nya beban fikiran ini,” Sahut dimas

Pak rajasa memegang pelan pundak istri nya.

Seketika ia pun mengangukkan kepala, sembari memberikan kode kepada dimas jika mereka akan berbicara nanti saat di rumah.

Buk sindi dan pak rajasa akhir nya kembali ke kamar, ruangan dimana tiwi tengah di rawat.

Banyak yang sedang di fikirkan oleh raka, di antara nya adalah umur pernikahan nya yang baru menginjak 3 bulan, Dengan masalah yang datang silih berganti.

Bukan hanya itu, dimas juga memikirkan bisnis nya, dengan banyak nya masalah yang ada, yang dimas takutkan adalah jika bisnis nya akan kacau karna tidak bisa membolak balikkan fikiran nya.

Di sela sela diam nya. Tika memanggil dimas.

“Kak dimas, kak tiwi mencari kakak,” Ucap tika

Sontak dimas langsung berlari untuk menuju kamar nya.

Sesampai nya di dalam kamar, Dimas melihat jika sang istri ternyata sudah bisa bangun dan duduk dengan di pangku oleh kak elsa.

“Sayang kamu sudah bangun, Aku sangat lega sekali,” Ucap dimas

Tiwi hanya tersenyum pelan, kemudian ia terbatuk.

kak Agung dan juga kak hasan memegang pelan pundak dimas.

“Dimas bisakah kita berbicara sebentar, ada yang ingin abang bicarakan,” Ucap bang agung

“Iya dimas, ini sangat penting, bisa kah kita berbicara di luar,” sahut bang hasan

“Berbicara di sini saja, aku sedang sibuk, apa kalian tidak melihat ku? Istri ku tengah dalam keadaan seperti ini?,” Sahut dimas menggertak kedua abang nya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!