Keesokan harinya, Andam memutuskan untuk membawa Zea pulang ke rumah, karena kondisinya sudah membaik. Zea masih terlihat lemah, tapi dia sudah bisa berjalan dan berbicara dengan normal.
Gean dan Giska sangat senang ketika melihat ibu mereka pulang ke rumah. Mereka berdua langsung memeluk ibu mereka dan menanyakan tentang kondisinya.
Zea tersenyum dan memeluk anak-anaknya. "Ibu sudah baik-baik saja, anak-anakku. Ibu hanya perlu istirahat dan makan yang cukup."
"Anak-anak, kalian main dulu ya. Biarkan Ibu istirahat." kata Andam pada kedua anaknya.
"Baik, Ayah. Ayo, Dek, kita main dirumah sebelah." ajak Gean pada Giska. Mereka berdua segera berangkat.
Andam membantu Zea istirahat dikamarnya, dia membuatkan bubur kacang hijau dan susu kambing etawa untuk Zea. Setelah jadi, Andam membawanya ke kamar dan menyuapi Zea dengan telaten.
"Sebenarnya apa yang terjadi, Ze?" tanya Andam dia mengambil pinggiran selimut untuk membersihkan bibir Zea yang sedikit belepotan.
"Bu, Minah meminta kita pergi dari sini. Jika tidak, kita diminta membayar uang sewa sepuluh juta perbulan."
"APA!" Andam terkejut bukan main. "Kenapa bisa begitu? Dan apa masalahnya? Bukankah sebelumnya sudah sepakat dengan perbulan tiga juta!" Amarah Andam tidak bisa dikondisikan lagi.
"Itu namanya pelanggaran! Aku harus membicarakan ulang dengan pak Fatur dan bu Minah! Tiga juta perbulan juga sudah mahal, Ze. Hanya mendengar angka-angka itu disebut aku sudah pusing, mengapa ini justru dipersulit!" ucap Andam panjang lebar.
Andam tidak habis pikir, dimana kebijakan orang kaya seperti pak Fatur dan bu Minah. Apa mereka justru sengaja memanfaatkan keadaannya yang sedang berada dititik terendahnya. Jika iya, Andam berjanji akan membalas mereka dengan kesuksesan. Andam berjanji akan menjadi orang kaya dan lebih kaya dari mereka.
Zea menunduk takut melihat kemarahan suaminya, tetapi dia harus mengatakan yang sebenarnya. Zea meraih lengan suami dan menggenggamnya.
"Mas Andam, aku ingin mengatakan sesuatu. Tapi kamu harus berjanji tidak akan marah setelah mendengarnya." kata Zea.
Andam menetralisir perasaan yang bergemuruh karena menahan emosi. "Fokus sembuh saja dulu, Ze. Tidak perlu memikirkan yang lain." Andam kembali menyuapi Zea, tetapi dia menolak.
Gubrak
"ZEA ... DIMANA KAMU ... !"
Andam dan Zea terkejut mendengar teriakan dan pintu dibuka dengan kasar. Andam bergegas keluar dari kamar dan ternyata Bu Minah lah yang datang.
"Dimana wanita mu.ra.han itu!" Minah bertanya dengan wajah merah padam, dia sedang dikuasai amarah.
Andam terkejut. "Wanita mu.ra.han? Siapa yang Ibu maksud?"
Sementara didalam kamar, Zea sudah ketakutan mendengar teriakan yang dia tebak adalah Bu Minah. Dia tidak tahu harus apa. Tetapi dia tidak bersalah.
"Tentu saja wanita yang menjadi istrimu!"
"Ibu jangan sembarangan bicara ya! Istriku wanita baik-baik." Andam tidak terima Bu Minah menghina istrinya, walaupun Zea kadang membuatnya kesal dan sakit hati dia adalah wanita yang dicintainya, dia adalah Ibu dari anak-anaknya.
"Tidak ada wanita baik-baik yang suka menggoda suami orang! Gara-gara Zea, suamiku tidak pulang semalaman!" jerit Minah yang emosinya sudah tak terkendalikan lagi, rasanya dia ingin mencabik-cabik wajah Zea yang memang cantik dan masih muda dan membuatnya buruk rupa selamanya.
Zea menangis dalam diam dikamarnya, dia tidak sanggup mendengar hinaan dari Bu Minah untuknya.
Andam memicingkan mata. "Maksud Bu Minah?" tanya Andam dengan nada sedikit melunak.
Minah tersenyum sinis dan melipat kedua tangan didada. Dia menatap Andam dari atas sampai bawah. "Istrimu, Zea, dia kemarin berada dirumahku menggoda suamiku dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri suamiku sudah tidak berpakaian. Kuharap kamu paham apa itu artinya, Dam."
"Apa? Jadi pak Fatur dan Zea ... Selingkuh?" Andam tidak menyangka Zea tega menghianatinya dan berani melakukan hal menjijikan seperti itu.
"Tidak!"
Zea yang sudah muak mendengar tuduhan dan hinaan Bu Minah dari dalam kamar akhirnya keluar, dan dengan tubuhnya yang masih lemah dia akan menyuarakan kebenarannya.
"Aku bukan wanita murahan seperti yang Bu Minah katakan. Aku bersumpah tidak pernah menggoda suami Ibu. Dan aku bersumpah pak Fatur lah yang ingin melecehkanku. Jika Bu Minah tidak percaya, mari kita debat dipersidangan, dan aku yakin seyakin-yakinnya suami Ibu lah yanga akan MEM-BU-SUK dipenjara." ucap Zea penuh penekanan.
"Zea, apa yang kamu katakan? Sebenarnya ada apa ini?" Andam menatap Zea bingung, dia berusaha mencerna tetapi tidak menemukan akar masalahnya.
"Mas, kita pergi saja dari sini, masih banyak kontrakan yang akan menerima kita, jangan mentang-mentang kalian orang kaya dan seenaknya kalian menghina orang miskin sepertiku." kata Zea penuh kebencian pada Bu Minah.
Seolah mendapatkan vitamin, tubuh Zea yang lemas kini menjadi sehat dan bugar, dia berjanji akan menjadi orang yang sukses dan kaya, dia akan membalas dendam kepada mereka yang telah menghinanya dengan sebuah kesuksesan melebihi mereka semua.
Bu Minah terkejut dengan kata-kata Zea yang penuh kebencian. Dia tidak menyangka bahwa Zea akan berani melawan seperti itu.
"Aku tidak akan membiarkan kamu menghina aku dan suamiku!" kata Bu Minah dengan wajah merah padam.
"Aku tidak menghina. Aku hanya mengatakan kebenaran," jawab Zea dengan tegas.
Andam memicingkan mata, dia semakin tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia hanya tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Bu Minah berpaling untuk pergi, setelah melirik Zea dengan mata penuh kebencian.
"Aku tidak akan membiarkan kamu hidup dengan tenang!" kata Bu Minah sebelum dia pergi.
Zea menghela napas dan memandang Andam. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Mas. Tapi aku tahu bahwa aku tidak salah."
Andam memandang Zea dengan mata yang penuh pertanyaan. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia tahu bahwa dia harus mendukung Zea.
"Aku percaya kamu, Zea," kata Andam dengan nada yang lebih lembut.
Zea tersenyum dan memeluk Andam. "Terima kasih, Mas. Aku tidak bisa melakukan ini tanpamu."
...----------------...
"Apa! jadi Pak Fatur mau melecehkan Zea, Dam? Apa aku tidak salah mendengar? Bukankah Pak Fatur selama ini adalah orang yang bijaksana didesa kita. Wow, ini sulit dipercaya." kata Ajis, mereka kini dalam perjalanan menuju rumah teman Ajis yang biasa menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri.
Setelah Zea menceritakan kejadian yang sebenarnya, Andam berinisiatif untuk bekerja ke luar negeri saja. Andam ingin mengadu nasib disana. Semoga pulang nanti dia bisa sukses seperti yang dijangkakan.
Saat Andam mencari info lowongan kerja ke luar negeri kebetulan Ajis memiliki kenalan. Ceritanya mereka akan ke sana hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
maaf baru sempat mampir di karya keren ini 🥰
2025-03-30
0
Astrea
wah mau ke luar negeri ya Dam semoga sukses dan banyak duitnya
2025-04-08
0
DeanPanca
giliran digertak balik, esmosi.
2025-04-04
1